AIR TERJUN MISTERIUS
6. MALA PETAKA DATANG

42. EXT. — SUNGAI KECIL - SIANG

Masih berjibaku mengahadapi rintangan sungai kecil, merupakan limpahan air terjun menuju sungai besar.

AIR TERJUN (O.S)
Gemuruh suara limpahan air terjun semakin jelas terdengar.
ANDIN
Sepertinys kita sudah mau sampai mas, Itu suara gemuruh air terjun kedengaran jelas sekali!
Dengar nggak, anak anak sudah mulai bersorak-sorak ramai.
RAYMOND
Iya, iya, mas sudah mendengar .. Itu air terjunnya kelihatan sudah!

Benar saja! Setelah melewati rintangan terakhir kemudian menyibak dedaunan. Pemandangan menakjubkan terpampang didepannya!

CUT TO :

43. EXT. — AIR TERJUN SESUNGGUHNYA - SIANG

Terlihat didepan pemandangan Air Terjun yang Memukau! 

Tidak ada lagi semak semak atau pohon menghalanginya lagi. Lapang begitu saja!

Air terjun itu tinggi menjulang, Kira kira setinggi pohon kelapa!

Dengan tidak henti-hentinya menumpahkan air begitu deras. Bergemuruh!

SEMUA
Suara sorak sorai anak anak berhasil menemukan air terjun.

Disamping kiri depan air terjun itu, terlihat batu besar kokoh berdiri! Sulit memperkirakan selah besar apa. Mungkin sebesar lemari empat pintu, begitulah kira kira.

Terlihat anak anak tidak sabar untuk berfoto didepan batu besar itu, Juga saling bergaya, berselfi ria membelakangi air terjun.

ASTRID
Waduh, kamera kita lensanya berembun semua gimana nih cara ngambilnya. Jadi buram nanti hasilnya.
OLIVIA
Tutupin plastik bidik saja sebisanya. Jangan dekat dekat ke air terjunnya.

Andinpun tidak ketinggalan merekam dengan kamera mininya. Berputar seratus delapan puluh derajat. Agar terlihat semuanya.

BAMBANG
Gila keren banget! Berhasil juga kitanya.

Bambang berguman. Takjub!

Raymond memperhatikan sekeliling, sambil mengucapkan terimakasih kepada dua pemuda pemberani dari warga setempat. Udin dan Ipul!

RAYMOND
Terimakasih bang, ternyata tidak sia sia usaha kita .. Keren, keren bsnget!
Sekarang sudah jam, 'dua belas empat puluh lima menit' siang. Sebelum jam dua kita sudah harus balik pulang, Mudah-mudahan jam lima sore kita sudah sampai di base camp kembali.
UDIN
Sama sama, Semoga tidak ada halangan berarti sepulangnya kita nanti.
MARCEL
Horee ! ... ayo kita buka lagi berbekalan, habisin kue donatnya .. Sini sini kumpul!

Marcel mulai membagikan kue donat, walaupun basah basah sedikit kecipratan limpahan air terjun.

CUT TO :

44. EXT. — HULU SUNGAI - SIANG

Nun jauh di hulu sungai sana, berjarak puluhan kilo meter dari anak anak muda pencinta alam telah berhasil menaklukkan dan menemukan Air Terjun Misterius.

Saat ini tengah begembira. Tidak menyadari!

Awan gelap menyelimuti diikuti sambaran petir mengglegar, Sebentar lagi akan menumpahkan jutaan liter air digelontorkan begitu saja. Didaratan hulu sungai jauh disana!

HULU SUNGAI (S.O)
Terdengar suara petir,geluduk berkali-kali. Pohon roboh bertumbangan. Disusul suara hujan lebat turun!

Tidak menunggu lama, Air hujan turun seketika dengan lebatnya. Membasahi, menggenangi seluruh daratan hulu sungai. Diikuti sambaran petir menghujam ketanah berkali-kali. Memporak porandakan tanaman dan pohon sekitar. 

Tidak lama kemudian, banjir bandang datang! Begerak cepat menuju jembatan Warung Amat!

CUT TO :

45. EXT. — AIR TERJUN - SIANG

Saatnya mengakhiri suka cita.

RAYMOND
Waktu sudah habis!, ayo semua berkemas kita kembali pulang!

Raymond memberikan perintah dengan tegas!

OLIVIA
Yaah, Padahal pengen lebih lama lagi disini. Baru juga sebentar.

Olivia mengeluh, terasa waktu cepat berlalu, padahal belum puas menikmati indahnya air terjun ini.

ASTRID
Kapan nanti kita datang lagi kesini berkemah, Setuju nggak kalian!

Astrid memberikan saran. Disahut oleh Arief.

ARIEF
Setuju banget! Kita ajak teman teman yang lain.

Raymond mendekati Andin.

RAYMOND
Masih sakit? Kita mulai jalan lagi ya .. Kuat nggak?
ANDIN
Masih kuat kok mas, sudah mendingan, tapi Andin mulai kedinginan.
RAYMOND
Ditahan saja ya, Semoga kita cepat sampai. Siap siap kita berangkat!

Sambil mengucapkan itu, Raymond mengecup kening Andin, tanpa dilihat oleh anak anak.

ANDIN
Kita foto berdua yuk mas, didepan batu itu.
Olive! Tolong dong fotoin kita berdua.

Raymond memberikan ponselnya kepada Olivia, Kemudian berdua bergaya di depan batu besar itu.

CUT TO :

46. EXT. — WARUNG PAK AMAT - SIANG

Diwarung Pak Amat, Maharani, Andy, dan Dewi masih setia menunggu. Berkali-kali menghubungi melalui selular dan radio Sementara waktu sudah menunjukkan pukul dua siang lebih.

DEWI
Bagaimans ini tidak ada kabar berita dari mereka. Mudah- mudahan sih, mereka dalam perjalanan pulang.
MAHARANI
Sabar saja kita tungguin mereka pulang.
ANDI
Break! .. Break! Arief bisa monitor andy bicara?

Diulang berkali, Tidak ada jawaban!

CUT TO :

47. EXT. — HULU SUNGAI - SIANG

Sementara di hulu sana, jutaan kubik air tumpah dari langit. Mulai menggenangi daratan. Sudah tidak tertampung lagi!

HULU SUNGAI (S.O)
Suara hujan deras dan gemuruh air bandang.

Mulai merayap deras mengikuti alur sungai. Bergemuruh suaranya menerjang apa saja didepannya!

Berarak bagaikan tsunami membawa segala lumpur, kayu dahan dan ranting. Terus mengalir dengan kecepatan tinggi!

Semakin dekat menuju jembatan, dimana warung Pak Amat berada!

Cut To :

48. EXT. — JEMBATAN - SIANG

Terdengar ditelinga Maharani, dewi,Andy juga pelanggan warung lainnya, suars gemuruh banjir bandang datang!

Mereka sontak berlompatan keluar, ingin mengetahui apa yang terjadi!

SUNGAI (O.S)
Suara gemuruh air bah diikuti suara derak beberapa pohon tumbang, ditepian sungai, 

Panik bukan kepalang ketiga anak muda mendengar suara itu. Sudah melintas bawah jembatan. Belompatan menuju kesana!

ANDY
Dewi, Maharani naik keatas! Cepat lapor sama ibu dian dan pak budianto, Cepat! .. Cepat lari!

Tidak menunggu perintah kedua kalinya, Maharani dan Dewi berlari kencang menuju keatas, Sambil berteriak-teriak!

MAHARANI-DEWI
Ibu .. ibu! ...Pak Budi!.. Tolong!

Mengagetkan semua berada di base camp, berlarian menyambut kedua gadis itu. Termasuk Ibu Dian juga Pak Budianto!

IBU DIAN
Ada apa kamu teriak teriak begitu!

Ibu Dian berlari memapak keduanya. Dewi menjawab dengan nafas tersengal-sengal.

DEWI
Itu bu! .. Banjir bandang datang disungai, di bawah jembatan itu! 
Anak anak masih disana bu! Belum pulang juga!
IBU DIAN
Apa kamu bilang! Pak budi lekas turun! Semua anak anak ikut! Lihat dibawah sungai ada apa disana! 

Ibu Andin ikut berteriak memerintahkan anak buah sedang stand by di mess segera turun kebawah.

Berduyun duyun karyawan sedang santai turun kebawah Ingin mengetahui apa yang terjadi.

KARYAWAN
Banjir banjir! Sungai banjir! Jembatan roboh!

Betapa terkejutnya Ibu Dian, Pak Budi juga karyawan lain, setibanya dibawah, Melihat jembatan dibawah sudah roboh, porak poranda diterjang Air Bah!

Jalan putus seketika! Material balok balok besar dan papan jembatan, ikut hanyut terbawa arus deras!

IBU DIAN
Astaghfirullah! .. Bagaimana dengan anak anak disana Pak?

Ibu Dian mengatupkan kedua bibirnya. Tidak tahu apa yang harus dilakukannya!

Pak Budianto tidak kalah panik. Memerintahkan anak buahnya mencari, dengan menyisir tebing sungai dikiri kanan, semampu mereka.

Tidak mungkin melalui sungai, karena air sudah meluap bergerak cepat tidak terkendali menuju hilir!

Menghampiri anak anak, Saat ini sedang menuju pulang!

Dewi, Maharani menangis sejadi jadinya, Di ikuti ibu ibu tukang masak ikut turun juga melihat kebawah menangis histeris.

IBU IBU TUKANG MASAK
Aduuh! .. Bagaimana dengan neng andin, Putri juragan besar kita, Bagaimana juga dengan yang lainnya! Ya Allah lindungi mereka.
IBU DIAN
Apa yang harus kita lakukan pak. Andin putri pak hermanto dalam bahaya!

Pak Budi terdiam sejenak, ikut gemetaran. Akhirnya menjawab.

BUDIANTO
Kita harus melapor pak hermanto segera bu! Sekalipun dengan resiko kita akan dipecat dengan tidak hormat!
Ibu saja sebagai site manager. Pemimpin tertinggi disini, bicara ke Bapak. 
Bukan saya tidak berani, tapi prosedurenya seperti itu!

Dengan segala tanggung jawab diembannya. Ibu Dian menghubungi Pak Hermanto.

CUT TO :

49. INT. — RUANG MEETING - SIANG

Di dalam ruang rapat, Hermanto sedang memimpin pertemuan direksi. Ponsel Hermanto berdering.

PONSEL
Tuuut! ... Tuuut!

Selular Pak Hermanto berdering. Diangkat langsung, Padahal sedang memimpin rapat direksi.

HERMANTO
Selamat sore ibu dian. Ada yang perlu dilaporkan ke saya?

Dengan tegar Ibu Andin menjelaskan.

IBU DIAN (S.O)
Selamat sore pak. Putri bapak dalam bahaya! Saat ini andin sedang menyusuri sungai. Berupaya mencari air terjun. Bersama pak raymond, juga anak anak dari teknik pertambangan. Tujuh orang semuanya. Sampai sekarang belum kembali juga. 
Sementara terjadi banjir bandang di sungai. Barusan saja Jembatan jalan utama di bawah roboh.
Jalan terputus! Mereka berangkat sejak pukul delapan pagi tadi. Sampai sekarang belum kembali juga. 
Mohon petunjuk arahan dari Bapak.

Bagai disambar petir Pak Hermanto mendengar kabar itu.

HERMANTO
"......" (memaki dalam bahasa inggris) Apa saja yang Ibu lakukan disana!
Kerahkan semua anak buah untuk mencarinya sampai dapat! Beritahukan team SAR setempat dan lapor polisi segera!

Langsung menutup telponnya. Dengan gigi gemeretak menahan amarah!

Segera bertindak sigap, Menutup rapat direksi lebih awal. Menghubungi jajararan tertinggi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan. BASARNAS Pusat!

Kemudian mengontak kapolda bengkulu memang sudah dikenal baik, untuk dapat memberikan bantuannya

Sore hari ini juga berencana berangkat menuju kota Bengkulu menggunakan Jet Pribadi. 

Hermanto juga mengabari istrinya.

HERMANTO
Ma, ...Anak kita andin sedang ada masalah disana. Papa akan terbang sekarang juga ke bengkulu.
ISTRI HERMANTO (S.O)
Ya ampun! .. Ada masalah apa dengan anak kita pa?
HERMANTO
Papa belum bisa menjelaskan. Mama tunggu saja dirumah.

CUT TO :

50. EXT. — JEMBATAN - SORE

Masyarakat desa Seluma berduyun duyun menuju jembatan menyaksikan banjir bandang dahsyat baru pertama kali ini terjadi didesanya.

CUT TO :

51. EXT — BAWAH SUNGAI - SORE

Udin dan Ipul beserta ketujuh anak muda pencinta alam,saat ini sedang bergulat menaklukan kembali sungai dan bebatuan yang pernah dilewati sebelumnya. Tapi kali ini mereka akan melawan arus, tidak seperti berangkatnya tadi.

Terdengar Raymond memberikan komando.

RAYMOND
Marcel! .. Kamu berenang duluan di batu itu, ulur talinya. Astrid, Olivia pegang talinya kuat kuat!
Tarik marcel! Bambang, kamu menyusul dibelakangnya!
Sekarang kamu arief! Lakukan seperti marcel tadi, saya sama andin menyusul dibelakang!

Raymond berbicara kepada Andin, bersiap berenang melawan arus.

RAYMOND
Berenang sekuatnya ya, arief akan membantu menariknya, .. Mas jagain dibelakang.

Raymond menyemangati Andin,

ANDIN
Iya mas andin sudah siap sekarang.

Begitulah yang dilakukan oleh Marcel, Olive, Astrid, Bambang juga Arief, Andin, dan Raymond berulang kali Dalam usaha menaklukan arus deras penuh bebatuan.

Kali ini lebih sulit dari sebelumnya. Karena harus melawan arus. 

Berhasil melewati. Sekarang sudah aman, mereka beristirahat dikelokan sungsi, tidak ada lagi rintangan menghalanginya. Tinggal menuju pulang, kemudian nantinya merayakan keberhasilan mereka telah menemukan air terjun yang didambakan selama ini.

Lain halnya dengan kedua anak muda warga setempat, Udin dan Ipul. Berdua sudah jauh di depan, untuk pulang kerumahnya. 

Misi mereka telah berhasil mengantar anak anak kota menemukan air terjun.

CUT TO :

52. EXT. — KELOKAN SUNGAI - SORE

Mereka saat ini beristirahat di kelokan sungai.

ASTRID
Nggak percuma ya kita jauh jauh berjalan, akhirnya berhasil juga Sudah nggak sabaran lihat hasil foto kita tadi di mess nanti.
OLIVIA
Iya ni, sekarang belum bisa dilihat dengan jelas, berembun semua kamera kita, tunggu kering nantinya.
RAYMOND
Oke, kita berangkat lagi, sudah hampir jam empat sore sekarang!

Raymond mengajak anak anak untuk berjalan lagi.

Belum lama berjalan, tiba tiba mereka dikejutkan dengan suara bergemuruh di depan mereka. Datang begitu cepat, tanpa disadari!

Gulungan air bah setinggi dua meter menghadang mereka! Tidak sempat berbuat apa apa.

Secepat kilat menerjang ketujuh anak muda! Menyeret, mengombang-ambingkan mereka tanpa ampun!

Olivia, Marcel, Astrid, Bambang, juga Arief berjuang sekuat tenaga untuk bertahan, mereka sudah tidak terikat satu sama lainnya.

Demikian juga Raymond dan Andin, tergulung pusaran air bah.

Raymond berusaha menggapai. Andin namun belum berhasil juga.

Megap megap, timbul tenggelam mereka dibuatnya. Berusaha saling meraih satu sama lainnya, Menggapai apapun yang bisa menahan terjangan gulungan air bah. Begitu dahsyat datangnya!

Percuma saja! Sepertinya tidak diberi kesempatan untuk dapat menolong dirinya sendiri. Apa lagi menyelamatkan teman temannya!

Pelampung masih melekat dipundak masing masing, masih mampu menahan mereka untuk tidak tenggelam di dasar sungai!

Namun usaha mereka bertahan mati matian dari terjangan air bah sia sia! Mereka kini sudah terpisah jauh satu dengan yang lainnya.

Dengan leluasa air bah menyeret, menggulung mereka semakin jauh ke hilir!

Beruntung Raymond berhasil meraih Andin. Berupaya dengan sisa sisa tenaga dimilikinya menjaga Andin agar tidak terlepas darinya! 

Sebongkah balok ditemukan kemudian direngkuh oleh keduanya, mampu menahan mereka untuk tidak terpisah.

Raymond berusaha mengikatkan balok tersebut ke tubuh Andin dan dianya sendiri.

Andin terlihat sudah tidak berdaya, pucat pasi wajahnya. Menggigil sekujur tubuhnya. Tidak ada lagi tenaga tersisa. Demikian juga dengan Raymond.

Habis sudah tenaga dimilikinya! Mereka berdua akhirnya tidak sadarkan diri, terombang-ambing ditengah sungai. Mengikuti arus deras terus menyeretnya sampai jauh!

CUT TO :









Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar