BLACK BOX
5. #5

Sc 22. EXT. ASRAMA. MALAM

Mobil Ben berhenti di depan asrama besar bertingkat. Ben membawa anak lelaki itu masuk.

Di dalam ruang depan terpampang jelas di dinding yang besar bertuliskan "Ελεύθερος".

BEN

Anna.

ANNA

Selamat datang di kehidupan barumu. Mau diberi nama siapa, kak?

BEN

John.

ANNA

Oke John, sekarang mari ikut denganku. Di sini kamu akan menemukan kegembiraan yang tak pernah kau dapatkan.

BEN

Pelan-pelan Ann. Dia memiliki banyak luka. Sebelum bersenang-senang, pastikan anak ini mendapat perawatan medis yang lengkap.

ANNA

Baik, Kak. Terima kasih untuk malam ini.

Mata Ben menatap John dengan sedih. Ia berlutut memegang kepala anak lelaki itu.

BEN

Namamu bukan Anggi lagi, kamu adalah John sekarang.

Anna membawa John ke kamarnya.

CUT TO

Ben duduk di tangga depan asrama besar miliknya itu. Tiba-tiba Anna datang menghampirinya.

ANNA

Bagaimanapun, itu bukan salahmu. Tempat ini menjadi ruang bagi mereka untuk membuka lembaran baru tanpa siksaan. Kelak, mereka akan mengerti dirimu.

Ben hanya terdiam menatap bulan di atas.

ANNA

Apa anak itu mengingatkanmu pada sesuatu?

Seketika Ben beranjak menuju mobilnya.

ANNA

Mau ke mana, kak?

BEN

Pulang.

ANNA

Baiklah. Hati-hati ya aku akan menjaga mereka di sini dengan aman. Oh ya, sebaiknya sempatkan ke rumah sakit untuk memeriksa kakimu!

Ben meninggalkan asramanya.

CUT TO

Sc 23. EXT. RUMAH BEN. MALAM

Laura terus menekan bel rumah Ben, namun terlihat tak ada tanda kehidupan.

LAURA

Apa pergi ya nih orang? Mobilnya juga gak ada sih. Ah elah! Balik aja deh gue makin malem makin serem juga di sini.

Laura meninggalkan rumah Ben.

Tak lama kemudian Ben tiba di rumahnya.

Dengan tatapan yang kosong, Ben memasuki rumahnya. Tepat di ruang tengah, Ben membuka topeng matanya kemudian melemparnya ke lantai (berteriak).

Ben berjalan menuju ruang bawah tanah, tempat ia meletakkan barang-barangnya yang terdahulu.

Ia membuka ruang bawah tanah itu perlahan-lahan.

Ben berdiri tepat di depan lukisan besar. Lukisan dirinya bersama kedua orang tuanya saat ia masih kecil. Ben adalah John yang dahulu mendapat perlakuan kasar dari ibunya.

DISSOLVE TO

Ben tersimpuh di depan lukisan itu. Ia terisak dengan kenangan mengerikan ketika melihat anak lelaki yang baru saja diselamatkannya.

Kilat petir menyambar. Hujan pun turun bersama dengan tiupan angin yang kencang.

Ben mengerang kesakitan sembari memegang lututnya. Sesekali Ben tertawa kencang dengan matanya yang terlihat pilu.

CUT TO

Sc 24. EXT. RUMAH SAKIT. PAGI

DOKTER

Lama tak bersua, John. Terlihat cukup parah. Karena pergelangan kakimu terkilir. John, apakah kamu banyak melakukan aktivitas yang berat? Untuk itu, saya sarankan jangan melakukan aktivitas yang berat dulu ya.

BEN

Tapi, Dok saya ada pameran seni besok. Apakah saya harus beristirahat total?

DOKTER

Ya. Itu adalah saran terbaik yang bisa saya sampaikan.

BEN

Dok, tolong periksa apakah lututku baik-baik saja? Rasanya sakit sekali.

DOKTER

John, apakah kamu saat ini sedang tertekan? Kau ingat? Gangguan kecemasan yang kamu alami selalu mempengaruhi lututmu yang merupakan area trauma. Sudah lama tidak kambuh, namun jika kamu kembali memiliki rasa takut berlebih ini akan memperburuk kondisimu, John. Untuk itu istirahatlah dahulu untuk kesembuhanmu. Kau akan mendapatkan perawatan inap untuk sementara waktu.

Ben menghela napas dan memejamkan matanya sejenak.

VO BEN

Kalau gue dirawat inap, siapa yang akan urus Ibu nanti? Anna gak mungkin karena dia pun gak tahu soal ibu.

BEN

Begini saja, Dok. Saya memilih untuk rawat jalan saja di rumah. Dokter Yo, anda bisa kan untuk melakukan pemeriksaan dan perawatan di rumah saya?

DOKTER

Ya, bisa saja John. Mengenai pergelangan kakimu cukup dilakukan istirahat fisik, dan untuk lututmu hanya perlu pengendalian diri terhadap rasa takutmu. Saya tahu ini pasti berat untukmu, teringat kedua orang tuamu bukan? Selain terapi, saya akan menyediakan obat penenang jika dalam kondisi darurat kau membutuhkannya.

Ben tertunduk diam tanpa suara.

CUT TO

Sc 25. EXT. ASRAMA. SORE

BEN

Ann, gimana kondisi John?

ANNA

Dia mulai membaik. Hanya saja dia masih belum mau berbicara. Itu wajar, kak. Ia akan pulih seiring berjalannya waktu.

BEN

Di kamar nomor berapa dia?

ANNA

14.

Ben berjalan menuju kamar John.

Setibanya di depan kamar John, Ben mengetuk pintu tersebut kemudian membukanya perlahan.

Ben menatap John yang tengah menghadap ke jendela. Ben mampu mendengar isi pikiran John yang bertanya-tanya apakah ia akan dipukuli lagi.

BEN

Tidak. Kau tidak akan dipukuli lagi. Kau aman di sini.

John menoleh dan tersenyum kepada Ben.

Ben mendekati John dan mengusap rambutnya dengan lembut. Mereka menatap ke luar jendela yang memperlihatkan suasana langit cerah, kemudian melihat ke lapangan tempat di mana terlihat banyak anak-anak sedang berlarian dengan riang gembira.

CUT TO

Sc 26. EXT. JALANAN. MALAM

Jalanan yang padat dipenuhi banyak kendaraan. Laura tengah duduk di pinggir jalan menatap layar ponsel yang memberitahunya bahwa pameran seni diorama yang akan berlangsung besok telah dibatalkan.

LAURA

Ini lagi kenapa sih mendadak dibatalin?! Gue kan penasaran siapa yang ada di balik karyanya yang indah itu!(kesal).

Laura berdiri kemudian kembali memakai busana boneka besar untuk menyebarkan brosur di pinggir jalan.

Saat lampu merah menyala, Laura sibuk membagikan brosur-brosur. Meski diabaikan, Laura terus berusaha agar brosur itu dapat diambil oleh mereka yang peduli.

Tak lama kemudian lampu hijau menyala. Suara klakson mulai saling berbunyi, sontak membuat Laura bergegas menepi.

Kendaraan pun mulai berjalan. Laura menyadari mobil Ben melewatinya. Mobil berpelat B 311 JHN benar-benar dilihatnya. Laura berlari untuk mengejar Ben. Dengan busana boneka yang besar, sulit bagi Laura untuk menggapainya. Mobil Ben semakin menjauh. Suara klakson malah menghantam Laura yang berada di tengah jalan. Brosur yang ada di genggamannya pun berhamburan.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar