Sihir Marongge
1. Aji Kukuk Mudik

ACT 1

ESTABLISHING SHOT:

1 EXT. GUNUNG HADE - DESA MARONGGE - SIANG

AERIAL SHOT: Pemandangan kaki Gunung Hade.

AJENG: (V.O.)
Gua nggak habis pikir... Kenapa Kesultanan Mataram, yang notabene sudah berkeyakinan Islami itu, mengutus empat prajurit perempuan untuk menaklukkan Kerajaan sebesar Panjalu? Dari namanya saja, Panjalu itu sangat maskulin, sifat mereka yang militan disegani karena konon menguasai banyak ilmu kanuragan.

(terengah-engah)

P.O.V ELDEN: AJENG SAPUTRI (21) tampak mopo mendaki tanjakan jalan di belakang.

ELDEN GUNADI (22) mengulurkan tangan. Tapi, ditepis oleh Ajeng.

ELDEN:
Bukannya cewek menuntut kesetaraan gender? Mataram secara etimologinya aja udah berarti Ibu, simbol dari energi feminin yang kreatif. Prajurit Estri, nggak semata-mata dibentuk Pangeran Sambernyawa dan Rubiah sang istri kalau energi itu nggak ada jauh-jauh sebelumnya di Kerajaan Mataram Kuno.

AJENG:

But, how about their mahram? Apakah mereka dikawal prajurit? Gue tahu, mereka punya kesaktian, tapi rekam jejak mereka mestinya tertulis dalam sejarah Mataram. Sehingga, ini memunculkan pertanyaan lain di kepala gue, sebenarnya gimana Mbah Gabug dan Tiga Saudarinya sampai bisa memperoleh kepercayaan dari Sultan Mataram?

ELDEN:

Probably, mereka sangat kompetitif. Like the cuckoo bird, burung kedasih yang siulannya mengundang kematian. Bukannya, si kukuk itu ada hubungannya dengan ajian mereka? Apa lagi namanya, Aji Hilir Mudik?

Ajeng tertawa terpingkal-pingkal, sambil memegang kemaluannya.

AJENG:

Aji Hilir Mudik... Ke-ke-ke...
(memegang tangan si El sambil setengah jongkok)

ELDEN:

Elo kenapa, pipis di celana, ya??!
(meringis jijik)

AJENG:

Yang bener itu Aji Kukuk Mudik! Ilmu menarik buah kukuk yang dihanyutkan ke hilir sungai agar balik melawan arus yang deras.
(meralat sambil mengusap matanya yang berair)

ELDEN:

Kedengerannya tetep, kayak Aji Hilir Mudik! Bukannya itu, ritual yang lakukan para peziarah di desa ini? Hilir mudik di kuburan?
(cuwek)
AJENG:
Ya, enggak, dong... Mereka pada mondok sambil ngaji dan puasa di makam karuhun itu. Tapi... Ajian Asihan itu berkembang dari warga lokal sini, El...! Mbah Gabug nggak pernah pegang ilmu pelet dan kesaktiannya nggak dia turunin karena dia yang pernah ngalamin patah hati dan ketiga saudarinya itu semua memilih untuk stay single. Otomatis mereka, nggak punya keturunan. Tapi... Mbah Gabug mewanti-wanti agar wanita nggak gampang tergoda oleh rayuan laki-laki sembarangan, yang gue secara pribadi setuju, emang pada BS, sich, in general. Kayak elo aja, liat?!
ELDEN:
Lho? Koq, jadi ke gue? Emang gue pernah ngerayu elo? Nggak, kan?

Elden melengos, dibuntuti Ajeng.

AJENG:
Iya, lah, elo! Yang lebih care ama burung daripada buah! Kukuk itu sejenis labu hijau yang bentuknya kayak pin bowling. Istilah Latinnya itu calabash lagenaria.

SHOT: Kebun labu hijau.

ELDEN: (V.O.)
Iya. Iya, ceweret! Cepetan cari kakus, cebok sana! Mestinya elo unload dulu tadi di kedai nasi!

AJENG: (V.O.)

Kirain gue udah deket... Elo, sih nggak bilang jalannya bakal nanjak kayak gini...

ELDEN: (V.O.)

Makanya, lain kali elo preparasi aja yang bener, nggak usah berspekulasi!
(galak)


CUT TO:

2 EXT. SUNGAI CILUTUNG - MARONGGE - SORE

Beberapa wanita turun ke sungai, perlahan tubuh mereka masuk ke dalam air. Mereka mencopot bra dan celana dalam masing-masing di dalam air, lalu melarungkannya di aliran sungai.

SHOT: Bra-bra dan celana-celana dalam yang hanyut di sungai.

CUT TO BLACK.

3 INT. RUMAH PA NARSIM - DESA MARONGGE

Pintu diketuk. Pemilik rumah muncul membuka pintu.

NARSIM (66) menyapa dengan ramah.

NARSIM:

Cep Elden sama Neng Ajeng? Mangga kalebet... Punten B&B-nya saaya-aya di Bapa mah, nya!

ELDEN:

Muhun, leres, Pa Narsim. Haturnuhun, teu sawios-wios...

4 INT. KAMAR TIDUR TAMU - RUMAH NARSIM - DESA MARONGGE

Elden dan Ajeng mengedarkan pandangan ke sekeliling kamar kecil yang sederhana ini. Ada dua single bed yang terpisah, merapat di kedua dinding.

NARSIM:

Yah, emang begini adanya kalau bed en brekpes di kampung mah, Cep... Biasanya suka pulbuk sama peziarah menjelang Jum’at Kliwon kaya gini.
ELDEN:
Iya, nggak apa-apa, Pak Narsim... Ini buat tiga hari.
(sambil menyerahkan beberapa lembar uang)


Pak Narsim mengucapkan “terima kasih”, lalu meninggalkan kedua tamunya.

Elden menaruh ranselnya di atas tempat tidur pertama. Ajeng menaruh tasnya di atas tempat tidur kedua, matanya tak lepas dari ponsel.

ELDEN: (CONT’D)

Sebaiknya, kita belanja makanan sekarang. Biar nggak keburu hujan.

AJENG:

Menurut BKMG, cuaca sore ini bakal cerah berawan. Santai dulu, deh. Kaki gue pegel...
(duduk di tepian tempat tidur)


CUT TO BLACK.

5 INT. KAMAR TIDUR TAMU - RUMAH NARSIM - DESA MARONGGE - SORE

SFX: Suara hujan deras.

Elden makan crispy crackers dengan muka sedih campur sebel mendelik ke arah Ajeng. Ia menahan tangan Ajeng yang hendak mencabut sekeping cracker keju itu lagi. Ajeng mengalah dengan lesu.

SHOT: Di luar jendela, hujan turun dengan deras.


FADE TO BLACK.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Menarik
4 bulan 3 minggu lalu