Borgol Dan Sepotong Cinta
7. "Malaikat" Yang Terluka

INT. MOBIL DEWI - MORNING

Chandra nyetir, Dewi di depan, BAGAS memeriksa hasil lab.

DEWI

Gimana?

BAGAS

Aku kurang pasti.

Nanti kita cocokkan dengan hasil lab besiku.

CHANDRA

Di mana?

BAGAS

Di tempat tinggalku.

DEWI

Siapa Belut Beruang?

BAGAS

Dia temanku.

Aku akan mengenalkan padamu,...

CHANDRA

Ketika kita bertemu dengannya.

EXT. BARAK 18 - DAY

Dewi dan BAGAS mendekati WAWAN.

WAWAN

Hai. Kalian datang.

BAGAS

WAWAN, senang bisa melihatmu.

WAWAN

Aku lihat di berita katanya kau sudah mati.

BAGAS

Hehe,...orang pintar tidak pernah percaya info di media yang umum WAWAN.

WAWAN

Dewi, kau kelihatan lesu, kan ada Bagas.

DEWI

Apa maksudmu WAWAN?

BAGAS menepuk pundak WAWAN.

BAGAS

WAWAN, sudah saatnya memberitahu dia.

Dewi kaget, memandang WAWAN dan BAGAS. BAGAS melangkah pergi. WAWAN mengangguk, menunduk.

DEWI

K-kau?

WAWAN mengangguk.

DEWI (CONT’D)

Aku tidak percaya ini! Kau ...?

WAWAN

Ya, kau baru tahu. Jadi dia belum cerita banyak.

Aku tahu dia bisa dipercaya.

DEWI

Selama ini kau yang jadi Algojo?

WAWAN

Yah begitulah

DEWI

Aku akan menangkapmu WAWAN!

WAWAN

Yah, lakukanlah Dewi. Aku sudah siap.

Dewi terngiang.

FLASH BACK

INT. MOBIL DEWI – NIGHT

BAGAS

Bukan, bukan dia. Aku percaya dia tidak melakukannya.

Lagian dia ada di penjara.

CHANDRA

Penjara mana?

BAGAS

Aku tidak akan memberitahu kalian.

Aku hanya minta, kau jangan menganggu dia ketika nanti bertemu dengannya.

Ya Dewi? Dia sudah banyak mengalami tekanan.

BACK TO:

EXT. BARAK 18 - DAY

Dewi dan WAWAN berhadapan. Dewi menggelengkan kepala.

DEWI

Kenapa kau melakukan semua ini WAWAN?

WAWAN

Aku kira kau sudah faham,

Semua korban Algojo adalah penjahat-penjahat yang tidak bisa disentuh polisi.

Makanya aku memutuskan untuk menghukum mereka.

DEWI

Kau bermain hakim sendiri, WAWAN!

WAWAN

Aku melakukan apa yang sistem ini harusnya lakukan Dewi.

Menegakan keadilan!

DEWI

Kau, ah! Kau gila Wan!

WAWAN

Ya kita sibuk mencari siapa yang gila,

sementara para kriminal masih bebas berkeliaran.

Dan kau selalu mengelak ketika kutanya

“Kenapa dia mengakui aksi Algojonya kepadamu Dewi?”

Wawan menghela nafas.

WAWAN (CONT’D)

Sebenarnya lebih tepatnya,

kenapa dia mengakui perbuatan yang dia tidak pernah lakukan?

DEWI

Maksudmu?

WAWAN

Dia selama ini hanya menemaniku saja.

Aku yang melakukan semua pembunuhan.

Dia membantu bersih-bersih dan mengawasi.

DEWI

Kau sakit! Aku akan mengurusmu!

Dewi berbalik melangkah pergi.

WAWAN

Dia sudah dipenjara dua tahun.

Apa sebenarnya yang dia cari Dewi?

.

EXT. JALAN BARAK 18 - DAY

Chandra membaca beberapa dokumen di kap mesin. BAGAS berdiri menyandarkan tubuhnya ke mobil. Dewi dengan wajah setengah cemberut datang dengan jalan cepat, masuk ke mobil. Chandra memandang heran, lalu memberesi dokumen, masuk ke mobil. BAGAS juga ikut masuk mobil jok belakang.

CHANDRA

Gimana?

Dewi diam. Chandra menjalankan mobil, sesaat semua diam, suasana hening.

CHANDRA (CONT’D)

Ada yang mau kau ceritakan Kapten?

Dewi menepuk dashoard.

DEWI

Stop! Hentikan mobilnya.

Chandra kaget, menghentikan mobil. Dewi keluar dari mobil, membuka pintu belakang.

DEWI (CONT’D)

Keluar!

BAGAS keluar, memandang Dewi tajam. Chandra ikut keluar, berdiri memandang Dewi dan BAGAS dengan wajah heran.

DEWI (CONT’D)

Ada yang mau kau ceritakan BAGAS? Apa sebenarnya maksudmu?

Dewi mengeluarkan senjatanya menodongkan ke BAGAS. Chandra heran.

CHANDRA

Heh apa yang terjadi?

BAGAS menatap Dewi dengan wajah tenang.

BAGAS

Aku ingin cintamu Dewi.

DEWI

Bull shit. Apa yang kau lakukan padaku?!

Dewi mendekatkan senjatanya ke kepala BAGAS.

CHANDRA

Heh heh apa apaan ini? Kapten?!

DEWI

Kau ingin membuatku merasa bersalah?!

Kau ingin aku menghancurkan hidupku?

BAGAS menoleh ke Chandra.

BAGAS

Aku yang dipenjara dan dia bilang aku menghancurkan hidupnya?

Dewi menyarungkan pistolnya, lalu mendorong BAGAS hingga badanya terpojok ke Mobil.

DEWI

Kau membuat aku nyaris gila, kau membuat hidupku berantakan!

SFX: HP ringgtone.

Chandra mengangkat hpnya.

CHANDRA

Iya halo? Apa?!

BAGAS dan Dewi menoleh ke Chandra.

CHANDRA (CONT’D)

Santi dan keluarganya diserang perampok, sekarang masuk rumah sakit.

Dewi Chandra dan BAGAS heran, cepat masuk mobil.

.

INT. RUANG ICU - DAY

Santi berbaring di ranjang putih, koma. Dewi memandangnya sendu. 3 polisi mendampinginya.

POLISI #1

Anak dan suaminya meninggal.

POLISI #2

Sepertinya perampokan.

Dewi menghampiri Santi, mengusap pipi Santi sambil menunduk, wajah sedih. Kemudian berbalik, lalu melangkah pergi keluar degan bergegas.

.

INT. BASEMEN RS - DAY

Chandra duduk di mobil. Dewi mendekatinya.

DEWI

BAGAS mana?

CHANDRA

Katanya masuk sebentar.

Dewi mondar-mandir, wajah pusing.

CHANDRA (CONT’D)

Gimana kondisinya?

DEWI

Dia koma. Anak dan suaminya tidak selamat.

BAGAS datang menggendong Santi. Chandra dan Dewi melihat BAGAS heran.

DEWI (CONT’D)

Hei apa yang kau lakukan?

BAGAS

Aku menyelamatkannya.

BAGAS meletakkan Santi di jok belakang dibantu Chandra.

DEWI

Apa apaan ini BAGAS?!

BAGAS

Kalian tidak bisa melihatnya?

Dewi dan Chandra heran.

BAGAS (CONT’D)

Lihat. Ayah Santi, Pak Seno mati, aku yakin dibunuh.

Sekarang suami dan anaknya juga mati.

Kau pikir “mereka” akan membiarkan Santi hidup?

CHANDRA

Siapa “mereka”?

BAGAS

Aku tidak tahu siapa “mereka”.

Yang penting kita selamatkan Santi dulu.

CHANDRA

Mereka mengira Santi membawa kotak birunya.

DEWI

Santi dijaga polisi di RS ini.

CHANDRA

Dijaga polisi?

Tapi dia bisa bawa santi ke sini?

(menuding Bagas)

Bagas melihat Dewi, menuding ke Chandra.

BAGAS

Masih percaya sama polisi?

Oke coba lihat. Algojo yang baru ini, dia modus eksekusinya sangat mirip dengan aku.

Diantara manusia di seluruh dunia, siapa yang faham tentang MO Algojo?

Hem?

CHANDRA

Kau.

BAGAS

Ya aku. Terus siapa lagi?

WAWAN! Kalian tahu aku dan WAWAN tidak melakukannya.

CHANDRA

Kapten Dewi!

BAGAS

Dia juga tidak melakukannya.

Semuanya terdiam sejenak berpikir.

BAGAS

Kau kira wartawan bisa tahu MO Algojo?

Siapa lagi yang tahu MO Algojo?

CHANDRA

Polisi...?

BAGAS

Nah kan. Dia cerdas hari ini.

Info MO algojo tersimpan di arsip kepolisian.

Hanya polisi yang tahu MO Algojo.

Dan profil korbannya, adalah penjahat kelas teri yang sudah diincar polisi.

Dewi dan Chandra saling berpandangan. Bagas menatap Dewi.

BAGAS (CONT’D)

Masih ingat Santos kan?

Dewi memandang Bagas heran.

CHANDRA

Jadi Polisi yang melakukan pembunuhan Algojo ini?

Ini semakin rumit saja. Hmm siapa Santos?

BAGAS

Polisi yang aku percaya cuma kalian berdua dan WAWAN.

DEWI

Oke cepat! Kita bawa kemana?

BAGAS

Ke tempatku.

.

INT. VILA BAGAS - DAY

Dokter memeriksa Santi yang berbaring tidak sadar. Memasang oxygen dan infus. MANG UDIN mendampingi dokter. Dewi berdiri di sampingnya wajah sendu.

BAGAS datang membawa dua arsip, membandingkan, lalu menghampiri Dewi mengulurkan arsipnya, tapi dibatalkan, lalu arsip diserahkan ke Chandra.

Chandra memeriksa 2 arsip, bergantian. BAGAS menghampiri Santi, menatapnya tajam.

BAGAS

Dia lah "Si Malaikat" yang mengeluarkan aku dari penjara.

Dewi dan Chandra heran, menatap Bagas.

DEWI

Santi? Kok bisa?

BAGAS melangkah keluar ruangan diikuti Dewi dan Chandra.

CHANDRA

Kenapa dia mengeluarkan kamu?

BAGAS

Santi prihatin melihat kehidupanmu Dewi.

Kehidupan yang mengenaskan, terobsesi dengan kerjaan, karir.

DEWI

Pembual!

BAGAS

Santi sedih melihatmu kesepian, menjalani hari yang hampa,

gersang, sering melamun, nongkrong sendirian, insomnia,

memikirkan, entah memikirkan aku atau siapa.

DEWI

Sudah hentikan!

BAGAS

Santi meminta bantuanku untuk menolongmu Dewi.

Dan tentu saja aku,.. Dia tak perlu minta bantuanku untuk itu.

DEWI

Kau yang dari awal menghancurkan hidupku!

Saat kau mengaku-aku Algojo, kau membuatku dalam posisi yang sangat rumit!

Aku jadi hampir gila! Aku polisi dan kau psikopat pembunuh!

Bayangkan apa yang terjadi denganku Huh?! 

BAGAS

Kau jadi pusing dan gila.

Itu berarti kau memang mencintai aku.

DEWI

Kau lebih enak! Hidup di penjara, tanpa beban, bebas dengan nilai moral,

tidak ada tekanan sosial,

tidak ada lingkungan yang memelototi kamu,

tidak ada rongrongan wartawan,...

CHANDRA

Hmm,...

BAGAS

Kau tahu, aku sering berangan-angan kau datang membebaskanku dari penjara,

kemudian kita berdua hidup bersama,

bahagia selamanya, saling mencinta,

walau mungkin menjadi buron.

DEWI

Kenapa kau mengakui perbuatan yang tidak kau lakukan?

Kenapa kau tidak bisa menjadi BAGAS saja,

tanpa perlu mengaku jadi Psikopat Algojo......

BAGAS mengambil 2 langkah mendekati Dewi.

BAGAS

Dewi, kau terobsesi dengan Algojo.

Tiap kita bersama, kau selalu membicarakan tentang Algojo.

Aku ingin menghentikan obsesimu.

Aku ingin kau hidup tenang.

Lagipula aku tidak bisa menjaga rahasia seperti itu dari kamu.

CHANDRA

Hmm,..Guys,...

DEWI

Aku capek BAGAS,...

BAGAS

Ya Tuhan, bibirmu memang menggiurkan sekali,

BAGAS mengambil 2 langkah mendekati Dewi.

DEWI

Kau sering bilang seperti itu tapi kau belum pernah mencium bibirku.

BAGAS

Yah, tiap kali aku ingin mencium bibirmu kau bicara tentang Algojo.

Terus aku jadi cemburu, lalu,...

DEWI

Kau cemburu dengan Algojo?

BAGAS

Yah sebenarnya bukan cemburu yang gimana gitu,

tapi hasrat menciummu menjadi seperti hilang,...

Bagas menghela nafas, memandang Dewi.

BAGAS (CONT’D)

Lagipula kau belum pernah mengijinkan aku menciummu.

DEWI

Kau tidak pernah minta.

BAGAS

Aku ingin memegang tanganmu Dewi.

Dewi mengangguk. BAGAS memegang tangan Dewi.

CHANDRA

Hmm,..Guys, Guys...!

BAGAS

Mungkin sekarang saatnya aku minta ijinmu untuk mencium bibirmu.

DEWI

Sepertinya begitu.

BAGAS

Tapi kita belum nikah, jadi sekarang aku sedang

menghadapi dilema besar yang sangat mengguncang jiwaku.

CHANDRA

That’s it! Guys please!

BAGAS

Apa dia selalu mengesalkan seperti ini?

CHANDRA

Sorry, menganggu acara kalian.

Ini kolonel menelepon, ada yang sangat penting.

Kapten, kau ditunggu di kantor Kolonel, katanya sekarang.

BAGAS

Sebaiknya kau segera pergi.

Dewi menunduk, menghela nafas, menatap Bagas.

Bagas mengangguk. Dewi lalu dengan enggan melangkah pergi.

BAGAS menatap tajam Dewi yang melangkah pergi. Lalu BAGAS melihat Chandra.

CHANDRA

Ini sama, BAGAS.

Paku yang digunakan Algojo ini sama punya kamu, sama.

BAGAS

Aku tahu, aku sudah melihatnya tadi.

Chandra kaget melihat BAGAS memegang pistol.

Chandra merogoh ke sarungnya, pistolnya sudah tidak ada.

BAGAS (CONT’D)

Jadi apa yang terjadi Chandra?

CHANDRA

Kau algojonya?

BAGAS tersenyum menggeleng.

BAGAS

Di mana ada besi yang sama persis dengan yang aku gunakan?

CHANDRA

Hmm,...di gudang penyimpanan bukti.

BAGAS

Ya di kepolisian.

CHANDRA

MO Algojo yang tahu detailnya adalah polisi.

Dan Paku Algojo juga ada di kepolisisan.

Algojonya adalah polisi!

Bagas mengangguk.

BAGAS

Chandra, saatnya kau memenjarakan Dewi !

CHANDRA

Apa?

Chandra ekspresi heran menatap tajam ke Bagas.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar