Bunga Di Kota Senyap
9. Bertemu SIWO

INT. KAMAR PUSPA - MORNING

Pagi menjelang, Puspa bangun dari tidurnya. Beranjak keluar.

.

EXT. RUMAH PUSPA - MORNING

Puspa pakaian rapi, keluar rumah. Melihat sekeliling, heran, sepi, tidak ada orang. Puspa langsung lemas, menghela nafas panjang. Berjalan gontai melihat kiri kanan, sepi, tidak ada orang.

.

EXT. JALAN MAWAR - MORNING

Puspa berjalan menengok kiri kanan, suasana sepi, tidak ada orang sama sekali.

PUSPA

Pamaaan...!!

Puspa jengkel, menendang nendang jalanan.

.

EXT. JALAN KOTA - MORNING

Puspa berjalan, berhenti sejenak, memutar badan ke kiri, ke kanan, menggeleng-gelengkan kepala. Menghela nafas.

.

EXT. CAFE GUNUNG - DAY

Puspa berjalan pelan, melihat sekeliling. Paman duduk di salah satu kursi Cafe Gunung, di trotoar pinggir jalan. Puspa bergegas menghampiri.

PUSPA

Paman!

SANG PAMAN

Puspa. Duduk sini nak.

PUSPA

Bunga itu saudara kembarku. Aku punya saudara Paman!

Yang berapa hari lalu aku lihat, sepertinya itu Bunga!

SANG PAMAN

Kau kelihatan senang. Kau baru tahu ya?

PUSPA

(mengangguk)

Paman tahu di mana dia sekarang?

SANG PAMAN

(menghela nafas)

Kalau menurut berita yang beredar,

Bunga dan Ibumu meninggal dalam kecelakaan mobil, 16 tahun yang lalu.

PUSPA

Sudah meninggal? Terus yang tempo hari aku lihat?

Sang Paman menggelengkan kepala.

SANG PAMAN

Pertanyaanya mungkin, ‘kenapa selama ini kamu tidak tahu?’

Puspa menunduk.

PUSPA

Tidak ada yang memberitahu aku.

SANG PAMAN

Atau memang selama ini kamu tidak pernah peduli barangkali. 

Puspa menunduk sedih. Suasana hening sejenak.

SANG PAMAN (CONT’D)

Apa yang sebenarnya kau cari Puspa?

Siapa sebenarnya kamu ini?

PUSPA

Aku tidak tahu paman. Aku tidak tahu.

SANG PAMAN

Tidak tahu atau tidak peduli?

Puspa menatap Paman.

PUSPA

Pertanyaan paman itu menusuk kuping, mengiris otakku, menohok dadaku.

Aku sendirian, ketakutan setengah mati, kebingungan yang membuatku gila. 

Puspa mulai menangis.

PUSPA (CONT’D)

Dan Paman malah menterorku dengan pertanyaan pertanyaan

yang membuatku semakin bingung, semakin tambah pusing.

Aku tidak mau semua ini! Aku ingin semuanya berakhir! (terisak)

Puspa mengusap airmata di pipinya.

PUSPA (CONT’D)

Oke aku memang tidak tahu apa-apa. Tidak tahu semua pertanyaan Paman.

Mungkin memang selama ini aku tidak peduli dengan semuanya!

Aku mungkin memang egois selama ini!

Kalau paman tahu, kenapa paman tidak memberitahuku sekarang! Hah?!

Apa yang harus kulakukan?! 

SANG PAMAN

Nah itu pertanyaanmu yang paling bagus selama ini.

“Apa yang harus kau lakukan”

Sang Paman bangkit dari duduknya. Berjalan menghampiri Puspa. Mengusap lembut pundak Puspa.

SANG PAMAN (CONT’D)

Sayangi dan maafkan orang lain, Puspa.

Itu yang akan membuatmu jadi tahu.

Sang Paman berdiri menatap pemandangan. Puspa menunduk, masih menangis.

SANG PAMAN (CONT’D)

Kau menangisnya jangan lama-lama Puspa.

Nanti aku jadi ikut menangis juga.

Sang Paman berjalan santai menuju jalan. Puspa bangkit, berdiri menatap Paman.

PUSPA

Paman mau ke mana?

Sang Paman berdiri di tepi jalan raya, membelakangi Puspa. Diam mematung.

PUSPA (CONT’D)

Paman mau pergi meninggalkan aku sendiri lagi?

SANG PAMAN

Saat ini aku ingin sekali menemanimu Puspa.

Tapi, aku harus pergi.  

Sebuah mobil tiba-tiba datang, berhenti di jalan, tepat di depan Sang Paman. Sang Paman langsung masuk ke mobil dan pergi. Puspa bengong sesaat, berlari mengejar Paman.

PUSPA

Paman! Paman! Pamaaann!!!

Puspa memandangi mobil yang melaju kencang, menjauh, hilang di kejauhan.

Puspa duduk, kepalanya menunduk, lama. Kemudian berjalan gontai, pulang.

FADE OUT.

INT. RUMAH PUSPA - NIGHT

Hari mulai Gelap. Puspa duduk di kursi, memeluk kedua lutunya, pandangan menerawang. Wajah galau sedih.

FADE OUT.

EXT. JALAN MELATI - DAY

Puspa berjalan gontai, memandangi toko-toko, sepi, tidak ada aktifitas, tidak ada orang. 

SFX: Anak kecil menangis, sayup-sayup pelan.

Puspa kaget, menoleh ke kiri, ke kanan. Heran takut. 

SFX: Anak kecil menangis, makin keras.

Puspa tegang, melihat kiri-kanan, berlari mencari asal suara.

PUSPA

Adiik..?!

Puspa berlari.

.

EXT. TAMAN KOTA - DAY

Puspa berlarian mencari asal suara anak kecil menangis.

Di ujung tikungan jalan, anak kecil (L/9) berlari, menangis ketakutan. Puspa melihat kaget, ragu-ragu, takut.

2 SIWO muncul dari tikungan, menghunuskan golok, berjalan mengikuti anak kecil. Anak kecil, teriak, ketakutan, menangis sambil berlari. Anak kecil terjatuh, ketakutan menangis, tidak bisa berdiri. 2 SIWO mendekati anak kecil. 

Puspa kaget, berlari menghampiri anak kecil.

PUSPA

Dik dik dik ayo ayo sini sini,...

Puspa menggendong anak kecil, terus berlari. 2 SIWO melihat Puspa, mempercepat langkah jalannya, mengejar. 

.

EXT. JALAN MELATI - DAY

Puspa, berlari menuju samping sebuah rumah, lalu sembunyi. Puspa meletakkan anak kecil di sisinya, menatapnya, lalu menaruh telunjuknya di depan mulutnya, tanda untuk diam. Puspa terengah-engah.

Anak kecil duduk, melihat Puspa, ketakutan, mengangguk.

Puspa mengintip jalanan. 2 SIWO berjalan pelan, menyeberang jalan, menoleh ke kiri, ke kanan.

Anak kecil menyenggol kayu yang bersandar hingga jatuh, menimbulkan suara. Puspa kaget, anak kecil kaget. Puspa langsung mengintip ke 2 SIWO.

2 SIWO melihat ke arah Puspa sembunyi. Berjalan mendekati. Puspa kaget. Puspa menggandeng anak kecil berlari ke belakang rumah. Anak kecil tertatih tatih berjalannya, lalu Puspa menggendongnya.

.

EXT. BELAKANG RUMAH - DAY

Puspa berlari. sembunyi di belakang rumah. Anak kecil ketakutan, menangis.

ANAK KECIL

Engngng takut,...

PUSPA

Ssst ssst iya,... tenang ya. Jangan bersuara, nanti ketahuan.

Ini kayak main petak umpet.

Puspa mengintip, 2 SIWO mendekati tempat puspa sembunyi. Puspa panik, menggandeng setengah menyeret anak kecil, masuk rumah.

.

INT. RUMAH SEMBUNYI - DAY

Puspa dan anak kecil masuk mengendap-endap. Puspa mengintip melalui lubang di dinding. 2 SIWO mendekati pintu rumah. Puspa panik, lalu mengajak anak kecil mengendap-endap cepat, naik tangga, sembunyi di samping sebuah almari. 

SFX: suara pintu terbuka, langkah kaki.

Puspa dan anak kecil di samping almari, gemetar, keringat dingin. 

SFX: suara langkah kaki, menaiki anak tangga.

Puspa menggandeng anak kecil, panik, melihat sekeliling. Tidak ada pintu, tidak ada jendela. Terpojok. 

Puspa mengendap-endap menyuruh anak kecil sembunyi di bawah bifet. Lalu menaruh ujung jari di depan mulutnya. 

Puspa lalu mencari-cari dan memungut sebatang kayu, untuk dijadikan senjata. Puspa mengendap-endap, menyandar badannya ke dinding. 

SFX: KRAK (lantai kayu jebol)

Lantai yang diinjak Puspa rapuh, jebol, Puspa jatuh ke lantai bawahnya.

SFX: Brug!

Puspa Pingsan.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar