Short Film Script Volume IV
7. Shuttlecock Bagian 3

INT. RUANG MAKAN - RUMAH DIANA - MALAM

Diana dan Ibu makan dalam diam. Terdengar suara Radio dari ruang tengah rumah itu.

Diana telah selesai makan dan ia berjalan membawa piringya ke tempat cuci piring.

Ibu menyusulnya dan meletakan piringnya di tempat yang sama.

IBU

Diana. Ibu tahu kamu ada apa-apa sekarang. Terserah kamu mau cerita apa gak, tapi yang pasti, kamu gak bisa diam gitu aja. Semakin kamu tahan, badan kamu gak akan kuat hadapinnya, sekuat apapun kamu berusaha.

Diana melihat Ibu, datar.

IBU

Lepasin, Nak. Lepasin.

DIANA

Apa itu yang Ibu lakuin waktu tahu Ayah selingkuh dari Ibu? Kasar sama Ibu?

IBU

Tidak, Ibu lawan.

DIANA

Tapi kenapa Ibu gak pisah dari Ayah?

IBU

Setiap orang gak sempurna, termasuk Ayah kamu. Dia gak bisa apa-apain tanpa Ibu. Apapun yang terjadi dia tetap cari Ibu.

DIANA

Dan itu yang gak bisa bikin Ibu pisah dari Ayah?

IBU

Ibu juga gak bisa jauh dari Ayah kamu. Mungkin kamu pikir Ibu bodoh selama ini, tapi itu susah di jelaskan, kamu tahu sendiri kalau kamu mengalaminya.

DIANA

Itu artinya Ibu sama kayak Ayah.

IBU

Artinya kamu gak suka Ibu juga?

DIANA

Mungkin...

IBU

Ibu gak masalah soal itu, tapi jangan keras sama diri kamu sendiri soal apapun. Termasuk hubungan kamu dengan Ayah kamu.

Ada jeda diantara mereka.

IBU

Hidup kamu lebih berharga daripada apapun.

Ibu pergi dari ruang makan, Diana memanggilnya dan ia berhenti, melihat Diana.

DIANA

Selama beberapa tahun, Diana jarang bisa tidur nyenyak. Diana juga kadang-kadang merasa gak aman kalau diluar. Diana selalu khawatir terhadap apapun.

Ibu hanya melihat Diana, sesaat kemudian ia berjalan mendekatinya dan memeluknya. Diana hanya diam, perlahan, ia memeluk Ibunya.

INT. KAMAR DIANA - RUMAH DIANA - MALAM

Diana berada di Meja Belajarnya, ia melihat Kartu Nama diatas meja, datar.

INT. RUANG KERJA - RUMAH SAKIT - SIANG

Diana membuka pintu, sesaat ia melihat sekitar, tidak banyak perabotan disana. DINA SAPUTRI, 30-an, sedang mengejarkan sesuatu di mejanya, sesaat ia melihat Diana yang berdiri didepan pintu.

DINA

Diana? Silahkan duduk.

Dina berdiri dan berjalan ke depan meja belajarnya, berdiri di antara dua kursi yang saling berhadapan. Diana dengan perlahan masuk ke dalam ruangan itu, melihat sekitar, mereka bersalaman.

DINA

Tidak banyak perabotan membuat ruangan ini menjadi luas. Silahkan duduk.

Diana melihat Kursi itu, datar. Dina memperhatikannya.

DIANA

Apa begitu saya duduk, saya harus menceritakan masalah saya?

DINA

Tidak, kamu tidak harus menceritakannya.

DIANA

Apa Yogi cerita tentang saya?

DINA

Tidak, dia tidak cerita apa-apa. Saya tahu kamu dari telepon kita kemarin. Hanya itu.

Diana duduk di kursi itu, disusul Dina, mereka duduk berhadapan.

DINA

Apa kamu nyaman dengan kondisi kamu sekarang?

Diana melihat sekitar, mengangguk.

DINA

Kenyamanan itu penting dalam hal seperti ini. Bisa kita mulai?

DIANA

Saya baik-baik saja, saya datang ke sini karena Yogi menyuruh saya.
DINA
Menarik. Kamu datang ke sini karena Yogi menyuruh kamu? Padahal kamu punya pilihan untuk tidak datang.

DIANA

Saya hanya ingin bersikap sopan, makanya saya datang.

Dina tersenyum kecil, Diana melihatnya.

DINA

Kita tidak saling kenal dan belum pernah bertemu sebelumnya. Tapi kamu datang sekarang dan kita bertemu.

DIANA

Saya baik-baik saja, tidak ada masalah.

Dina mengangguk, mendengarkan.

DIANA

Sebenarnya saya sekalian datang untuk menyembuhkan cedera saya di bahu.

DINA

Bagaimana dengan fisionya, berjalan lancar?

DIANA

Ya, berjalan lancar. Tidak ada masalah sejauh ini.

DINA

Bagaimana kondisi kamu saat ini?

DIANA

Kondisi saya baik, tidak ada masalah. Ini cedera lama yang sering kambuh, jadi saya sudah tahu cara menghadapinya.

Diana melihat Dian, datar.

DIANA

Tunggu sebentar, apa ini artinya sesi ini sudah berjalan?

Dina mengangguk.

DIANA

Saya rasa saya harus pergi sekarang. Saya ada urusan.

Dina mengangguk dan mereka berdiri bersamaan, bersalaman, Diana berjalan keluar. Dina masih di tempatnya, memperhatikannya.

Diana berjalan keluar, sesaat ia berhenti, berbalik badan.

DIANA

Apa menurut kamu setiap orang yang datang ke sini itu tidak ada jalan keluar dari masalah mereka?

Dina melihat Diana, datar.

DINA

Tidak... mereka yang datang ke sini bisa menemukan jalan keluar dari masalah. Saya hanya memberikan petunjuk, kamu yang harus yang mencari jalan keluar itu.

Diana melihat Dina, sesaat kemudian ia berjalan keluar. Dina masih berdiri di tempatnya.

INT. KAMAR DIANA - RUMAH DIANA - MALAM

Diana berada di Meja Belajarnya, ia memegang Handphonenya dan memencet sesuatu disana, kemudian ia menempelkannya di telinga.

DIANA

Halo coach, ini saya.

KURNIA (V.O)

Iya, kenapa Diana?

DIANA

Saya mau bicara sesuatu, saya ada gangguan kecemasan. Saya gak tahu sejak kapan, tapi akhir-akhir ini semakin parah.

Ada jeda diantara mereka.

KURNIA (V.O)

Oke, saya mengerti. Rencana kamu apa?

DIANA

Saya akan mengatasinya dengan bertemu dengan psikolog. Saya sudah bertemu dengannya, mudah-mudahan ada perubahan.

KURNIA (V.O)

Oke, saya mengerti. Saya mendukung kamu Diana. Tapi gak semua orang akan melakukan hal yang sama.

DIANA

Iya saya ngerti coach.

KURNIA (V.O)

Oke, untuk sementara, saya akan kasih tahu Pengurus.

DIANA

Satu lagi, coach. Untuk masa depan saya, saya sudah putuskan. Saya tidak akan pensiun.

Ada jeda diantara mereka.

KURNIA (V.O)

...Saya mengerti. Ini kabar baik Diana.

DIANA

Iya, saya juga pikir begitu coach.

Sambungan telepon di putus. Diana meletakan Handphonenya di atas meja. Sesaat ia melihat benda itu, datar. Kemudian ia tersenyum kecil.

INT. RUANG KERJA - RUMAH SAKIT - SIANG

Dina sedang mengerjakan sesuatu di Meja Kerjanya, sesaat kemudian, terdengar bunyi pintu, ia melihantya.

Diana berdiri di depan pintu, tersenyum kecil kepadanya, Dina melihatnya, kemudian ia tersenyum kecil.

Diana berjalan masuk dan Dina berdiri, berjalan menuju dua kursi di depan mejanya.

DINA

Kamu datang lagi.

DIANA

Iya...

Dina mempersilahkan duduk, Diana duduk. Mereka tidak bicara.

DIANA

Sebelumnya, saya pernah bertemu psikolog. Orang itu bilang saya ada gangguan kecemasan, waktu itu saya tidak percaya. Itu alasan saya kenapa saya tidak percaya kepada hal-hal seperti ini. Beberapa tahun ini, sepertinya ini semakin parah, saya bahkan tidak bisa tidur dengan tenang. Terutama ketika saya ada kompetisi penting. Saya minum pil tidur jika saya tidak bisa tidur, tapi saya tahu itu akan jadi masalah kalau saya ketergantungan. Butuh waktu bertahun-tahun sampai saya menyadari ada masalah dalam diri saya.

Ada jeda diantara mereka.

DINA

Makasih karena sudah mau bercerita tentang diri kamu Diana, saya hargai itu.

Diana hanya diam, mendengarkan.

DINA

Setiap masalah pasti ada penyebabnya kan? Kita akan mulai dari situ. Apa kamu bisa ceritakan ketika pertama kali kamu mengalaminya.

Ada jeda diantara mereka.

DINA

Saya tidak akan menghakimi kamu. Setiap cerita yang saya dengar, akan tinggal di ruangan ini.

DIANA

Apa pernah ada psikolog yang melakukan hal sebaliknya?

DINA

Mungkin ada. Tapi itu bukan saya.

Mereka saling tersenyum kecil.

DIANA

Mungkin itu karena hubungan saya dengan keluarga saya, terutama Ayah.

DINA

Apa kamu bersedia menceritakannya?

Diana melihat Dina sesaat. Ia mengangguk kecil.

Dina berdiri dan berjalan menuju pintu ruangan yang terbuka, ia memegang ganggang pintu dan menutupnya.

TRAINING MONTAGE BEGIN

A. INT. RUANG FISIOTERAPIS. Diana melakukan terapi terhadap cederanya. Ia terlihat menahan sakitnya. Ia melawan rasa sakit itu.

B. INT. RUANG KONSELING. Diana berdiri didepan ruangan Dani, sesaat ia menghela nafas, kemudian mengetok pintu.

C. EXT. DEPAN RUMAH. Diana bersiap-siap melakukan pemanasan, ia mengikat tali sepatunya dan mulai berlari pelan. Ibu berada di depan rumah, memperhatikannya.

D. INT. RUANG MAKAN. Diana dan Ibu berbicara satu sama lain, mereka tertawa bersama ketika makan.

E. INT. RUANG FISIOTERAPIS. Diana melakuakn terapi lagi terhadap cederanya, kali ini ia bisa menahannya, ekspresinya berubah.

F. INT. RUANG KONSELING. Diana menghela nafas panjang, ia menghela nafas, panjang. Setelah itu ia membersihkan wajahnya dengan tisu. Dina hanya melihatnya, datar.

G. EXT. JALAN. Diana berlari di jalan, tak lama kemudian beberapa orang melihatnya dan mulai menyoraki Diana dengan semangat. Beberapa orang mulai megikuti Diana dari belakang dengan kendaraanya.

H. INT. RUANG FISIOTERAPIS. Diana sudah mulai menikmati terapinya, sesaat ia tersneyum kecil kepada Yogi.

I. EXT. JALAN. Diana berlari dan tampak kendaraan yang yang mengikutinya dari belakang, tak jarang mereka membunyikan klakson dan orang-orang yang menyorakinya. Diana melihat sekitar dan tersenyum.

END MONTAGE

INT. LAPANGAN BULUTANGKIS - SIANG

Diana berjalan masuk ke dalam lapangan, membawa tas di sampingnya, ia memakai pakaian olahraga.

Di depannya terdapat anak-anak yang sedang berlatih, sesaat mereka melihat Diana yang berjalan ke arah mereka.

Kasman melihat Diana, sesaat tersenyum kecil.

Diana berjalan ke arah mereka dengan tenang, ada sesuatu yang berubah di dalam dirinya dan ia yakin dengan itu.

FADE OUT

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar