Buku Catatan Papa (Script)
5. BABAK II - part 2

20. INT. KAMAR DARMA, RUMAH DARMAWANGSA - NIGHT

Kamar Darma tampak hanya bercahayakan lampu meja kerja.

Darma berjalan menuju meja kerjanya dan menghela napasnya sambil melihat ke arah Foto dia bersama istrinya. Darma lalu mengambil foto itu dan melihatnya.

21. EXT. TAMAN KECIL PINGGIR DANAU - DAY (FLASHBACK)

Bangku yang tampak teduh, ditempati oleh 2 orang yang duduk berjejeran.

Kedua orang itu ialah RACHNA (25), yang duduk bersandar bahu dengan DARMA (27). Pandangan mereka berdua sedang mengarah ke sebuah Danau.

Rachna tersenyum.

RACHNA
Nggak nyangka ya, orang terpilih di dalam garis kehidupanku itu kamu mas.

Darma menatap ke arah Rachna dengan senyuman juga.

DARMA
Aku juga nggak nyangka, kamu juga mau sama aku.

Rachna yang melihat tatapan Darma itu langsung memasang wajah aneh.

RACHNA
Hahahaha... Apaan sih?
DARMA
Hahaha...

Darma dan Rachna tertawa lalu diam sejenak.

Darma dan tampak menikmati indahnya kesunyian area danau saat itu.

RACHNA
Kamu tau nggak mas, kenapa aku suka sekali dengan Danau ini?
DARMA
Kenapa?
RACHNA
Dulu waktu kecil, bapakku sering mengajakku kesini. Piknik bersama-sama dan membuat kreasi tanah liat sama-sama.
DARMA
Tanah liat? Memang di sini ada Tanah liat?
RACHNA
Ada. Kalo kamu ke pinggir Danau sana, coba kamu ambil deh tanahnya. Itu tanah liat semua. Coba deh kesana.
DARMA
Ngapain, mending di sini membuang waktu sama kamu.
RACHNA
Hmmm... dasar, kamunya aja yang males.
DARMA
Hahaha...

Usai itu, Rachna malah asyik melihat cincin yang terpasang di jari manisnya.

RACHNA
(senyum)
Eh mas, kamu udah punya bayangan belum? Nanti anak kita bakal jadi apa?
DARMA
Hmmm? Kalo aku ... inginnya anak kita nanti jadi pemimpin yang berpengaruh buat semua orang sih. Selain punya banyak teman, dia setidaknya bisa berguna di dalam kehidupannya.

Rachna yang masih bersandarkan bahu dengan Darma hanya diam mendengarkan. Darma yang tidak mendapatkan respon apa-apa, langsung mengalihkan perhatiannya ke dia dengan tawa.

DARMA
Kenapa udah nanya itu sih han? Memang kamu udah punya gambaran?
RACHNA
Hmmm? Kalo aku ... nggak akan muluk-muluk sih mas. Yang penting anak kita nanti bisa bahagia dan mandiri, karena memiliki kedua orang tua yang selalu berada di sampingnya.

Darma mengembalikan pandangannya ke arah Danau dan terlihat sedikit memudarkan senyumannya.

DARMA
(serius)
Iya, aku janji ... aku bakal menjadi Papa yang terbaik buat anak kita nanti.
(beat)
(tertawa) Haha ... memang nanti kita bakal punya anak berapa?
RACHNA
Kamu maunya berapa?
DARMA
(Berpikir)
Berapa ya?
RACHNA
Aku sih pengennya 4 mas.
DARMA
Hah? Banyak amat? hahaha (tertawa)

22. INT. KAMAR DARMA, RUMAH DARMAWANGSA - NIGHT

Darma mulai terlihat sedih saat memandangi foto istrinya itu.

23. INT. RUMAH SAKIT - DAY (FLASHBACK)

DOKTER (35) berjalan keluar dari ruangan bersalin. Darma dan Kalya berjalan menghampiri Dokter.

DARMA
(Panik)
Gimana Dok istri dan anak saya?
DOKTER
Anak laki bapak lahir dengan selamat, namun Istri bapak mengalami pendarahan yang cukup banyak. Sehingga kesempatan hidup istri bapak sangatlah kecil.

Darma langsung berjalan masuk dan mendatangi Rachna yang tampak lemas dan tergeletak di atas kasur rumah sakit. Darma mendatanginya dan segera mengusap keningnya Rachna.

Terdengar suara tangisan bayi.

Seorang SUSTER(28) memberikan bayi itu ke Rachna.

SUSTER
Ini bu, kalo mau menggendong.

Rachna menerimanya dan menggendongnya dari atas kasur. Rachna yang melihat bayinya pun menangis.

RACHNA
Ganteng ya mas.

Darma terlihat menahan tangisannya sambil menatap Rachna dan bayinya.

RACHNA
(tersenyum)
Danadyaksa, sang penjaga kejayaan. Aku ingin anak kita bisa menjaga kejayaan kita berdua mas. Janji ya mas, Dana nanti bisa menjadi lelaki yang hebat juga, seperti Papanya.

Darma yang sempat menahan tangisannya pun, akhirnya melepaskan semua air matanya sambil memeluk Rachna dan Danadyaksa.

Kalya juga terlihat menangis di belakang Darma.

24. INT. KAMAR DARMA, RUMAH DARMAWANGSA - NIGHT

Darma masih terdiam menatap sedih ke pigura foto dirinya bersama istrinya itu. Dia pun langsung menutup matanya dan mengambil napas dalam-dalam lalu mengeluarkannnya. Dia menaruh pigura foto itu kembali ke meja kerjanya dan segera mematikan lampu mejanya.

25. EXT. THEME PARK DUNIA FANTASI - DAY

Suasana Theme Park Dunia Fantasi yang begitu ramai akan pengunjung.

Saat mengantri masuk, Darma duduk bertekuk lutut dan membenahi pakaian dan topi Dana. Dana tampak tersenyum melihat perlakuan Papanya.

DARMA
(senyum canda)
Hayo, Dana udah siap bermain seharian dengan papa belum?
DANA
Sudah

Kalya yang berdiri di belakangnya Dana pun ikut menggoda Dana.

KALYA
Bo'ong ... Mana? Kok nggak keliatan semangat gitu?
DANA
SUDAAAAH!
DARMA
Ya sudah kalo gitu, mari kita kemon!

Montages,

... Darma menggandeng Dana memasuki wahana, Kalya mengikuti dari belakang.

... Dana bermain Baku toki bersama Darma dan Kalya.

... Dana dipangku Darma saat menaiki Biang lala, Kalya mengikuti kebahagiaan Darma dan Dana yang melihat kota dari ketinggian.

... Kalya berdiri di samping Dana yang sedang menaiki kuda di wahana Turangga rangga, Darma juga menaiki kuda di depannya Dana dengan berlagak seperti kesatria yang sedang mengarahkan pedangnya ke depan.

... Darma, Kalya dan Dana menikmati gemerlapnya warna-warni istana Boneka.

End of Montages.

Darma, Kalya dan Dana yang tangan kanannya membawa balon, berjalan menuju minimarket. Namun di tengah perjalanannya, Ponsel Darma bunyi dan Darma pun harus segera menerima telpon itu.

DARMA
Kal, kamu duluan ya, mas mau angkat telpon dulu.

Kalya menganggukkan kepala dan masih tetap lanjut berjalan menuju minimarket bersama Dana.

DARMA
(Mengangkat telpon)
Halo, Ndra? Kenapa?
NANDRA(V.O.)
Sa, Lu kapan balik kantor?
DARMA
Seminggu lagi deh. Lu bisa handle dulu kan kerjaan gue? Ntar gue kasih bonus deh. Spesial buat lu.
NANDRA(V.O.)
Bukan gitu sa, masalah itu EZPZ. Cuman Bu Dewi nih loh, nyariin lu dari kemarin.
DARMA
Gue kan udah ijin sama--
NANDRA(V.O.)
... Iye, udah gue sampein juga ke Bu Dewi. Cuman yang di cari Bu Dewi itu elu. Malah yang ada, gue yang kena marah. Kenapa yang handle malah elu, gitu katanya. Ribet deh. Gini aja sa, untuk masalah kerjaan gampang deh. Paling Janu tuh yang kerjaannya masih bermasalah.
DARMA
Hah Janu? Kerjaannya Janu belum selesai?
NANDRA(V.O.)
Ya pokoknya lu kesini deh. Tapi Bu Dewi tuh urusin dulu. Dia kayaknya memang nyariin lu.

Selama Nandra berbicara, Darma tampak sedikit panik.

DARMA
Duh, urusan apa ya?
NANDRA(V.O.)
Emang Bu Dewi nggak ngehubungin lu lagi?
DARMA
Nggak si ... eh!

Darma tampak teringat dengan sesuatu dan segera merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel dia yang satunya. Deretan pesan masuk yang belum terbaca dari Bu Dewi tampak jelas dari Ponselnya.

INSERT - PONSEL DARMA

"DARMA, KAMU POSISI DI MANA?

HALO, HALO, HALO! HALO DARMA, DI MANA KAH KAMU, IBU BUTUH KAMU SEGERA!

DARMA, KAMU UDAH BERANI BOLOS YA?

DARMA, KATA NANDRA KAMU BOLOS YA? HAYO!"

DARMA(CONT'D)
Mampus!

Darma menepuk jidat.

NANDRA(V.O.)
Halo!
DARMA
Ya ... ya udah deh, ntar gue hubungin lagi ya.

Darma segera mematikan ponsel tersebut dan memasukkannya ke dalam saku baju. Sambil melihat semua pesan dari Bu Dewi, Darma tampak panik.

DARMA
Lupa gue, semua notifikasi email dari Bu Dewi kan waktu itu gue mute.
(beat)
Kok bisa lupa ya? (garuk kepala) Bales apaan lagi ini?

Darma tampak berpikir sambil berkacak pinggang.

DARMA(CONT'D)
Ah bodo lah, nanggung, nggak usah aja.

Darma coba kembali menyusul Kalya dan Dana dengan sedikit panik, namun ternyata mereka tampak sudah selesai dan kembali ke tempat Darma. Terlihat Dana menggunakan tangan kirinya untuk memegang balon dan tangan kanannya untuk memakan permen.

KALYA
Kenapa mas?
DARMA
Hah? Nggak apa-apa kok. Loh kalian udah beli makanan?
KALYA
Udah
DARMA
(bengong)
Oh yaudah yuk, kita lanjut lagi ketempat lain.

Kalya dan Dana tampak heran lalu tertawa.

26. EXT. TAMAN KECIL PINGGIR DANAU - DAY

Suasana taman tampak sepi dan hanya terdengar hembusan angin yang terasa sejuk. Genangan air Danau yang terlihat hijau itu pun menjadi tampak sangat indah karena di kelilingi pohon-pohon yang begitu besar.

Kalya menggelar tikar dan segera menaruh keranjang piknik di atas tikar tersebut. Dana pun menyusul untuk duduk di Tikar tersebut.

Darma masih berdiri untuk melihat indahnya pemandangan sekitar.

Pandangannya pun langsung tertuju ke salah satu bangku di bawah pohon. Bangku ini adalah bangku yang sama dengan yang ada di memori Darma dengan Rachna.

KALYA(O.S.)
Dan, ayuk kita main piknik-piknikan di sini.
DANA(O.S.)
Ayuk
KALYA(O.S.)
Keluarin satu-satu nih Dan.

Darma masih memandangi bangku itu.

KALYA(O.S.)
Mas! ... Mas!

Darma langsung menolehkan kepalanya ke arah Kalya.

KALYA
Ngapain berdiri di situ! Ayo, ikut duduk sini!
DANA
(melihat ke Darma)
Haha...

Darma pun sedikit segan untuk mengikuti ajakan Kalya dan sesekali dia tetap melihat ke arah bangku itu.

Waktu berjalan...

Kalya tampak mulai membereskan kembali sisa makanan ke dalam keranjang. Darma tampak duduk bertongkat lutut untuk melihat ke arah Danau. Dana bermain-main dengan figuran mainan yang berbentuk Singa dan Serigala. Darma pun melirik ke arah Dana yang sedang bermain dan tersenyum.

DARMA
Eh Dan, di pinggir Danau itu ada Tanah Liat loh. Yuk kita ngebuat sesuatu!
KALYA
Eh hati-hati loh...
DANA
(tersenyum bahagia)
Ayuk

Darma pun langsung berdiri dan berlari menuju ke tepi Danau yang diikuti oleh Dana.

Montages,

... Darma duduk bertekuk lutut di pinggir Danau dan mengajak Dana untuk mengumpulkan semua tanah liat yang berada di sekitarnya.

... Darma mengajarkan Dana cara membentuk tanah liat. Tanah liat yang basah di bentuk, lalu di basahi kembali jika ingin di bentuk ulang.

... Tawa demi tawa mengiringi mereka berdua dalam pembuatan kreasi tanah liat.

... Dana tampak membantu Darma untuk membentuk tanah liat yang mulai tampak seperti pola 2 kepala singa yang besar dan yang kecil sedang berjejeran.

End of Montages.

Kreasi tanah liat yang membentuk 2 kepala singa itu pun jadi di tangan Darma dan langsung ditunjukkannya ke arah Dana.

DARMA
Dana, kamu tau nggak? Kenapa kita membentuk tanah liat ini menjadi 2 kepala singa?
DANA
Ini aku (menunjuk kepala singa yang kecil), Ini Papa!(menunjuk kepala singa yang besar). Iya kan?
DARMA
Iya, cuman kalau artinya? Dana tau nggak?
DANA
Hmmm ... nggak!
DARMA
Singa itu melambangkan keberanian dan ketangguhan, inget Simba kan?

Dana tampak mengingat-ingat dan langsung membuka tangannya lebar-lebar.

DANA
(teriak)
Everything the light touches!
DARMA
Is Our Kingdom! Hahaha... Tapi maksud Papa gini, jika suatu saat nanti kamu punya masalah, jangan pernah lari dari masalah itu ya. Juga kalo punya kesalahan, akui dan segera perbaiki kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat oleh kamu. Okey? Jadilah kuat seperti Simba ya sayang ya?

Dana sedikit tersenyum dan mengangguk-angguk.

DARMA
Mungkin suatu saat, Papa akan pergi dalam waktu yang cukup lama. Tapi inget ... walaupun begitu, jiwa Papa akan tetap selalu ada di dalam hati kamu, sama seperti Mama saat ini.

Dana mulai menundukkan kepalanya dan tampak sedikit sedih.

DANA
Papa nggak akan ninggalin Dana juga kan?
DARMA
(tersenyum)
Nggak dong, kan Papa udah bilang kalo Papa akan selalu berada di dekat Dana. Ya sayang ya?

Darma tampak mengusap lengan Dana.

DARMA(CONT'D)
Dana, Lelaki itu ... harus tetap kuat dengan apapun yang terjadi di dalam kehidupannya. Apapun! Kenapa coba?

Dana tampak khusyuk mendengarkan.

DARMA(CONT'D)
(perlahan)
Karena sebagai manusia kita nggak akan tau, apa yang akan terjadi nantinya. Cuman kalo kamu bisa menjadi anak yang kuat dan berani, kamu akan selalu siap untuk menghadapi segala hal yang akan datang padamu nanti. Oke? Kamu nanti akan belajar kok! Nih, 2 kepala singa ini ... kamu jaga ya.

Darma memberikan kreasi tanah liat itu ke Dana. Dana pun terlihat mulai tersenyum secara halus.

DARMA
Hakuna Matata?
DANA
(melebarkan tangannya)
Hakuna Matata!
DARMA
It means?
DANA
No Worries!
DARMA
Yeaaay!
DANA
Yeaay...

Terlihat dari jauh, Kalya melambaikan tangan ke Darma dan Dana.

KALYA
(Teriak)
Eh kalian, mau pulang nggak?! Udah sore nih!

Dana pun langsung berdiri dan berlari menghampiri Kalya.

Darma juga ikut berdiri setelahnya namun tiba-tiba di dalam Dadanya terasa sesak. Dia pun segera memegangi dadanya dan terbatuk-batuk. Darma tampak menahan rasa sakitnya yang terasa begitu hebat di Dadanya. Darma pun mengelus-elus dadanya untuk sedikit meringankan rasa sakit itu.

Kalya dan Dana yang sudah menunggu dari kejauhan, memanggil ke arah Darma.

KALYA
(Teriak)
Ayuk mas!

Darma yang masih mengelus dadanya mulai berjalan menuju mereka berdua.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar