DENGAN segenap keberanian yang dipaksakan, Kayla membalas tatapan itu dengan, "Kan aku udah bilang aku bersedia jadi istri Abang."

"Aku gak pernah melamar kau," tandas Awan cepat. Berusaha menahan diri agar tidak membentak dengan keras.

"Makanya aku yang lamar Abang duluan," balas Kayla berusaha agar tetap tenang

***

SUDAH jelas bahwa perempuan taat pasti mendambakan lelaki yang taat pula. Dan yang baik akan bersanding dengan yang baik pula. Allah sendiri yang menjanjikan hal itu dengan begitu jelas dalam Al-Qur'an. Lantas bagaimana jika Kayla yang taat ini justru menawarkan dirinya kepada lelaki yang masih akrab dengan maksiat? Saat takdir menyatukan keduanya, akankah pernikahan sakinah yang Kayla dambakan berujung nyata? Atau justru sebaiknya?