Daftar isi
#1
Satu - Mitos "Jadi Seniman Harus Melarat" [1]
#2
Satu - Mitos "Jadi Seniman Harus Melarat" [2]
#3
Dua - Pola Pikir Seniman Sukses [1]
#4
Dua - Pola Pikir Seniman Sukses [2]
#5
Tiga - Tentukan Keunikanmu dan Temukan Kolektor yang Cocok [1]
#6
Tiga - Tentukan Keunikanmu dan Temukan Kolektor yang Cocok [2]
#7
Empat - Karya Seni Tak Bisa Menjual Dirinya Sendiri [1]
#8
Empat - Karya Seni Tak Bisa Menjual Dirinya Sendiri [2]
#9
Lima - Ceritakan Kisahmu dan Lihat Karya Senimu Laku [1]
#10
Lima - Ceritakan Kisahmu dan Lihat Karya Senimu Laku [2]
#11
Enam - Pentingnya Situs yang Punya Daya Jual [1]
#12
Enam - Pentingnya Situs yang Punya Daya Jual [2]
#13
Tujuh - Aset Bisnis Paling Berharga: Mailing List [1]
#14
Tujuh - Aset Bisnis Paling Berharga: Mailing List [2]
#15
Delapa - Media Sosial dan Humas: Menjadi Selebritas Tanpa Kehilangan Jati Diri [1]
#16
Delapa - Media Sosial dan Humas: Menjadi Selebritas Tanpa Kehilangan Jati Diri [2]
#17
Sembilan - Pola Pikir Pedagang: Biarkan Angka yang Bicara [1]
#18
Sembilan - Pola Pikir Pedagang: Biarkan Angka yang Bicara [2]
#19
Ucapan Terima Kasih
#20
Tentang Penulis
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
Chapter #2
Satu - Mitos "Jadi Seniman Harus Melarat" [2]
Bagikan Chapter
2 "Lima belas menit ketenaran" atau "15 minutes of fame": ucapan Andy Warhol yang muncul saat pameran karya seninya pada 1968 di Moderna Museet Stockholm, Swedia. Ucapannya dikutip secara luas untuk mengilustrasikan kesempatan yang dimiliki seseorang untuk menjadi populer di media, tetapi hanya sebentar. Ia kemudian akan berlalu dan terlupakan, tergantikan oleh orang lain. Majalah TIME mengaitkannya dengan keberadaan YouTube, MySpace, dan media sosial lain sebagai "kendaraan" seseorang menuju 15 menit kesuksesan.—penerj.
Chapter Sebelumnya
Chapter 1
Satu - Mitos "Jadi Seniman Harus Melarat" [1]
Chapter Selanjutnya
Chapter 3
Dua - Pola Pikir Seniman Sukses [1]
Komentar
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar