WOMANS
6. AYAM PENGGANGGU

35. EXT. KEBUN. PAGI

CAST: Anna, Nek Tiah, Wirani, Para Petani, Penjual Pupuk.

Cuaca terlihat cerah pada waktunya, Suara ayam saling berkokok dan terlihat tanah yang ditaburi benih bayam kemarin sudah tak beraturan, banyak ayam yang menginjak-injak dan mencakarnya disana. Nek Tiah datang sendiri.


NEK TIAH
Astaga! Husss (mengusir ayam)… Dasar Ayam gak sopan!


Anna datang membawa ember berisi air, ia menjinjingnya dengan sekuat tenaga. Anna melihat benih yang hancur.


ANNA(V.O)
Tangan nenekku memang tak pernah gagal dalam bercocok tanam, tapi tangannya tak bisa menghindari hama yang tidak terprediksi dan gangguan dari hewan sekitar. Terkadang kami mengalami kegagalan seperti ini. Berkebun itu tak semudah yang dibayangkan.


NEK TIAH
Anna, bawa benihnya lagi! Dengan jaring kawat sekalian!


Anna berjalan pergi menuju rumahnya.


ANNA(V.O)
Nenekku tak pernah menyerah dengan kegagalannya, ia akan terus mencoba sampai kemampuan dan kesabarannya habis tak tersisa.


Nek Tiah merapikan kembali tanah yang berantakan karena cakaran Ayam, Ia menyirami tanah dengan air yang dibawa Anna sebelumnya. Tak lama, Anna datang bersama Wirani membawa jaring kawat, tiang kayu berukuran sedang 4 batang dan seember kecil benih bayam yang dicampur abu sisa pembakaran kayu. Anna memberikan benihnya pada Nek Tiah, Ia menaburkan kembali benih pada tanah yang sudah disiram air, Wirani dan Anna menancapkan kayu di setiap sudut tanah yang ditanami bayam lalu mengelilinginya dengan jaring kawat dan mengikatnya kuat.


ANNA
Selesai!


Terlihat kebun menjadi sangat rapi, pagar dari kawat terpasang kokoh disekelilingnya.


ANNA(V.O)
Ibuku adalah wanita paling kuat yang aku temui. Ia bisa menjadi apapun dalam situasi dan kondisi.


apapun. Contohnya hari ini, ia bisa mengerjakan pekerjaan yang seharusnya laki-laki yang

mengerjakan. Ibuku bukan hanya seorang perempuan dan ibu rumah tangga yang hebat, ia juga bisa menjadi seorang ayah dan kepala rumah tangga yang hebat.


Mobil Bak lewat membawa setumpuk pupuk dibelakangnya, supir mobil bak berteriak ketika melihat petani dipinggir jalan dan kebun.


PENJUAL PUPUK
Pupuk buah, pupuk hama dan pupuk tanaman datang!


Para petani berbondong-bondong mengikuti mobil bak dari belakang.


PETANI
Ayo Nek, kita beli. Nanti kehabisan!


ANNA
Aku saja yang pergi, nenek disini saja dengan ibu!


Anna bergabung bersama Petani lain untuk membeli pupuk. Wirani dan Nek Tiah melanjutkan berkebun.


36. EXT. JALAN. DAY

Cast: Anna, Ibu-Ibu tetangga.

Anna tengah berjalan membawa dua keresek besar di kedua tangannya. Anna melewati kumpulan ibu-ibu yang tengah berkumpul sembari memakan rujak buah muda.


IBU-IBU 1
Anna, kau masih disini tak berminat kerja ke luar kota?


IBU-IBU 2
Iya, coba melamar ke pabrik-pabrik. Sekarang mudah untuk daftar masuk kesana!


Alina tak menggubris mereka, ia terus berjalan sembari membawa beban dikedua tangannya.


IBU-IBU 1
Astaga, kau tak sopan ya Anna. Kita sedang bertanya. Hey!


Anna terus fokus dengan langkahnya, ia tak menggubris semua perkataan tetangganya yang menyakitkan. 


ANNA(V.O)
Itu adalah situasi paling tidak nyaman ketika tinggal di pedesaan. Para tetangga terlalu peduli terhadap urusan orang lain dan dengan bebasnya mereka bisa ikut campur dalam kehidupan orang lain.


37. EXT. DEPAN RUMAH. DAY

Cast: Anna, Tetangga, Wirani, Nek Tiah.

Anna menaruh dua keresek besar di depan rumahnya. Ia memanggil ibu dan neneknya namun tak ada yang menjawab, ia mencoba membuka pintu rumah namun pintunya terkunci. Tetangga yang baru pulang dari kebun, lewat depan rumah.


TETANGGA
Ibu dan nenekmu sedang pergi ke kebun pisang.


ANNA
Oh iya, makasih bu!


Tetangga itu melanjutkan perjalanannya, Anna memutuskan menunggu di teras. Sendiri dan tak ada yang bisa dikerjakaan oleh Anna membuatnya teringat ucapan ibu-ibu di perjalanan pulang. Anna tertunduk duduk dengan kedua tangan yang melingkari kakinya.


ANNA(V.O)
Annaa.. Kenapa hidupmu seperti ini (meneteskan air mata)


Wirani dan Nek Tiah terlihat berjalan bersama menuju rumah membawa pisang yang baru ditebang dan terlihat sangat matang. Anna bergegas menyeka air matanya dan menyambut mereka dengan senyuman.


WIRANI
Sudah lama?


ANNA
Baru kok bu


NEK TIAH
Astaga, pinggangku! (duduk di teras).


WIRANI
Pupuknya bawa ke belakang rumah saja, Ibu bantu!


Anna dan Wiranti membawa keresek besar yang dibawa Anna ke belakang rumah. Nek Tiah duduk sembari memakan sebuah pisang di teras. Tak lama, Wirani kembali membawa pisau dan Tampah bambu.


NEK TIAH
Mau dibuat apa?


WIRANI
Sale pisang aja bu, sayang kalau gak habis.


Wirani mengupas pisangnya lalu mengirisnya menjadi beberapa bagian kemudian disimpan diatas tampah untuk di jemur.


                       FADE IN:


38. INT. TENGAH RUMAH. NIGHT

Cast: Anna, Wirani, Nek Tiah.

Anna dan Wirani tengah duduk mendengarkan berita di radio.


PENYIAR (V.O)
Pengumuan untuk para pendengar radio yang setia. Khusus besok sore akan diadakan terapi gratis untuk asam urat, rematik, kolesterol dan lain-lain di samping pasar dekat kantor kecamatan. Untuk yang berminat silahkan datang, bebas untuk semua usia. Yang mau hadir silahkan datang dan daftarkan diri anda Satu hari sebelumnya karena antrian diprediksi akan banyak! Sudah Terbukti Khasiatnya, banyak bukti nyata-nya. Tunggu apalagi, segera daftarkan diri anda!


NEK TIAH(V.O)
Wirani Tolong! Astaga pinggangku! aduhhh.


Wirani dan Anna berlari ke kamar Nek Tiah.


39. INT. KAMAR NEK TIAH. NIGHT

(Cast: Anna, Wirani, Nek Tiah)

Nek Tiah terjatuh dari kursi, Kaki kursi plastik yang didudukinya patah sebelah. Nek Tiah sudah terduduk di lantai tidak bisa berdiri. Anna dan Wirani langsung memapahnya dan menidurkannya di

tempat tidur. Wirani mengoleskan obat gosok pada pinggang Nek Tiah. Anna bergegas membawa air hangat dari dapur.


NEK TIAH
(kesakitan)
Aduh, pelan-pelan sakit!


40. INT. DAPUR RUMAH. PAGI

Cast: Wirani, Anna, Nek Tiah.

Wirani dan Anna tengah memasak, Nek Tiah datang berjalan dari arah tengah rumah sembari memegang pinggangnya yang sakit.


NEK TIAH
Aduh, astaga. Pinggangku kaku...


WIRANI
Ibu kenapa ke dapur. Istirahat aja bu!


Wirani menghampiri Nek Tiah lalu menuntunnya untuk tetap beristirahat di tenagh rumah. Anna melanjutkan memasak lalu tak lama Wirani kembali.


ANNA
Apa tak sebaiknya nenek di periksa bu?


WIRANI
Sepertinya harus,nanti ibu akan cari pinjaman dulu untuk ongkos ke kota.


ANNA
Anna masih punya sedikit simpanan, ambil aja bu, buat tambahan. Sisanya, nanti Anna bantu cari.


WIRANI
Iya, makasih ya nak.


41. INT. TENGAH RUMAH. DAY

Cast: Nek Tiah, Anna, Wirani.

Anna menghampiri Nek Tiah yang tengah terduduk di kursi, kakinya ia luruskan di kursi. Anna memijat kaki Nek Tiah dengan hati-hati. Wirani datang membawa makanan untuk nek tiah.


WIRANI
Nek, besok kita periksa ya. Nanti wirani coba cari tumpangannya untuk pergi ke kota.


NEK TIAH
Tak usah, nanti juga sembuh. Cuma keseleo doang kok.


ANNA
Tapi kalo dibiarin nanti sakit terus nek.


NEK TIAH
Yaudah, mau. Tapi ke terapi yang kemaren ada di radio itu ya!


WIRANI
Makan dulu bu!


                       FADE IN:


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar