Short Film Script Volume IV
5. Shuttlecock Bagian 1

FADE IN:

Dalam gelap, terdengar suara gemuruh, suara orang-orang yang serempak bersuara yang sama, suara itu hilang dan muncul, berkali-kali, seperti memiliki nada dan iramanya sendiri.

EA...EA...EA...

Bersamaan dengan suara gemuruh orang-orang, terdengar suara yang baru, seperti benda yang di tabrakan satu sama lain.

HABISIN...HABISIN...HABISIN...

INT. RUANG TENGAH - RUMAH DIANA - SORE

Foto-foto dan Medali-medali tergantung di dinding rumah. Terdapat perempuan yang tersenyum disana, sambil memegang piala dan medali. Dari kecil hingga dewasa, Foto-foto itu disusun dengan rapi. Suara TV terdengar dan terlihat pertandingan Bulutangkis yang disiarkan.

DIANA KHARISMA, 29, sedang duduk, bersama dengan IBU, 50-an, mereka menontonya, dalam diam. Mereka melihat Pertandingan itu, datar. Terutama Diana, ia memandang datar TV itu.

DIANA

Diana mau beli gorengan, Ibu mau?

IBU

Gorengan gak bagus buat kamu. Beli yang lain.

Diana tidak menjawab, sesaat ia melihat Ibu yang masih menoton TV itu, serius. Diana berjalan keluar --

IBU

Apapun keputusan kamu, Ibu dukung.

Diana berhenti, melihat Ibu yang melihatnya.

IBU

Ibu senang kamu pulang.

Sesaat Ibu tersenyum, Diana juga tersenyum, kemudian ia berjalan keluar.

INT. MOBIL - BERJALAN - SORE

Diana mengendarai Mobilnya, sesaat ia melihat kiri dan kanannya, melihat pemandangan sekitar. Cuaca hari itu cerah.

EXT. TEMPAT PEMAKAMAN UMUM - SORE

Diana duduk disebelah Makam, terlihat masih baru, walaupun bunga-bunga sudah mulai layu.

Diana mengambil plastik, membukanya, mengambil bunga dari dalam dan menaburkannya di makam itu. Kemudian ia botol air dan menuangkan isinya ke makam itu. Sesaat ia melihat datar makam itu.

Kemudian ia berdoa di depannya.

INT. KAMAR DIANA - RUMAH DIANA - MALAM

Diana duduk di depan meja belajarnya, ia melihat Laptopnya, datar.

PEMBAWA ACARA (O.S)

Diana Kharisma mengalami cedera, ini merupakan cedera lamanya yang kambuh kembali. Berdasarkan beberapa laporan, ia mempertimbangkan untuk gantung raket karena cedera dan ada juga yang mengatakan ia akan keluar dari Pelatnas PBSI dan menjadi pemain Profesional. Ditambah Ayahnya, orang yang membuat dirinya menjadi Pemain Badminton seperti sekarang, meninggal dunia karena serangan jantung. Membuat Diana seperti sudah jatuh tertimpa tangga.

Diana hanya melihat Laptopnya dengan datar.

PEMBAWA ACARA (O.S)

Diana Kharisma sudah menjadi Icon Badminton sektor Tunggal Putri Indonesia. Yang menjadi masalah saat ini adalah Diana belum memberikan kepastian mengenai masa depannya, hal ini di sampaikan oleh Kepala Pelatih Tunggal Putri PSBI, Kurnia Larasati.

Tak lama kemudian, terdengar suara Kurnia Larasati, Diana hanya melihatnya, datar.

KURNIA (O.S)

Ya itu benar, saat ini Diana sedang izin untuk pulang karena masalah pribadi. Untuk masalah cederanya, dia juga sedang menjalani pemulihan dan sejauh ini berjalan baik. Untuk keputusan pensiun, saya tidak ingin berandai-andai, kita tahu kualitas Diana. Terimakasih.

Diana hanya melihat datar laptopnya. Tak lama kemudian, terdengar suara handphonenya dan ia mengangkatnya.

DIANA

Halo?

KURNIA (O.S)

Gimana kabar kamu?

DIANA

Baik, coach. Saya lagi lihat interview coach tentang saya.

Terdengar suara Kurnia yang tertawa mendengarnya, Diana juga ikut tertawa.

KURNIA (O.S)

Kabar Ibu kamu?

DIANA

Baik, coach. Ibu senang lihat saya pulang.

KURNIA (O.S)

Itu yang bisa kamu lakukan kan.

Ada jeda diantara mereka.

KURNIA (O.S)

Saya sudah bicara dengan Pengurus, mereka memberikan kamu waktu. Kamu bisa putuskan.

DIANA

Makasih coach.

KURNIA (O.S)

Mungkin dengan kembali ke tempat awal semua ini, kamu bisa temuin jawabannya.

Sesaat Diana melihat sekitar kamarnya.

KURNIA (O.S)

Kabarin saya kalau ada apa-apa.

DIANA

Baik, coach.

Diana menutup teleponnya dan ia meletakannya di Meja Belajar. Sesaat ia melihat kamarnya, datar.

INT. BELAKANG RUMAH - RUMAH DIANA - PAGI

Diana melakukan pemanasan di belakang rumahnya, lengkap dengan pakaian olahraganya, bersama dengan ia melihat sekitar rumahnya, datar.

Ibu muncul dari belakang pintu dan melihat Diana yang melakukan pemanasan.

DIANA

Apa memang belakang rumah kita kayak gini, Bu?

Ibu melihat sekitar belakang rumahnya, terdapat banyak bunga-bunga.

IBU

Gak, semua bunga-bunga itu Bapak kamu yang tanam.

DIANA

Sejak kapan Bapak suka bunga?

IBU

Sejak kamu gak bicara sama Bapak.

Ada jeda diantara mereka.

IBU

Tiap hari Bapak siram, rawat... kayak anaknya sendiri.

Diana hanya melihat bunga-bunga itu, datar. Sementara Ibu, hanya melihat datar Diana, kemudian ia berjalan ke dalam rumah.

Sesaat Diana masih melihat bunga-bunga itu, kemudian ia memegang pundaknya, mencoba menggerakannya. Setelah itu, ia melanjutkan kembali pemanasannya.

INT. RUANG FISIOTERAPIS - RUMAH SAKIT - SIANG

Diana terlihat kesakitan, Tangannya ia tempelkan ke dinding, dengan Bahunya yang di perhatikan oleh YOGI PRATAMA, 30-an.

Diana mengeluarkan suara kecil ketika menahan sakit di bahunya, terlihat bekas jahitan disana, tidak panjang.

Yogi melihat Diana yang menahan sakit, datar. Diana bahkan memenjamkan mata sambil melakukan gerakan itu.

YOGI

Oke, kamu bisa berhenti.

Diana berhenti dan meluruskan kembali bahunya, terlihat wajahnya yang merah, di tambah keringat yang muncul, Diana yang berusaha mengendalikan nafasnya menjadi kembali teratur.

Yogi berjalan menuju Meja Kerjanya.

Diana masih ditempat tidur, membersihkan keringat di wajahnya dan sesaat ia melihat Yogi yang melihatnya, datar. Kemudian ia berjalan menuju Meja Kerjanya, duduk di depannya.

Yogi melihat kertas-kertas di depannya dan kemudian ia melihat Hasil Rotgen, sesaat ia melihatnya, datar. Diana menunggunya.

YOGI

Apa yang terjadi dengan kamu itu cukup parah, kamu memaksakan tubuh kamu, walaupun tahu kamu sedang cedera. Semakin lama kamu memaksa tubuh kamu, semakin cepat tubuh kamu bereaksi. Ini sudah parah Diana.

Diana hanya diam, masih melihat Rotgen.

YOGI

Saya tidak perlu menjelaskan, kamu yang paling tahu tentang tubuh kamu sendiri.

DIANA

Perlu berapa bulan untuk penyembuhan setelah operasi?

Yogi melihat Diana, datar.

YOGI

Pada umumnya enam bulan untuk cedera yang tidak parah. Untuk kasus kamu, bisa lebih.

Diana hanya diam, tidak menjawab.

YOGI

Semua keputusan di tangan kamu. Tapi sebagai Dokter, saya sarankan kamu untuk mempertimbangkannya.

DIANA

Apa ada cara lain Dok?

YOGI

Ada...

DIANA

Apa Dok?

YOGI

Kamu pensiun jadi pemain bulutangkis.

Ada jeda diantara mereka.

YOGI

Mungkin itu terdengar kasar, saya minta maaf. Tapi dengan operasi, hasilnya bisa limapuluh banding limapuluh.

Diana hanya diam, mendengarkan.

YOGI

Katakanlah operasinya berhasil, tapi bisa jadi kamu kehilangan sentuhan kamu ketika bermain. atau justru cedera kamu itu kembali kambuh setelah di operasi dan semakin parah.

DIANA

Dan Dokter menyarankan saya untuk pensiun?

YOGI

Karena cedera kamu semakin parah ketika kambuh, saya tanya sekarang. Kapan terakhir kali kamu merasakan sesakit ini? Dua bulan yang lalu, sebelum cedera kamu semakin parah.

Ada jeda diantara mereka.

YOGI

Atau mungkin kamu bisa lebih selektif dalam memilih turnamen. Tidak semua turnamen kamu ikuti.

DIANA

Saya udah ikutin saran Dokter soal itu.

YOGI

Berarti kita tahu masalahnya apa sekarang.

Yogi dan Diana saling melihat, datar.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar