Borgol Dan Sepotong Cinta
1. Borgol Emas

FADE IN:

INT. OFFICE JAKSA – NIGHT

Ruang Kantor rapi, formal, rak folder di satu sisi, meja besar dari kayu, satu set sofa, dan jendela besar.

Dewi (P/28) pakaian formal, rambut digelung, membereskan beberapa dokumen, menatanya, di meja terpajang papan nama “KEPALA BAGIAN KRIMINAL - DEWI WULANDARI”.

Di dinding samping kiri, dihiasi beberapa kliping koran yang dibingkai, beberapa judulnya “PSIKOPAT PEMBUNUH YANG DIJULUKI ALGOJO TERTANGKAP” dengan Foto seorang pria wajahnya ditutupi.

Bingkai yang satunya “ALGOJO, PSIKOPAT YANG TELAH MEMBUNUH 21 KORBAN”.

Bingkai kliping yang sebelahnya, “PEMBUNUH BERANTAI BERHASIL DITANGKAP POLISI”.

Bingkai yang paling pinggir “PSIKOPAT PEMBUNUH DIJATUHI HUKUMAN SEUMUR HIDUP”

Dan Bingkai yang atas “DETEKTIF POLISI KAPTEN DEWI MENANGKAP PSIKOPAT ALGOJO” Foto Dewi dengan seragam Polisi.

Dan bingkai yang paling atas, sebuah Borgol Emas, simbol penghargaan tinggi atas prestasi Polisi, dengan sebuah tulisan “PENGANGKATAN SEBAGAI KABAG KEJAKSAAN SETELAH SUKSES MENANGKAP PSIKOPAT PEMBUNUH”.

Di bangku kecil, tergeletak Majalah TIME dengan cover Dewi berpose memakai seragam formil “DEWI WULANDARI KABAG KEJAKSAAN PALING MUDA SEPANJANG SEJARAH”

Dewi membuka laci, mengambil pistol dan lencana polisi, lalu memasukkannya dalam tasnya. Lalu Dewi mematikan lampu, melangkah keluar ruangan.

 

EXT. GEDUNG KEJAKSAAN - NIGHT

Dewi melangkah keluar, berjalan menuju parkiran. Di depan gedung papan bertuliskan “GEDUNG KEJAKSAAN PUSAT - NEGARA NUSAJAYA”. Dewi masuk mobil, lalu melaju pergi.

Satu sosok berdiri di ujung halaman mengawasi Dewi.

EXT. RUMAH SANTI - NIGHT

Rumah besar, kelas menengah, di komplek yang bagus. Mobil Dewi parkir di halaman depan. Dewi membuka mobil melangkah menuju pintu. Santi (P/28) muncul dari dlam, berjalan keluar, senyum lebar.

SANTI

Dewii… sahabat kesayanganku,

DEWI

Santi… Sahabatku paling cantik

Santi memeluk Dewi, cipika-cipiki, lalu mengajak masuk.

INT. RUMAH SANTI - NIGHT

ARDI (L/30) menggendong anak kecil (L/5), menyalami Dewi riang mempersilahkan duduk.

INT. RUANG MAKAN SANTI - NIGHT

Ruang makan kelas menengah atas, bersih, gaya barat. Dewi, Santi, Ardi dan anaknya makan malam, bercanda, tertawa.

EXT. TERAS BALKON SANTI - NIGHT

Dewi berdiri di balkon, memegang gelas minuman, pandangan menerawang. Santi, muncul dari pintu mendekati Dewi.

SANTI

Masih mikirin kerjaan? Dasar workalholic.

DEWI

Santi, kerjaanku ini tidak sekedar untuk nyari uang,

tapi aku punya tanggung jawab besar, menegakkan keadilan

dan menjaga stabilitas system negara ini. Dan rasanya sehari 24 jam itu kurang.

SANTI

Kau memang maniak kerja.

Bahkan demi karirmu, kau memenjarakan cintamu sendiri.

DEWI

Bukan demi karie Santi, tapi,... ah udahlah, gak usah bahas dia.

SANTI

Kau kelihatanya belum bisa melupakannya ya?

Dewi diam sejenak, pandangan menerawang, lalu menatap Santi.

DEWI

Santi, ngomong yang lain aja lah.

SANTI

Dewi, kau santailah dengan kehidupan ini. 

DEWI

Kau kenal aku lama Santi. Aku justru kalau santai malah bingung.

ARDI

Makanya cepet cari pasangan Dewi. Biar hidup ini lebih, berwarna hehe,...

Ardi mendampingi Santi. Saling memandang tersenyum.

SANTI

Iya Dewi. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri.

Kerja ya kerja, tapi kehidupan sendiri, ya nikmati lah.

Jangan sampai malah ga keurus.

FX: Ringtone HP. HP Santi.

Santi melihat HPnya, nomor tidak dikenal, Santi mengeryitkan alis, mengangkatnya.

SANTI (CONT’D)

Halo?

Suara ditelepon, Suara Seno (L/55), ayah Santi.

SENO (O.S.)

Santi, ini kau nak?

SANTI

Eh Papah. Pake nomor baru ya?

SENO (O.S.)

Santi, ini nomor cuma sekali pakai. Dengerkan papah baik-baik nak.

Apapun yang terjadi, kamu jangan sekalipun mempercayai semua temen papah.

Semua karyawan dan kenalan papah.

SANTI

Papah bicara apa sih?

SENO (O.S.)

Papah sayang kau nak. Kamu hati-hati yah.

Papah harus pergi.

SFX: Nada telepon putus.

SANTI

Halo? Papah?

Santi heran.

DEWI

Ada apa?

SANTI

Ini papahku, kok aneh?

ARDI

Biasalah, namanya orang tua megkhawatirkan anaknya.

DEWI

Aku pulang dulu ya. Sudah malam nih.

SANTI

Makasih telah datang.

DEWI

Aku yang makasih, telah dijamu makan enak.

Asal jangan sering-sering, nanti badanku membengkak. Hehe...

Santi memeluk Dewi, cipika-cipiki.

SANTI

You should visit him once for a while, Dewi.

Biar hatimu lega dan tenang.

Dewi melirik, mendelik ke Santi, lalu tersenyum.

 

EXT. RUMAH SANTI - NIGHT

Dewi masuk mobilnya, Santi dan Ardi melambaikan tangan. Dewi melaju dengan mobilnya.

 

EXT. JALANAN KOTA - NIGHT

Dewi menyusuri jalanan kota dengan mobilnya.

 

EXT. RUMAH DEWI - NIGHT

Dewi keluar dari mobilnya, berjalan masuk rumahnya. Satu sosok berdiri di bawah pohon di seberang jalan mengawasi Dewi.

INT. RUMAH DEWI - NIGHT

Dewi melepas sepatu, menaruh tas, dan pistol ke bifet, masuk kamar. Beberapa saat keluar kamar, sudah mengenakan baju santai, rambut terurai. Dewi lalu duduk di sofa, ngalamun, pandangan menerawang.

Satu sosok berdiri di Teras Balkon sisi luar, mengawasi Dewi.

FADE OUT.

 

--------- End Part 1

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar