Wisata Rasa
2. Scene 4-10


FLASHBACK

4. INT. RUMAH RASA — NIGHT

Abriella berdiri di depan meja kasir, memandang ruangan yang hanya diisi meja dan kursi yang kosong, tanpa ada satu pun manusia di sana.

Dengan lesu ia berjalan menuju kursi pelanggan. Menggeser kursinya, lalu duduk di sana.

Ia terdiam sejenak, sambil membayangkan masa-masa saat "Rumah Rasa" ramai pengunjung.

ABRIELLA
Udah nggak ada harapan lagi. Kayaknya Rumah Rasa cuma bisa sampai di sini.

Abriella frustasi, ia menelungkupkan wajah di atas meja.

Satu menit berikutnya, dering ponsel membuat Abriella mengangkat kepala.

CLOSE UP ke layar ponsel. Menampilkan nama "Ayna"

ABRIELLA (V.O)
Tumben?
(Menjawab panggilan)
Halo, Na. Kenapa?
AYNA
Apa kabar, Brie?
ABRIELLA
Lumayan baik sih. Tumben nelpon.
AYNA
(Tertawa kecil) Gue lagi butuh bantuan lo nih.
ABRIELLA
Pantesan tiba-tiba nelpon.
(Mendesah pelan)
Butuh bantuan apaan? Nggak yang aneh-aneh kan?
AYNA
Nah kalau ini, dijamin nggak bakal aneh Brie. Malah bisa bikin lo senang. Dijamin.
ABRIELLA
Oh ya. Apaan tuh?
AYNA
Besok gue samperin langsung ke Rumah Rasa ya. Sekalian gue mau kenalin rekan kerja gue sama lo. Besok lo nggak sibuk kan?
ABRIELLA
Besok? (Berpikir sejenak) enggak sih, nggak sibuk. Lo datang aja.
AYNA
Oke. See you then, sista.


CUT TO


5. EXT. DEPAN GEDUNG SHAENETTE PUBLISHING — NIGHT

Ayna memasukkan ponselnya ke dalam tas. Lalu melirik Rajuna (27 thn, penulis, gigih dan pekerja keras). Senyumnya merekah sempurna.

AYNA
Good news for you, Dude. Coba tebak gue habis nelpon siapa?
RAJUNA
(Muka bingung) Siapa?
AYNA
Orang yang bakal bantuin lo, buat nyelesaiin naskah fiksi kuliner yang lagi lo garap. Kemarin lo bilang butuh observasi beberapa makanan secara langsung kan? Nah, karena sekarang keadaan lagi nggak kondusif buat traveling ke beberapa daerah, makanya lo traveling ke restoran punya teman gue aja.
RAJUNA
Teman lo?
AYNA
Yaaa...teman gue. Kebetulan dia seorang chef gitu deh. Lulusan Le Cordon Bleu Culinary Art. Jadi, dijamin nggak bakal ngecewain. Masakannya....emmm delicious pokoknya.
(Mengacungkan jempol, sambil menampakkan deretan gigi putihnya)
RAJUNA
Lo tahu kan kalau konsep dari novel yang lagi gue garap itu menjurus ke masakan Nusantara. Emang teman lo bisa?
AYNA
Why not.
RAJUNA
Lulusan sekolah terkenal, belum tentu bisa masak makanan Nusantara, Ayna. Udahlah, kita tunggu sampai keadaan jadi lebih baik dulu. Baru lanjut garap naskah. Ditunda bentar gapapa kayaknya.

Ayna menatap Rajuna dengan wajah kecewa. Ia tidak sepakat dengan saran barusan.

AYNA
Juna, udah hampir dua tahun lo nggak rilis buku baru. Penggemar juga udah pada nanyain karya terbaru lo. Dan proyek bagus gini bakal lo tunda karena alasan covid doang?
(beat)
Heiii...come on, Dude. Selagi masih ada jalan, kenapa nggak dicoba dulu. Pokoknya gue nggak mau tau. Besok, gue jemput di sini. Kita berangkat bareng ke tempat teman gue. Lo kenalan dulu, coba ngobrol dulu, kalau toh nggak cocok baru kita cari jalan lain.

Rajuna hanya terdiam. Ia tidak punya alasan lagi untuk menyangkal. Selang menit berikutnya, Ayna menepuk punggungnya dengan gulungan kertas yang ia pegang.

AYNA
Gue cabut duluan ya. Besok kita ketemu jam sepuluh di sini. Oke.


FADE OUT/IN

6. INT. RUMAH RASA — KEESOKAN HARINYA, DAY

CLOSE UP papan nama restoran "Rumah Rasa" yang menempel di dinding.

MONTAGE

Abriella sedang sibuk merapikan posisi kursi dan meja pelanggan.

Abriella berjalan menuju meja kasir, lanjut merapikan dan melap meja kasir.

Abriella berjalan menuju pintu, mengotak-atik papan tanda open-close menjadi "Open" pada bagian depan pintu.

Abriella bergegas ke dapur, memeriksa bahan makanan yang ada di kulkas, dan tersenyum saat melihat isinya.

Abriella meraih apron, lalu memakainya. Bersiap untuk memasak.


MONTAGE OUT

Terdengar suara derit pintu yang terbuka. Diiringi bunyi alarm setelahnya. "Tingggg, selamat datang di Rumah Rasa."

Abriella yang hendak memotong wortel seketika mengangkat kepala, menoleh ke sumber suara.

Abriella tersenyum, saat melihat Ayna berada di dekat pintu. Sedang berjalan mendekat, menuju pantry. Diikuti seorang lelaki dengan balutan kaos polos hitam, topi baseball warna abu-abu senada dengan warna celananya. Kakinya dibalut sepatu vans hitam, bergaris putih. Rambutnya berantakan tampak tidak terurus. Tetapi wajahnya begitu memikat walau dipandang sekilas. Lelaki itu sibuk melihat sekitar sudut ruangan yang lengang. Tak peduli dengan Abriella yang sejak tadi menatapnya dengan penuh rasa penasaran.

AYNA
Lagi masak apa, Brie?
ABRIELLA
Wortel panggang. Lagi iseng aja sih. Nggak ada kerjaan, rumah rasa juga udah lama sepi pelanggan.

Dengan cepat Brie melepas apronnya lalu menghampiri Ayna. Meninggalkan wortel yang belum sempat ia potong-potong.

AYNA
Ada ya orang iseng-iseng berhadiah kayak lo. Isengnya lumayan berguna. Setidaknya bisa mengenyangkan perut.
ABRIELLA
(Tersenyum tanggung)
Jadi ada apa nih lo nyamperin gue hari ini. Butuh bantuan apa emangnya?
AYNA
(Tersenyum lebar) Nah, gue mau ngenalin lo dulu dengan...loh Rajuna mana?


CUT TO


Rajuna sudah sibuk berkeliling di dalam restoran milik Abriella. Pandangannya berpencar mengelilingi beberapa potret yang tertempel di dinding.

CLOSE UP ke beberapa gambar Abriella saat mendapat piagam penghargaan lomba masak di beberapa acara.

AYNA
Juna, sini!

Rajuna menoleh ke arah Ayna. Tanpa sengaja bertemu tatap dengan Abriella. Keduanya sempat saling kikuk. Sebelum akhirnya ia menghampiri keduanya.

AYNA
Nah, ini Rajuna. Penulis yang biasa gue ceritain sama lo, Brie.
(Melirik Rajuna yang mematung di sampingnya)
Dan ini Abriella, teman yang gue maksud semalam.

Rajuna dan Abriella saling tatap. Lalu Rajuna menjadi yang lebih dulu mengulurkan tangan.

RAJUNA
Rajuna.
ABRIELLA
Abriella, panggil Brie aja biar singkat.
AYNA
Karena pembahasan kita bakal panjang, mending kita pindah ke kursi dulu. Pegel nih berdiri mulu dari tadi.

Ayna menjadi orang pertama yang menuju ke meja pelanggan. Abriella dan Rajuna menyusul setelahnya.

Ketika tiba di kursi, Ayna langsung menjelaskan kepada Abriella tentang kesulitan yang sedang dialami Rajuna sebagai seorang penulis yang baru pertama kali terjun ke dunia kuliner.

Abriella cukup menyimak dengan baik penjelasan dari Ayna. Dan ia tertarik untuk membantu Rajuna.

ABRIELLA
Jadi Juna ini lagi ngerjain novel fiksi kuliner?
AYNA
Yap. Novel roman yang fokusnya lebih ke makanan Nusantara. Jadi Rajuna pengen memperkenalkan beragam makanan Nusantara lewat novel yang lagi dia garap. Tapi dia awam banget soal itu. Makanya kita butuh lo untuk bantu Rajuna. Lo bisa masak makanan Nusantara kan, Brie?
ABRIELLA
Beberapa ada yang bisa gue masak sih. Beberapanya lagi masih agak kurang familiar. Tapi gue bisa usahain buat masak kok. Butuh berapa menu emangnya?
RAJUNA
Menu-menunya dikondisikan aja dengan naskah yang lagi gue garap. Gimana kalau kita mulai besok.
ABRIELLA
Oke, fine. Besok gue tunggu lo di sini.


CUT TO

7. INT. RUMAH ABRIELLA, KEESOKAN HARINYA — DAY

Abriella buru-buru berlari menghampiri mamanya di meja makan. Mencium pipi kanan kiri lalu beralih meraih tangan mamanya dan lanjut mencium punggung tangannya.

RENA
Loh,loh,loh, ini anak Mama kenapa sih? Buru-buru amat.
(Menatap heran)
Mau ke mana?
ABRIELLA
Kerja, Ma. Hari ini Rumah Rasa udah kembali beroperasi seperti hari-hari biasa.
(Tersenyum kepada Rena)
RENA
(Melotot)
Oh ya? Bukannya kemarin kamu bilang bakal nutup rumah rasa, karena udah nggak ada lagi pelanggan yang datang.
ABRIELLA
Sekarang enggak lagi. (Melirik jam tangannya) aku udah telat nih. Aku berangkat ya, Ma.

Abriella berlalu dengan gesitnya. Meninggalkan mamanya yang dilanda kebingungan.

8. INT. DALAM MOBIL — DAY

Abriella mengemudikan kendaraannya dengan sangat antusias. Tidak sabar ingin segera tiba di rumah rasa.

Jalanan cukup lengang, Abriella bisa tiba dengan cepat.

9. EXT. DEPAN RUMAH RASA — DAY

Abriella tersenyum saat melihat papan nama "rumah rasa" yang ada di depan restorannya.

Ia membuka pintu restorannya.

ABRIELLA
Hello world, Abriella here.

10. INT. RUMAH RASA — DAY

Abriella berjalan menuju pantry. Kembali memakai apronnya, lalu bergegas memeriksa bahan makanan yang ada di kulkas.

Sambil bernyanyi tanpa pernah melepaskan senyum di wajahnya.

CLOSE UP ke bahan makanan yang sudah tertata di pantry.

ABRIELLA (V.O)
Bagi gue, memasak itu pekerjaan yang paling menyenangkan di dunia. Di mana kita bisa dengan bebas berekspresi lewat bahan-bahan dapur. Dan poin yang penting adalah, saat kita bisa melihat orang yang menikmati masakan kita tersenyum karena puas dengan makanannya.
(Beat)
Lewat memasak, gue bisa ngerasain bahagia berkali-kali lipat. Bahagia yang tidak harus mewah. Bahagia yang sederhana, yang bisa dilakukan dengan mudah.(beat)
Sesederhana, ketika ada orang yang...
RAJUNA
Hai, apa kabar hari ini?
ABRIELLA (V.O)
Bahagianya sesederhana, ketika ada orang yang bertanya kabar kamu hari ini.
(Beat)
Mungkin inilah mengapa jarak akhirnya diciptakan. Agar manusia, memiliki hal-hal yang dirindukan. Di mana pertanyaan apa kabar, menjadi pertanyaan yang terdengar mewah.
(Beat)
Duh, sempurna sekali hari ini.
(Beat)
Punya pelanggan tetap yang bukan hanya sekedar datang makan dan bersenang-senang. Tetapi, bisa bertanya kabar pula.
RAJUNA
Sorry, gue telat sepuluh menit. Jalanan macet parah dari jalur rumah gue ke sini.
ABRIELLA
(Gelagapan)
Ya...gapapa. Gue juga baru datang kok. Hem, baik.
RAJUNA
Baik? (Menaikkan kedua alis)
ABRIELLA
Kabar gue maksudnya. Baik.
ABRIELLA (V.O)
Duh, canggung banget lagi. Berhadapan dengan penulis best seller gini kali ya. Datang-datang langsung nanyain kabar. Giliran jawab, malah jadi kikuk sendiri lagi.
RAJUNA
Syukur deh kalau baik-baik aja. Oh iya, tadi pintunya terbuka lebar jadi gue langsung masuk aja. Kayaknya lo lagi serius banget, makanya nggak sadar gue datang.
ABRIELLA
Gue lagi milih bahan-bahan buat dimasak hari ini. Makanya nggak nyadar lo datang. Sorry ya.
RAJUNA
I'am okay. Oh iya, hari ini gue mau dong dibuatin soto lamongan. Bisa?
ABRIELLA
Soto Lamongan ya?
RAJUNA
Kalau lo bisa sih. Nggak maksa juga. Kalau nggak bisa, kita cari menu lain aja.
ABRIELLA
Bisa kok, bisa. Bentar, gue cek bahan dulu di kulkas.

Abriella buru-buru bergegas ke depan kulkas.


CUT TO


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar