WOMANS
18. POLA PIKIR PRIMITIF

144. EXT. DEPAN RUMAH. DAY

Cast: Anna, Tetangga.

Anna tengah menyapu halaman menggunakan sapu lidi. Ia masih berharap hari ini Kevin datang, namun tak juga kembali. Tetangga lewat depan rumah.


TETANGGA
Anna!


ANNA(V.O)
Kak Kevin!


Anna menengok ke arah sumber suara, namun yang didapatinya bukan Kevin melainkan tetangga yang membawa keresek bingkisan. Anna menghampiri.


TETANGGA
Ini dari pak RT, habis acara syukuran rutin bulanan.


Tetangga memberikan satu bingkisan pada Anna. Terlihat ditangannya masih banyak yang harus di bagikan.


ANNA

Oh iya, makasih pak!


TETANGGA
Sama-sama.


Tetangga itu pamit, anna berjalan melanjutkan pembagian bingkisannya dari rumah ke rumah.


145. INT. KAMAR ANNA. DAY

Cast: Anna.

Anna tengah duduk sembari memainkan ponselnya. Ia terus mengecek ponselnya berharap Kevin mengirimnya pesan, namun tak ada.


ANNA(V.O)
Tuhan, kali ini saja aku minta kabulkan keinginanku. Bawa dia kembali dan pertemukanlah denganku.


Anna menundukan wajahnya diatas meja.


146. EXT. PINGGIR SUNGAI. DAY

Cast: Anna, Vanni.

Anna duduk sendiri, melamun memandangi air yang mengalir jernih. Vanni datang dari belakang.


VANNI
Heii! Kesini kok gak bilang-bilang.


ANNA
Lagi pengen sendiri.


VANNI
Kenapa sih?


ANNA
Nggak ada apa-apa. Kok tau aku disini


VANNI
Tadi dari rumah, kata Nek Tiah kamu pergi gak tau kemana. Inisiatif aja kesini, taunya bener ada disini.


ANNA
Van menurut kamu, kita bisa gak sih keluar dari sini?


VANNI
Kenapa? Kok nanyanya gitu? Ada masalah di rumah ya?


ANNA
Nggak, cuma pengen nanya aja.


VANNI
Ya bisa, asal ada kemauan aja. Emang mau banget ya keluar dari desa ini?


ANNA
Dari dulu pengen aja ngerasain hidup di kota. Egois gak sih kalau aku pergi?


VANNI
Mau kemana emangnya?


ANNA
Gak tau. Aku memang suka tempat ini, tapi bukan berarti aku bahagia disini. Ada beberapa hal yang akhir-akhir ini membuatku ingin pergi. Aku juga sekarang sering teringat cita-citaku yang gagal kugapai.


VANNI
Kalau menurutmu itu baik untukmu, lakukanlah. Terkadang egois itu perlu digunakan.


Anna dan Vanni berbincang bersama di tepi sungai.


147. INT. KAMAR ANNA. NIGHT

Cast: Anna.

Suasana sepi, terdengar suara hujan deras dari luar rumah. Anna memandangi ponselnya sembari terdiam duduk. Tanggal 8 agustus sudah akan berakhir dalam hitungan jam. Jam terus berputar, Anna ketiduran diposisi duduknya lalu terbangun tepat di pukul 12.00. Ia memandang jam yang jarum detiknya terlihat bergerak satu langkah. Anna menghela nafas pasrah.


ANNA(V.O)
Tanggal 9 Agustus sudah dimulai.


Anna mengecek ponselnya namun tak ada chat masuk ataupun panggilan masuk. Anna memutuskan untuk tidur kembali.


FADE IN:


148. EXT. KEBUN. DAY

Cast: Anna.

Anna tengah menanam bayam sendiri, dengan telaten ia menggemburkan tanah lalu menyiraminya dengan air dan menaburkan benih bayam diatasnya. Waktu terus berlalu siang menjadi malam, malam menjadi siang. Tanaman bayam tumbuh menjadi bayam sempurna yang siap dipanen.

Suasana sepi, cuaca cerah dan angin kecil menyapu tanaman bayam yang siap dipanen. Anna datang memakai sepatu boots petani dan juga caping dikepalanya. Ia membawa ember kosong dan mulai memanen bayamnya sendiri.

Tampak tanah bekas menanam bayam sudah kosong. Anna duduk di bawah pohon dan meminum air putih. Tampak dahinya berkeringat dan cuaca semakin panas. Namun, suara gemuruh tanda akan hujan datang dari langit walau langit terlihat cerah dan matahari masih terlihat dengan jelas menyinari.

Anna bergegas membereskan barang bawaannya dan akan pulang, namun hujan turun tanpa aba-aba. Anna mengurungkan niatnya dan tetap diam dibawah pohon menunggu hujan reda. Tak ada yang bisa Anna kerjakan membuat Anna diam dan hanya memperhatikan tetesan air yang jatuh dari daun membasahi tanah. 

Semilir angin meniup dedaunan, cuaca cerah kembali dan hujan sudah reda. Anna berdiri dan berniat pulang namun langkahnya terhenti karena melihat pelangi tepat dilangit hadapannya. Anna memandangnya dan menikmati keindahannya.


ANNA(V.O)
Setelah sekian lama, aku bisa melihat pelangi lagi. Akankan pelangi hadir dalam hidupku?


Anna bergegas pulang membawa bayam hasil panennya.


149. INT. DAPUR. DAY

Cast: Anna, Wirani, Nek Tiah.

Anna tengah memisahkan bayamnya dan mengikatnya menjadi beberapa bagian. Wirani tengah memotong daun bayam untuk dimasak. Akhir-akhir ini Anna tampak tidak bersemangat.


WIRANI
Kamu masih berharap sama nak Kevin itu?


ANNA
Anna gak tau bu.


WIRANI
Kalau memang dia kembali dan serius melamarmu, ibu akan mendukung semua keputusanmu. Cari kebahagiaanmu, jangan cemaskan ibu dan nenek disini. Kamu berhak mendapatkan apa yang kamu mau.


ANNA
Dia tak akan kembali, Ucapan nenek sepertinya benar.


Nek Tiah masuk dari arah luar membawa ember kosong.


NEK TIAH
Maafkan nenek atas ucapan nenek dulu. Kalau memang kamu mau dengannya silahkan, nenek bicara hanya takut kamu disakiti.


ANNA
Iya, Anna tau nek. Anna sudah tidak mengharapkannya lagi sekarang.


150. EXT. DEPAN RUMAH. DAY

Cast: Anna, Wirani, Nek Tiah, Pemuda.

Anna tengah tertidur di paha Wirani. Wirani duduk sembari mengusap rambut Anna halus.


ANNA
Bu, kalau Anna tidak menikah tak apa kan?


WIRANI
(sedikit kaget)
Kenapa memangnya? Kok tanya seperti itu?


ANNA
Anna mending gak usah nikah aja deh bu. Anna gak apa-apa sendiri juga.


WIRANI
Bukannya ibu mengharuskan kamu menikah. Ibu hanya mencemaskanmu. Kalau kamu tidak menikah, lalu ibu dan Nenek sudah tak ada, kamu disini benar-benar sendiri. Kita sudah tak punya kerabat apalagi anggota keluarga lain. Kamu penerus ibu dan Nenek... Tuhan pasti akan memberikan pasangan untukmu walau kita tak tahu kapan kalian bertemu. Lagian usiamu masih muda, sekarang puas-puasin dulu masa mudamu.


Nek Tiah datang menaiki motor bersama seorang pemuda (32th/warga desa)membawa keresek di tangannya. 


NEK TIAH
Makasih nak!


Pemuda itu tersenyum pada Anna, nek tiah menghampiri Anna dan Wirani.


WIRANI
Ibu habis dari mana? Bukannya ibu pergi ke warung?


NEK TIAH
Tadinya, tapi dia mau ke kota terus ajak ibu. Ibu ikut saja ke kota. Nih belanjaannya.


Nek Tiah menunjuk keresek yang di taruh di sampingnya.


NEK TIAH
Dia anak baik-baik. Sepertinya dia suka sama kamu, nenek setuju kalau kamu sama dia.


Anna bangkit dari posisinya, tak menggubris ucapan Nek Tiah. Ia mengambil keresek lalu membawanya masuk ke dalam rumah.


WIRANI
Ibu! Kok ngomongnya gitu! Anna hidup di Zaman sekarang bu, ini bukan lagi zaman dulu!


NEK TIAH
Ibu cuma bilang gitu doang, masa gak boleh.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar