Aku Wanita
6. RUMI
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

57. EXT. GEDUNG UKM TEATER, JALAN — SIANG

Rara dan Dewi berjalan. Lalu Rara berhenti.

RARA

Wi ... Aku masuk dulu ukm teater ya ada rapat. Kamu kalau tertarik mau masuk bisa hubungin aku ... oke?!

DEWI

Oke.

Rara memasuki gedung itu. Lalu terlihat Dafa memasuki gedung itu juga.

DEWI

(Menggeleng)

Rara pasti masuk karena cowok itu.

Dewi berjalan di samping Gedung itu ada sebuah rumah kecil, Dewi melihat poster bertuliskan "RUMI: Rumah Untuk Manusia Identik". Dewi penasaran dengan poster itu. Ia membaca sebuah quote dari poster itu:

"Biarkanlah dirimu dibentuk oleh tarikan yang kuat dari sesuatu yang kamu cintai. -Jalaludin Rumi-"


CUT TO


58. INT. RUMAH ANTO, RUANG TV — MALAM

Dewi terlihat mengerjakan tugas kuliah. Sambil di menelpon.

DEWI

Hmmm gue pengen sih sebenernya masuk teater, cuman gue entah kenapa lebih suka gedung kecil yang di sebelah gedung teater itu.

RARA (O.S.)

Apa itu?

DEWI

Rumi.

RARA (O.S.)

Gue dukung, apapun keputusan lo!!

DEWI

Thanks ya ...

RARA (O.S.)

Yang penting lo gak usah ganggu Dafa!!!

Dewi tertawa.

DEWI

Ya gak lah. Iya? Oh iya ... Iya ... Semoga mimpiin Dafa.

Dewi menutup handphonenya. Anto mendekati Dewi, duduk di sofa.

ANTO

Sibuk ya wi sekarang?

DEWI

Cuman ngerjain makalah kok yah.

ANTO

Gak ada apa-apa kan di kampus?

DEWI

Aku bail-baik aja yah. (Beat) Yah ... Aku boleh masuk organisasi di kampus?

ANTO

(Mengelus rambut Dewi)

Kenapa harus izin ayah? Kalau itu membuat kamu seneng, ayah pasti izinkan.

DEWI

Tadinya aku ragu mau ikut apa enggak. Tapi ... Aku tertarik sama slogan poster organisasi itu. Dan ... Temen aku, Rara juga mendukung.

ANTO

Oke ... Besok kamu harus kasih kue-kue tradisional ke Rara, dan temen seorganisasi kamu.

DEWI

(Nyengir)

Rara gak suka kue-kue tradisional kayaknya yah.


CUT TO


59. EXT. JALAN KAMPUS — PAGI

Rara mengambil kue-kue yang di kasih Dewi dengan cepat, lalu memasukkannya ke dalam tasnya.

RARA

Sebenernya gue gak suka sih. Tapi makasih banget, karena Dafa itu suka kue tradisional.

DEWI

terus lo kasihin ke dia?

Rara melihat Dafa sedang berjalan.

RARA

Gue malu wi ...

DEWI

(meledek)

Nyali lo ciut. Di belakang doang ngomong suka.

RARA

Ya udah gue coba yah. Tapi ... Lo bantu doa ya. Lo wirid yah pas gue nemuin Dafa.

Dewi menggeleng-geleng. Kita ikuti Rara pergi menemui Dafa.

RARA

Per ... Misi ...

Kita lihat Rara nervous.

DAFI

Iya?

RARA (V.O.)

Sumpah tatapannya bikin gue mati!!

(Beat)

Ehm ... Aku ... Aku punya ini ...

Rara menyodorkan kue-kue tradisional ke Dafa. Dafa tertaruk, lalu menerimanya. Sementara kita lihat mahasiswa masing-masing saling mengobrol. Dewi tampak memperhatikan Rara dengan Dafa.

DAFA

Makasih yah.

RARA (V.O.)

Gue pengen pingsan!!

Tiba-tiba Rara pingsan. Dafa langsung menyangga tubuh Rara.


CUT TO


60. INT. GEDUNG RUMI - SORE

Kita lihat Dewi tengah duduk. Lalu datang seorang mahasiswi, sekretaris Rumi bernama ERNI.

ERNI

Mana berkasnya ka?

Dewi menyodorkan berkas. Erni melihat-lihat berkas Dewi.

ERNI (CONT'D)

Dari backgroundnya, kaka baik-baik. Jadi secara administrasi kaka diterima. Tapi..

DEWI

(heran)

Tapi?

ERNI

Kakak harus ketemu sama ketua kami.

DEWI

Oke..

ERNI

(Mengajak)

Ayo kak, kebetulan ketua ada di dalam.

Kita ikuti Dewi dan Erni menuju ruangan yang lebih privasi.

ERNI

Saya permisi dulu ya kak.

Erni pergi.

Kita lihat Rian yang dari ruangan lain melihat Dewi dari arah belakang, seseorang dengan memakai switer berkupluk. Rian berhenti. Dewi berbalik

RIAN

(terkejut)

Kamu lagi? Mau apa kamu ke sini? Mau mukul aku lagi?

DEWI

(Berdiri)

Maaf, saya kesini cuman ingin bertemu ketua. Saya anggota baru, saya gak lagi pengen ketemu orang gak jelas.

RIAN

Gak jelas? Hahahahah aku ketua ini kamu bilang gak jelas?

DEWI

Maaf, anda bilang anda ketua? Hahahaha saya gak percaya. Atau anda ngikutin saya dari tadi?

RIAN

Hahahahah! Baru kali ini saya bertemu orang geer. Laki-laki yang lemah. Pemukul. Ditambah geer. Sekarang siapa yang gak jelas kelakuannya?

Erni masuk dengan wajah heran.

ERNI

Maaf ini ada apa ya ribut-ribut?

RIAN

Erni, kamu bilangin sama dia kalau aku ketuanya!!

Dewi melirik ke arah Erni. Erni mengangguk.

ERNI

Iya kak, dia ketuanya.

DEWI

(Kesal)

Saya mengundurkan diri!!

Dewi pergi.

ERNI

(Heran)

Kenapa sih?

RIAN

Kenapa? Aku yang harusnya tanya kamu. Kenapa kamu masukin cowok gak jelas kayak gitu.

ERNI

Cowok? Dia cewek!!

Rian terkejut.

RIAN

Masa sih? Mana buktinya!!

Erni menyerahkan berkas Dewi ke Rian. Rian membacanya dengan seksama. Rian memotret alamat tinggal Dewi di KTP dewi. Lalu ia buru-buru pergi.

CUT TO:

61. EXT. JALAN SEKITAR KAMPUS - SORE

Rian mengejar Dewi. Lalu mereka kini saling berhadapan.

RIAN

Saya minta maaf!!

DEWI

Buat apa? Saya gak perlu maaf. Saya perlu anda gak usah ganggu saya lagi, saya gak butuh orang-Orang toksik gak jelas di hidup saya.

RIAN

Pertama, di bis itu saya kira anda laki-laki. Kedua di wese itu, saya kira juga anda laki-laki, makanya saya cegah anda masuk ke wese cewek.

DEWI

Ketiga, Saya sudah terbiasa dianggap seperti itu, jadi gak perlu dibahas lagi.

Dewi melangkah, tapi Rian menghalangi jalannya lagi.

RIAN

Keempat!! Berarti anda memaafkan saya. Dan kelima, anda bisa masuk ke Rumi.

DEWI

Keenam saya sudah gak tertarik!!

RIAN

Ketujuh, anda sebetulnya tertarik tapi anda tidak suka saya. Padahal anda sudah memaafkan saya artinya anda tidak berhak tidak suka dengan saya.

DEWI

Ke delapan, jangan bilang ke sembilan!!

Dewi pergi. Rian tercenung. Lalu dia berteriak.

RIAN

(Teriak)

Biarkanlah dirimu dibentuk oleh tarikan yang kuat dari sesuatu yang kamu cintai.

Dewi berhenti sejenak, lalu melanjutkan langkahnya lagi.

NASYA, di sudut lain, seorang gadis, berwajah yang cantik, tatapannya jutek, tampilannya girly, memperhatikan mereka dengan penasaran.

CUT TO:

62. INT. RUMAH ANTO, RUANG TV — MALAM

Suasana hening. Dewi sedang termenung, di depannya laptop.

RIAN (O.S.)

(Teriak)

Biarkanlah dirimu dibentuk oleh tarikan yang kuat dari sesuatu yang kamu cintai.

Anto melihat Dewi sedang termenung. Ia menghampiri Dewi.

ANTO

Ingat!! Ketika sesuatu mengganggu kita. putarkan jarimu, kepalkan dan lepaskan!! (Memperagakan gerakan memutar jari, mengepal dan melepaskan kepalan)

DEWI

(tersenyum)

Ini lebih ke menjengkelkan sih yah. Ada ya ... Orangnya menjengkelkan, tapi ... Konsepnya menarik.

ANTO

Maka masuk lah di hidupnya. Kadang, dia tidak semenjengkelkan jika kita sudah mengenalnya benar. (Beat) emangnya kamu sudah berapakali bicara sama dia dan berapakali bertemu?

DEWI

Ketemu baru 3 kali dalam situasi yang gak mengenakkan. Bicara baru sekali, bicaranya juga gak mengenakkan.

ANTO

Ayah tebak, besok dia gak menjengkelkan lagi. Ingat!! Jangan sukai orangnya, tapi sukai isinya dulu.

Anto beranjak pergi.


CUT TO


63. INT. GEDUNG RUMI — SIANG

Kita lihat Rian, Tora, Erni, dan 6 orang lainnya (mix cewek-cowok) sedang melakukan rapat di ruang depan RUMI.

RIAN

Jadi saya bisa simpulkan, kita kekurangan 1 personel. Rektor mau kita tetap ada kalau berjumpa minimal 10 orang. Karena semua terkait administrasi. Untungnya kita di kampus ternama, jadi segala macam bentuk UKM itu didukung kampus. Termasuk gedung ini. Tapi kalau gak mencapai target, artinya kita gak punya gedung dan ukm kita akan dihapus.

TORA

Kita pesen aja orang luar, apa susahnya.

ERNI

Gak lah Tora ...!! Kita ini berkumpul dan membentuk ukm ini dari hati kita masing-masing. berbohong sama saja dengan mengkhianati hati kita dan mengkhianati hakikat grup ini.

TORA

Ya tapi gimana caranya? (Beat) Nasya!!! Dia pasti mau yan!! (Ke rian)

ERNI

Tora ... Kesampingkan urusan pribadi!!

Tampak Dewi sedang menguntit mereka dari luar. Lalu Dewi masuk ke ruangan.

DEWI

Permisi!! Saya bersedia.. Menggenapkan.

Semuanya tersenyum, bersorak. Tora menyalami Dewi.

TORA

Makasih bro!!

RIAN

Dia cewek!!!

Semua tertawa. Tora salah tingkah.

RIAN

Aku gak tahu, kamu selunak itu.

DEWI

Lunak? Misi aku yang membuat aku tertarik masuk sini. Aku kesampingkan menyoal kita. Karena itu tidak penting. Dan kamu juga tidak penting.

ERNI

(menggoda)

Urusan takdir lebih penting. Kita gak tahu nanti kita saling mementingkan.

Semua tertawa. Rian dan Dewi terlihat malu.


CUT TO


64. EXT. JALAN DEKAT GERBANG KAMPUS — SORE

Nasya melihat Rian sedang berjalan menuju Gerbang.

NASYA

Ian ... !!!

RIAN

Ada apa?

NASYA

Gue pernah lihat lo ngomong kayak serius gitu sama cowok. Jadi lo ubah haluan?

RIAN

Hahahaha. Yah ... Gue ubah haluan dari cewek matre ke cewek baik-baik.

Nasya pergi dengan kesal.


CUT TO


65. EXT JALAN LUAR DEKAT KAMPUS — SORE

Nasya sedang menelpon, dia kesal karena telpon tak diangkat.

NASYA

Mana sih manajer gue!!

Tora melihat Nasya. Dia menghampiri Nasya.

TORA

Hei nas!!!

NASYA

Lo bisa anterin gue ke tempat pemotretan gak?

TORA

(semangat)

bisa-bisa!!


CUT TO


66. EXT. JALAN KOTA — SORE

Kita lihat Tora mengemudikan motornya, di belakangnya Nasya diboncengnya.

NASYA

Tor, Ryan sekarang gimana? Udah gak mikirin gue lagi ya?

TORA

Ehm ... Kayaknya enggak sih nas, dia sibuk kegiatan UKM gitu.

NASYA

Lo gak boleh keluar ya dari ukm itu, sebelum gue suruh!!

TORA

Iya-iya. Gue juga sebenernya gak begitu tertarik sama kegiatan itu. Tapi demi lo, apapun gue lakuin dah.

NASYA

Gue yakin sih. Rian pasti ada yang disembunyikan, masa udah putus 2 bulan gak ada ngehubungin gue lagi gitu. Atau dia udah punya pacar kali ya??

TORA

Lo sendiri udah punya belum nas?

NASYA

Lo gak perlu tau!!!


CUT TO


67. INT. GEDUNG RUMI SIANG —

Terlihat Rian, Dewi, Erni, Tora dkk sedang berdiskusi.

RIAN

Jadi saya harus mengenalkan Rumi ke anggota baru kita, Dewi. Apa itu Rumi?
Rumi adalah Rumah untuk manusia identik. Tema UKM kita bersifat humanis. Kita menentang segala bentuk diskriminasi. Itu poin pentingnya. Kegiatan kita apa aja, tolong sekretaris bisa sebutkan ...

ERNI

Kegiatan kita sesuai dengan keahlian bidang kita masing-masing. Misalnya aku suka berbau sastra, aku mengkritik perilaku diskriminasi di media koran, internet dengan tulisan aku. Misal Roni, dia seorang pelukis. (Kita lihat Roni sedang duduk memperhatikan) Maka lukisan-tulisannya berbau humanis, bisa kamu lihat Dewi di dinding-dinding. Jono!! (Kita lihat Jono sedang memperhatikan) karena dia anak IT, dia sedang merancang aplikasi media sosial dimana orang-orang menceritakan kisah mereka tentang bentuk diskriminasi, dan ... Dari mereka bisa mengomentari dengan berbagai fitur yang tersedia. Dari ketua sendiri, karena basik bisnis, ketua akan mendukung segala bentuk perlawanan diskriminasi dengan usaha yang mengedepankan kemanusiaan, misal bekerjasama dengan Jono. Kalau Tora ... Ehmm ... (Mengingat) apa ya Tor?

Semuanya tertawa. Tora malu.

TORA

Gue? Gue ... Karena gue jurusan Akutansi. Gue ngitung orang-orang yang didiskriminasi

Semua orang tertawa.

RIAN

Kegiatan-kegiatan itu kita tanamkan sehari-hari. Dan kegiatan besarnya adalah ... Yang sudah dijelaskan dari 2 minggu sebelumnya, kita akan membuat Acara yang ditonton mahasiswa banyak, bertajuk "Kita sama!"

ERNI

Dua minggu sebelumnya, acara kita ini ditolak oleh kampus karena jumlah kita tidak memenuhi persyaratan ukm. Tapi ... Sekarang karena sudah memenuhi, artinya kita bisa memulai lagi

RIAN

Dewi, kamu siap memulai?

Rian menatap Dewi dengan tajam Dewi mengangguk.

DEWI (V.O.)

Tatapannya ... Begitu meyakinkan. Aku, saat itu ... Benar-benar tidak bisa berkata-kata.

CUT TO:

68. MONTAGE

- Dewi melihat Rian sedang berdiskusi dengan teman-teman RUMI yang lain.

- Mereka membersihkan dan merapihkan ruangan RUMI, Dewi dan Rian kikuk saat mereka menyentuh benda yang sama. Tora melihat mereka.

- Rian, Erni dan Dewi memasuki ruangan Rektor. Rektor menandatangani dan bersalaman dengan mereka satu-persatu.

- Tora terlihat berbicara dengan Nasya. Nasya tampak kesal.

- Rian menelpon Dewi. Dewi terlihat bersemangat menerima telpon Rian.

DEWI (V.O.)

Ayah benar ... Aku sudah tidak jengkel lagi.


CUT TO


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar