BLACK BOX
9. #9

Sc 55. INT. KAMAR ORANG TUA BEN. SORE

Ben mamasuki ruang kamar orang tuanya dengan tergesa-gesa. Ia membuka lemari yang berisi pakaian orang tuanya dan mengambil beberapa pakaian Ibu Rayya. Ia menarik pakaian yang digantung dengan paksa, kemudian bergegas ke luar.

CUT TO

Sc 56. INT. TANGGA RUMAH BEN. SORE

Ben turun dari tangga dengan ekspresi ketakutan, sesekali ia berlari.

CUT TO

Sc 57. INT. DAPUR. SORE

Ben mengambil korek yang tergeletak di meja makan, kemudian berjalan lagi.

CUT TO

Sc 58. EXT. HALAMAN DEPAN. SENJA

Ben meletakkan semua pakaian Ibu Rayya yang ia ambil ke tong sampah, lalu menumpahkan bensin ke dalamnya, kemudian menyalakan korek. Baju-baju itu mulai terbakar. Dengan mata yang berkaca-kaca, Ben berdiri dan tertawa menatap kobaran api, kemudian perlahan-lahan ia tersimpuh ke tanah.

CUT TO

Sc 59. INT. RESTORAN PIZZA. MALAM

Jam berdetik, kini tepat di angka 10 malam.

TIO

Ra, lo yakin mau anter pizza jam segini?

LAURA

Lah ya gimana? Kan memang sekarang jadwalnya gue shift malem. Gimana sih? Lo mau anter?

TIO

Memangnya lo bisa buat pizza?

LAURA

Yaa, nggak lah.

TIO

Yaudah hati-hati ya, Ra!

LAURA

Cerewet banget sih.

TIO

Kalau ada apa-apa telepon gue ya, Ra!

LAURA

Iya bawel!!!

CUT TO

Sc 60. EXT. JALANAN. MALAM

Mobil Ben melintas.

CUT TO

Sc 61. EXT. JALANAN. MALAM

Dari kejauhan mobil Ben terhenti, kemudian lampu mobilnya menyorot ke arah pasangan yang terlihat buru-buru. Dari dalam mobil, Ben melihat wanita (21 tahun) membawa tas, sedangkan pria (25 tahun) membawa kardus besar. Dari kaca spion terlihat Ben menutupi sebelah matanya dengan topeng. Langkah kaki kedua pasangan itu terhenti karena menyadari Ben yang tengah memperhatikan mereka. Kemudian Ben turun dari mobilnya. Mereka berjalan lagi, lebih cepat dan semakin kencang, mereka pun berlari.

CUT TO

Sc 62. EXT. DEPAN RUMAH PEMBELI. MALAM  

Laura mulai memberhentikan sepeda motornya.

LAURA

Yaa baru bangun tidur apa ya jam segini masih ada saja yang pesan pizza.

Laura memencet bel yang ada di depan rumah.

TING TONG....

CUT TO

Sc 63. EXT. JALANAN. MALAM

Ben berlari mengejar pasangan itu, namun akhirnya pasangan itu terpojok di ujung gang kemudian jatuh tersungkur di tanah bebatuan.

Langkah kaki Ben perlahan-lahan mendekat, dan semakin dekat.

BEN

Mau diapain itu bayi? Apakah dia masih hidup?

PRIA

Mau apa lo! Bukan urusan lo!

Dengan cepat Ben menyuntikkan cairan ke tubuh pria itu. Pria itu kemudian menjadi tidak bisa bergerak seketika.

BEN

Ssssttt... berisik (telunjuk kirinya diletakkan di bibir).

Ben menjambak rambut pria itu.

BEN

Tahu gak? Dunia ini harusnya berterima kasih kepada para psycho yang sudah meluangkan waktunya untuk memburu orang-orang biadab seperti kalian (wajah datar kemudian tertawa). Dengan begitu dunia yang sudah tercemar ini perlahan-lahan bisa bersih dari noda (tersenyum).

Ben melepaskan tangannya dari rambut pria itu lantas membersihkannya dengan menggerakkan kedua telapaknya.

WANITA

Ya! Dia masih hidup (napasnya tak beraturan). Baiklah jika kau ingin berbaik hati maka rawatlah anak ini. Kami tidak punya biaya untuk membesarkannya.

Ben tertawa mendengar perkataan wanita itu.

BEN

Biaya? Lantas tangan dan kaki yang sempurna itu mau kau gunakan untuk apa?

WANITA

Ini gak semudah yang kau kira. Kami masih memiliki banyak hutang. Ditambah keperluan bayi yang gak sedikit.

Ben sedikit memiringkan kepalanya ke kanan.

BEN

Itu kah alasan kalian ingin menjual bayi ini?

Wanita itu terkejut. Matanya terbelalak.

BEN

Jadi lebih mudah untuk menjual bayi yang polos ini kemudian membayar hutang yang akan kalian nikmati sendiri?

WANITA

Kalau begitu bawa saja ini bawalah!

BEN

Lantas apakah semua selesai ketika saya hanya membawanya?

Wanita itu mengangguk panik.

BEN

Lalu buat apa hukum dibuat? Manusia seperti kalian bahkan lebih hina dari binatang!

PRIA

Lari! Lari saja cepat!

Kedua mata Ben menatap wanita itu. Wanita itu pun berdiri dengan gemetar, lalu mulai berlari.

Wanita itu terus berlari. Saat ia menoleh ke belakang, ia melihat Ben tengah menikam leher suaminya. Karena begitu panik, wanita itu meletakkan bayinya di jalanan, lalu berlari lagi. Dengan sigap Ben berlari ke arahnya.

CUT TO

Sc 64. EXT/INT. RUKO-RUKO. MALAM

Ben berada di bangunan ruko-ruko yang hening sekali. Di dalam mobilnya, ia berusaha mengejar wanita itu. Ben berusaha fokus untuk mendengar jerit pikiran wanita itu untuk bisa menemukan keberadaannya.

CUT TO

Sc 65. EXT. RUKO-RUKO JALANAN. MALAM

V.O WANITA

Tolong! Tolong....!!!

CUT TO

Sc 66. EXT/INT. RUKO-RUKO. MALAM

BIG CLOSE UP

Telinga kanan Ben bergerak, lalu mobilnya mulai mengikuti arah suaranya.

CUT TO

Sc 67. EXT. JALANAN. MALAM 

Laura melintasi jalanan tanpa ada seorang pun mendekati bawah jalan layang.

CUT TO

Sc 68. EXT. JALAN LAYANG. MALAM

Mobil Ben berhasil menemukan wanita itu. Mereka berada di atas jalan layang. Dengan cepat mobil Ben menabrak wanita itu hingga ia terjatuh ke bawah.

CUT TO

Sc 69. EXT. JALAN LAYANG. MALAM

Wanita itu terjatuh tepat di depan motor Laura. Dengan cepat Laura menekan rem tangannya. Darah pun mengalir keluar.

LAURA

Aaaaa!!!! (Matanya terpejam)

LONG SHOT

Laura menghadap ke atas melihat seorang pria berdiri menatapnya, kemudian pria itu pergi.

LAURA

Woi! Siapa lo!!! Berhenti!... Aduh gimana nih? Kejar dulu apa telepon Ambulance dulu?... Aahhh!!!

Laura mengeluarkan ponselnya kemudian menghubungi Ambulance.

LAURA

Halo! Pak tolong ini ada orang jatuh dari jalan layang di jalan Melati raya. Buruan ya, Pak saya mau ngejar orangnya dulu!

Laura menutup panggilannya, kemudian memasukkan ponselnya ke jaket. Laura menyalakan motornya kemudian bergegas mengejar pria yang tak terlihat dengan jelas itu.

CUT TO

Sc 70. EXT. JALANAN. MALAM

Laura berusaha mencari orang itu dengan menyusuri jalan yang menghubungkan ke jalan layang tersebut dengan sepeda motornya.

CUT TO

Sc 71. EXT/INT. JALANAN. MALAM

Ben terus menancapkan gas nya. Ia mencoba untuk fokus mendengar saksi yang melihatnya. Namun, Ben tak bisa menemukan suara pikirannya.

BEN

Jangan-jangan...

CUT TO

Sc 72. EXT. JALANAN. MALAM

Laura melihat mobil berpelat B 311 JHN melintas. Laura menghentikan laju motor dan membuka kaca helmnya.

LAURA

B 311 JHN? Itu kan mobil si manusia sombong itu! Lapor polisi gak ya? Ah lapor saja lah!

Laura mengeluarkan ponselnya kembali.

LAURA

Halo, kantor polisi. Saya melihat tabrak lari di jalan Melati raya. Korban wanita, saya sudah panggil Ambulance. Tolong selidiki mobil berpelat B 311 JHN. Hanya mobil itu yang saya lihat melintas. Baik, Pak terima kasih.

Mata Laura terpejam. Ia mengambil napas dalam-dalam. Tiba-tiba ponselnya berdering.

TIO

Halo, Ra! Kok lo gak balik-balik sih?! Buruan balik!

INTER CUT

LAURA

Tio! Gue liat orang ditabrak!

INTER CUT

TIO

Balik, Ra buruan! Nanti yang ada lo malah kena tuduh!

INTER CUT

LAURA

(Menangis)

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar