STORIES NEVER TOLD
6. ARC 5 - LEARNING THE TRUTH

INT. RUANGAN ARCHEL - TIGA HARI SEBELUM PRESENT TIME - AFTERNOON

ARC 5 LEARNING THE TRUTH

ARCHEL

Dan setelah itu kita hampir gak pernah kontak lagi. Tapi aku selalu ikutin perkembangan kamu. Dari artis FTV, sinetron sampai film. Dari nyanyi di panggung, nari, sampai punya channel youtube. Dan selagi kamu berkembang, aku cuma jadi seorang pemuda pengangguran, yang kerjanya cuma main game dan nonton film. Sampai aku ketemu Widy dan dia rekrut aku kerja di Finale Memoir. 

CANDICE

Selama ini aku juga selalu cari informasi tentang kamu. Tapi kamu susah di cari. Jadi aku buat sosok teman khayalan yang mirip kamu. Sampai sekarang aku masih bicara dengan dia. Menganggap itu kamu. Karena aku gak bisa bicara dengan yang asli. Kamu gak akan pernah mau. Aku tau kamu kecewa sama aku. Aku tau kamu marah.

ARCHEL

Ya dan hal itu gak akan pernah berubah. Kamu penyebab semua ini. Kamu gak bisa menyakiti seseorang, meninggalkan dia, lalu setelah dia bisa melupakan kamu tiba-tiba kamu muncul, minta semua kembali kaya dulu. Setelah kamu pergi meninggalkan orang yang mencintai kamu, kamu harus pergi untuk selamanya.   

CANDICE

Aku tau, tapi kamu harus tau Archel, cuma kamu laki-laki yang aku cinta. Mungkin aku berhubungan dengan beberapa lelaki tapi itu cuma di tv. Buat kepentingan promosi atau hiburan. Di dunia nyata kita hidup masing-masing. Aku gak pernah peduli dengan mereka, meski ada yang beberapa serius sama aku, tapi aku hiraukan. Di hati aku cuma ada kamu. Kamu harus tau itu.

ARCHEL

Percuma. Harusnya kamu gak tinggalkan aku dulu. Dan sekedar kamu tahu, semenjak kamu pergi sampai sekarang, aku belum pernah berpacaran dengan perempuan manapun. Aku terbiasa hidup sendirian. Berbicara dengan teman imajinasi kaya orang gila. Mengenal kamu buat aku belajar kalau aku gak bisa mempercayai siapapun. Pada akhirnya mereka semua bakal khianatin aku.

CANDICE

Aku gak khianatin kamu. Aku selalu cinta kamu. Aku pergi karena suatu alasan. Aku bakal ceritain semuanya. Aku harap setelah aku cerita, kamu bakal paham keputusan aku buat tinggalin kamu waktu itu.

ARCHEL

Kalau kamu masih berharap aku kembali, lebih baik kamu berhenti. Cerita kamu gak akan bisa ubah pendirian aku. Dan semakin lama dengar cerita kamu, aku semakin sakit. Aku jadi ingat lagi masa-masa dulu, waktu sendirian di kamar. Sementara kamu di luar senang-senang. Kamu tau kalau aku pernah coba buat akhirin hidup aku gara-gara kamu?

CANDICE

Apa? kenapa kamu kayak gitu?

ARCHEL

Aku umur dua puluh waktu itu. Dan saat itu lagi heboh-hebohnya gosip kamu pacaran sama bintang film. Aku gak bisa kendalikan rasa sakit yang aku hadapi. Ngebayangin sosok gadis yang dulu selalu sama aku, sekarang ada di pelukan lelaki lain. Aku coba loncat dari lantai dua rumah aku waktu itu. Tapi cuma patah kaki. Saat itu aku benar-benar kehilangan pikiran.  

CANDICE

Aku gak mau ada orang nyakitin dirinya gara-gara aku.

ARCHEL

Itu udah terjadi, Candice. Dan sekarang aku gak tau kenapa aku masih ada di sini. Aku gak bisa kerja dengan profesional kalau kliennya kamu. Aku menyesal memutuskan buat datang. Jadi lebih baik kamu cari penulis lain.

CANDICE

Seenggaknya tolong dengarkan cerita aku sampai selesai. Ini mungkin penting.

ARCHEL

Kamu bisa tulis sendiri atau cerita ke penulis lain. Hari ini aku benar-benar lelah. Berimajinasi dan melewati lagi masa lalu kayak barusan butuh banyak energi. Hari ini aku mau pulang. Aku bakal minta Widy buat cari pengganti aku. 

Archel berdiri dan meninggalkan ruangan, saat membuka pintu Candice berkata,

CANDICE

Tolong jawab satu hal, apa ada kesempatan buat aku, jalani hidup bersama kamu?

ARCHEL

...aku gak akan kembali ke masa lalu. Dan dulu aku udah berkomitment buat lupain kamu selamanya. Apapun yang terjadi.

CANDICE

...aku punya sebuah rumah di dekat tempat ciuman pertama kita. Pohon cemara itu. Aku sudah memutuskan bakal berhenti dari pekerjaan aku sekarang, dan tinggal di rumah itu, jadi penulis buku. Aku bakal selalu ada di sana. Kalau kamu berubah pikiran, kamu bisa datang temuin aku.

ARCHEL

...jangan tunggu aku.

CANDICE

...Aku bakal tunggu kamu.

Archel menutup pintu, kita melihat wajah Candice yang menangis.

INT. MOBIL ARCHEL - PRESENT TIME - DAY

Widy menelepon, Archel menggunakan earphone, menjawabnya.

ARCHEL

Ya?

WIDY (O.S.)

Kamu dimana?

ARCHEL

Aku lagi di jalan. Aku tau dimana Candice sekarang. 

WIDY (O.S.)

Beneran? kalau gitu kita kasih tau managernya--

ARCHEL

Jangan. Jangan kasih tau siapa-siapa. Aku mau beresin sesuatu dengan Candice. Aku bakal bawa dia pulang.

WIDY (O.S.)

Syukur deh. Aku juga jadi ikut khawatir. Apalagi setelah baca ceritanya dia.

ARCHEL

Cerita yang mana? aku belum kirim apa-apa ke kamu.

WIDY (O.S.)

Tiga hari lalu setelah kamu pergi, Candice titip surat ke aku. Katanya kasih kamu kalau datang. Tapi kamu gak datang-datang ke kantor, dan -- maaf aku penasaran, jadi aku intip sedikit. Ternyata isinya cerita tentang dia sama -- ibunya, yang dia panggil Cherish.

ARCHEL

Cherish? itu nama teman imajinasinya. Ibu dia udah meninggal waktu usianya tujuh tahun.

WIDY (O.S.)

Tapi -- ugh, mending aku kirim suratnya deh. Bentar aku fotoin.

ARCHEL

Bisa kamu bacain? aku lagi nyetir.

WIDY (O.S.)

Nepi dulu bentar. Ini dia bikin khusus buat kamu kayaknya. Aku jadi bersalah udah ngintip. Maaf ya.

ARCHEL

Kirim aja fotonya.

Archel menepikan mobilnya. Mulai membaca surat Candice yang Widy kirim ke smartphonenya. Archel membacanya dengan seksama.

CANDICE (O.S.)

Untuk Archel. Karena kamu gak mau dengar cerita aku sampai selesai, maka aku putuskan untuk menulisnya di surat ini. 

INT. RUANGAN ARCHEL - TIGA HARI LALU - AFTERNOON

Candice sedang menulis surat di atas meja.

CANDICE (V.O.)

Sebenarnya sulit bagi aku untuk menceritakan kisah ini. Karena hal ini berkaitan dengan trauma aku saat kecil dulu. Di usia berapa kamu pernah ditinggal mati orang tua kamu? orang yang kamu cintai? itu terjadi sama aku di usia tujuh tahun. Butuh persiapan mental sebelum aku membuka lagi pintu itu. Tapi demi kamu, apapun bakal aku lakuin. Ya, apapun. Tapi sayangnya, ada hal yang sama pentingnya bagi aku di dunia ini selain kamu. Dan hal itu adalah penyebab sesungguhnya, kenapa aku meninggalkan kamu sepuluh tahun yang lalu. Membuat kamu menderita sendirian sementara aku menikmati harta dan kehidupan yang mewah. Dikelilingi banyak teman dan juga pria-pria. Aku tau kamu benci aku gara-gara itu. Dan aku paham komitmen kamu buat move on, gak ingat aku lagi. Karena pasti gak adil kan', aku tiba-tiba datang setelah membuat kamu menderita. Setelah aku mulai bosan dengan kehidupan aku. Seakan aku cuma memikirkan diri aku sendiri. Tapi itu salah, selama ini aku gak pernah memikirkan apa yang aku inginkan, sampai akhirnya aku memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan aku dan nemuin kamu. Itu yang sebenarnya aku inginkan. Dan untuk membuat kamu paham apa yang aku maksud, aku bakal buka sebuah pintu ingatan buat kamu. Ingatan tentang seorang wanita yang aku panggil Cherish... 

INT. RUMAH CANDICE - DUA PULUH DUA TAHUN YANG LALU - EVENING

Rumah Candice (6 thn) seperti gubuk. Ia duduk di atas kasur. Ayah dan ibunya ribut di ruangan sebelah. Tidak terdengar jelas apa yang mereka ributkan. Tapi kita mendengar bantingan perabotan rumah dan teriakan sang ibu, "AAAAA AMPUUN KANG!! AMPUNN!!" setelah itu tersengar suara gebrakan pintu. Lalu hening. Wajah Candice pucat, karena ia tahu apa yang biasanya terjadi setelah keheningan itu. Pintu kamar terbuka. Sang ibu yang babak belur mengambil rotan di sudut ruangan lalu mulai memukul Candice.

IBU

INI GARA-GARA KAMU!! MAKANYA KALAU MAU AMBIL MAKANAN, TANYA DULU PUNYA SIAPA!!

Sang ibu memukul Candice di punggung, Candice berteriak kesakitan dan memohon ampun. Ketika ada kesempatan, ia segera berlari ke luar rumah.

IBU (CONT'D)

MAWAAAAR!! MAU KEMANA KAMU!!

EXT. PINTU MASUK KE HUTAN - CONTINUOUS

Candice terus berlari hingga sampai ke pintu masuk hutan. Ia berhenti sesaat sebelum akhirnya masuk ke hutan.

EXT. HUTAN - CONTINUOUS

Candice berjalan di hutan yang mulai gelap. Ia berjalan sampai ia melihat sebuah titik cahaya dari kejauhan. Candice pun berjalan menuju arah cahaya tersebut.

EXT. LUAR RUMAH CHERISH - CONTINUOUS

Candice sampai di sebuah rumah tengah hutan. Ada pohon cemara di dekatnya. Ia berjalan dan jatuh pingsan depan pintu rumah.

INT. RUMAH CHERISH - CONTINUOUS

Kita melihat CHERISH, seorang wanita blasteran Eropa berusia 25 tahun sedang MELUKIS di sebuah ruangan. Di ruangan itu banyak lukisan, dan juga boneka tanah liat yang Cherish buat sendiri. Sinar senja masuk melalui jendela, merubah warna menjadi hangat, warna dari kenangan. Cherish berbicara dengan salah satu boneka tanah liatnya.

CHERISH

Iya aku tahu. Kurang warna merah di sini.

CHERISH (CONT'D)

Kamu selalu bilang lukisan aku kurang ini, kurang itu, emang kamu ngerti?

CHERISH (CONT'D)

(berbicara dengan boneka lain)

Apa? Dia juga pelukis? Tapi aku gak pernah liat dia melukis!

CHERISH (CONT'D)

Hmm... oke, janji ya, nanti aku lihat.

Tiba-tiba terdengar suara benda jatuh dari depan pintu masuk. Cherish pergi mengeceknya, membuka pintu dan ia melihat seorang gadis kecil tergeletak di samping pintu rumahnya. Disekujur tubuhnya banyak luka pukulan. Dia adalah Candice.

INT. KAMAR CHERISH - NIGHT

Candice terbaring di kasur. Cherish mengawasinya di samping, luka-lukanya telah dirawat. Candice terbangun, ia kaget dan takut melihat Cherish. Cherish tersenyum, terlihat ramah.

CHERISH

Gak apa-apa.

CANDICE

...

CHERISH

Kamu lapar?

Candice mengangguk.

CHERISH (CONT'D)

Sebentar, aku masak sup barusan.

Cherish pergi ke dapur. Candice mengamati kamar. Banyak boneka. Candice tersenyum, ia mengambil sebuah boneka peri di atas lemari. Cherish kembali, Candice segera mengembalikan boneka tersebut.

CHERISH (CONT'D)

Kalo mau, kamu boleh ambil.

Cherish mengambil boneka peri dan memberikannya pada Candice.

CHERISH (CONT'D)

Ini.

Candice akan menerima tapi Cherish menarik boneka itu.

CHERISH (CONT'D)

Tapi ada satu syarat. Kita temenan, gimana?

Candice berpikir, lalu mengangguk.

CHERISH (CONT'D) (CONT'D)

Oke, aku Cherish. Kamu siapa?

Candice menggelegkan kepala.

CHERISH (CONT'D)

Kenapa?

CANDICE

...gak mau.

CHERISH

Gak mau?

CANDICE

Gak mau nama aku.

CHERISH

Oh... oke, gimana kalo... kamu aku kasih nama baru.

Candice mengangguk senang.

CHERISH (CONT'D)

Hmm... siapa ya nama kamu... aku tau, Candice aja gimana?

Candice kebingungan.

CHERISH (CONT'D)

Candice... biar kelihatannya cerah dan ceria kayak nama aku, gimana?

Candice mengangguk.

CHERISH (CONT'D)

(senyum)

Candice!

CANDICE

(senyum)

Candice!

CHERISH

Oke, sekarang makan dulu.

Cherish memberikan semangkuk sup pada Candice. Candice memakannya dengan lahap. Cherish memperhatikan sampai Candice selesai makan.

CHERISH

Ngomong-ngomong di mana rumah kamu?

CANDICE

Di sana. (menunjuk ke selatan)

CHERISH

Orang tua kamu gak cariin?

CANDICE

(sedih)

...aku dipukulin.

CHERISH

Apa? Jadi luka ini gara-gara orang tua kamu?

Candice mengangguk. Cherish menjadi simpati.

CHERISH (CONT'D)

Yaudah gimana kalo malam ini kamu nginep di sini?

Candice mengangguk.

CHERISH (CONT'D)

Tapi mandi dulu ya.

INT. KAMAR CHERISH - MOMENTS LATER

Candice sudah mandi, memakai kaus Cherish yang kebesaran. Ia dan Cherish terbaring di kasur, Cherish mengajarinya berkhayal.

CHERISH (CONT'D)

Terus bayangin ada buaya, tapi kamu loncatin kepala buaya-buaya itu...

Candice tertawa.

CHERISH (CONT'D)

Ayo bayangin. Tutup mata... terus bayangin.

Candice menutup matanya.

CHERISH (CONT'D)

Kamu loncatin kepala buayanya... sampai di seberang sungai, tapi setelah sampai... tiba-tiba ada singa, RAWWWWRRR!!

Cherish mengelitik perut Candice, Ia tertawa.

CANDICE

Aku bisa lihat singanya.

CHERISH

Oh ya?

CANDICE

Iya, singanya besar, taringnya panjang, RAWWWRRR gitu!

CHERISH

Seru ya, berimajinasi.

CANDICE

Iya!

CHERISH

Kamu mau pulang besok?

Candice menggeleng kepala.

CANDICE

Aku gak mau lagi ketemu ibu sama ayah. Mereka tiap hari berantem soalnya ayah gak kerja. Terus akhirnya mereka suka marah-marah ke aku. Katanya mending aku gak ada aja biar mereka gak susah. Terus katanya kalo aku dua belas tahun mau dinikahin ke kakek-kakek kaya biar ada gunanya.

CHERISH

...yaudah kamu tinggal di sini aja?

CANDICE

Iya!

CHERISH

Tapi mungkin mereka nyari kamu, meski di sini aman sih, soalnya ini tempat rahasia aku.

CANDICE

Aku gak mau ketemu ibu sama ayah lagi selamanya!

CHERISH

Oke, mungkin aku bisa rasain apa yang kamu rasain. Soalnya aku juga benci orang tua aku. Mereka gak sebaik bayangan aku waktu kecil dulu. Sama kayak kamu, orang tua aku juga selalu berantem, dan ternyata mereka gak setia satu sama lain. Teman-teman aku pun sama, mereka semua pengkhianat. Aku kecewa sama semua orang. Jadi aku kabur ke sini. Biar bisa melukis dengan tenang. ...kita punya nasib yang sama. Dan kita sama-sama kabur ke sini. Kita bisa jadi sahabat sehati.

CANDICE

Iya.

CHERISH

Karena kamu tinggal di sini, aku perlu siapin banyak hal. Besok aku mau ke kota, jual lukisan sekalian belanja buat keperluan kita. Kamu tunggu di sini ya, istirahat. Luka-luka kamu belum sembuh.

CANDICE

...iya.

CHERISH

Good girl. My bubblegum dear.

Cherish mencubit Candice, ia tertawa.

INT. RUMAH CHERISH - THE NEXT DAY - MORNING

Cherish sudah pergi ke kota. Candice sedang melihat-lihat lukisan Cherish. Di dinding kita melihat selembar koran bertuliskan "Cherish Stella, pelukis cilik berbakat yang telah menghasilkan ratusan juta." juga berbagai piagam dan penghargaan saat Cherish memenangkan lomba melukis dulu. Candice tertarik pada sebuah lukisan yang menggambarkan seorang gadis sedang tertidur di antara bunga-bunga mawar merah. Ia pun menyentuh lukisan itu. 

CANDICE (O.S.)

Cherish bilang mawar itu berwarna merah. Tapi apa itu merah? Sesuatu yang tak bisa dijelaskan oleh kata-kata. Yang hanya dapat dipahami setelah kita melihatnya, seperti cinta. Dan aku benci mawar.

EXT. POHON CEMARA - EVENING

Candice menunggu kedatangan Cherish. Ia duduk di depan pohon cemara.

CANDICE (O.S.)

Setiap Cherish pergi ke kota, aku selalu menunggu dia di depan pohon cemara. Dia selalu pulang membawa banyak barang.

Dari kejauhan Cherish datang membawa banyak belanjaan. Candice Berlari untuk membantunya.

INT. RUMAH CHERISH - MONTAGE

CANDICE

Dan kami melewati hari-hari dengan bahagia.

- Cherish dan Candice memasak di dapur. Cherish mengajarkannya memotong sayuran.

- Mereka makan bersama.

- Cherish mengajari Candice melukis, tapi karena buta warna Candice jadi kebingungan saat akan melukiskan kuas. Mereka pun akhirnya bermain imajinasi. Duduk berhadapan, saling memejamkan mata dan tertawa. 

- Mereka tidur bersama.

- Cherish bersiap-siap ke kota, ia membawa lukisannya untuk dijual.

- Sore hari, Candice menunggu Cherish di depan pohon cemara sampai ia datang.

- Cherish melukis sosok peri kecil di kanvasnya. Candice tersenyum.

- Saat melukis Cherish batuk darah. Namun ia menyembunyikannya dari Candice.

EXT. POHON CEMARA - EVENING

Cherish dan Candice duduk berdua di depan pohon cemara.

CHERISH

Gak kerasa setahun kamu tinggal sama aku. Kamu senang?

CANDICE

Iya, senang!

CHERISH

Aku juga. Sebelumnya aku selalu sendirian, cuma punya teman imajinasi. Sampai kamu datang.

CANDICE

Tante jadi mama aku aja ya?!

CHERISH

Mama? Aku kemudaan buat jadi mama. Tapi... kamu boleh panggil aku mama sekali aja, aku pengen tau rasanya dipanggil kaya gitu.

CANDICE

Mama!

CHERISH

Apa bubblegum dear?!

Cherish mencubit kedua pipi Candice.

CANDICE

Tapi kalo tante mama, papanya siapa? 

CHERISH

Papa? Kamu gak butuh papa. Kamu cuma butuh aku, Cherish.

CANDICE

Iya!

CHERISH

Dan setelah dewasa pun kamu gak butuh laki-laki. Kamu harus jadi perempuan yang mandiri. Gak bergantung ke siapapun. janji?

CANDICE

Janji.

CHERISH

Aku serius, kamu harus janji bisa jadi perempuan yang mandiri nanti. Cari uang sendiri. Gak mengharapkan pemberian orang lain. Jadi kamu bisa bertahan hidup walau pun sendirian.

CANDICE

Iya aku janji.

CHERISH

Maaf, seumuran kamu pasti gak ngerti dengan apa yang aku bilang. Tapi tolong ingat kata-kata barusan, kelak kamu bakal paham. Aku gak bisa jaga kamu selamanya, kamu harus bisa hidup sendiri. 

CANDICE

Tante gak akan kemana-mana kan'?

CHERISH

Enggak. Aku gak akan kemana-mana. Aku bakal selalu ada di sisi kamu. Tau kan' triknya? (mengedipkan mata)

CANDICE

...Iya.

INT. RUMAH CHERISH - MORNING

Cherish melihat dirinya di cermin. Ia pucat. Sekarang ia bersiap-siap ke kota seperti biasa. Dan di kota nanti ia berencana untuk check-up di rumah sakit. Candice sedang asyik membaca buku dongeng. Cherish memandangnya sebelum keluar pintu.

CHERISH

Candice...

CANDICE

Ya?

CHERISH

Bisa ke sini sebentar.

Candice mendekat. Cherish langsung memeluknya.

CHERISH

Hari ini mungkin aku agak lama di kota, ada perlu. Kamu bisa jaga rumah sendirian kan'?

CANDICE

Bisa!

CHERISH

(senyum)

Aku udah sediain banyak makanan. Ada roti, biskuit sama buah-buahan. Kamu bisa makan itu. Jangan nyalain kompor dan hati-hati sama listrik, paham?

CANDICE

Iya! Emang lama banget di kotanya?

CHERISH

Enggak ko'. Mudah-mudahan enggak. ...Tapi aku udah cerita tentang kamu ke Clara, kamu bisa panggil dia tante Clara. Dia orang yang jualin lukisan aku. Kalo ada apa-apa dia bakal ke sini.

CANDICE

Jangan ada apa-apa...

CHERISH

Iya. Maaf.

Cherish mencium kening Candice.

CHERISH

Jaga rumah ini.

CANDICE

Iya!

Candice kembali membaca buku.

CHERISH

Aku pengen denger kamu panggil mama sekali lagi...

CANDICE

Kenapa?

CHERISH

Enggak. Aku pergi dulu.

CANDICE

Hati-hati!

Cherish pergi keluar rumah.

CANDICE (O.S.)

Dan itu terakhir kalinya aku melihat dia...

EXT. POHON CEMARA - EVENING - MONTAGE 

CANDICE (O.S.)

Setelah itu tiap hari aku menunggu dia pulang.

- Candice duduk sendirian di depan pohon cemara. Menunggu Cherishnya pulang. Tapi ia tak kunjung datang.

- Esoknya ia menunggu.

- dan esoknya lagi...

- Sampai muncul seorang wanita, dia adalah Clara, 30 tahun. Clara mengatakan sesuatu kepada Candice. Candice menangis histeris. Ia hendak pergi namun Clara segera menarik tangannya, lalu memeluknya. Candice terus menangis. Cherish telah meninggal.

CANDICE (O.S.)

Tapi dia gak pernah kembali lagi. Dan aku hanya sanggup cerita sampai sini.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar