Daftar isi
#1
Prolog: Masalah Pertama
#2
Bab 1: Kue yang Hancur
#3
Bab 2: Gadis Dewasa Tidak ‘Menerawang"
#4
Bab 3: Donat Prancis Pelupa
#5
Bab 4: The Ballet of Service3
#6
Bab 5: Tikus dalam Kue Meringue
#7
Bab 6: Ikuti Kata Heartichoke
#8
Bab 7: Membuat dan Mematahkan Janji
#9
Bab 8: Kucing di Balik Topi
#10
Bab 9: Barisan Kue-Kue Alaska
#11
Bab 10: Kebenaran tentang Kebohongan
#12
Bab 11: Sage si Anak Skotlandia
#13
Bab 12: Bunga dan Bola Salju
#14
Bab 13: Pencuri Perhiasan Termungil
#15
Bab 14: Keajaiban Mekanik
#16
Bab 15: Roti Manis Mata Kucing
#17
Bab 16: Biarkan Mereka Melahap Kue
#18
Bab 17: Kala Hujan, Tetesan Air Tumpah
#19
Bab 18: Kicauan Jarak Jauh
#20
Epilog
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
#18
Bab 17: Kala Hujan, Tetesan Air Tumpah
Bagikan Chapter
Chapter Terkunci
Cuplikan Chapter ini
"Sudah terlambat!" Count Caruso berteriak gembira. Di sebelahnya, Countess Fela memotret pemandangan suram itu dengan ponselnya. "Aku akan posting ini di Twitter," katanya. "Tagar pernikahan gila."
Beli Chapter
Baca chapter ini, detik ini juga
Rp4.000
atau 4 kunci
Beli Novel
Semua chapter akan terbuka
Rp55.000
atau 55 kunci
Chapter Sebelumnya
Chapter 17
Bab 16: Biarkan Mereka Melahap Kue
Chapter Selanjutnya
Chapter 19
Bab 18: Kicauan Jarak Jauh
Sedang Dibicarakan
Flash
Dia Seharusnya Mau Melihatku
Rimadian
Flash
Muak
asyakrmh
Novel
Dari Edirne ke Haifa
Ita Mey
Flash
Pelukis Malam hari
Dava Satya
Novel
HURT ME
Anastasya putri
Cerpen
Bronze
Ini tentang Cinta; Mati
Andriyana
Novel
Bronze
Takdir Tuhan yang Tersesat
Agum Bahenggar
Novel
Bronze
Good Job, Doctor!
Deianeira
Novel
Bronze
The Constellation
Cornelius Zii
Cerpen
Naive
Art Fadilah
Flash
Kamu dan rooftop itu
Elkanara K.
Cerpen
Bronze
Sejakartanya Jakarta
Muram Batu
Cerpen
Alas Tilem
Samuel Fetz
Novel
Ambisi masa remaja
Sofiatunnisa
Flash
Teras
Jasma Ryadi
Flash
Bronze
BEGADANG
Rara Kurnia
Cerpen
Bronze
Merpati Putih
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Hantu Tima
Abdi Husairi Nasution
Novel
Bento : The Real Bright Star
Kiera Beriq
Cerpen
Bronze
BUNUH DIRI = AQIDAH?
Iman Siputra