Wonderful Miss A
3. Bolo Punch; pukulan berayun panjang

20. EXT. LAPANGAN PANAHAN - TEMPAT PERTANDINGAN - DAY

Cast : ALANA, JINGGA, ALETA, PENONTON, CASTER

Kita melihat Aleta dan Jingga duduk di tribun, menonton Alana yang tengah tampil bersama para atlet panahan lainnya di bawah sana.

ALETA

(menunjuk punggung Alana)

Itu Alana?

JINGGA

Yang mana?

ALETA

(mengarahkan kepala Jingga)

Itu!

Jingga mengaduh. Aleta nyengir.

Kita melihat Alana bersiap memegang busur dan anak panahnya.

CASTER (O.S.)

Baiklah pertandingan babak penyisihan akan kami mulai. (beat) Kita masuk ke set pertama.

 

Alana yang berdiri di urutan kesepuluh bersiap. Lantas membidik sasaran dan melepaskan anak panah ketika gilirannya. Anak panah Alana tepat di area lingkaran kedua dari tengah. Mendapat sembilan poin. Alana mengaduh.

CUT TO:

Kita melihat papan perolehan poin menunjukkan set kelima. Nama Alana ada di paling atas dengan poin 37. Di bawahnya ada Jessica Adola dengan poin 36. Sementara peringkat ketiga tertinggal 10 poin dari Jessica.

CASTER (O.S) (CONT’D)

Hadirin sekalian kita telah tiba di set terakhir dalam pertandingan putaran pertama ini. Di barisan kedua ada Jessica Adola dan di barisan sepuluh ada Alana Mandaria. Keduanya saling kejar-mengejar point sedari set pertama tadi. Pada set kelima sekaligus terakhir ini Jessica telah mendapat point sempurna yakni 10. Setidaknya Alana juga harus mendapat point 10 bila hendak mempertahankan posisinya di peringkat pertama.

 

Alana menarik napas panjang dan menarik anak panahnya pada busur. Dilepaskanlah anak panah tersebut, melejit dan mengenai area lingkaran poin 7.

ALANA

Argh!

CASTER (O.S.)

Dan … yak! Jessica Adola berhasil menempati peringkat pertama, disusul oleh Alana Mandaria. Empat peserta teratas akan lanjut ke babak semifinal.

 

Kita melihat Aleta dan Jingga berdiri. Alana masih berjongkok di lapangan sembari memaki dirinya berkali-kali.

ALETA

Ada apa dengannya?

JINGGA

Dia ambisius.

ALETA

Tapi kan dia lolos.

JINGGA

Dia am-bi-si-us.

MC

Baiklah untuk para peserta kompetisi tinju dimohon segera menuju ke gedung pertandingan. Karena kompetisi tinju akan segera dimulai.

JINGGA

Ayo, gue temenin lo.

ALETA

Lebih baik elo temenin Alana dulu. Di sana udah ada pelatih gue.

JINGGA

Oh gitu, oke. Good luck, ya!

21. INT. SANGGAR TINJU - TEMPAT PERTANDINGAN - DAY

Cast : ALETA, JINGGA, GERALD, PENONTON, CASTER, ANDRI

Kita melihat Aleta tengah bersiap di bawah ring bersama Andri.

ANDRI

Oke. Lo udah siap, kan, Let?

Aleta mengangguk. Andri memasangkan pelindung mulut pada Aleta.

ANDRI (CONT’D)

Apapun yang terjadi di atas ring, jangan berbuat curang.

CASTER

Baiklah. Untuk kedua atlet silakan naik ke atas ring.

CUT TO:

Kita melihat Aleta dan lawannya tengah berada di atas ring bersama WASIT. Wasit meniup peluit. Aleta dan lawannya melakukan jual-beli pukulan bahkan tendangan berkali-kali.

Gerald datang, masuk ke sanggar pertandingan tinju. Gerald duduk di salah satu kursi paling belakang. Sementara di ring, pertarungan semakin memanas.

CASTER

Dan … Aleta berhasil menjatuhkan saudari Aira. Kita hitung mundur sepuluh … sembilan …

 

Kita melihat Gerald mulai cemas. Wajahnya pucat. Situasi di dalam sanggar gaduh. Gerald menutup telinganya.

GERALD

Hentikan!

Suasana hening. Semua mata memandang ke arah Gerald. Gerald tidak sadarkan diri. Jingga berdiri.

JINGGA

(menyelidik)

Gerald? Gerald!

Aleta memperkuat kunciannya pada lawan. Kedua matanya mengarah pada kerumunan.

ALETA

Gerald?

Wasit meniup peluit, tanda bahwa Aleta telah memenangkan pertandingan. Wasit meraih tangan Aleta, tetapi Aleta segera berdiri dan turun dari ring.

JINGGA

Let, Gerald, Let.

ALETA

Ada apa dengannya?

22. INT. RUMAH SAKIT - NIGHT

Cast : ALETA, JINGGA, GERALD, ANDRI, SUSTER

Gerald terbaring di atas ranjang. Aleta duduk di kursi plastik sebelah ranjang. Jingga dan Andri berdiri. Jingga mencangklong tasnya.

SUSTER

Dokter berpesan bahwa pasien tidak perlu rawat inap. Ini semua kerabat dari pasien, bukan?

ALETA

Kami temannya, Sus.

SUSTER

Adakah kerabat yang bisa dihubungi?

ALETA

Sebentar. (berbicara pada Jingga) HP-nya Gerald di mana, Jing?

Jingga mencari ponsel Gerald di saku mantel Gerald dan menemukannya. Diserahkan HP tersebut pada Aleta. Aleta mengetuk layarnya dan mendekatkan ibu jari Gerald pada sensor sidik jari.

ALETA (CONT’D)

Saya carikan nomor Ibunya dulu, ya, Sus.

Suster tersebut tersenyum dan mengangguk. Aleta menyelami daftar kontak di ponsel Gerald. Namun, tidak menemukan kontak ibu maupun ayah Gerald.

JINGGA

Nggak ada, Let?

Aleta menggeleng.

ALETA

Em … begini saja, Sus. Saya akan pesan taksi. Biar saya yang bawa Gerald ke rumahnya.

ANDRI

Beneran, Let? Ayah lo gimana di rumah?

ALETA

Tolong bilangin, ya, Coach. Aleta juga bakal izin. Aleta nggak akan macem-macem, kok. Ayah suruh percaya aja.

ANDRI

Enggak, deh. Gue ikut lo aja, Let.

ALETA

Okelah.

SUSTER

Biaya administrasi bisa diselesaikan di meja depan, ya.

Aleta dan Andri bersitatap.

JINGGA

Biar gue yang bayarin, Let.

ALETA

Beneran?

JINGGA

Iya. Udah, nanti gue pasti minta ganti, kok. Hehehe

SUSTER

Kalau mobil sudah siap, silakan hubungi kami. Kami akan bantu pindahkan pasien ke mobil.

CUT TO:

Kita melihat Aleta membopong Gerald di lorong rumah sakit menuju pintu keluar. Semua orang di lorong tercengang.

ALETA

Di mana mobilnya, Coach?

ANDRI

Di lobi katanya.

ALETA

Oke, hayuk!

ANDRI

Nggak berat, Let?

ALETA

Lumayan. Kayak ngangkat kapas lima puluh kilo.

ANDRI

Kapas? Berarti ringan, kan, ya?

Aleta tertawa datar.

ALETA

Iya ringan. Kalau lima puluh kilo masih ringan, ya?

FLASHBACK CUT TO:

CUT BACK TO:

23. INT. AULA RESITAL - SINGAPURA - NIGHT

Cast : GERALD, PERS

Gerald (25) duduk di tengah kerumunan pers menghadap ke salah satu pers yang mengajukan pertanyaan.

GERALD

Mengapa hal tersebut terjadi pada saya? (menghadap ke kamera) Ada sesuatu yang menjadi penyebabnya. Berkaitan dengan trauma di masa lampau.

DISSOLVE TO:

CUT TO FLASHBACK:

24. INT. RUMAH GERALD - FLASHBACK - DAY

Cast : ALETA, GERALD

Kita melihat Gerald masih tertidur. Aleta duduk di sofa kamar Gerald, tengah terhubung ke dalam panggilan.

ALETA

Oh, iya, Coach. Nggak papa, kok. Makanya tadi Aleta cari di sofa kok nggak ada. Makasih, ya, Coach, udah luangin waktunya. Dah …

 

Aleta menutup teleponnya dan memperhatikan Gerald.

DOKTER (O.S.)

Serangan panik. Pasien mengalami serangan panik. Penyebabnya bisa karena stress, perubahan suasana yang menyebabkan dia sesak, atau trauma.

 

Aleta menghela napas.

ALETA (V.O.)

Apa yang sebenarnya kamu sembunyikan di dalam rubanah hatimu?

Kita melihat Gerald siuman.

GERALD

Eh?

Frontal Gerald langsung beranjak.

ALETA

Tenang-tenang. Gue nggak macem-macem, kok.

GERALD

Macem-macem gimana maksudnya?

ALETA

Lupain. Gue nggak sendirian kemarin di sini. Pelatih gue, cowok, nemenin gue. Gue tidur di luar, Gerald. Tenang.

 

Gerald duduk dan mulai tenang. Gerald memegangi dadanya, mulai kesulitan bernapas.

GERALD

(gelagapan)

Let, ambilin obat gue di loker laci.

ALETA

(bergegas)

Bentar-bentar.

Aleta segera mengambil obat tersebut dan menyerahkan pada Gerald. Tanpa sengaja menjatuhkan foto masa kecil Gerald bersama kedua orang tuanya.

ALETA (CONT’D)

(berjongkok, mengambil foto)

Eh? Ini ortu lo?

Gerald yang baru menelan obatnya, hanya menoleh.

ALETA (CONT’D)

Oh, ya, semalem gue cari nomor telepon ortu lo di ponsel lo. Tapi nggak nemu. Emang nggak lo simpen atau gimana?

GERALD

Lo termasuk apa?

ALETA

Maksudnya?

GERALD

Lo termasuk apa mau nyari tahu tentang itu?

ALETA

Eh?

GERALD

Lo bisa pergi dari sini, Let? Gue belum stabil dan perlu ruang buat nyendiri.

ALETA

Em … oke.

Aleta beranjak pergi dan menutup pintu. Gerald menutup semua tirai di kamarnya. Lantas kembali ke atas kasur, mengurung dirinya di bawah selimut.

25. EXT. JALAN - DAY

Cast : ALETA

Aleta berjalan dengan raut wajah bingung.

ALETA

Nggak bisa apa, ya, bilang makasih dulu? Atau kalau enggak jangan cuek-cuek lah. (memegang punggungnya) Untung gue atlet tinju, kalau gue pesenam pasti udah cidera parah karena ngangkat beton lima puluh kilo-an itu.

 

Ponsel Aleta berdering, ada telepon dari Candra.

ALETA (CONT’D)

Hai, Yah!

CANDRA (O.S.)

Udah perjalanan pulang?

ALETA

Ih, jutek amat, Yah. Leta udah di jalan, kok.

CANDRA (O.S.)

Buruan, ya. Siap-siap, ayahnya Alana ngajak kita makan malam.

ALETA

Makan malam? Kenapa?

CANDRA (O.S.)

Reuni katanya.

ALETA

Tapi kan Aleta sama Alana baru ketemu.

CANDRA (O.S.)

Bukan kamu sayang yang reuni. Ayah sama ayahnya Alana yang reuni.

ALETA

Oh. Oke, Aleta lari sekarang juga. Dah, Yah.

Aleta menutup telepon dan segera bergegas.

26. INT. RESTORAN STEIK - DAY

Cast : ALETA, ALANA, CANDRA, GUSTI, LUSI

Kita melihat Aleta duduk berhadapan dengan Alana, Candra dengan Gusti. Sementara Lusi di tengah. Mereka menyantap hidangan di meja.

GUSTI

Setelah sekian purnama nggak ketemu, akhirnya kita bisa reuni juga, ya, Can.

CANDRA

Nggak ada yang nduga, bukan, Gus?

Mereka terkekeh.

CANDRA (CONT’D)

Lusi masih aktif di badminton?

LUSI

Masih, Mas. Habis ini ada tanding di kejurnas.

ALETA

Oh iya, Tante?

LUSI

Iya, Sayang. (beat) Dimakan gih, atlet tinju pasti butuh banyak asupan.

Aleta mengangguk dan tersenyum. Alana terpaku pada makanannya.

ALETA

Kalau Om Gusti ini atlet apa?

GUSTI

Oh Ayah belum cerita? (beat) Om ini sama kayak kamu, atlet tinju.

ALETA

Serius?

GUSTI

Dua-rius.

ALETA

Wah pantesan bugar, keker. Keren!

Gusti terkekeh.

GUSTI

Gue kangen banget main sama elo Can.

ALETA

Main tinju, Om?

Candra dan Gusti bersitatap.

CANDRA

Hah? Ayah mana bisa tinju. Maksudnya main kayak gini, kumpul-kumpul. Ayah sama Om Gusti ini akrab banget.

GUSTI

Nah itu maksud Om.

Aleta mengangguk.

GUSTI (CONT’D)

Aleta kemarin MVP, ya, di penyisihan?

ALETA

Eh, iya, Om.

Alana berhenti sejenak dan melirik ke atas.

GUSTI

Bersyukur kamu, Can, punya anak kayak Aleta. Untung-untung bisa jadi nomer satu. Bener, kan, Alana?

 

Aleta merasa kikuk dengan Alana. Alana menatap Gusti, mengangguk dan tersenyum.

CANDRA

Ish, Alana juga berbakat, kok.

ALETA

Wah, steik ini bener-bener enak, Om, Tante. Aleta suka.

Aleta mengubah topik pembicaraan.

LUSI

Eh, mau bungkus?

27. INT. RUMAH GERALD - DAY

Cast : GERALD, BIBI KEBERSIHAN

Kita melihat Gerald keluar dari kamarnya dan mendapati BIBI KEBERSIHAN (48) tengah membereskan isi kulkas.

BIBI

Eh, Mas udah siuman? Gimana badannya enakan?

GERALD

Lumayan, Bik.

Gerald duduk di meja makan, sudah tersedia semur jengkol di atas meja.

GERALD (CONT’D)

Tumben-tumben ada semur jengkol?

Gerald meraih piring dan mengambil nasi, lalu menyantapnya dengan semur jengkol. Mata Gerald terbelalak.

BIBI

Kenapa, Mas? Enak, kan? Bibik udah cobain tadi.

GERALD

Bener-bener enak, Bik.

BIBI

Non Aleta yang masak.

GERALD

(tersedak)

Seriusan, Bik?

Bibi mengangguk. Bibi menyerahkan segelas air minum pada Gerald.

BIBI

Dia kemarin bopong kamu sampe ke dalam kamar. Pagi-pagi pas Bibi ke sini. Non Aleta udah masak-masak di dapur, terus Bibi kenalan deh.

GERALD

Aleta masak?

BIBI

Kenapa emangnya, Mas?

Gerald menggeleng.

GERALD

Enggak papa, Bik.

Gerald menunjukkan raut wajah kepikiran dan sedikit merasa bersalah.

28. INT. RUMAH ALETA - NIGHT

Cast : ALETA, CANDRA

Kita melihat Aleta menciup pipi Candra di ruang tamu.

ALETA

Makasih buat hari ini Ayah.

Candra tersenyum sembari melepas tali sepatunya. Aleta berjalan ke arah kamar, tetapi ponselnya berdering. Menunjukkan nama Gerald sebagai pemanggil. Aleta bergegas masuk dan membanting pintu kamar.

CANDRA (O.S.)

Leta, jangan dirobohkan rumah ini, Nak.

ALETA

Maaf, Yah, nggak sengaja.

Aleta berdeham, lalu mengangkat telepon tersebut.

ALETA (CONT’D)

Halo? Ada apa Gerald telepon?

INTERCUT TO:

29. INT. RUMAH GERALD - NIGHT

Cast : GERALD

Kita melihat Gerald mengambil posisi duduk di atas kasur.

GERALD

Em … makasih, ya, Let.

ALETA (O.S.)

Hah?

GERALD

Gue sekalian mau minta maaf ke elo atas perlakuan gue tadi pagi.

ALETA (O.S.)

Eh, santai aja kali.

GERALD

Masakan lo enak banget. Udah gue cobain.

ALETA (O.S.)

Beneran? Padahal itu gue resepnya ngasal.

GERALD

Ngasal aja seenak itu. (beat) Btw, jengkolnya dapet dari mana?

ALETA (O.S.)

Gue ambil di gudang.

Kedua mata Gerald membelalak. Gerald menelan ludah.

ALETA (CONT’D) (O.S.)

Canda. Lagian aneh lo, ya gue beli di pasar-lah. Rumah orang kaya mana ada jengkol. Gue cari di kulkas lo adanya makanan kalengan.

GERALD

Hehe …

ALETA (O.S.)

Makanan kaleng nggak bagus buat kesehatan lho kalau keseringan.

CUT TO:

Gerald merebahkan diri di kasur, masih terhubung dalam panggilan.

GERALD

Nggak ada yang menarik soal kehidupan gue. Gue bukan anak yang asik dan lebih nikmati kesendirian. Kalau elo?

INTERCUT TO:

30. INT. RUMAH ALETA - NIGHT

Cast : ALETA

Kita melihat Aleta ketiduran. Ponselnya masih terhubung dalam panggilan.

GERALD (O.S.)

Halo? Let, udah tidur? Gue tutup teleponnya, ya, kalau gitu.

ALETA

EH! Nggak, kok. Gue nggak tidur. Kenapa tadi pertanyaannya?

CUT TO:

Kita melihat Aleta terus berbincang di telepon bersama Gerald sembari sesekali tersenyum dan tersipu. Mengubah-ubah posisi tidurnya berkali-kali. Aleta tidur tengkurap dengan kedua kaki paha bawah menyilang ke atas.

ALETA

Gerald.

GERALD (O.S.)

Iya?

ALETA

Jangan sungkan-sungkan, ya, buat cerita ke gue. Mungkin aku nggak termasuk apa-apa dalam hidup lo …

GERALD (O.S.)

Eh, nggak gitu, gue tadi cuma kepaut emosi.

ALETA

Entah apapun itu, segala masalah lebih baik diutarakan. Aleta nggak maksa Gerald buat cerita, tapi kapan pun itu … Aleta siap, kok. Mau jadi temen Aleta?

GERALD (O.S.)

Eh,

ALETA

Em … gimana?

GERALD (O.S.)

Bukannya kita udah jadi temen? Hehehe …

Aleta terkekeh.

Mereka berdua terus berbincang di telepon. Kita melihat dari luar jendela kamar Aleta, gadis itu tersenyum-senyum sendiri.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar