Wisata Rasa
3. Scene 11-13

11. INT. RUMAH RASA — DAY

MONTAGE

Rajuna membuka macbook, mengeluarkan beberapa lembar kertas berisi naskah yang sudah ia print.

Sebelum memulai pekerjaannya, ia meraih kacamata yang ada di dalam tasnya.

Rajuna membaca satu demi satu naskah yang sudah ia print.

Rajuna meraih pulpen dan mencoret bagian-bagian yang kurang penting.

Rajuna lanjut mengeluarkan ipad, beserta pencilnya.

Rajuna mulai menggambar tokoh perempuan dan lelaki yang menjadi pemeran dalam naskah novelnya, di ipad miliknya.

Saat gambarnya selesai, Rajuna lanjut mengetik lagi di laptopnya.

Rajuna beberapa kali mengurut kening, melihat lurus ke kaca jendela, lalu lanjut menulis lagi di macbook yang ada di depannya.

MONTAGE OUT

ABRIELLA
Gue buatin kopi dan croissant buat lo.
(Meletakkan cangkir berisi kopi dan piring berisi cemilan di atas meja)
Belum mastiin enak atau enggak sih. Tapi semoga aja lo suka.
RAJUNA
(Tersenyum melirik jamuan yang ada di mejanya. Lalu beralih melihat Abriella yang berdiri di depannya)
Oke, gue coba dulu.
(Meraih gelas kopinya lalu lanjut meneguk)
Kopinya sedikit strong, tapi overall okelah buat teman kerja. Thanks udah dibuatin ini.
(Menyodorkan gelasnya ke arah Abriella sebelum meletakkan kembali ke atas meja)
ABRIELLA
Croissant dianggap paling cocok disuguhkan dengan kopi hangat. Bisa juga diolesi butter agar rasanya lebih enak. Seperti yang ada di atas meja sekarang. Croissant dengan sedikit taburan butter, plus kopi hangat yang bisa mengimbangi rasa manis yang intens. Seperti manusia, makanan juga memiliki jodohnya masing-masing. Croissant dengan cita rasa gurih dan creamy, sangat pas disandingkan dengan kopi yang sedikit pahit. Biar rasanya bisa pas di lidah.
(Tersenyum melirik croissant yang ada di meja)
Itu menurut perspektif gue, sih. Tapi terlepas dari itu semua, kembali lagi ke selera masing-masing.

Rajuna menatap Abriella tanpa kedip. Ada rasa takjub sekaligus bangga yang sedang menyelimutinya. Lalu ia bertepuk tangan dengan penuh semangat. Senyum pun ikut terbit di wajahnya.

RAJUNA
Bahasa dari seorang profesional makanan emang beda ya. Ngasih suguhan croissant aja bisa sampai sedetail itu. Perjodohan dalam ruang lingkup makanan. Kayaknya cukup menarik untuk dibahas lebih lanjut.

Rajuna meraih kertas kecil yang ada di dalam tasnya. Membuka lembar kosong yang tersedia dan menulis sebuah catatan kecil di sana.

RAJUNA
Nggak salah Ayna nyuruh gue ke sini. Selain bisa nikmatin beragam makanan, otak gue juga bisa dikasih asupan ilmu yang bergizi. Sekali lagi, thanks untuk jamuannya.

Abriella tak percaya dengan kalimat Rajuna barusan. Namun ia memilih bungkam. Hanya mengendikkan bahu saja untuk menanggapi lelaki yang sedang senyam-senyum kepadanya.

ABRIELLA
Soto lamongannya sementara gue masak. Jadi mohon sabar menunggu ya.
RAJUNA
It's okay. Gue nggak buru-buru banget kok. Slow aja.
ABRIELLA
Kalau gitu gue pamit ke pantry dulu.


CUT TO

12. INT. PANTRY RUMAH RASA — DAY.

Abriella menatap soto lamongan yang sudah ia pindahkan ke mangkok.

Tak lupa ia mengunci masakannya dengan memberikan taburan bawang di atas hidangan yang sudah ia buat.

Sambil melepas apron yang ia gunakan, Abriella berdecak kagum.

ABRIELLA
Soto lamongan ala Abriella akhirnya jadi juga.

Perlahan Abriella berjalan menuju tempat duduk Rajuna. Membawa nampan berisi satu mangkok soto, satu piring nasi, dan satu mangkok kecil sambal dan beberapa potongan jeruk.

ABRIELLA
Paket soto lamongan sudah siap disantap.
(Meletakkan nampan di meja yang bersebelahan dengan Rajuna)
Dicicip dulu sotonya, mumpung masih hangat.
RAJUNA
Wowww, udah selesai masaknya?
ABRIELLA
Seperti yang terlihat.
RAJUNA
Kayaknya menu kali ini lebih special dari croissant yang lo buat tadi deh. Dari aroma aja, udah nendang banget. Mendadak bikin perut lapar nih jadinya.
ABRIELLA
Dan itulah letak magic-nya makanan. Dari aroma saja sudah bisa buat hati manusia jadi terombang-ambing. Kayak kamu sekarang ini.
RAJUNA
Bisa aja kamu.

Rajuna sudah berpindah tempat duduk. Ia menatap dengan intens menu yang ada di depan matanya. Tak satu pun terlewat dari pandangannya.

Rajuna menikmati dengan khusyuk bagaimana hidungnya mencium aroma dari soto yang ada.

Ia sempat menutup mata beberapa detik, sebelum akhirnya menarik mangkok yang ada di depannya untuk lebih mendekat dengannya.

RAJUNA
Gue coba dulu.
(Menyendok makanannya)
Wah...ini surga sih, namanya. Aroma yang khas, bikin pengen makan lagi dan lagi.
(Mendonggakkan kepala melihat ke arah Abriella)
Fix, ini soto lamongan terenak yang pernah gue makan.
ABRIELLA
Soto lamongan memang memiliki ciri khas pada aromanya dan juga warna kuahnya yang dominan kuning terang. Nah, rahasianya itu datang dari kunyit yang dibakar dan dihaluskan bersama bumbu yang lainnya. Bumbu paket komplit yang membuat rasanya menjadi nikmat tiada tara. Apalagi kalau disandingkan dengan nasi, ditambah sedikit perasan jeruk dan yang terakhir, astaga...gue lupa lagi. Bentar ya.

Abriella berlari menuju pantry. Mengambil toples berisi kerupuk, lalu lanjut kembali ke meja Rajuna.

ABRIELLA
Lebih enak lagi kalau ditambahkan kerupuk. Itu versi soto lamongan gue sih.
RAJUNA
Oh iya, kerupuk. Gue emang suka makan nasi sama kerupuk sih.
(Mengambil kerupuk dan melahapnya bersama soto dan nasi)
ABRIELLA
Gimana, suka?
RAJUNA
Ini udah diatas level suka, Brie.
ABRIELLA
Wahhh, serius?
RAJUNA
(Mengangguk, sambil terus menikmati makanannya)
Lo nggak mau ikutan makan?
ABRIELLA
Liat lo makan dengan lahap aja, gue udah ikut kenyang, jadinya.
RAJUNA
Dih, apaan.
ABRIELLA
(Tersenyum sambil menopang dagu)
Makasih ya, udah datang ke tempat ini di saat gue berada di titik paling rendah kayak gini. Gue nggak tahu akan seperti apa jadinya rumah rasa tanpa kehadiran lo di sini.
RAJUNA
Makasih?
(Mengerutkan kedua alis)
ABRIELLA
Berkat lo, gue mau bertahan lebih lama lagi di rumah kecil ini.

Rajuna sedikit bingung dengan kalimat Abriella, namun ia memilih membalasnya dengan senyuman.

Setelahnya ia lanjut melahap makanannya lagi.


CUT TO

13. INT. KAMAR RAJUNA — NIGHT

Rajuna yang baru saja keluar dari kamar mandi meletakkan handuk yang menggantung di lehernya.

Lalu berjalan menuju meja kerjanya dan duduk di kursi.

Rajuna menyalakan imac, lalu lanjut memutar lagu milik Honne "No song without you"

Rajuna memutar-mutar kursinya beberapa kali. Lantas menghentikan aksinya saat sekelebat ingatan tentang Abriella muncul di dalam benaknya.

RAJUNA
Seperti manusia, makanan juga memiliki jodohnya masing-masing.

Rajuna meraih buku catatan yang ada di dalam tasnya.

Tatapannya beralih ke layar imac.

CLOSE UP ke layar komputer.

Rajuna mulai mengetik.

"Manusia dan makanan adalah dua kata yang memiliki arti yang berbeda dalam kamus bahasa. Namun sejatinya, dua kata itu saling membutuhkan satu sama lain. Manusia yang butuh makanan agar bisa bertahan hidup. Dan makanan yang butuh manusia agar tidak berakhir sia-sia menjadi sampah yang tak terurus. Proses saling butuh yang menghadirkan sebuah ketergantungan satu sama lain. Seperti misalnya aku dan kamu. Kita, akan menjadi lebih bermakna jika diisi oleh dua manusia yang hadir untuk saling melengkapi. AKU DAN KAMU DALAM KATA KITA"

FADE OUT


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar