Wisata Rasa
1. Scene 1-3


FADE IN

1. INT. DAPUR, RUMAH ABRIELLA — DAY

Abriella (25 thn, pemilik dan chef di restoran rumah rasa, hobi masak, ceria) berjalan menuju dapur, mengambil mangkuk berisi tongseng. Lalu membawanya ke meja makan dan duduk di sana. Dia tersenyum memandang tongseng yang baru saja ia masak.

CLOSE UP ke Abriella.

ABRIELLA
Memasak itu ibarat seni. Dimana ada banyak cinta di dalamnya. Dan memasak dengan cinta yang tulus dari lubuk hati yang paling dalam, akan membuat makanan menjadi semakin nikmat.

ZOOM IN tongseng.

Abriella menyendokkan tongseng ke dalam mulutnya, menutup mata sejenak, menikmati setiap rasa yang mampir di lidahnya. Sebelum akhirnya, ia berdecak kagum.

ABRIELLA
Sempurna

Abriella membuka mata, kembali tersenyum memandang tongseng yang menurutnya sangat nikmat.

CLOSE UP ke Abriella setelah ia meletakkan sendoknya kembali ke mangkok yang berisi tongseng.

ABRIELLA
Kalian tau nggak, kalau sebenarnya, makanan itu memiliki kekuatan tersendiri. Semacam magic? Yap...Makanan bisa membuat kita kembali ke masa lalu, hanya lewat perantara rasa. Karena makanan itu, bukan tentang enak atau tidaknya. Tetapi, ada memori apa yang kawin dengan makanannya. Makan tongseng tuh jadi berasa ingat kamu nggak sih....


CUT TO


2. INT. KAMAR ABRIELLA — DAY

Rena (48 thn, ibu Abriella, cerewet, tidak suka tempat yang berantakan) memeriksa barang-barang yang ada di dalam lemari Abriella. Mengeluarkan semua isinya dan memindahkannya ke dalam koper yang sudah tersedia di atas lantai.

RENA
Udah mau pindahan besok pagi tapi barang-barangnya masih belum kelar diberesin semua. Brie...Brie, selain jago masak kamu bisa apasih kalau nggak ada Mama.

Rena terus mengeluarkan barang-barang anaknya yang ada di dalam lemari. Hingga pandangannya jatuh pada sebuah amplop coklat yang sudah terlihat lusuh, tersimpan di rak lemari bagian atas. Sambil mengerutkan alis, Rena meraih amplop tersebut. Membolak-balikkan beberapa kali sebelum akhirnya ia mengintip isi yang ada di dalamnya.

RENA
Buku novel? Sejak kapan Brie senang mengoleksi buku bacaan kayak gini.


CUT TO

3. INT. RUMAH ABRIELLA — DAY

Abriella berjalan menuju kamarnya. Dengan semangat ia mendorong pintu kamar. Setelah terbuka lebar, ia berdiri di depan pintu sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada, melihat mamanya yang sudah sibuk membereskan barang-barangnya.

Karena besok ia akan pindah ke rumah yang baru dibeli suaminya, Abriella meminta Rena untuk membantunya mengepak barang hari ini.


ABRIELLA
Nggak mau makan dulu, Ma. Aku abis masak tongseng loh. Entar aja dilanjutin beres-beresnya. Aku udah makan sih. Tapi kalau Mama minta ditemenin makan, aku siap-siap aja kok. (Nyengir)

Rena menghentikan kegiatannya, lantas melihat Abriella yang berdiri di depannya. Ia menggeleng pelan.

RENA
Nggak di rumah sendiri, nggak di Rumah Rasa, (restoran milik Abriella) emang kegiatan kamu masak doang ya kayaknya. Gimana badan nggak makin melebar. Kerjaannya cuma mentok di masak dan makan terus setiap hari.
ABRIELLA
Ya, Mama. Malah ceramah.
RENA
Habisnya kerjaan kamu masak, makannn...mulu. Badan udah selebar pintu gitu, juga. (Menghembus napas panjang)
ABRIELLA
Namanya hidup ya butuh makan lah, Ma. Kalau nggak makan, bisa mati kita.
RENA
Makan sih makan, tapi secukupnya aja. Tadi pas Mama datang kamu lagi makan nasi goreng kan?
ABRIELLA
Iya (mengangguk)
RENA
Terus barusan kamu bilang habis makan tongseng.
ABRIELLA
Nyicip doang, Ma. Nggak bakal bikin gemuk kok.
RENA
Nyicip doang, tapi nyicipnya pakai porsi tukang. (Menggelengkan kepala). Ya sama aja. Berat badan dikurangin, Brie. Jangan kerjaannya makan mulu, mentang-mentang kamu doyan masak.
ABRIELLA
Iyaaaa...ini juga udah turun sekilo kok, Ma. Lagian makanan itu diciptain untuk dinikmati, biar perut kenyang, hati senang, badan pun tenang, walau sedikit nggak enak dipandang mata sih. Tapi selagi nggak buat sakit ya why not, Ma.

Abriella tersenyum sambil melihat dirinya di depan cermin. Pipinya tembem, perutnya sedikit buncit.

RENA
Dibilangin malah ngeyel.

Rena lanjut membereskan baju-baju Abriella ke dalam koper. Lalu tiba-tiba teringat dengan buku novel yang ia temukan tadi.

RENA
Oh iya Brie, tadi Mama nemuin buku di amplop coklat yang ada di lemari pakaian kamu. By the way, sejak kapan kamu suka koleksi novel? Bukannya selama ini kamu hobinya koleksi panci doang ya.
ABRIELLA
Amplop, novel?

Kening Abriella mengerut. Membuat alisnya nyaris bersatu. Ia berpikir sejenak.

RENA
Tuh, Mama taro di atas nakas. Mau dibawa ke rumah baru juga, sekalian?

Buru-buru Abriella menoleh ke arah yang sedang ditunjuk oleh Rena. Tepat di atas nakas yang ada di dekat tempat tidurnya.

RENA
Kalau kamu pengen bawa, sekalian masukin aja ke sini, gih. Masih muat untuk beberapa barang kok. (Melihat koper yang ada di depannya)
ABRIELLA (V.O)
Wisata rasa?

Abriella menatap nanar sampul novel yang ada di tangannya. Ada sedikit sesak di sekitar dadanya. Begitu pula jantungnya yang bergetar hebat seperti hendak meledak. Lewat tatapan yang enggan beranjak itu, sepotong ingatan pun kembali menggerogoti akal pikirannya.

Meski perasaannya tidak karuan, pelan-pelan senyum di bibirnya terukir indah.

CLOSE UP ke buku novel "WISATA RASA"

Abriella membuka lembaran demi lembaran yang ada.

ABRIELLA (O.S)
Wisata rasa, dengan beragam resep yang dibuat atas dasar cinta, ketulusan, dan kasih sayang. Di sana, semua berkumpul membentuk cerita baru, yang kompleks namun sarat akan makna. Entah dua tahun lalu atau dua tahun yang akan datang, gue tetap Abriella, sang juru masak yang akan membawamu berwisata ke beragam kisah lewat perantara rasa. Dan, di sinilah semua itu bermula...


CUT TO


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar