Borgol Dan Sepotong Cinta
3. Airmata Yang Tersembunyi

INT. LOBBY OFFICE DETEKTIF - NIGHT

Ruang Lobby, Resepsionis duduk, di belakangnya dinding bertuliskan ‘PRIVATE INVESTIGATOR’. Ruangan nuansa modern, berkelas.

Dewi menghampiri Resepsionis. Resepsionis tersenyum menyambutnya. Resepsionis menunjukan sebuah pintu, Dewi mendekati pintu yang bertuliskan ‘Detektif BUDI’. BUDI (L/45) membuka pintu, mempersilahkan Dewi masuk.

INT. OFFICE JAKSA - EVENING

Dewi masuk, Chandra di depan komputer, sambil memegang kertas.

DEWI

Belum pulang?

CHANDRA

Ntar lagi. Kapten, ini data pengunjung penjara.

BAGAS 2 kali mendapat kunjungan.

DEWI

Siapa yang mengunjunginya.

CHANDRA

6 bulan lalu, hmm,.. Kapten Dewi?

Anda kapten!

DEWI

Apa?

CHANDRA

Di sini tertulis anda yang mengunjunginya 6 bulan lalu, sama,

hmm sebulan lalu.

DEWI

Tak mungkin! Aku tidak pernah,..

Dewi meminta kertasnya, Chandra menyerahkan kertas.

DEWI (CONT’D)

Kunjunganku 6 bulan lalu, coba cross check di rekaman cctv,

tanggal 23 February.

Chandra memeriksa file-file di komputer.

CHANDRA

Oke, di sini 23 february, ehmm,... Kosong?

CCTV on maintenance. No recording. Kapten.

DEWI

Yang tanggal 5 agustus?

CHANDRA

5 agustus, sebentar,... Ini kosong juga.

Ada gangguan teknis, no recording.

DEWI

Ada yang menggunakan nama dan kartu ID-ku.

Chandra dan Dewi saling menatap heran.

SFX: Ringtone HP Dewi.

Dewi mengangkat teleponya.

DEWI (CONT’D)

Halo?

PRAM (O.S.)

Kapten. Algojo beraksi lagi.

Dewi terkejut.

INT. TKP HUTAPEA - NIGHT

Ruangan besar, seperti kantor, nuansa eksotis sulawesi-maluku. Dewi dan Chandra memasuki ruangan kantor Hutapea. Banyak polisi dan paramedis lalu lalang.

SFX: Suara-suara radio HT.

Pram menyambut Dewi dan Chandra.

PRAM

Seperti biasa, kita mendapat telepon 2 jam yang lalu.

Hutapea (L/50) duduk di kursi belakang meja, kepala menunduk ke meja, kedua tangan dipaku di meja. Dewi memandangi Hutapea, Chandra bergidik.

RINA

Kapten.

CHANDRA

Kenapa dia melakukan ini semua?

DEWI

Psikopat tidak bisa dimengerti dengan logika biasa Chan.

PRAM

Dia ini peniru kan? Jadi sebenarnya dia ini bukan psikopat ya kan?

CHANDRA

Orang yang mengidolakan dan meniru psikopat, apa namanya itu?

Pram dan RINA saling pandang, mengeryitkan alis.

DEWI

Profil korban?

RINA membaca catatanya.

RINA

Hmm Pak Hutapea. Bandar judi ilegal.

Pemilik perusahaan rental mesin besar sebagai kedok bisnis untuk praktek perjudian ilegal.

Juga pengedar sabu-sabu.

DEWI

Pram, aku ingin profil korban lengkap dengan keluarga,

kolega, hobi, keuangannya.

PRAM

Siap Kapten.

Dewi berbalik meninggalkan ruangan.

DEWI

Besok aku tunggu ya Pram. Ayo Chan.

Chandra mengikuti Dewi keluar. Berjalan berdampingan.

DEWI (CONT’D)

Chan, kau besok ke Penjara Kota. Periksa lagi kunjungan tamu penjara.

Ada orang yang menggunakan namaku dan ID-ku.

Aku ingin tahu siapa dia.

CHANDRA

Siap Kapten.

INT. DAPUR RUMAH SANTI - NIGHT

Santi sedang membuka kulkas di dapur.

SFX: Ringtone HP Santi.

Santi mengambil HP nya, mengeryitkan alis.

Tampilan di HP “VIDEO RECEIVED” “UNKNOWN NUMBER”

Tampilan di HP: SENO berbicara di depan camera, sambil berjalan tergesa-gesa.

SENO

Santi, ingat kata-kataku. Jangan percaya semua temanku, dan lain-lain.

Semuanya aku simpan di hardisk, di kotak warna biru.

Papah minta maaf telah menyulitkan hidupmu.

Santi bengong. Lalu menelepon. Wajah cemas.

SFX: tulalit.

Santi nelpon nomor ayahnya.

SFX: Diluar service area.

Santi bergegas keluar.

INT. OFFICE JAKSA - MORNING

Dewi sedang berjalan.

SFX: ringtone HP Dewi.

Dewi mengangkat HP nya.

DEWI

Pagi Pak.

KOLONEL

Dewi. Ada yang terjadi. Aku baru dapat kabarnya.

DEWI

Algojo beraksi lagi?

KOLONEL

Bukan ini yang lain.

Sebaiknya kau segera datang ke TKP.

EXT. JALAN DESA - DAY

Ramai kerumunan orang. Puing-puing mobil, di dasar jurang. Dewi datang menghampiri. Kolonel melihat Dewi, melambaikan tangannya. Dewi menghampiri Kolonel.

KOLONEL

Pak Seno. Ayah Santi.

Dewi kaget.

KOLONEL (CONT’D)

Penduduk tadi pagi menemukannya.

Aku tahu kau sahabatnya Santi, maka aku memintamu ke sini.

Kolonel melambaikan tangan memanggil Polisi Sersan Jono (L/35). Sersan Jono mendekat kolonel.

SERSAN JONO

Iya Kolonel?

KOLONEL

Ini Kapten Dewi, masih ada hubungan dekat dengan korban.

Apa yang bisa kau ceritakan?

SERSAN JONO

Ditemukan korban 2 orang.

Yang satu Bapak Seno, di kursi sopir, ditemukan sudah maaf

agak berantakan karena mobil saja juga hancur.

Dan keadaannya, maaf setengah badan ke bawah telanjang.

Dewi kaget.

SERSAN JONO (CONT’D)

Dan di samping Bapak Seno, ada korban seorang pelacur dari Pasar Lotus.

Dewi membalikan badan, menunduk. Kolonel mengusap pundak Dewi.

KOLONEL

Aku juga sudah menganggap dia temanku.

Polisi #1 datang mendekati Sersan Jono, menyerahkan sebungkus plastik bukti.

POLISI #1

Ditemukan di kursi depan.

Sersan Jono menerimanya, lalu melihatnya dan menunjukkan ke Kolonel dan Dewi.

SERSAN JONO

Dan ini.

Plastik bukti, botol minuman keras yang sudah pecah separuh.

DEWI

Santi sudah dikabari?

Kolonel menggeleng. Dewi lalu membalikan badan pergi. Kolonel memandang Dewi dengan tatapan tajam.

EXT. RUMAH SANTI - DAY

Dewi melangkah pelan mendekati pintu, Santi membuka menyambut Dewi dengan senyum. Beberapa saat, Dewi dan Santi saling berhadapan, Santi menangis, jatuh terduduk. Dewi memeluk Santi mengusap usap kepala dan pundak Santi.

Ardi datang, menundukkan kepala.

EXT. MAKAM - DAY

Santi duduk menangis di depan makam seno. Ardi dibelakangnya menggendong anak. Beberapa orang di sekeliling Santi dan Ardi berdiri menunduk. Dewi berdiri menunduk tidak jauh dari Santi.

Chandra datang menghampiri Dewi, berdiri di sebelah Dewi.

DEWI

Apa yang kau dapat?

CHANDRA

Hmm kau yakin mau sekarang?

Ini sedang suasana,...

Dewi menoleh & menatap tajam Chandra.

CHANDRA (CONT’D)

Ok ok ok,... Pengunjung misterius itu memang kamu.

Tanda tanganmu, ID-mu. Tidak ada foto atau rekaman cctv.

Dewi menunduk mendesah.

DEWI

Petugas piket penjara, masih ingat wajah orang yang mengaku aku?

CHANDRA

Well, petugasnya menerima banyak tamu selama setahun ini,

jadi tidak bisa mengingat siapa yang mana.

Kamu bisa menanyakan pada Si Algojo.

Dewi menghela nafas.

CHANDRA (CONT’D)

Sepertinya ada yang menjebakmu Kapten.

EXT. JALANAN KOTA - NIGHT

Dewi nyetir, melihat di sebuah taman kecil pinggir jalan, BUDI berdiri sendirian. Dewi menghentikan mobil, menghampiri BUDI.

DEWI

Sudah? Cepat juga.

BUDI

Kapten. Ini yang kudapat,..

DEWI

Tidak ada arsip?

BUDI

No telpon, no email, no arsip. No Evidence.

Ini cara kami menyampaikan pesan, langsung ke orang.

Meminimalisir misspersepsi. Anda tahu, informasi jaman sekarang

banyak yang menyesatkan.

DEWI

Kalian konvensional juga.

BUDI

Oke, begini, Santos, meninggal sedang menjalankan misi.

Sebuah misi rahasia.

DEWI

Kalau itu misi rahasia, dari mana kalian bisa tahu?

BUDI

Tidak semua polisi bersih seperti anda Kapten.

Masih banyak yang mau menjual info-info rahasia mereka.

DEWI

Apa misi Santos?

BUDI

Membunuh Kapten Dewi Wulandari. Anda Kapten.

Dewi terbelalak.

DEWI

Aku sasarannya? Sumbermu valid?

BUDI menatap tajam Dewi.

BUDI

Saya detektif Kapten, bukan wartawan.

BUDI bangkit dari duduknya.

DEWI

Siapa yang membunuh santos?

BUDI

Masih kuselidiki.

Yang jelas, pembunuh Santos ini bukan preman lokal.

BUDI pergi. Dewi, mengeryitkan alisnya, merenung.

EXT. BARAK 18 - MORNING

Dewi berjalan bersama Wawan di pinggir lapangan.

WAWAN

Sampai titik ini, kau tidak bisa percaya polisi Dewi.

DEWI

Aku polisi, kau polisi Wawan.

WAWAN

Jangan sentimentil.

Kau tahu maksudku.

DEWI

Apa yang sedang terjadi Wan?

Semua tidak bisa dipercaya, terus gimana?

Wawan merenung, lalu menatap Dewi.

DEWI (CONT’D)

Apa?

WAWAN

Ada satu orang yang aku yakin, bisa kau percaya.

DEWI

Siapa?

WAWAN

Bagas!

DEWI

Kamu gila ya?

Dia Kriminal.

Dia Narapidana!

WAWAN

Maksudku, dia satu-satunya orang yang aku tahu, tidak ingin kau terluka.

Dia punya banyak teman, mungkin kau bisa minta bantuannya.

DEWI

Aku tidak tahu Wan.

WAWAN

Anggap saja opsi solusi.

Bila semua temanmu tidak bisa dipercaya,

percayai musuhmu!

EXT. GEDUNG KEJAKSAAN - EVENING

Dewi keluar dari mobilnya, berjalan menuju Gedung. Pram datang menghampiri.

PRAM

Kapten Dewi!

Dewi menoleh ke Pram.

PRAM (CONT’D)

Ini profil korban. Pak Wongso dan Hutapea.

Dewi menerima sambil berjalan. Pram menjejeri Dewi.

PRAM (CONT’D)

Dari mana?

DEWI

Dari Barak 18.

PRAM

Hmm hebis ketemu Mayor Wawan ya.

Apa dia bilang tentang masalah ini?

DEWI

Kata dia, aku harus minta bantuan Bagas.

PRAM

Bagas? Si Algojo?

Dewi mengangguk.

PRAM (CONT’D)

Terus, apa yang akan kau lakukan?

Pram menghentikan langkahnya.

DEWI

Aku masih memikirkannya.

Dewi melangkah sendiri, Pram berdiri memandangi Dewi.

INT. OFFICE JAKSA - MORNING

Dewi masuk, merebahkan ke kursi, Chandra memeriksa dokumen.

SFX: TOK TOK TOK. Ketukan pintu.

Kolonel masuk.

KOLONEL

Pagi.

CHANDRA

Pagi Kolonel.

DEWI

Pagi Pak. Ke sini?

KOLONEL

Iya ingin melihat kondisimu gimana?

DEWI

Biasa Pak.

Kolonel melirik Chandra. Dewi menoleh ke Chandra. Chandra bangkit, lalu melangkah keluar.

CHANDRA

Saya permisi sebentar.

Kolonel memandang Chandra yang berjalan keluar.

KOLONEL

Aku mengkhawatirkan kamu.

DEWI

Saya baik-baik saja pak.

KOLONEL

Kau yakin?

DEWI

Iya Pak.

KOLONEL

Dewi, kalau kau butuh istirahat atau cuti beberapa hari.

DEWI

Tidak pak. Terimakasih saya baik-baik saja. Ini masih termanage ok.

KOLONEL

Kau tahu, mungkin kau memang butuh libur, menenangkan pikiran atau refreshing aku bisa membantumu mengurus ijin cutimu.

DEWI

Terimakasih pak. Saya kalau cuti malah bingung, mau ngapain. Hehe

KOLONEL

Kau yakin tidak butuh istirahat dulu beberapa hari?

DEWI

Yakin Pak. Ok nih.

Kolonel melangkah ke pintu.

KOLONEL

Baiklah. Kau jaga diri baik-baik ya.

DEWI

Baik pak, makasih pak.

Kolonel keluar. Dewi menghempaskan duduknya di kursi. Menghela nafas panjang.

Chandra masuk.

CHANDRA

What’s up Kapten?

Everything ok?

Dewi mengangguk.

CHANDRA (CONT’D)

Hmm Kapten, sepertinya Kapten yang harus menanyakan BAGAS sendiri

tentang tamu misterius itu.

DEWI

Temenku Santi, mau ke sini, katanya penting.

Mungkin nanti setelah itu.

Chandra menghampiri Dewi.

CHANDRA

Kapten, jangan anggap ini rayuan,

tapi rasanya kau perlu minum jus di cafe depan itu, biar fresh.

Dewi melirik Chandra.

INT. CAFE DEPAN - DAY

Cafe Depan, minimalis, kelas menengah. Dewi duduk sendirian, menerawang, di depannya Jus jeruk tinggal separuh.

Santi berjalan mendekati Dewi. Dewi kaget, Santi duduk di depan Dewi. Mata Santi masih sedikit sembab.

DEWI

Hei.

SANTI

Dewi, itu bukan kecelakaan, ayahku dibunuh.

DEWI

Sudahlah tenang dulu Santi.

SANTI

Kau satu teman yang kupercaya.

DEWI

Telepon ayahmu beberapa hari lalu itu?

Santi mengangguk, lalu mengambil hp-nya. Kemudian memperlihatkan ke santi.

SANTI

Dan ini.

Layar HP: Seno berjalan bergegas.

SENO

Santi, ingat kata-kataku. Jangan percaya semua temanku,

dan lain-lain. Kamu tenang saja.

Semuanya aku simpan di hardisk, di kotak warna biru.

Papah minta maaf telah menyulitkan hidupmu.

Dewi mengeryitkan dahinya.

DEWI

Ini kapan?

SANTI

Sehari sebelum ayah dibunuh. Papah tidak pernah nyetir mobil Dewi.

Dia selalu memakai sopir.

DEWI

Ntar aku periksa di kepolisian Santi.

SANTI

Kau periksa saja Mr Harjo.

DEWI

Mr Harjo? Dia Mafia kota ini. Polisi tidak bisa menyentuhnya.

SANTI

Dari dulu Mr.Harjo Ini musuhan terus sama ayahku.

DEWI

Nanti aku periksa Santi.

Santi memeluk Dewi, lalu pergi meninggalkan Dewi. Dewi pandangan menerawang.

INT. KOLONEL OFFICE - DAY

Kolonel sedang duduk, Dewi masuk.

DEWI

Pak?

KOLONEL

Ya Dewi? Jadi mau cuti?

DEWI

Tidak pak. Kecelakan Pak Seno, ada yang mencurigakan.

KOLONEL

Maksudmu?

DEWI

Pak Seno tidak bisa nyetir pak.

KOLONEL

Tidak bisa nyetir?

DEWI

Iya, maksud saya, ini ada indikasi yang tidak wajar pak,

sebaiknya coba tugaskan personil untuk menyelidiki kematian Pak Seno ini.

KOLONEL

Dewi, aku tahu kamu sedang mengalami hal-hal buruk.

Mungkin kau memang butuh cuti.

DEWI

Pak, tolong dengarkan saya.

KOLONEL

Aku tahu hubunganmu dan Santi itu dekat.

Pak Seno ayah Santi, seperti ayah sendiri bagimu,...

DEWI

Pak aku mohon pak.

KOLONEL

Kau kemarin sudah lihat dan dengar sendiri hasil pengumpulan bukti di TKP.

Itu sudah final Dewi.

Dewi menunduk, menghela nafas. Menggelengkan kepala.

KOLONEL (CONT’D)

Kau istirahatlah sementara waktu.

Dewi bangkit.

DEWI

Baik pak, makasih pak.

Dewi lalu membalikan badan, berjalan keluar.

EXT. PENJARA KOTA - NIGHT

SFX: Alarm Penjara.

BAGAS merubuhkan penjaga, lalu lari keluar. 5 Sipir berlari mengejarnya. 5 Sipir menaiki mobil, mengejar.

BAGAS lari, menerabas semak-semak.

EXT. JALAN SUBURBAN - NIGHT

Sebuah mobil box, parkir di pinggir jalan, Sopir mengganti ban. BAGAS berlari, di kejar-kejar Sipir.

BAGAS menghampiri Mobil box, menaikinya lalu melaju kencang. Sopir teriak-teriak. Sipir mengejar mobil box.

Di ujung jalan, Mobil box memental, menabrak sebuah bangunan seperti pabrik kecil, lalu terbakar, meledak.

Sipir berdatangan memandang api, sambil geleng-geleng kepala.

INT. RUMAH DEWI - NIGHT

Dewi duduk di sofa, melihat Berita di TV.

PENYIAR TV

Narapidana bernama BAGAS dikenal dengan PSIKOPAT ALGOJO,

melarikan diri, dan naas dalam usaha pelariannya

mobilnya menabrak pabrik pupuk lalu terbakar dan meledak.

Dewi mematikan tv. Menundukan wajahnya sedih.

SFX: Bell Pintu.

Dewi menengok, lalu membersihkan wajahnya, kemudian melangkah menuju pintu dan membukanya. Santi di depan pintu.

SANTI

Hai,...

Dewi dan Santi berpelukan cipika-cipiki.

SANTI (CONT’D)

Aku dengar berita. Kau tidak apa-apa?

Dewi tersenyum hambar, dipaksain.

DEWI

Gak apa-apa. Emangnya mau ngapain?

SANTI

Kau sedih ya?

DEWI

Gak tahu San. (terisak)

SANTI

Duduk dulu Dewi. Aku temenin sini.

Santi dan Dewi duduk berdampingan. Dewi menundukan kepala, menangis. Santi mengusap pundak Dewi.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar