Buku Catatan Papa (Script)
6. BABAK II - part 3

27. INT. MOBIL DARMA - NIGHT

Dana tampak tertidur di belakang. Kalya menyetir di depan, sementara Darma duduk di kursi depan dengan sedikit pucat dan sesekali terbatuk.

KALYA
Iih! Kenapa aku yang di suruh nyetir sih mas?!
DARMA
(sesekali terbatuk)
Gantian lah

Kalya melanjutkan fokusnya untuk menyetir.

KALYA
Eh iya, 2 hari lagi kan ulang tahunnya Dana tuh. Mau ngadain pesta di mana? Atau ... mau ngunjungin ke suatu tempat?
DARMA
Rumah Yatim, nanti mas Darma mau ngadain acara ulang tahun yang meriah di Rumah yatim Kal. Mas Darma ingin ngajarin Dana untuk berbagi.
KALYA
(lebay)
Wiiih menarik juga nih, abang guee...
DARMA
Apaan sih? Norak banget sih kamu Kal (tersenyum) Eh Kal?
KALYA
Hmmm?
DARMA
Kamu dulu itu ... aktif ikut acara-acara sosial gitu kan?
KALYA
Iya
DARMA
Kamu nanti bantu mas Darma buat nyiapin acaranya di Rumah Yatim ya?
KALYA
(Mengangguk) Boleh, Kalya juga punya kenalan dengan pegawai Rumah Yatim yang terjangkau buat ngadain acara-acara ulang tahun anak-anak gitu kok mas.

Darma hanya tersenyum sambil tersungkur pucat di kursi penumpang. Dia sesekali masih sering terbatuk dan memegangi dadanya.

Hening.

Kalya mulai menatap curiga dengan kelakuan Darma malam itu.

KALYA
Mas Darma nggak apa-apa kan?

Darma mulai membenahi posisi duduknya.

DARMA
Nggak apa-apa
KALYA
Yakin?
DARMA
Yakin
KALYA
Demam? Pusing? Masuk Angin? Kembung?

Mendengar itu, Darma mendadak kesal.

DARMA
(lirih)
Nggak apa-apa! Udah fokus aja lah ke jalan lah Kal, Mas Darma cuma ngantuk. Uhuk.

Wajah Kalya mendadak kecut dan masih merasa curiga dengan kelakuan Darma sambil menyetir.

28. INT. KAMAR DANA, LANTAI 2, RUMAH DARMAWANGSA - NIGHT

Darma menggotong Dana yang masih tertidur dan segera membaringkannya ke tempat tidur. Terlihat Kalya hanya melihat dan menunggu dari arah luar kamar. Darma mengelus kening Dana, mematikan lampu tidurnya dan segera keluar dari kamar.

29. INT. LANTAI 2, RUMAH DARMAWANGSA - NIGHT

Darma menutup pintu kamarnya Dana dan segera berjalan begitu saja tanpa sepatah kata menuju kamarnya sendiri dengan sedikit membungkuk dan memegangi dadanya. Kalya yang dilewatinya pun, masih merasa curiga dengan Darma. Namun Kalya hanya diam, karena takut mengganggu kakaknya yang terlihat tidak sehat itu.

30. INT. KAMAR DARMA, LANTAI 2, RUMAH DARMAWANGSA - NIGHT

Darma langsung duduk di kursi kerjanya dan bersandar lemas.

Darma kembali membuka matanya dan tampak melamun. Sesekali, Darma masih terbatuk-batuk kembali.

Di tengah lamunannya, Darma langsung bergegas menegakkan badannya dan mengambil selembar surat dari dalam lacinya. Darma sempat meragukan diri untuk membuka surat itu.

Akhirnya Darma membuka surat itu dan tampak seperti mempertimbangkan sesuatu yang tertulis di dalam surat itu.

Di dalam surat tertulis,

INSERT - Surat

"Surat Rujukan Dokter.

Nama: Darmawangsa Kaditula.

Tempat/Tanggal lahir: Jakarta, 2 November 1985

Kondisi kesehatan pasien: Kangker Paru-paru Stadium 4.

Waktu diagnosa: 20 November 2020.

Rencana penanganan yang akan diberikan: Kemoterapi.

Masa berlaku surat rujukan dokter : 18 Desember 2020"

Sambil membaca, Darma tampak mengingat sesuatu.

31. INT. RUANGAN DARMAWANGSA, KANTOR VELVET SQUARE - DAY(FLASHBACK)

NANDRA
Lah Sa? Dulu Dono, sekarang lu mau minggat juga? Atau jangan-jangan lu mau naik buat gantiin Bu Dewi? Hahaha...
DARMA
Hahaha...

Darma yang tadinya tertawa tiba-tiba mengubah perlahan-lahan ekspresinya menjadi sedikit sedih dan menatap serius ke arah Nandra.

DARMA
Ndra, gue mau ngomong sama lu. Tapi jangan bilang siapa-siapa ya?
NANDRA
Wih ... M-mau ngomong apa nih? Jangan-jangan lo punya perasaan sama gue ya?

Darma sempat tersenyum kaget dan menggelengkan kepalanya.

DARMA
Nggak
NANDRA
Lantas?

Darma kembali serius.

DARMA
Ndra, cepat atau lambat ... nanti kamu memang bakal gantiin aku.
NANDRA
Hah?! Lu mau minggat beneran Sa?

Darma tersenyum serius.

DARMA
(Serius)
Bukan. Sebulan lalu, gue di diagnosa dokter terkena Kanker Paru-paru Sa, udah Stadium 4 dan dokter menyarankan gue untuk ikut Kemoterapi. Tapi sekarang aja gue belum ... belum melakukan terapi itu sama sekali.

Nandra tampak melongok kaget ketika mendengar itu.

NANDRA
(lebay)
Whaaat? W-why? Are you serious? Jadi secara harfiah gue sekarang sedang ngomong sama ... whaaat? Wait... wait, Kenapa nggak lu ikutin aja sih? Saran Dokter itu?
DARMA
Harapan hidupnya kecil Ndra. (Tersenyum serius) Sementara gue merasa belum memberikan seluruh perhatian gue ke Dana. Jadi gue lebih memilih untuk ngabisin sisa waktu gue untuk Dana.

Beat. Fokus ke Darma yang sedang berbicara serius.

DARMA(CONT'D)
Suatu saat lo bakal tau kok Ndra, ketika pilihannya cuma kematian, lebih baik gue berjuang buat kebaikan keluarga gue sampai kematian itu tiba. Gue nggak mau membuang waktu gue hanya untuk terapi, karena gue punya tujuan yang memang harus tercapai.

Nandra menatap Darma dengan wajah yang heran namun dengan bentuk yang aneh.

DARMA(CONT'D)
Kenapa Ndra?
NANDRA
Drama. Lagian udah lah, kenapa nggak ikutin aja apa kata dokter dan bilang keluarga lo sih?

Beat. Wajah Darma masih tetap tersenyum serius.

NANDRA(CONT'D)
Bentar-bentar, Dana atau adek lo tau soal ini?
DARMA
Nggak, mereka nggak tahu soal keadaan gue sekarang.
NANDRA
(lebay)
Eh, lah ntar kalo lo tiba-tiba kenapa-kenapa gimana? Lo emang ada rencana buat ngubur diri lo sendiri, atau gimana? (mikir) Eh bentar, emang lo bisa begituan ya?

Darma yang serius sempat diam dan merubah eskpresinya seperti menahan tawa.

NANDRA(CONT'D)
Eh serius ini gue Sa! Malah bercanda lagi lo

Darma pun berusaha mengembalikan ekspresinya menjadi serius.

DARMA
(menganggukkan kepala)
Nanti akan ada waktunya sendiri buat gue bicara sama mereka. Bisa ya Ndra?

32. INT. KAMAR DARMA, LANTAI 2, RUMAH DARMAWANGSA - NIGHT

Dengan sedikit tersenyum, Darma masih tampak melamun. Tiba-tiba, Ponsel kerjanya pun berbunyi dari saku celananya dan dia segera menyempatkan diri untuk membaca pesan dari email tersebut.

INSERT -

"TO: DARMAWANGSA

FROM: BU DEWI

DARMA, PERINGATAN TERAKHIR YA. KALO BESOK INI IBU NGGAK MELIHAT KAMU DI KANTOR, IBU TERPAKSA MEMECAT KAMU SECARA TIDAK TERHORMAT. NO PESANGON!"

Darma yang tampak serius memikirkan sesuatu, sedikit membanting ponselnya ke atas meja dan menutup seluruh wajahnya dengan kedua tangan. Lalu dia membuka kembali dan masih memikirkan sesuatu. Dia langsung mengalihkan fokusnya untuk mengambil buku catatan yang berada di dalam saku jaketnya dan menuliskan sebuah catatan.

Montages, diiringi oleh suara Darma,

... Pena dan catatan yang sedang ditulis oleh Darma.

... Wajah Darma yang terlihat lelah namun tetap menuliskan catatannya.

... Darma yang sempat menyenderkan tubuhnya di kursi kerjanya.

... Darma menuliskan sebuah catatan ke dalam Bukunya.

End of montages.

DARMA(V.O.)
Dana, Sampai hari ini, Papa bingung sekali untuk menentukan jalan hidup Papa. Menghabiskan waktu Papa dengan kamu, Mengikuti program Kemoterapi atau kembali lagi ke Kantor untuk menyelesaikan tanggung jawab Papa sebagai seorang atasan. Papa masih belum bisa untuk mengungkap semuanya kepada kamu, kepada Tante Kalya. Papa cuma nggak mau, melihat kalian tidak bisa menikmati liburan akhir tahun karena penyakit Papa yang merepotkan ini. Sungguh Papa tidak ingin meninggalkan kamu Dana karena sudah janji dengan Mama bahwa Papa akan menjaga kamu sampai kamu bisa hidup sendiri, tapi Papa tidak tahu ... apa yang harus Papa lakukan lagi. Waktu papa sepertinya tinggal sebentar lagi.

Usai menulis Darma menutup buku catatan itu dan hanya melipat surat itu di meja lalu mematikan lampu mejanya.

33. INT. HALAMAN, RUMAH DARMAWANGSA - DAY

Pagi-pagi sekali, Darma berjalan menuju keluar rumah dengan setelan rapi, berjaket dan membawa tas kerja. Terlihat Ujang sedang menunggu di teras rumah sambil meminum kopi.

DARMA
Jang, Kita pergi sekarang ya.

Dengan sigap, Ujang menaruh kopinya kembali.

UJANG
Kantor pak?
DARMA
(berjalan dan membuka pintu mobil) Iya

Tampak Kalya berjalan terburu-buru keluar dari rumahnya.

KALYA
Loh mas? Bukannya mas Darma masih ambil cuti?
DARMA
(sebelum memasuki mobil)
Iya Kal, tapi sekarang mas ada urusan ke kantor sebentar.

Darma masuk mobil dan segera membuka kaca jendelanya.

KALYA
Loh terus, acara ulang tahunnya Dana gimana?
DARMA
Besok kan?

Ujang terlihat memasuki ruang kemudi mobil.

KALYA
Iya, tapi kan harus ada persiapannya juga kan mas? Uangnya? Izinnya?
DARMA
Nanti kamu pergi sama Ujang deh Kal, biar dia ngedrop mas Darma dulu ke kantor. Untuk masalah uang, nanti mas Darma transfer ke rekening kamu dulu. Oke? Titip ya Kal ya?

Jendela mobil tertutup.

KALYA
Ck... Gimana sih?

34. INT. LOBBY KANTOR VELVET SQUARE - DAY

Darma keluar dari mobilnya.

DARMA
Jang, ntar kamu balik lagi ya, buat nganter Kalya sama Dana.
UJANG
Siap pak!

35. INT. AREA KARYAWAN, KANTOR VELVET SQUARE - DAY

Darma keluar dari Lift dan segera berjalan menuju ruangannya. Nandra yang melihat Darma dari meja kerjanya, segera berdiri dan menghampiri Darma.

NANDRA
Loh Sa?
DARMA
Eh Ndra, gimana? Katanya ada masalah ya sama kerjaannya Janu?
NANDRA
Iya, Revenue untuk bulan Desember udah kelar sih Sa. Cuman koreksi Revenue untuk bulan Juni dan Julinya yang masih belum selesai. Laporan Rekapnya hilang dan sekarang lagi di susun ulang sama Janu.
DARMA
(heran)
Hah? Kok bisa?
NANDRA
Ya entahlah Sa.
DARMA
Tapi data-datanya masih ada kan?
NANDRA
Masih sih kalo untuk data--

Bu Dewi menghampiri Darma dan Nandra. Nandra pun langsung pergi dari tempat dan Darma tertunduk menyesal.

NANDRA
... Nanti aja deh ya? Bye!
BU DEWI
(Tegas)
Ehem ... Darmawangsa, sehat kamu?
DARMA
Sehat Bu Dewi.
BU DEWI
Kamu ke kantor ibu bentar ya.
DARMA
(mengangguk) Baik Bu Dewi.
Bu Dewi berjalan balik ke kantornya, diikuti oleh Darma.

Darma melirik ke Nandra, Nandra hanya menatap simpatik ke Darma dari kejauhan.

NANDRA
(berbisik)
Good luck ya Sa!

36. INT. RUANGAN BU DEWI, KANTOR VELVET SQUARE - DAY

Bu Dewi bersandar di depan meja kerjanya sambil melipat tangannya. Dia pun menatap tegas ke arah Darma yang sedang berdiri di depannya.

Bu Dewi menghela napas.

BU DEWI
(Tegas)
Kamu kenapa Darma? Kemarin kamu kemana aja? Nggak biasanya kamu kayak gini?

Darma hanya diam.

BU DEWI(CONT'D)
Kamu boleh kok cuti, mengambil libur kapan aja. Tapi nggak gini juga kan Darma?!
(beat)
Hilang begitu aja tanpa kabar. Kalo mau ijin kan setidaknya bilang dulu!
DARMA
Oh jadi saya tetep boleh cut--
BU DEWI
... Ya nggak dong! Masih ada bulan lain kan? Lagian kamu sendiri tau, kalo di akhir tahun itu kerjaanmu bakal numpuk! Kenapa harus ambil sekarang coba?
DARMA
Anak saya sebentar lagi ulang tahun bu, dan saya merasa butuh untuk berada di sisinya.

Bu Dewi menghela napasnya kembali.

BU DEWI
Memang anakmu kapan ulang tahunnya?
DARMA
(Ragu)
Besok ini tanggal 18, Bu Dewi.
BU DEWI
Nah! Kan masih besok dan besok sabtu ini kan memang libur. Kenapa kemarin-kemarin sudah cuti Darma? Kayak nggak ada hari lain aja!
(beat)
Terus? Mau gimana ini?
DARMA
Untuk perlakuan saya kali ini, saya minta maaf Bu Dewi dan kalo berkenan, ijinkan saya untuk menyelesaikan pekerjaan saya dan jika sudah selesai, saya akan mengajukan pengunduran diri dari kantor ini.
BU DEWI
(melirik heran)
Loh? Loh? Memang kamu udah ketemu pengganti kamu?
DARMA
Ada bu, Nandra bisa menggantikan saya Bu.
BU DEWI
(terkejut)
Nandra?! Orang yang asal main cepet selesai aja itu, mau kamu buat sebagai pengganti kamu?
DARMA
Dia bisa diandalkan kok Bu Dewi, dan selama saya bekerja dengan dia...
BU DEWI
Sshhh... gini-gini. Darma! Sebenarnya ibu itu nggak pernah melihat buruk dari hasil kinerja kamu dari tahun ke tahun ya. Selalu perfect, oke ibu akui itu! Cuman ibu itu nggak menyangka kalo kamu itu tiba-tiba mendadak menghilang begitu saja, di saat kerjaan genting gini. Nggak biasanya kan?

Darma hanya menganggukkan kepalanya.

BU DEWI
Jadi ibu ngasih kamu kesempatan kedua buat kompensasi perlakuanmu kemarin ini. Kalo misal kamu melakukannya lagi, kamu ibu pecat secara tidak terhormat dan tidak akan mendapatkan pesangon. Oke? (menghela napas) Lagian kalo mau ijin bilang dong Darma, biarpun ibu masih ada acara di luar negri. Kalo misal ada apa-apa gimana? Kan ibu juga yang kena semprot sama para direktur-direktur itu.
DARMA
Tapi saya sudah yakin dengan keputusan saya untuk mengundurkan diri setelah menyelesaikan kerjaan ini bu.
BU DEWI
(mengela napas)
Kalo memang itu keputusanmu, ya sudah. Silahkan kembali lagi ke ruanganmu dan selesaiin kerjaan Janu yang berantakan itu!
DARMA
Baik bu.

Darma segera berjalan keluar ruangan.

37. INT. AREA KARYAWAN, KANTOR VELVET SQUARE - DAY

Darma berjalan menuju tempat kerja Janu. Janu sedang sibuk berbicara dengan seorang KARYAWAN 1 (25) yang juga sedang mengerjakan rekap Revenue yang hilang tersebut.

JANU
Ini nanti kamu data ulang lagi aja mbak, biar nanti aku yang nyusun ulang.
KARYAWAN 1
Iya Jan.
DARMA
(menepuk pundak)
Eh Jan, aku udah denger dari Nandra. Rekap buat revisi kamu katanya hilang ya?
JANU
Iya mas, maaf mas. Jadi kemarin itu sebenarnya sudah saya simpan di dalam folder dan...
DARMA
(memotong)
Eh udah lah, kamu cerita juga nggak akan selesai kan? Yang lalu biarlah berlalu, nggak efektif. Oke? Sekarang progress kamu udah sampai mana?
JANU
Kita baru mulai merekap ulang lagi kok mas, untuk bulan Juni dan Juli.
DARMA
Ya sudah. Nanti jam 9, kamu sama orang-orang di tim kamu ke ruangan meeting ya.
JANU
Ruangan meeting?
DARMA
(Tersenyum) Kita rekap ulang aja bareng-bareng di sana, biar cepet selesai.

Darma berjalan kembali, Janu tersenyum.

DARMA
(berhenti dan berbalik arah)
Oh iya, jangan lupa bawa semua datanya sekalian ya.

Dengan senyum, Janu menganggukkan kepala.

Usai itu Nandra tampak menghampiri Darma kembali.

NANDRA
Eh sa! Gimana tadi?

Melihat polos ke Nandra.

DARMA
Gimana apanya?
NANDRA
Bu Dewi ...
DARMA
Oh Bu Dewi, kamu peristri aja deh. Biar cepet punya momongan dia, kasihan kelamaan jomblo, sampe tua gitu.

Darma lanjut berjalan memasuki ruangannya, Nandra tiba-tiba tertawa sendiri.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar