AIR TERJUN MISTERIUS
5. PETUALANGAN DIMULAI

28. EXT — KAMAR ANDIN - MALAM

Masih didepan teras kamar Andin. Raymond sudah bersiap akan beranjak. Namun hal tak terduga terjadi.

Tidak dinyana. Seketika itu juga, Andin menarik tangan Raymond Dibawa masuk ke dalam sampai dibalik pintu kamar, sedikit terbuka.

Raymond sempat terkejut, tapi paham maksud andin, Menyenderkan tubuh andin kedinding kamar, dibalik pintu sedikit terbuka, Tidak terlihat dari luar.

Andin menatap Raymond,

Tanpa basa basi lagi Raymond memeluk andin. Andin mulai memejamkan kedua matanya, 

Sekejap, kedua bibir saling bertautan. Raymond mencium Andin dengan penuh perasaan. Dibalas andin dengan meremas bahu Raymond penuh gairah.

Keduanya saling berpagutan cukup lama, kemudian Raymond melepaskannya dengan perlahan, Beralih mengecup kening Andin, seraya berucap.

RAYMOND
Semoga mimpi berwarna nanti malam.
ANDIN
Mas juga ya, jangan lupa gelangnya besok dipakai.

Sambil menggenggam kedua tangan Raymond, Kemudian Andin mengangkat kedua tumitnya mengecup bibir Raymond sekali lagi dengan lembut.

RAYMOND
Mas pamit dulu ya.

Menarik napas panjang melepaskan genggaman tangan Andin. Berbalik. Andin menatap Raymond dibalik daun pintu kamarnya, saat menuruni tangga.

ANDIN
Hati hati mas.

CUT TO :

29.INT. — KAMAR ANDIN - MALAM

Tinggal Andin sendiri dikamar. Menutup pintu kamar merebahkan diri ditempat tidurnya yang empuk. Tersenyum bahagia. Sementara cahaya rembulan pelahan bersembunyi dibalik awan.

CUT TO :

30. INT — KAMAR RAYMOND - MALAM

Tidur dengan gelisah. Terkesima dengan apa yang dilakukan Andin tadi barusan. Sambil memutar mutar gelang pemberian Andin, Teringat dengan kedua kelopak mata Andin ditatapnya kemaren. 

Seperti sebuah tanda akan terjadi sesuatu!

RAYMOND (V.O)
Pertanda apa ini(?)

CUT TO :

31. EXT. — DEPAN MESS - PAGI

Jam tujuh pagi anak anak sudah berkumpul semua didepan mess. Segala perlengkapan telah dipersiapkan. Sebentar lagi mereka akan turun kebawah.

Tampak Andin terlihat begitu anggun, mengenakan rompy orange, sepatu boots karet kuning. Sebuah tas ransel sedang bersandar dibelakang punggungnya. 

Gelang kecil melingkar manis dipergelangan tangannya, sama persis dengan yang dipakai Rsymond, pemberian Andin semalam.

Raymond memandang Andin dengan terpesona ketika mendekati, dibalas dengan cubitan gemas dilengan Raymond.

RAYMOND
Aduh! .. Malu tahu dilihat anak anak.

Berbisik ditelinga Andin

ANDIN
Biarin, semalam nakal sih.

Datang Ibu Dian membawa empat dus kue donat dibelinya dari kota Bengkulu kemaren, diberikan kepada anak anak untuk bekal mereka nantinya diperjalanan.

IBU DIAN
Bagusnya dibungkus plastik ya agar tidak kebasahan nantinya.
OLIVIA
Iya bu, ibu baik banget sih, nanti kita santap setibanya di air terjun kita pesta disana, .. Setuju teman teman!

Olivia menyemangati teman temannya.

SEMUA
Setujuuuu!

Serempak mereka menyahut

IBU DIAN
Kita foto bareng dulu yuk, sebelum berangkat. Sini sini semua kumpul!

Ibu Dian sibuk mendokumentasikan mereka sebelum berangkat.

IBU DIAN
Hati hati ... Semoga kalian berhasil menemukannya, ... Pak raymond, andin. Good Luck!
ANDIN
Terimakasih bu!

CUT TO :

32. EXT. — BAWAH SUNGAI - PAGI

Di pagi yang cerah ini dengan semangat kemerdekaan 'Empat Lima,' mereka berbaris turun kebawah, 

RAYMOND
Marcel!.. Coba tanyakan sama Pak Amat, ada nggak warga mau turut serta.
MARCEL
Baik pak, saya akan tanyakan.

Bergegas Marcel duluan ke warung Pak Amat. Setelah ditanyakan, ternyata ada dua pemuda warga setempat bersedia menemani.

Kedua pemuda itu bernama Ipul dan Udin. Merupakan warga desa setempat. Sudah bersiap.

RAYMOND
Arief!.. Berikan perlengkapan alat keselamatan ini kepada kedua anak muda itu. Siapa nama mereka?

Raymond memberikan dua buah ropmpy warna orange, priwitan serta dua sepatu boots karet.

ARIEF
Bang ipul sama udin pak, keduanya berasal dari desa seberang, dengan suka rela mau menemani kita.
RAYMOND
Bagus kalau begitu berarti ada sembilan orang jumlahnya.

Raymond tampak menyalami Udin, Ipul. Segera semua turun kebawah sungai.

CUT TO :

33. EXT. — BAWAH SUNGAI - PAGI

Udin dan Ipul. Kedua anak muda pemberani itu berada paling depan. Diikuti Marcel, Astrid, Olivia, Bambang, Arief, di barisan tengah. Sedang paling belakang tampak Raymond dan Andin.

RAYMOND
Selempangkan tali tambang kalian masing masing di bahu, nanti kita gunakan di saat menemui arus yang deras!

Konvoi barisan sekarang berubah, terbagi dua. Lima orang di kiri, dan empat orang di kanan,

Sungai terlihat masih dangkal, di kiri kanan terdapat tebing perbukitan, ditumbuhi tumbuhan ilalang beraneka ragam.

Mereka terlihat kompak, diiringi yel yel penyemangat karangan mereka sendiri. Kadang mereka saling bergurau kemudian tertawa riuh.

Raymond memperhatikan sekeliling dengan seksama, sekali kali mengandeng tangan Andin.

ANDIN
Itu mas lihat, banyak monyet bergelantungan diatas pohon, Sepertinya mereka heran melihat kita.

Olivia, Astrid juga Marcel sibuk mengabadikan gerombolan monyet bergelantungan, dengan kamera ponselnya masing masing.

ANDIN
Awas jangan dekat dekat nanti dirampas lho ponselnya kalian.

Andin memperingatkan, tapi ikut juga merekam dengan kamera mini 'Dj Osmo' terbaru dimilikinya.

ANDIN
Lucu banget ya mas, itu lihat ... ada yang gendong anaknya. Kok bisa bisanya nggak jatuh anaknya dibawa loncat kesana kemari. Itu jenis monyet apa ya mas?.
RAYMOND
Itu monyet Ekor Panjang atau dalam bahasa latinnya dinamai; Macaca fascicularis, bersinonim dengan; Macaca irus.
Selain populasinya banyak, monyet jenis ini mampu beradaptasi disegala cuaca, terutama di iklim tropis.
Dalam bahasa Inggris, monyet ekor panjang ini dinamakan; Crab-eating Macaque atau Long-tailed Macaque. 

Raymond dapat menjelaskan dengan fasih dihadapan Andin. Entah nyontek dari mana.

ANDIN
Astaga, detil banget penjelasannya, nggak nyangka pengetahuan mas luas banget. Mas ini sebenarnya ahli apa sih?

Terheran-heran Andin dibuatnya.

RAYMOND
Mbak berlebihan, biasa saja.

Raymond menjawab dengan datar.

ANDIN
Idih, belagu amat mas'nya ini, Mana pinter gombalin lagi.
RAYMOND
Awas jangan dekat dekat ke tebing, nanti ada ular lho.

Raymond memperingatkan!

Andin bergeser merapat kembali dekat Raymond Takut ditelan ular beneran.

CUT TO :

34. EXT — JEMBATAN - PAGI

Dari atas jembatan sungai terlihat Andi, Dewi dan Maharani meminitor dengan radio handy talky.

ANDI
Break! .. Break! Bang arief monitor? Bagaimana kalian aman aman saja?

Terdengar suara Andy di ujung jembatan sana, melalui radio handy talky dipegang oleh Arief.

ARIEF (S.O)
Di copy bro ... Sejauh ini kita aman aman saja.
ANDI
Diterima kang arief, semoga sukses. Di monitor terus perjalanannya.
ARIEF (S.O)
Thanks bro, ... dikabari nantinya.
ANDI
Oke stand by dulu kita. Dilanjut! 

Andy mengakhiri pembicaraannya.

CUT TO :

35. EXT. — BAWAH SUNGAI - PAGI

Kembali kesungai, satu jam sudah perjalanan menyusuri. Badan jalan sungai terlihat mulai menyempit.

Sudah tampak bebatuan besar kecil berserakan ditengah, dan dipinggir sungai.

Kali ini mulai berarus deras. Ipul dan Udin paling depan memberikan kode barisan dibelakangnya

Raymond segera memerintahkan mengikat tali tambang satu dengan yang lainnya. Terbagi dua;

Kelompok satu Raymond, Andin,Astrid dan Marcel

Kedua, Arief, Olivia dan Bambang

CUT TO :

36. EXT. — SUNGAI DALAM DAN DERAS - PAGI

Mulai memasuki rintangan berbahaya. Air sungai yang dalam, deras banyak bebatuan harus dilewati.

RAYMOND
Masukkan dan matikan semua perlengkapan elektronik kalian, Bungkus dengan rapi agar tidak kemasukkan air. Ikuti aba aba bang ipul, udin didepan.

Sekarang rombongan tidak bisa lagi menepi dikiri kanan sungai lagi. Melainkan menyeburkan diri ketengah sungai, sebatas pinggang.

Karena lebar sungai semakin menyempit dengan tebing tinggi dikiri kanannya.

Air sungai sudah semakin meninggi. Sekarang sebatas leher! Berkali-kali Raymond memperingatkan.

Terlihat Udin, Ipul didepan berjibaku berenang terbawa arus. Berpindah dari batu besar yang satu ke batu besar lainnya didepan.

Terseok seok berenang, berkali-kali dilakukannya sebelum mencapai daratan lebih lapang dan dangkal jauh disana.

Kali ini aksi kedua pemuda warga setempat harus diikuti oleh ketujuh anak muda petualang.

ARIEF
Olive! .. pegang tali kuat kuat, ikuti Bambang didepan. Jangan takut Arief ada dibelakangmu!

Arief berteriak menyemangati Olivia

Kali ini Bambang, Olive dan Arief berenang mengikuti arus deras. Timbul tenggelam, berusaha menggapai batu besar. Bertebaran tidak beraturan sepanjang sungai.

Berusaha keras menaklukkannya untuk bisa mencapai daratan lebih lapang dan dangkal. Sudah menunggu Ipul dan Udin disana.

Olivia terlihat megap megap,timbul tenggelam

Bertiga beristirahat sebentar di batu besar, berhasil diraihnya. Sebelum meraih kembali batu batu besar lainnya di depan.

OLIVIA
Olive sempat menelan air sungai tadi bang. Ya, ampun deras banget airnya.
ARIEF
Kamu nggak apa apa khan olive? .. Siap siap kita berenang lagi, Nggak jauh lagi kok. Itu bang udin sama bang ipul sudah kelihatan melambai disana.

Arief sekali lagi menguatkan Olive.

Terlihat Bang Ipul dan Udin sudah mencapai daratan lapang. Melambaikan tangan.

Paling belakang Marcel, Astrid Andin juga Raymond telah bersiap menyusul.

ANDIN
Mas, andin takut, jagain andin ya.
ASTRID
Tenang mbak kita sama sama bepegangan.

Astrid menyemangati Andin. 

RAYMOND
Marcel! .. Kamu didepan biar saya yang dibelakang!

Setelah yakin, ketiganya mulai meluncur!

RAYMOND
Ok siap .. Go!

Raymond memberi aba aba. Marcel duluan didepan mengikuti arus deras untuk bisa mencapai batu besar didepannya, Diikuti oleh Astrid dan Andin dibelakangnya. Raymond menyusul menjaga Andin.

Berempat terombang ambing, mengikuti gelombang arus sungai. Berpindah dari batu yang satu ke batu yang lain.

CUT TO :

37. EXT — TEPI SUNGAI LAPANG - PAGI

Setelah bersusah payah berenang, mereka akhirnya sampai di padang sungai lebih lebar bisa menepi ketepi sungai.

Basah kuyup pakaian dikenakan oleh anak anak muda itu, apa boleh buat tidak ada penggantinya.

Mereka beristirahat sejenak setelah melewati rintangan lumayan menantang.

Sudah dua jam lebih perjalanan dilalui. Belum sampai ke air terjun.

RAYMOND
Kalian baik baik saja, coba periksa peralatan kalian masih utuh tidak.

Raymond memeriksa semua perlengkapan. Beruntung tidak ada yang hilang satupun.

ASTRID
Ya ampun nggak menyangka arus begitu deras, untung banyak batu batu besar.

Keluh Astrid sempat menelan air sungai.

OLIVIA
Aku juga tadi kemasukan air, sempat megap megap.

Olivia juga mengalami hal yang sama.

Gara gara itu mereka jadi haus dan lapar, membuka bekal dibawa.

Dimakan bersama-sama, termasuk kue donat bawaan Ibu Dian.

BAMBANG
Sisain buat nanti setibanya di air terjun. Bang Ipul sama mas udin sudah dikasih?
OLIVIA
Sudah tadi, masih ada dua dus lagi nih, buat nanti.

Raymond terlihat mendekati Andin, Duduk beralas pasir.

RAYMOND
Bagsimsna, baik baik sajakah?
ANDIN
Tadi andin sempat terantuk batu dibawah sungai mas.
RAYMOND
Dimana yang luka coba mas lihat.
ANDIN

Ini dibawah lutut.

Sambil menyibakkan celana sebatas lutut. Terlihat memar,lecet ada sedikit perdarahan.

RAYMOND
Ya ampun kasihan, sini dikasih betadin, dibalut handsaplast ya. Sakit rasanya?

Raymond memandang Andin dengan rasa iba.

ANDIN
Nggak apa apa mas nyeri sedikit saja. Nanti juga baik sendiri.
RAYMOND
Masih kuat jalan? Coba berdiri digerak-gerakin sakit nggak?

Andin mengikuti perintah Raymond, berdiri sambil menggerakkan lututnya.

 ANDIN
Masih kuat kok dipakai jalan.

Olivia, Astrid, Arief ikut mengerubungi Andin.

OLIVIA
Mbak Andin kenapa?kesandung batu, dimana kenanya tadi mbak?

Sementara Raymond berjalan menemui bang Ipul, Udin sedang melahap bekal dibawanya.

RAYMOND
Mas udin, bang ipul masih jauh keberadaan air terjun itu?
UDIN
Sepertinya sih nggak jauh lagi, mungkin setengah jam sampai.
RAYMOND
Apa masih ada arus deras seperti ini tadi mas udin?
UDIN
Muda-mudahan tidak ada lagi, tapi saya tidak bisa memastikan. Soalnya sudah bertahun tidak pernah lagi melewati sungai ini.
RAYMOND
Sekarang sudah jam sepuluh lewat . Hampir jam sebelas. Seandainya nanti sampai jam dua belas siang belum ditemukan juga. Lebih baik kita kembali saja.
IPUL
Siap siap saja kalau begitu kita akan jalan lagi, agar ditemukan sebelum jam dua belas.
RAYMOND
Baiklah bang. Terimakasih, sudah susah payah menemani kami. Saya akan beritahukan anak anak.

Raymond mendekati Marcel.

RAYMOND
Marcel! beritahu semua kita berangkat lagi sekarang.
MARCEL
Baik pak, masih berapa jauh lagi perjalanan kita nanti pak?
RAYMOND
Bilang bang ipul setengah jam lagi kita sampai.

Dengan kondisi pakaian basah kuyup semua, mereka kembali melanjutkan perjalanan.

CUT TO :

38. EXT — WARUNG PAK AMAT - SIANG

Sementara di warung Pak Amat Andy, Maharani dan Dewi memonitor perjalanan.

ANDY
Bang arief monitor Break! .. Break! Andy memanggil .. Bang arief dengar andi bicara?

Tidak terjawab, sepertinya mereka sudah jauh di perjalanan sehingga tidak bisa menerima panggilan radio.

ANDY
Coba kalian hubungi lewat ponsel ada yang angkat nggak?

Andy memerintahkan Dewi dan Maharani. Dewi yang menghubungi.

DEWI
Nggak ada yang angkat satupun, sudah dewi coba berkali-kali.
MAHARANI
Mungkin sudah hilang sinyalnya kali.
ANDY
Jangan jangan mereka sudah menemukan air terjun dicari, sampai lupa menghubungi kita.

Dugaan Andy seperti itu.

Kita tunggu saja sampai jam tiga sore nanti.

CUT TO :

39. EXT. — BAWAH SUNGAI - SIANG

Andin sedikit terpincang jalannya Raymond merasa kasihan. 

RAYMOND
Masih sakit lututnya?
ANDIN
Nggak apa mas, andin masih kuat jalan kok, Memang masih jauh lagi mas?
RAYMOND
Sebentar lagi sampai, bilang mas udin dan bang ipul sih begitu tadi. Pelan pelan saja jalannya.

CUT TO :

40. EXT. — HUTAN TEPIAN SUNGAI - SIANG

Perjalanan kali ini melewati hutan lebat dikiri kanan tebing tinggi tepi sungai, membuat suasana teduh. Namun terasa menyeramkan!

GEROMBOLAN MONYET (O.S)
Suara monyet ekor panjang semakin nyaring bunyinya, Bersahut sahut diantara lebatnya pepohonan.

Sudah tiga setengah jam mereka mengarungi sungai.

Tinggal setengah jam lagi batas waktu ditentukan.

Raymond mulai gelisah, sedikit sedikit melihat jam tangan terbungkus plastik kedap air. Terlihat sudah mulai berembun kacanya, hampir tidak terlihat jelas lagi angka penunjuk waktu.

MARCEL
Ada yang dengar suara gemuruh air nggak? , coba pasang telinga kalian baik baik.

Marcel mengingatkan teman temannya.

OLIVIA
Air terjunnya ada disebelah kiri apa kanan sih?

Olivia meminta kejelasan letak air terjun sebenarnya.

BAMBANG
Ada disebelah kanan, Pindah sebelah kanan semua, amati baik baik.

Bambang memberikan komando. 

Raymond konsentrasinya terpecah antara melihat tebing dikanan juga mengawasi Andin, terlihat sudah kelelahan karena sedikit pincang. 

RAYMOND
Lima belas menit lagi waktu kita habis!
ARIEF
Tanggung pak sudah kepalang basah nih kita. Sepertinya sudah mau dekat.

Arief masih bersemangat. 

Dua pemuda Udin dan Ipul semakin jauh didepan meninggalkan rombongan. 

Tiba tiba terdengar Astrid menjerit.

ASTRID (S.O)
Toloong! ... Toloong!

Berteriak lantang.

Rupanya ada ular sebesar lengan, begelantungan didahan menjulur ketengah. Persis diatas kepalanya Astrid!

Bergegas rombongan berlari kearah Astrid, Tertinggal dibelakang rupanya tadi.

MARCEL 
Ada apa Astrid! kamu kenapa!?

Melihat Astrid terduduk pucat pasi, sambil menunjuk dahan diatas kepalanya.

MARCEL
Astaga! .. Ada ular besar di dahan itu .. Awas!

Marcel kaget bukan kepalang. 

Terlihat sedang melilit dahan, kepalanya berayun-ayun. Siap mematok Astrid!

Semua yang melihat tertegun. Tidak berani berbuat apa apa.

Dengan sigap Raymond mendekap Astrid menjauhkan dari ular itu hampir saja menggigitnya.

Bambang terlihat mendekati ular itu dengan parang terhunus. Hendak membunuh ular itu.

OLIVIA
Hati hati mbang.

Olivia memperingatkan. Raymond mencegah.

RAYMOND
Jangan! .. Jangan dibunuh! Biarkan saja!

Raymond memperingatkan .........Bambang untuk tidak bertindak sembrono.

Andin menghampiri Astrid masih terlihat pucat pasi menenangkannya dengan mengelus-ngelus pundaknya.

ANDIN 
Sudah aman, olive ambil minum cepat. 

Olive segera memberikan tumblernya berisi minuman hangat diberikan kepada astrid.

MARCEL 
Busyet dah gede banget itu ular, perasaan tadi kita lewat belum ada.
RAYMOND
Sudah ayo kita jauhi, biarkan ular itu disitu, Selama kita tidak menganggu, ular itu juga tidak akan mengganggu kita.

Andin mendekati Raymond.

ANDIN
Jenis ular apa itu mas, Ngeri banget lihatnya Hii .. andin sampai merinding.
RAYMOND
Itu jenis ular sanca kembang hidup di hutan hujan tropis, padang rumput, hingga dekat daerah perairan.
Ular sanca kembang dewasa umumnya memiliki panjang tubuh mencapai 6,5 meter dengan bobot hingga 158 kg. 
Umur sanca kembang pun bisa mencapai lebih dari 25 tahun. Karakteristik warna pada ular sanca kembang lebih gelap. 
Pola pada tubuhnya memiliki bentuk seperti berlian dengan warna coklat tua, hitam, dan kuning. Persis khan seperti yang terlihat barusan?
ANDIN
Iya mas sama persis tadi .. Jangan jangan mas ini dulu kerjanya di taman safari ya, Sebelum jadi safety. Kok tahu sih semua jenis binatang.

Andin sampai geleng geleng kepala.

Belum sempat dijawab oleh Raymond, datang lagi kejutan!

SEMPRITAN (S.O)
Priiit!..Priit.. Priit!

Kali ini terdengar suara priwitan berkali-kali. Rupanya berasal dari kedua anak muda pemberani Udin dan Ipul.

MARCEL
Itu mereka memanggil kita! Mungkin bang ipul sama udin telah menemukan air terjun disana.
Cepat cepat kita kesana!

Berlarian mereka dengan penuh semsngat.

RAYMOND
Hati hati jangan buru buru! ... Awas licin!
AIR TERJUN (S.O,)
Gemuruh suara air terjun, samar samar terdengar.
BAMBANG
Itu .. itu disana! Sudah kedengaran suara air terjun!

Bambang semakin semangat memberitahukan teman-temannya.

OLIVIA
Iya iya kedengaran jelas banget dari sini! Horeee! .. Ketemu juga akhirnya!

Bersorak sorai mereka begitu sudah berada dekat dengan air terjun dicari! 

CUT TO :

41. EXT. — DEPAN AIR TERJUN - SIANG

Terlihat pemandangan menakjubkan di depan mereka! Butiran butiran air berwarna putih kapas seperti salju, berterbangan disela-sela rindangnya pohon tepi sungai. Itu pertanda riak riak air terjun berjatuhan kebawah!

Astrid tadinya pucat pasi sekarang sudah bisa tertawa gembira, demikian juga dengan Olivia dan Andin. 

Ipul dan Udin mendahului, menerobos kali kecil menuju air terjun dicari.

RAYMOND
Bambang, Marcel, Arief! Pergunakan parang kalian cari jalan menuju kesana, Ikuti arah bang ipul didepan sana! Tetap waspada dan hati hati! 

Kali ini mereka menapak kali kecil menuju kearah air terjun. Akan menghadapi rintangan semak belukar, bebatuan dan dahan besar melintang.

Dahan dahan besar melintang ditengah kali menghalangi. Harus dilewati, kadang merunduk, melompatinya dengan hati hati. Karena licin dan berlumut. Sebelum benar benar sampai di air terjun sesungguhnya!

Kali kecil itu merupakan jalur limpahan air terjun menuju ke sungai besar.

OLIVIA
Olive takut ada pacet, Arief jangan jauh jauh, pegangin olivenya.
RAYMOND
Awas licin! .. Pegang talinya, Tolong bantu astrid melewati dahan itu bambang!

Andin saling berpegangan dengan Raymond menerabas semak dan rintangan didepannya.

Kedua gelang Pandora Link Chain Bracelet dari Yves Saint Laurent, dikenakan oleh Raymond dan Andin saling bertautan, Sepertinya tidak ingin saling terpisahkan. Merupakan jimat bagi mereka sepertinya.

ANDIN
Mas lihatin kalau ada ular lagi, andin takut tahu.
RAYMOND
Mas jagain, .. Awas merunduk. Sepertinya ranting diatas itu berduri!

CUT TO :

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar