Sayap-sayap Patah
Dipublikasi oleh
Deskripsi
Ketegangan terjadi dikala Selma tetap menemui sang kekasih secara diam-diam. Bahkan Uskup Bulos memerintahkan kepada semua pelayan dan pengawalnya untuk memperhatikan gerak-gerik Selma. Meskipun cinta diantara mereka sangat besar, Selma tetap memilih mengakhiri pertemuan sembunyi-sembunyinya dengan ciuman mesra yang pertama dan terkakhir, karena dia tidak ingin sang kekasih merasakan derita yang dia alami.

Bertahan dikehampaan cinta sang kekasih, Selma berusaha menjadi istri yang baik. Karena setiap hari Mansour selalu menanyakan kapan Selma dapat memberinya keturunan, meskipun dia sendiri selalu sibuk dengan wanita-wanita yang menjual tubuhnya hanya untuk sepotong roti. Doa yang tak pernah putus selalu dengan memberikan berita yang baik. Selma hamil, meskipun ketika melahirkan dia harus berjuang antara hidup dan mati. Burung dengan sayap-sayap yang patah tak selamanya mampu bertahan dan akhirnya Selma harus menghadap Sang Pencipta setelah dia melahirkan bayi laki-laki yang usianya hanya sebatas sinar matahari pagi.

Semua pengantar jenazah telah pergi, ketika aku bertanya kepada si penggali kubur "apakah anda ingat dimana Farris Effandi dimakamkan ? " Dia memandangku sambil berkata . . . ."Disini, aku menempatkan anak perempuan diatasnya dan didada anak perempuan ini beristirahat anaknya. . . . . . . .."
Art work ini tidak dijual oleh designer
Suka
Favorit
Bagikan
Jadilah orang pertama yang menyukai karya ini