6. The Setback

INT. LOBBY HOTEL MELATI. PAGI (H-2)

Wajah Bayu nampak kusut. Dia masih tertidur di sofa hotel, namun kita bisa mendengar suara erangan serak dari seseorang, diikuti dengan bayangan yang menerpa wajah dan selimut Bayu.

Bayu membuka matanya yang masih lengket. Dan kaget begitu mendapati sesosok manusia, dengan rambut menutupi seluruh wajahnya ada di depan wajahnya.

Dia sontak langsung berteriak. Dia terjungkal ke belakang. Begitu pula sofa yang dia tiduri. Bayu mengintip dari balik sofa.

Dia lalu mendekati wanita tersebut dan tidak lama berselang, Bening mengagetkannya dengan menyibakkan kembali rambutnya ke belakang.  

BAYU

Eh copot-copot! Mau copot!

Bayu rupanya latah. Bening tertawa dengan suara serak. Bayu terlihat kaget.

BAYU

Suara kamu udh balik!

Eskpresi wajah Bening juga ikutan kaget. Dia diam sejenak sambil memegang tenggorokannya.

CUT TO:

EXT/INT. JALANAN. MOBIL BAYU. PAGI

Jalanan nampak sepi dan lancar. Kita bisa melihat di lengan Bayu, terdapat banyak luka gigitan nyamuk.

Bening mengoleskan kayu putih di lengan Bayu.

BAYU

Perih! Perih!

Bening tertawa dan hendak ngomong, tapi Bayu keburu mencegahnya.

BAYU

Udh simpen dulu aja suaranya.

Suara masih kayak doraemon aja udh pede banget.

Bayu mengaktifkan tape di mobilnya.

BAYU

Mendingan kamu dengerin ini lagu buat final.

Katanya mau menang?

Bening dengan segera mengecilkan volume dari tape tersebut. Namun Bayu justru mengeraskan itu kembali. Bening kembali mencoba mengecilkan volume, namun yang terjadi justru tombol itu terlepas.

Bayu kaget, begitupun dengan Bening. 

BAYU

Biarin dah.

Yang penting kamu dengerin ini lagu.

Bening nampak pasrah.

CUT BACK TO:

EXT/INT. POM BENSIN. MOBIL BAYU. SIANG

Bening duduk di kursi penumpang. Kening dan lehernya basah karena keringatnya sendiri. Wajahnya terlihat cemas. Tak henti-hentinya dia memandang lurus ke depan. 

Beberapa meter di depan mobil Bayu, melalui kaca depan mobil bayu, kita melihat Bayu sedang membantu seorang perempuan dengan mobilnya yang mogok.

Bayu sudah selesai dengan pekerjaannya, dia menerima sesuatu dari perempuan tadi. Bayu tersenyum ketika menerima hal itu sambil mengangguk. Lalu dia berjalan menuju mobil.

Terdengar suara pintu dibuka. Bening nampak menoleh ke arah Bayu yang masuk. Nafas Bayu sedikit terengah-engah. Tangannya penuh dengan noda oli. 

BAYU

Akinya tekor. Biasa.

Masalah klasik!

Bayu nampak memandangi Bening yang berkeringat. Dia lalu menunjukkan uang yang dia terima dari perempuan tadi.  

BAYU

Cuman cepe.

Mana cukup buat bolak balik.

Terdengar suara tinggi dari speaker. Perhatian Bening nampak teralihkan. Dia tidak fokus memperhatikan ucapan Bayu. 

BAYU

Ning, hey. Diajakin ngomong malah...

Liat apaan sih?

Bayu nampak mengarahkan pandangannya ke seberang jalan, persis di seberang pom Bensin. Di sana ada sebuah rumah makan yang nampak ramai dengan anak kecil.

Bening lalu mengarahkan pandangan 90 derajat searah putaran jarum jam dari rumah makan tadi. Di sana dia melihat pakaian badut yang tergeletak. 

Bening tersenyum. Matanya berbinar. Bayu heran ketika Bening senyum-senyum sendiri.

BAYU

Gila ya kamu?

Bening memegang kepala Bayu lalu memutarnya ke arah di mana dia melihat. 

CUT TO:

INT. RUMAH MAKAN. SIANG

Seorang badut nampak sedang menghibur anak-anak yang hadir di acara pesta ulang tahun ke-7 seorang anak bernama Gilang.

Badut itu nampak menari dengan lincahnya membuat anak-anak yang melihatnya jadi ikut menari sambil tertawa gembira.  

Badut itu dengan baik menyanyikan lagu anak. Mulai dari lagu ulang tahun, panjang umur, hingga lagu populer yang sebenarnya bukan untuk konsumsi anak.

Meski begitu, anak-anak tetap terbawa suasana. Mereka larut dalam syahdunya suara si Badut yang sangat berbeda dari suara-suara badut kebanyakan. 

Badut tersebut mempersilahkan salah satu anak, yang berpakaian paling kusut, yang berdiri paling belakang. 

Badut memberikan mic, meminta anak tersebut menyanyi. Anak itu pun ikut bernyanyi dan semua anak nampak bersenang-senang.

Pembawa acara naik ke atas panggung, mengambil kendali acara dari badut itu.

PEMBAWA ACARA PESTA ULTAH

Anak-anak gimana? Seneng gak?

ANAK-ANAK

SENENG!!!!

Badut itu turun menghampiri Bening yang sedari tadi berdiri di belakang pintu. Bening masih setia dengan kacamata hitamnya.

CUT TO:

EXT. SAMPING PINTU RUMAH MAKAN. MALAM

Suara pembawa acara masih bisa kita dengar. Dan kita masih bisa melihat anak-anak dari kejauhan.

PEMBAWA ACARA PESTA ULTAH (O.S.)

Enak gak suara Om badutnya?

ANAK-ANAK

ENAAAK!!

PEMBAWA ACARA PESTA ULTAH (O.S.)

Mau lagi???

Badut itu membuka topengnya. Dan di balik topeng itu, kita bisa melihat wajah Bayu yang merah serta keringatan, namun terlihat bahagia. 

ANAK-ANAK

MAUU!!

PEMBAWA ACARA PESTA ULTAH (O.S.)

Sayang banget om badutnya udh harus pulang.

ANAK-ANAK

Yahhhhh!!!

Bayu menoleh ke belakang melihat kembali anak-anak tadi.

BAYU

Gila! Itu kali pertama sejak sekian lama

aku ada di atas panggung. 

Bening ingin bicara, tapi jari telunjuk Bayu keburu menyentuh bibir Bening. Bayu lalu meminta Bening dengan gestur badannya untuk menuliskan di atas kertas. 

Bening segera mengambil buku diarynya dan menuliskan sesuatu. “Kamu bahagia banget!”

BAYU

Ya lah! Walaupun yang nonton anak-anak tapi tetep seneng.

Bisa buat mereka seneng juga. 

Bening tersenyum kepada Bayu.

Dari arah belakang nampak sepasang suami istri berusia 40 tahunan datang mendekati mereka.

IBU PURWATI

Aduh mas badut. Suaramu apik tenan.

Makan apa sih koe? Telor semut ya?

BAYU 

Ibu kira saya (burung) murai bu?

Bayu dan Ibu Purwati nampak tersenyum. Begitu pula dengan Pak Joko yang berdiri di belakang Ibu Purwati.

IBU PURWATI

Tadi ibu-ibu pada muji.

Katanya pesta anakku beda banget.

Ya karena sampeyan ini lho. 

BAYU

Ya kalau memuaskan ya

bisa ditambahin dikit lah bu.

Ibu Purwati tersenyum sementara Pak Joko cemberut. Ibu purwati mengambil sejumlah uang dari dompetnya dan menyerahkannya ke tangan Bayu.

IBU PURWATI

Ya wis. Aku tambahin yo.

Tapi ora iso banyak-banyak.

Bayu sedikit menghitung jumlah uang yang diberikan oleh Ibu Purwati. Jumlahnya 515.000. Bibir Bayu cembetut.

BAYU

Ya elah bu!

Masak cuman 15 ribu tambahannya?

Ibu Purwati mulai terlihat kesal.

IBU PURWATI

Ya suka-suka aku toh.

Yang penting wis tak tambahi.

Bayu nampak pasrah. Dia memasukkan uang itu ke dalam kantong celananya.

BAYU

Ya udh. Makasih ya bu.

Ibu Purwati kembali tersenyum.

IBU PURWATI

Ya mas. Sami-sami.

Ibu Purwati masuk ke dalam rumah makan, sementara Pak Joko, suaminya, masih bertahan di sana. Sementara Bayu sudah berbalik badan dan mengajak Bening untuk meninggalkan tempat itu.

PAK JOKO

Mbak-mbake. Sebentar toh.

Bayu menoleh.

BAYU

Ada apa ya, pak?

Pak Joko nampak kikuk.

PAK JOKO

Anu mas. Boleh saya bicara dengan mbaknya.

Sebentar saja. Gak ada satu menit.

Bayu melihat ke arah Bening yang nampak mengangguk. Pak Joko meminta Bening mendekat dengan gestur dari tangannya.

Bening menurut. Dia mendekati Pak Joko dengan langkah yang sedikit ragu.

Pak Joko tersenyum malu ketika Bening sampai di dekatnya. 

PAK JOKO 

Anu mbak. Mbak itu.. yang finalis

acara .. opo iku.. lali aku.

Oh! Acara Vose (Voice) ya?

Bening sedikit ragu sebelum akhirnya dia menganggukkan kepalanya. 

Ketika Pak Joko melihat anggukan kepala Bening, senyuman di wajahnya semakin lebar.

PAK JOKO

Anu maaf. Boleh minta foto ndak?

Wajah Bening yang semula tegang sekarang sudah terlihat lebih santai. Bening mengangguk.

Pak Joko mengambil ponsel dari kantongnya.

Dari jarak beberapa meter, Bayu tertawa cekikikan melihat apa yang Pak Joko lakukan dan ekspresi Bening yang kelihatan kikuk ketika berfoto.

Pak Joko sudah mengangkat kameranya hingga setinggi kepalanya serta mendekatkan kepalanya dengan kepala Bening. Lalu ketika foto sudah terambil, tanpa Bening sadari, Bening malah dicium pipinya oleh Pak Joko.

Bayu yang melihat hal itu langsung melompat untuk mendorong Pak Joko.

BAYU

Hey, jangan kurang ajar ya!

Bening nampak begitu marah. Dia langsung menjauh dari Pak Joko sambil mengusap-usap pipinya. 

Bayu hendak menghajar Pak Joko, sebelum Ibu Purwati kembali muncul dan menghardik. 

IBU PURWATI

Apa-apan ini?

Koe jangan ndak sopan ya sama suamiku.

Bayu balik menghardik Ibu Purwati.

BAYU

Suami ibu tuh yang gk sopan kelakuannya.

Main cium anak orang aja.

Pakai ngaku-ngaku fans segala!

Ibu Purwati berdiri di depan Bayu untuk menghalangi pandangan Bayu dari suaminya.

IBU PURWATI 

Sembarangan kalau ngomong!

Suamiku itu laki-laki terhormat.

Calon bupati!

Koe jangan asal nuduh!

BAYU

Pantes. Kelakuan calon bupati udh gini.

Apalagi kalau udh jadi bupati. Nih bu.

Ibu gk liat apa yang barusan terjadi.

Saya ini yang liat!

IBU PURWATI

Saya justru lihat koe mau menghajar suamiku. 

Bayu terlihat semakin kesal. Wajahnya merah padam.

BAYU

Udahlah bu, gak usah banyak bicara!

Minggir aja deh!

Biar saya hajar mulut suami ibu.

Bayu merangsek maju namun Ibu Purwati menghalang-halanginya.

IBU PURWATI

Enak aja! Ayo kita ke pulisi(polisi).

Biar kita selesaiin di sana.

Mendengar ucapan Ibu Purwati, Bening menjadi semakin tersulut emosinya. Dia menganggukkan kepalanya sambil mencoba berbicara dengan suara seraknya.

BENING

A..yyo!!

Bayu tiba-tiba terdiam seperti patung. Dia nampak begitu ketakutan. Dia justru menarik pergelangan tangan Bening. 

Bening dengan sekuat tenaga melepaskan diri dari genggaman tangan Bayu. begitu terlepas, tangan Bayu kembali mencengkeran pergelangan tangannya dan menariknya menjauh dari Ibu Purwati.

BENING

(Dengan suara sangat serak)

Lepasin! 

BAYU

Gak. Kita pergi dari sini!

Ibu Purwati tertawa penuh kemenangan.

IBU PURWATI

Baru denger pulisi aja udh ngiprit.

Dasar tukang bikin onar.

Nyesel aku nyambat dia!

Bayu terus menarik pergelangan tangan Bening, kendati Bening sekuat tenaga memberontak. 

CUT TO:

EXT. POM BENSIN. SIANG

Bening masih saja melawan, kendati, tenaganya tidak sanggup melawan tenaga Bayu. Bayu menarik Bening hingga ke samping mobilnya.

BENING

Lepasin! Lepas gk!

Bening mendorong Bayu begitu cengkeraman Bayu merenggang, hingga akhirnya terlepas.

Bening hendak menyeberang, ketika Bayu menarik pergelangan tangannya lalu membopong Bening masuk ke mobilnya. 

Bayu meletakkan Bening yang memberontak di kursi pengemudi lalu dia sendiri bergegas masuk ke kursi pengemudi. 

Begitu Bayu duduk di kursi, Bening membuka pintu dan mencoba kabur. Bayu segera kembali dan menyusul Bening. 

BAYU

Bening! Bening!

Bayu menarik sekali lagi pergelangan tangannya. Bening memberontak. Bening yang akhirnya tidak tahan, langsung menangis dengan suara yang sangat serak dan memilukan.

BENING

Kenapa??? 

Bening berlutut di depan Bayu sambil menangis.

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar