Bunga Di Kota Senyap
6. Fajar Bunga Bersemi

EXT. TAMAN KOTA - DAY

Keesokan harinya, Puspa berjalan melihat sekeliling, celingukan mencari cari sesuatu atau seseorang. Lalu Pusa melihat Tukang Minuman, Puspa menghampiri.

PUSPA

Mas, mas, lihat Fajar gak?

TK MINUMAN

Mas Fajar? Belum lihat tuh.

PUSPA

Biasanya dia di mana ya?

TK MINUMAN

Dia suka muter-muter. Coba aja di depan Masjid, warung Pak Sholeh.

PUSPA

Oke makasih ya.

.

EXT. DEPAN MASJID - DAY

Puspa berjalan ke Warung Pak Sholeh.

PUSPA

Misi Pak. 

SHOLEH

Mari silahkan.

PUSPA

Fajar gak ada?

SHOLEH

Fajar, belum ke sini dik. Adik siapa ya?

PUSPA

Saya temennya Fajar. Puspa eh Bunga.

SHOLEH

Ada pesen neng Puspa?

PUSPA

Bunga pak. Bukan Puspa. 

SHOLEH

Bunga.

PUSPA

Engng... bilang aja kalau saya ke sini.

SHOLEH

Gitu aja?

PUSPA

Ya. Makasih pak. Misi.

SHOLEH

Yo mari.

Puspa berjalan pergi.

.

EXT. JALAN KOTA - DAY

Puspa berjalan, celingukan.

.

EXT. TAMAN BERMAIN - DAY

Puspa melihat Fajar duduk di atas kotak yang tinggi. Puspa tersenyum, melambaikan tangan.

PUSPA

Fajar!

Fajar melihat Puspa, tersenyum, lega senang. Puspa menghampiri Fajar, naik ke atas kotak yang tinggi.

FAJAR

Kok ke sini? Masih galau ya?

PUSPA

Aku mencari kamu kemana-mana.

Puspa duduk di sebelah Fajar.

FAJAR

Melihat sesuatu yang mencurigakan?

PUSPA

Enggak. 

FAJAR

Terus?

PUSPA

Ya gak apa-apa. (jeda) Kok kamu di sini?

Fajar tersenyum.

PUSPA (CONT’D)

Lagi galau ya,... 

FAJAR

Kamu sepertinya sudah baikan. Baguslah. 

PUSPA

Aku agak baikan, giliran kamu yang galau. Gentian.

FAJAR

(menghela nafas)

Aku habis ditegur Nyonya besar.

Karena aku ngelakuin pekerjaan tidak sesuai perintahnya.

PUSPA

Nyonya Besar? 

FAJAR

Ya, boss ku. 

PUSPA

Oo gitu doang? Baper amat sih.

FAJAR

Karena akibat tindakanku, proyek besarnya, proyek yang sangat penting, jadi kocar-kacir.

Aku sih, tidak resah dengan marahnya Nyonya Besar,

tapi aku merasa bersalah, melihat proyek besarnya berantakan.

Gara-gara kelakuanku.

PUSPA

Proyek apa?

Fajar menatap Puspa.

FAJAR

Proyek yang bagiku juga penting,

dan sudah lama dirancang Nyonya Besar bersama timnya.

(menghela nafas) 

PUSPA

Ada yang bisa kubantu?

Fajar menoleh, menatap Puspa tajam. Puspa jadi salah tingkah.  

PUSPA (CONT’D)

Apaan sih?

FAJAR

Kamu,... Ah sudahlah. Kamu sediri gimana?

Yang kemarin bingung itu.

PUSPA

Yaah, begitulah.

Aku masih bingung sebenarnya, tapi kerasanya sih agak ringan. 

FAJAR

Sama. 

Fajar dan Puspa tertawa ringan.

FAJAR (CONT’D)

Aku senang kau di sini Bunga.

PUSPA

Aku juga.

Fajar dan Puspa diam sejenak, memandang anak-anak, langit senja. Fajar menoleh menatap Puspa. Puspa sedikit salah tingkah.

FAJAR

Sudah sore. Jalan yuk.

Puspa mengangguk. Lalu turun dari kotak tinggi.

.

EXT. JALAN KOTA - AFTERNOON

Fajar dan Puspa berjalan berdampingan.

PUSPA

Aku mengalami kejadian aneh.

Melihat orang bertopeng jawa, mengenakan jubah jawa hitam yang panjang,

membawa golok.

FAJAR

Mimpi?

Puspa melihat lengan kirinya, bekas goresan dahan.

PUSPA

Rasanya bukan mimpi. Tapi gak tahulah. 

FAJAR

Aku pernah dengar, dongeng tentang kelompok orang bertopeng jawa itu.

Mereka dibilang SIWO.

Puspa menoleh menatap Fajar tajam.

PUSPA

Siwo?

FAJAR

SIWO ini, Konon mereka itu kelompok dengan ritual aneh,

yang pada muncul saat bulan purnama, entah darimana,

membunuh orang-orang tertentu.

Katanya seringnya anak-anak yang diincar.

Lalu pergi menghilang. Tidak ada yang tahu.

Yaah, cuma dongeng.

PUSPA

Aku melihat SIWO Fajar. Aku takut setengah mati.

FAJAR

Lupakanlah Bunga. Kamu bukan anak-anak.

PUSPA

Aku melihat kota ini mati. Orang-orang menghilang.

Aku sendirian. Hiiih aku hampir gila jadinya.

FAJAR

Mungkin Kota ini menghadirkan realitas keadaan jiwamu yang sendiri dan kesepian. 

Puspa menatap Fajar.

FAJAR (CONT’D)

Kamu gak sendirian kan?

Ada banyak teman, keluarga. 

PUSPA

Aku sendirian Fajar.

Fajar menatap Puspa dengan tatapan tajam.

FAJAR

Ada aku.

Puspa menoleh, memandang Fajar.

FAJAR (CONT’D)

Kayaknya kamu harus melebur dengan teman-temanmu.

Supaya gak merasa sendirian.

.

EXT. RUMAH PUSPA - NIGHT

Fajar dan Puspa berjalan mendekati rumah.

FAJAR

Sudah sampai.

PUSPA

Terimakasih sudah nemenin aku.

FAJAR

Hmm... Kali ini, sebenarnya berbeda.

PUSPA

Maksudmu?

FAJAR

Sebenarnya, aku yang seharusnya berterimakasih padamu.

Kamu sudah membantuku.

PUSPA

Membantumu? Aku nggak ngapa-ngapain.

FAJAR

Kamu datang, menemuiku, menemani aku.

Itu sangat berarti bagiku Bunga.

Sungguh. Aku senang sekali. 

Puspa tersenyum. Fajar tersenyum.

FAJAR (CONT’D)

Oke, sampai besok ya.

Fajar pergi. Puspa masuk rumah, tersenyum sendiri.

FADE OUT

.

EXT. TAMAN KOTA - DAY

Keesokan paginya Puspa duduk di rumput bersama Mahasiswi #1, dan 3 mahasiswi lain, ngerumpi menikmati siomay. Fajar datang mendekati Puspa. Puspa melihat Fajar, tersenyum senang.

PUSPA

Ee.. Fajar.

Mahasiswi #1 dan 3 mahasiswi melihat Fajar, bisik-bisik, tersenyum.

FAJAR

Bunga! Lagi sibukkah?

PUSPA

Ini lagi ngerumpi aja sih.

FAJAR

Bisa gangguin bentar nih?

Fajar menggelengkan kepala, isyarat mengajak Puspa. Puspa mengambil tasnya. Bangkit dari duduknya.

PUSPA

Aku tinggal dulu ya.

MAHASISWI #1

Cie cie cie Bunga,...

3 Mahasiswi ketawa menggoda. Puspa melirik, melotot ke mahasiswi. 

PUSPA

Apaan sih?

Puspa dan Fajar berjalan. 

FAJAR

Kau gak sibuk kan?

Puspa menggeleng. 

FAJAR (CONT’D)

Aku sudah menunjukkan tempatku saat aku galau.

Kini aku ingin menunjukkan kamu tempat, di mana aku berada kalau lagi hepi. 

PUSPA

Kedengarannya menarik.

.

EXT. HALAMAN PANTI YATIM - DAY

Puspa dan Fajar berdiri di seberang jalan, memandangi Rumah Panti Yatim.

FAJAR

Di sini aku berada ketika aku hepi.

Fajar mengajak Puspa menghampiri Panti Yatim.

FAJAR (CONT’D)

Aku ingin berbagi hepiku dengan anak-anak ini.

Mereka sepertinya membutuhkan semua perhatian kita.

.

INT. PANTI YATIM - DAY

Fajar dan Puspa masuk. Hasan (L/45) petugas panti menyambutnya.

HASAN

Mas Fajar. Monggo mas.

Hasan menyalami Fajar. Fajar menyalami Hasan.

FAJAR

Pak Hasan. Kenalkan ini temen saya, Bunga.

Hasan menyalami Puspa.

PUSPA

Bunga.

HASAN

Ada yang bisa dibantu mas Fajar?

FAJAR

Ini mau main main aja Pak Hasan.

HASAN

O ya, monggo silahkan. Langsung aja, mau kemana monggo mas Fajar.

FAJAR

Mari pak.

Fajar dan Puspa masuk jalan-jalan melihat sekeliling, beberapa anak menyalami Fajar dan Puspa.

FAJAR (CONT’D)

Mereka anak-anak yang bisa dikatakan terbuang, terkucilkan, sendirian.

Entah karena kesengajaan, kecelakaan atau keadaan. Macam-macam latar belakangnya.

Siapa yang bisa membiarkan mereka hidup sendirian?  

Puspa menunduk.

FAJAR (CONT’D)

Aku kadang berpikir, di antara semua urusan penting di dunia ini,

mereka mustinya masuk urutan teratas, yang harus kita pikirkan.   

.

EXT. RUMAH PUSPA - AFTERNOON

Fajar dan Puspa berjalan arah pulang, mendekati rumah. 

FAJAR

Kau pendiam hari ini. 

PUSPA

Fajar, kamu menamparku dengan mengajakku ke Panti Yatim tadi.

FAJAR

Maaf, bukan maksudku,..

PUSPA

Bukan bukan itu. Aku seperti tersadar dengan keberadaanku di dunia ini.

Kita Tidak sendirian. Kita semua sama-sama hidup di dunia ini,

menginjak bumi yang sama, tidak untuk hidup sendiri-sendiri.

Tapi mustilah saling melengkapi dalam kebersamaan.

Puspa tersenyum.

PUSPA (CONT’D)

Aku lega Fajar. Aku kira aku menemukan arti keberadaanku. 

FAJAR

Syukurlah.

PUSPA

Ini memang kota yang aneh.

FAJAR

Kota Aneh karena Penguasa Kotanya orang yang aneh. hehe...

PUSPA

Penguasa Kota?

FAJAR

Ya, konon Kota ini punya kekuatan magis asalnya dari Penguasa Kota.

PUSPA

Siapa Penguasa Kota?

FAJAR

Tidak banyak yang tahu.

Katanya mereka tinggal di rumah besar, seperti Villa,

di lembah bukit timur. 

Fajar menunjuk sebuah bukit di timur.

FAJAR (CONT’D)

Ah sudah. Aku jalan dulu ya.

PUSPA

Makasih Fajar. Sampai besok ya.

FAJAR

Ee Bunga, sepertinya besok aku akan pergi sebentar,

ada beberapa hal yang harus aku selesaikan.

Puspa agak menunduk. Tersenyum.

FAJAR (CONT’D)

Sampai ketemu.

.

INT. RUMAH PUSPA - AFTERNOON

Puspa masuk, menunduk, melangkah pelan menuju kamar.

SFX: tok tok tok. Suara ketukan Pintu.

FAJAR (O.S.)

Bunga!

Puspa menoleh ke pintu, tersenyum, bergegas membuka pintu. 

PUSPA

Ya?

FAJAR

Aku tidak tahu gimana mengatakannya.

Puspa menatap fajar.

PUSPA

Ya?

FAJAR

Rasanya aku senang dan menikmati ketika bersama kamu.

Puspa tersenyum mengangguk.

FAJAR (CONT’D)

Hmm sudah malam. Aku jalan dulu ya. Makasih. Daa.

PUSPA

Daa.

Puspa menutup pintu, menyandar di pintu, tersenyum sendiri. Lalu berjalan santai menuju ke kamar sambil tersenyum.

SFX: tok tok tok. Suara ketukan Pintu.

Puspa menoleh, bergegas membuka pintu. Fajar di depan pintu.

FAJAR

Engng... mungkin aku tidak begitu pintar kalau bicara.

PUSPA

Maksudmu?

FAJAR

Aku rasa aku ingin jalan-jalan bersamamu, kalau kau gak keberatan.

Nanti, besok, atau kapan-kapan, aku akan senang sekali.

PUSPA

Iya aku juga.

FAJAR

Oke daah.

PUSPA

Daa.

Puspa menutup pintu, berjalan ke kamar sambil menggelengkan kepala dan tersenyum.

SFX: tok tok tok. Suara ketukan Pintu.

Puspa menoleh, menggeleng, bergegas membuka pintu. Fajar di depan pintu.

FAJAR

Maaf ganggu. Engg, kau tapi belum punya engng.. Pacar atau calon atau semacam,...

Puspa menggeleng sambil tersenyum. Fajar mengangguk.

FAJAR (CONT’D)

Engng,... baguslah. Ya udah, jalan dulu ya. Daa...

Fajar mundur 2 langkah,

FAJAR (CONT’D)

Kau tidak menutup pintunya?

PUSPA

Aku nutup pintu, nanti kau ketuk pintu lagi dan aku buka lagi? Hehe...

Fajar tersenyum.

PUSPA (CONT’D)

Mending aku menunggu kamu jalan sampai ke sana. 

Fajar terseyum, berbalik badan melangkah pergi sambil melambaikan tangan.

FADE OUT

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar