Buku Catatan Papa (Script)
7. Babak II - part 4

37. EXT. RUMAH YATIM - DAY

Kalya berjalan keluar dari Rumah Yatim bersama Dana dan FITRI(24), seorang pegawai Rumah Yatim yang juga merupakan kenalan Kalya.

KALYA
Ya udah gitu aja Fit. Gue berharap bisa bantu-bantu juga sebenarnya.
FITRI
Santai aja Kal. Untuk penataan, beneran bisa kami bantu kok.
KALYA
Aduuh, makasih banget ya Fitri, sori banget ya mendadak gini.
FITRI
Eh nggak dong, malah justru kita yang terima kasih loh karena kalian sudah milih tempat ini sebagai bagian dari sejarahnya Dana. Ya Dana ya?

Tersenyum ke Dana.

FITRI(CONT'D)
Eh iya Dana, kamu itu sebenarnya suka kartun apa?
DANA
The Lion King!
FITRI
Oh yang Singa itu ya? Oke deh, nanti tante Fitri buatkan temanya yang tentang binatang ya?

Dana menganggukkan kepala sambil tersenyum.

DANA
Terima kasih Tante Fitri.
KALYA
Hahaha... sebenarnya kartun kesukaan papanya juga itu. Makannya, nular deh ke anak satu-satunya. Ya udah kalo gitu Fit, gue cabut dulu.
FITRI
Hati-hati Kal!

Kalya langsung merangkul Dana untuk berjalan ke mobil.

KALYA
Yuk sayang.

38. INT. RUANG KELUARGA, LANTAI 1, RUMAH DARMAWANGSA - NIGHT

Jam dinding menunjukkan pukul 9 malam.

Dengan kondisi TV yang menyala, Dana terduduk lesu di sofa sambil melihat ke arah kreasi tanah liat yang dia buat sebelumnya bersama Darma.

Kalya menghampiri Dana sambil membawa segelas susu hangat. Dengan menatap simpatik, Kalya pun duduk di sampingnya Dana.

KALYA
Dana ... kok cemberut gitu?
DANA
(lirih)
Papa sibuk lagi?

Kalya tampak pura-pura berpikir.

KALYA
Hmmm...? Nggak kok. Tadi itu, Papa dapat panggilan dari temen kantornya. Papanya Dana itu kan atasan juga, jadi selain yang ada di rumah, Papa harus bertanggung jawab juga dengan temen-temennya. Gitu. Tapi tante yakin, Papa besok bakal nemenin Dana. Ya?

Dana sedikit tersenyum.

KALYA
Ya sudah. Ini Susu hangatnya sayang, diminum dulu. (memberi segelas susu)

Dana mengambil gelas Susu itu.

Usai memberikan gelas itu ke Dana, Kalya masih sedikit termenung.

KALYA
Eh tante tinggal bentar ya. Nanti kalo misal udah selesai, bilang Bi Imah. Biar ditemenin dulu tidurnya sama Bi Imah, nanti tante nyusul kok. Yah sayang ya?

Dengan memegang segelas susu, Dana hanya menganggukkan kepalanya sambil menonton acara di TV.

Kalya pun berdiri dan segera berjalan menuju kamarnya.

39. INT. KAMAR KALYA, LANTAI 2, RUMAH DARMAWANGSA - NIGHT

Kalya memasuki kamarnya.

Wajah Kalya tampak kesal. Dia segera menghampiri mejanya untuk mengambil Ponsel. Dia pun duduk di tepi kasur dan berusaha untuk menelpon Kakaknya.

SUARA NADA SAMBUNG.

Panggilannya sempat tak terjawab 2 kali, lalu Kalya menelpon untuk yang ketiga kalinya.

40. INT. KANTOR VELVET SQUARE - NIGHT

Dengan setelan wajah yang sudah terlihat capek dan sedikit basah karena keringat. Darma masih duduk di meja meeting bersama Janu dan 4 rekan kantor lainnya. Mereka semua terlihat sibuk menyelesaikan pendataan ulang untuk rekap Revenue kantor.

Saat kerja, Darma sempat meletakkan punggungnya di sandaran kursi. Darma pun merasakan sebuah getaran ponsel dari jaketnya yang tergantung di kursi kerja, Darma pun segera mengambil ponsel itu dan melihat nama orang yang memanggil dia melalui telpon genggam pribadinya. Panggilan tersebut dari Kalya.

DARMA
(Ke Janu) Eh bentar ya

Darma segera berdiri dan berjalan keluar ruangan meeting sambil menjawab ponselnya, suasana di luar ruang meeting tampak sepi, sedikit gelap dan tidak ada satu orang pun di tempat itu. Hanya tampak meja dan kursi para karyawan yang sudah kosong.

DARMA
Kal? Ada apa?

Darma pun segera duduk di kursi salah satu karyawannya yang kosong. Sesekalinya dia masih terbatuk.

INTERCUT KALYA/DARMA.

Dengan wajah yang datar, Kalya coba membuka pertanyaan.

KALYA
Mas Darma masih di kantor?
DARMA
Iya Kal, kebetulan tadi temen mas Darma ada yang butuh bantuan. Jadi mas Darma harus ikut segera menyelesaikan semuanya.
(beat)
Eh tadi jadinya gimana? Bisa kan ngadain acara di tempatnya kenalanmu itu?
KALYA
(menghela napas)
Bisa, nanti disiapkan juga dari pihak Rumah Yatim.
DARMA
Oh ya bagus lah. Dana sekarang udah tidur?
KALYA
Belum, dia lagi nonton TV. Sambil minum susu hangat mas di bawah, tadi Kalya yang buatin.

Darma tersenyum.

DARMA
Makasih ya Kal udah mau direpotin, nanti abis itu kamu ajak dia tidur ya. Jangan sampai malem-malem pokoknya, soalnya besok kan dia harus bangun pagi dan biar pas acara besok, dia nggak terlalu capek. Oke Kal?

Hening.

Kalya hanya terdiam sambil memasang muka kecutnya.

DARMA
Kal? Halo?
KALYA
(kesal)
Mas? Mas Darma ngajak Kalya kesini bukan serta-merta ngejadiin Kalya sebagai penggantinya mas Darma kan mas?
DARMA
Hah?! Ya nggak dong Kal--
KALYA
(kesal)
... Ya terus? Kenapa sekarang mas Darma udah sibuk kerja lagi? Janjinya apa? Sebelum Kalya kesini, Mas Darma bilang sendiri kalo mas Darma itu bakal ambil cuti panjang sampai Kalya pulang lagi nanti?
DARMA
Kal, mas Darma itu di kantor--
KALYA
(bentak)
... terus bedanya sama Bapak apa mas!?

Kalya mulai menitikkan air mata.

DARMA
Kal...
KALYA
(kesal)
Sekarang kamu jadi paham kan mas? Betapa sulitnya menjadi orang tua yang harus berbagi waktunya dengan keluarga, di sisi lain mereka juga harus mencari uang di luar sana, agar keluarganya tetap bisa bertahan hidup? Apa kamu pernah berterima kasih kepada mereka? Nggak kan?! Yang ada malah kabur dari rumah!

Darma mulai diam dan terlarut sedih ketika mendengar itu.

KALYA(CONT'D)
(memelankan suaranya)
Seusai mas Darma kabur dari rumah, esoknya Bapak pergi kerja tapi nggak pulang-pulang? Dan dapet kabar dari rekan-rekan kerjanya kalo dia dinyatakan hilang?
(Beat)
(Lirih) Mas Darma tahu soal itu kan?

Tampak Darma hanya terdiam.

KALYA(CONT'D)
Mas Darma dulu kemana saat itu? Ibu itu khawatir banget loh mas, sampai beliau jatuh sakit mikirin mas sama bapak!
(beat)
Bahkan ibu itu tuh sempat cemas mikirin kamu, ibu kira kamu itu kenapa-kenapa saat tragedi 98.

Darma mulai tertegun sedih. Kalya pun menghela napasnya.

KALYA(CONT'D)
Kalya juga ngerti kok mas ... waktu itu mas Darma terlalu menyalahkan bapak, karena mas Darma sendiri merasa nggak pernah dapat contoh yang baik dari seorang Bapak. Nggak pernah dapat perhatian dari Bapak. Nggak pernah diajarkan sama Bapak. Bahkan kesalahan mas Darma sendiri yang tidak bisa melawan saat sering di Bully dan gagal mendapatkan wanita idaman juga yang mas Darma salahkan Bapak! Iya kan? Egois!
(beat)
Asal tau aja mas, sampai sebelum bapak itu hilang. Bapak masih punya banyak hutang di mana-mana yang harus segera terbayarkan. Dan bapak berusaha kerja keras untuk melunasi semua hutang itu.

Isakan tangis Kalya semakin deras.

Kata Ibu, keinginan bapak saat itu hanya mau keluarga kita tetap bertahan di dalam kondisi ekonomi yang sedang carut marut saat itu. Itulah kenapa Almarhum Bapak tidak cerita banyak. Hanya almarhum ibulah yang menceritakan itu semua, tepat sebelum dia meninggal. Dan saat itu pun, mas Darma masih tetap nggak ada di sisi Ibu kan?
(beat)
Terakhir, Almarhum Ibu juga bilang ... Bapak sebenarnya menginginkan anak pertamanya, Kamu! Agar bisa dewasa dengan caranya sendiri. Ibu juga bilang bahwa Bapak dan Ibu, sebenarnya sayang banget dengan mas Darma.
(beat)
Cuma mereka hanya nggak sempat untuk berbicara dengan kamu mas. Kamu terlalu sibuk mengurusi urusan pribadimu mas.

Yang awalnya terdiam karena masih mendengarkan pembicaraan Kalya melalui Ponsel, Darma pun langsung memukul keras mejanya dan menutupi kedua matanya dengan telapak tangan kirinya, Darma tampak menahan tangis.

41. INT. RUANGAN MEETING, KANTOR VELVET SQUARE - NIGHT

Tampak semua karyawan yang masih melembur di ruangan Meeting, termasuk Janu melihat heran ke arah asal dari suara gebrakan meja itu.

KARYAWAN 1
Pak Darma kenapa?
KARYAWAN 2
Anjir, meja gue tuh!
KARYAWAN 4
Eh bukannya Mas Nandra pernah bilang kalo Pak Darma punya kondisi kesehatan yang buruk ya? Jadi ngerasa nggak enak nih sama Pak Darma, gara-gara kita ya?
KARYAWAN 3
Iya, kemarin siang gue juga baru denger dari Apri, bawahannya Nandra.

Janu yang melihat simpatik ke Darma pun, segera mengkomandokan kembali rekannya untuk fokus menyelesaikan tugasnya masing-masing.

JANU
Eh guys, Tugas kita malam ini cuma menyelesaikan kerjaan yang keliru ini kok, bukan yang lain. Yuk kembali fokus.

Para karyawan pun kembali fokus ke kerjaannya.

Janu terdiam sambil memikirkan sesuatu dan tiba-tiba arah pandangannya mengarah ke para karyawan itu yang seakan-akan ingin membicarakan sesuatu.

INTERCUT KALYA/DARMA.

Darma mulai terdengar tersedu-sedu dari dalam ponselnya Kalya. Kalya yang mendengar itu langsung mencoba simpatik ke kakaknya.

KALYA
(pelan dan lembut)
Mas? Aku sebenarnya nggak ada maksud untuk menyinggung masa lalu, cuma aku ngerasa kasihan dengan Dana mas. Di rumah dia selalu main sendiri, nonton TV sendiri, Belajar sendiri. Jadi maksud Kalya, kalo memang mas Darma niat--

Dengan menahan tangisan, Darma memotong pembicaraan.

DARMA
Kal ... bisa minta tolong kasihin telpon ini ke Dana? Mas Darma mau bicara.

Kalya coba menenangkan diri dan menghela napas.

42. INT. RUANG KELUARGA, LANTAI 1, RUMAH DARMAWANGSA - NIGHT

Kalya berjalan ke arah Dana yang masih duduk sambil memegang segelas susu di depan TV. Kalya tampak memaksakan senyum diantara kesedihannya.

KALYA
Dana, ini ... papah mau bicara?

Kalya memberikan ponsel itu dan langsung duduk di sebelahnya Dana.

INTERCUT DANA/DARMA.

DANA
Papa? (mengambil telpon) Halo Pah?
DARMA
Dan... (isakan tangis dan batuk)
DANA
Papa kok menangis?

Mendengar itu, Darma menahan tangisannya dengan senyum dan tawa kecil.

DARMA
Maafin Papa ya Dan. Karena seharusnya hari ini, Papa itu ada untuk bermain bersama kamu. Untuk lanjut berpetualang bersama-sama seperti kemarin.
DANA
Nggak apa-apa kok Pah, Dana paham kok kalo Papa memang bekerja demi Dana.

Tangisan Darma semakin tersedu-sedu.

DARMA
Makasih ya Dana ya ... Makasih.
DANA
Pah, Papa kenapa menangis?

Darma hanya diam tersedu-sedu dan tidak menjawab.

DANA
Pah? Memang seekor Singa juga bisa menangis ya?

Darma yang mendengar itu langsung tersenyum dan sedikit mengusap air matanya.

DARMA
Hahaha... Iya ya? Air mata dari mana ini ya?
DANA
(tersenyum) Semangat Pah buat kerjanya! Dana akan selalu menunggu Papa kok di rumah.

Darma pun tertawa di dalam tangisannya.

DARMA
Hahaha... makasih ya Dana. Oh iya, besok kamu mau kado apa?
DANA
(mikir) Dana mau ... Dana ... Apa ya Tante ya?
KALYA
Loh ya kamu dong. Hahaha ... kok tanya ke Tante sih?
DANA
(melas)
Ya apa dong tante, Dana kan bingung.

Dengan sedikit terbatuk dan mengelus-elus dadanya. Darma yang mendengar suara lucu Dana dari ponsel itu pun langsung tertawa.

DARMA
Hahaha ... Apa hayo?
DANA
Bingung Pah ... Papa aja lah yang nentuin. Yang penting Papa ada di samping Dana besok untuk nemenin niup lilinnya. Janji ya?

Darma pun hanya tersenyum lembut mendengar itu.

DARMA
Janji dong! Laki kan harus nepatin janjinya. Besok pagi-pagi banget, Papa pulang kok.
DANA
Yes!
DARMA
Ya sudah, sekarang tidur sana gih! Besok ngantuk lagi pas niup lilin.
DANA
Iya pah!

Dana langsung memberikan ponsel itu ke Kalya dan segera berlari ke kamarnya.

INTERCUT KALYA/DARMA.

KALYA
Makasih ya mas
DARMA
Justru mas Darma yang berterimakasih sama kamu Kal. Kamu juga gih, buruan tidur sana. Mas Darma mau nyelesaiin kerjaan dulu malam ini, syukur-syukur bisa selesai malam ini juga. Ya?
KALYA
Yang penting besok datang mas
DARMA
Iya Kal, Mas Darma janji kok
KALYA
Ya sudah, hati-hati ya mas
DARMA
Iya, sampai ketemu besok

Usai menerima telpon, Darma menyenderkan bahunya sejenak sambil mengelus-elus dadanya dan sesekali dia terbatuk ringan.

Darma menarik napas dan menghelanya, dia pun segera berdiri dari kursinya dan kembali ke ruangan Darma.

43. INT. RUANGAN DARMAWANGSA, KANTOR VELVET SQUARE - NIGHT

Ketika Darma memasuki ruangan meeting, Janu beserta rekan-rekannya segera berdiri dan menundukkan kepalanya. Janu sebagai pimpinan tim, maju.

Darma yang tampak habis menangis, melihat heran dengan keanehan di dalam ruangan Meeting itu.

JANU
Pak, sebenarnya kami sudah semua sudah tahu dengan kondisi bapak sekarang.

Darma yang awalnya masih mengelus-elus dadanya, segera berkacak pinggang dan tersenyum.

DARMA
Kondisi apa ya? Bapak sehat-sehat aja kok.
JANU
Kami sebenarnya sudah mendengar informasi dari Pak Nandra mengenai kesehatan bapak. Tanpa mengurangi rasa hormat. Kami memohon agar bapak baiknya istirahat saja pak malam ini. Anak bapak jauh lebih membutuhkan bapak ketimbang kami. Lagipula kesalahan ini murni kesalahan kami pak dan kami janji akan menyelesaikannya dengan segera dan menjelaskan semuanya ke Bu Dewi.

Darma masih tersenyum melihat Janu dan rekannya tertunduk.

DARMA
Kalian ini ngomong apa sih? Kita ini kan tim? Dan saya atasan kalian loh? Masak kalian yang ngatur saya sih? Saya kan tetap bertanggungjawab dong sebagai atasan.
(beat)
Lagipula penyakit apa sih? Orang saya masih bisa berdiri tegak seperti ini kok, dibilang sakit gimana sih? Sudahlah, biarin gue, Darmawangsa Kaditula, membimbing kalian sampai kerjaan ini selesai. Oke?

Darma memaksakan senyumnya dan coba menyemangati para rekannya dengan tepukan tangan.

DARMA(CONT'D)
Lagian cuma tinggal beberapa halaman lagi kan? Ayok dong, semangat dong! Yok bisa yok (menepukkan tangan) semangat, semangat!

Rekan-rekannya Janu pun pada tersenyum dan kembali semangat untuk mengerjakan tugasnya.

KARYAWAN 1, 2, 3, 4
Siap pak

Janu pun juga tersenyum ke Darma.

Darma pun segera melewati Janu yang berdiri tegak di depannya dan berbisik.

DARMA
Jan, kamu nanti akan sadar betapa pentingnya menyelesaikan tanggung jawab sebelum kamu benar-benar tidak bisa menyelesaikannya.

Darma lanjut berjalan ke kursinya dan ikut mengerjakan. Janu yang mendengar bisikan itu pun langsung tampak kagum dengan Darma dan lanjut mengerjakan tugasnya kembali.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar