Daftar isi
#1
Untaian 1: Wisuda
#2
Untaian 2: Wawancara Kerja
#3
Untaian 3: Mulai Bekerja
#4
Untaian 4: Gaji Pertama yang Terpotong
#5
Untaian 5: Surat Peringatan
#6
Untaian 6: Martabak Manis
#7
Untaian 7: Mencari Filosofi di Dufan
#8
Untaian 8: Filosofi Keripik Pedes
#9
Untaian 9: Geng Alay
#10
Untaian 10: Dandelion
#11
Untaian 11: Pangandaran
#12
Untaian 12: Kesedihan Nia
#13
Untaian 13: Luapan Kemarahan Pak Sarto
#14
Untaian 14: Menemukan ke mana Hati Pergi
#15
Untaian 15: Bukan Aku Dulu yang Lulus
#16
Untaian 16: Gurun Pasir yang Tandus Ternyata Oase
#17
Untaian 17: Jogja
#18
Untaian 18: Kamera Nia
#19
Untaian 19: Akhirnya Aku Lulus
#20
Untaian 20: Celotehan tentang Impian
#21
Untaian 21: Mobil yang Paling Berat
#22
Untaian 22: Bangun Inspirasi
#23
Untaian 23: Seminar Pak Mario
#24
Untaian 24: Terbitan Pertama
#25
Untaian 25: Jualan
#26
Untaian 26: Bertemu Papahnya
#27
Untaian 27: Merasa Tertipu
#28
Untaian 28: Semakin Terhimpit
#29
Untaian 29: Suasana Baru
#30
Untaian 30: Demi Jadi Fotografer
#31
Untaian 31: Tantangan Menggapai Awan
#32
Untaian 32: Perjuangan Melunasi Utang
#33
Untaian 33: Memotret di Pohon Eksotis
#34
Untaian 34: Demi Menggapai Awan
#35
Untaian 35: Peristiwa di Gedung Sate
#36
Untaian 36: Di Balik Kesuksesan Pak Rudi
#37
Untaian 37: Perpisahan Nia dengan Pak Rudi
#38
Untaian 38: Tak Mampu Berucap
#39
Untaian 39: Melawan Derasnya Kata Hati
#40
Untaian 40: Lilin yang Padam
#41
Untaian 41: Seharusnya Seperti Bola
#42
Untaian 42: Edisi yang Baru
#43
Untaian 43: Jurang yang Dalam
#44
Untaian 44: Rasanya Semua Telah Berlalu
#45
Untaian 45: Ayah Kandung Nia
#46
Untaian 46: Menggali Impian yang Terkubur
#47
Untaian 47: Impian dan Cinta
#48
Untaian 48: Membuka Tabir Rahasia
#49
Untaian 49: Doa dari (bukan) Ustad YM
#50
Untaian 50: Menggapai Bintang
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
#35
Untaian 35: Peristiwa di Gedung Sate
Bagikan Chapter
Chapter Terkunci
Cuplikan Chapter ini
Ia pun melangkah mundur dua langkah ke belakang dengan rasa takut. Namun ia meyenggol salah satu meja bundar tempat menaruh makanan yang ada di belakangnya tanpa ia sadari.
Beli Chapter
Baca chapter ini, detik ini juga
Rp5.000
atau 5 kunci
Beli Novel
Semua chapter akan terbuka
Rp50.000
atau 50 kunci
Chapter Sebelumnya
Chapter 34
Untaian 34: Demi Menggapai Awan
Chapter Selanjutnya
Chapter 36
Untaian 36: Di Balik Kesuksesan Pak Rudi
Sedang Dibicarakan
Cerpen
Bronze
Baju Koko Bapak
Anggri Saputra
Cerpen
ETER
se
Novel
Our Life Marriage
nurriyah zahed
Flash
Setan Curhat
Sugiadi Azhar
Novel
Bronze
Tied By Affection
Ertha Theo
Cerpen
Bronze
Perihal Premis dan Penulis Aidul
Habel Rajavani
Flash
Bronze
Balian
Bakasai
Novel
Bronze
Wanita Yang Dirindukan Surga
HANA PUSPARINI
Flash
Tidak Terdefinisi
Ryan
Flash
Musuh Bebuyutan
Diana Dia
Cerpen
Identity Swap
Surya Hidayat
Flash
Bronze
Kutukan kastil tua
HERLIYAN BERCO
Cerpen
Perang Dunia Kaiju
Rama Sudeta A
Novel
You, K
Racelis Iskandar
Flash
Tak sama
Anisa Dhea Pratiwi
Novel
Batu Loncatan
Nurmalita Rizki Anindya
Novel
Mauliate Gendis
Fitri Handayani Siregar
Flash
Bronze
Sepupu Beracun
Rian feb rino
Flash
Terkoyak
Sugiadi Azhar
Cerpen
Bronze
Blanchete
Centrifugal