3. Perjalanan Yang Disertai Halangan Kecil

10. EXT. KAMPUS - PARKIRAN. PAGI

Mobil Rizal sampai di parkiran lalu Rizal keluar dari dalam mobil dan berjalan agak cepat membukakan pintu Lila dan Lila pun keluar dari dalam mobil.

LILA

(Melangkahkan kakinya)

Ayo.

Rizal memegang tangan Lila.

RIZAL

Tunggu dulu.

LILA

Ada apa?.

RIZAL

Yoga sama Ulfa sudah pacaran ya.

LILA

Emangnya kenapa?.

RIZAL

Nggak, kenapa tumben Yoga pergi bareng sama Ulfa.

LILA (V.O)

Tidak mungkin aku bilang ke Rizal kalau tadi Yoga ngajak aku pergi bareng.

RIZAL

Sayang.

LILA

Iya soalnya Aulia gak kuliah hari ini, kata Yoga lagi gak enak badan makannya Yoga ngajak Ulfa pergi bareng biar ada temennya gitu.

RIZAL

Oh gitu, kirain mereka sudah pacaran.

Terlihat Yoga dan Ulfa dengan motornya tiba dan berhenti diparkiran yang jaraknya tidak jauh dari Rizal dan Lila.

Yoga menoleh ke arah Rizal dan Lila, lalu Yoga melirik Ulfa.

YOGA

Ulfa turun, sudah sampai kita.

ULFA

Iya.

Ulfa turun dari motor.

                               CUT TO :

Rizal memegang pipi Lila.

RIZAL

Kamu duluan masuk ya, nanti aku nyusul.

LILA

iya, kamu jangan lama-lama.

Lila berjalan pergi meninggalkan parkiran.

                               CUT TO :

Yoga melirik Ulfa berdiam diri didekatnya.

YOGA

Apalagi yang sedang kamu tunggu.

(Beat)

Sudah masuk sana.

ULFA

Kamu gak mau masuk bareng aku.

YOGA

Harus kali rupanya.

(Beat)

Udah kamu masuk duluan, nanti aku juga bakalan masuk.

Dengan wajah yang cemberut, Ulfa berjalan pergi meninggalkan parkiran.

                               CUT TO :

11. INT. RUMAH KEDUA PAK ANTO - RUANG SANTAI. PAGI

Terlihat pak Anto yang begitu berwibawa dengan pakaian yang dipakainya sambil duduk dan melihat Jam tangannya yang menunjukkan pukul 7.00 WIB.

Lalu pak Anto berdiri sambil melirik ke arah sekitar rumah yang sunyi.

PAK ANTO

(Suara keras)

Apakah masih lama lagi.

Pak Anto melirik jam tangannya.

PAK ANTO (V.O) (CONT'D)

Kenapa perempuan tidak bisa cepat ya kalau berdandan.

(Beat)

Nungguin satu saja lama apalagi empat.

Tiba-tiba keempat istrinya keluar dari kamar tidur yang begitu cantik dan berjalan perlahan mendekati pak Anto. Sehingga pak Anto terpesona memandangi kecantikan keempat istrinya.

                          CUT BACK TO :

EXT. KAMPUS - PARKIRAN. PAGI

Dengan jarak yang tidak terlalu jauh, Yoga dan Rizal saling melirik. Mereka berjalan bersama dan saling menghampiri.

Yoga dan Rizal saling berhadapan dan bertatapan.

YOGA

Jangan pernah merasa menang atas semua ini.

RIZAL

Sudahlah, akui saja kalau aku sudah naik diatas podium tertinggi.

(Beat)

Aku maunya kita seperti dulu lagi.

YOGA

Seperti dulu lagi bersama pengkhianat.

RIZAL

Aku tidak pernah mengkhianati dirimu, sama sekali tidak pernah.

(Beat)

Itu semua karena dirimu.

(Beat)

Seharusnya kau bersyukur kalau Lila jatuh ke pelukan sahabatmu ini bukan ke orang lain.

YOGA

Dengan mudah kau berkata seperti itu tanpa memikirkan perasaan orang lain.

RIZAL

Kau yang tidak pernah memikirkan perasaanmu sendiri.

(Beat)

Kau pendam dan kau penjarakan perasaanmu sendiri tanpa berani untuk membebaskannya.

Yoga terdiam terpaku.

          DISSOLVE TO + FLASH BACK TO :

EXT. HALAMAN RUMAH LILA. MALAM

Rizal mendekati bibirnya ke kening Lila dan mengkecupnya, lalu mereka saling memberikan senyuman manis.

RIZAL

Aku sangat mencintaimu.

LILA

Aku juga mencintaimu.

Yoga semakin tidak berkutik melihat Lila dan Rizal. Lalu dengan perlahan Rizal dan Lila menoleh ke arah berdirinya Yoga.

Rizal berjalan perlahan mendekati Yoga dan memberikan senyuman manisnya sementara Yoga dengan seriusnya memandangi Rizal.

RIZAL

Maaf sobat.

Dengan sinisnya Yoga memandangi Rizal.

RIZAL (CONT'D)

Aku tau kalau kau tidak suka dengan caraku ini.

(Beat)

Cintaku dan cintanya datang begitu cepat dan itu tidak bisa aku bendung.

(Beat)

Jadi maafkan aku sobat.

Yoga membalikkan badannya dan berjalan perlahan dengan penuh kekecewaan dan sedikit meneteskan air mata.

                          CUT BACK TO :

EXT. KAMPUS - PARKIRAN. PAGI

Rizal memegang pundak Yoga.

RIZAL

Jadi aku mohon sekarang.

(Beat)

Jangan pernah berharap lebih lagi dari Lila dan jangan pernah berharap kedekatan kalian bisa seperti dulu lagi.

(Beat)

Aku tau persahabatanmu dengan Lila begitu erat sama seperti persahabatan kita yang dulu.

(Beat)

Tapi tolong dikasih jarak.

(Beat)

Aku mohon itu sobatku.

YOGA

Kita lihat saja nanti apa yang akan terjadi.

(Beat)

Kau tidak akan bisa menghalangi keinginanku.

(Beat)

Aku akan mendapatkan yang seharusnya menjadi milikku.

Yoga dan Rizal saling berpandangan dengan keseriusan.

                               CUT TO :

12. INT. KANTIN KAMPUS. PAGI

Di kantin kampus, terlihat Lila dan Ulfa sedang duduk bersebelahan dan tersedia juga minuman teh di meja.

ULFA

Lila terimakasih banyak ya.

LILA

Makasih untuk apa.

ULFA

Iya karena kamu, aku tadi bisa berangkat bareng Yoga.

LILA

Itu kehendak Yoga bukan kehendak aku, jadi berterimakasih lah kepada Yoga.

ULFA

Aku berharap, mudah-mudahan Aulia tidal enak badan setiap hari biar aku bisa berangkat bareng Yoga terus.

LILA

Ulfa, tidak boleh seperti itu, gak baik mendoakan orang tidak sehat.

ULFA

(Ketawa)

Cuma bercanda.

LILA

Kamu cintakan sama Yoga.

Ulfa melirik Lila dengan serius.

                               CUT TO :

INSERT : Lila dan Ulfa tidak mengetahui bahwa Yoga sedang berada di dekat mereka dan mendengarkan percakapan mereka.

                          CUT BACK TO :

Ulfa dengan seriusnya menatap Lila.

ULFA

Kamu pasti sudah tau jawabannya.

LILA

Kenapa kamu tidak terus terang saja dengan Yoga.

ULFA

Terus terang?.

(Beat)

Kamu sudah tau juga kok jawabannya seperti apa.

LILA

Aku percaya suatu saat nanti Yoga pasti bakalan mencintaimu.

ULFA

Amin, aku berharap seperti itu dan aku dengan sabar menunggu hari itu.

                               CUT TO :

INSERT : ditempat tersembunyi Yoga melihat Lila dan Ulfa dengan sangat serius.

YOGA (V.O)

Aku harus melakukan sesuatu agar Ulfa tidak terlalu dalam mencintaiku.

(Beat)

Aku tidak mau Ulfa tersiksa hanya karena orang sepertiku ini.

                               CUT TO :

13. EXT. JALAN RAYA. SORE

ESTABLISH : memperlihatkan jalan raya yang begitu ramai dilalui kendaraan.

                               CUT TO :

Di tempat tempel ban, terlihat Yoga dan Ulfa masih berpakaian kuliah sedang duduk bersampingan di bangku kayu sambil menunggu tukang tempel ban yang memperbaiki ban motor Yoga.

Yoga dengan rasa bersalah memandangi Ulfa yang sedang terdiam terpaku.

YOGA

Ulfa aku minta maaf.

Ulfa mengarahkan kepalanya ke arah Yoga.

ULFA

Kamu minta maaf kenapa.

YOGA

Karena ban motorku bocor jadi kamu telat sampai rumah.

ULFA

Tidak apa-apa, bentar lagi ini juga siap.

Tukang tempel ban dengan keadaan jongkok dan sedikit kotor, mulai memasang ban dalam motor sambil melirik ke arah Yoga dan Ulfa.

TEMPEL BAN

Iya mas, bentar lagi ini siap.

ULFA

kamu dengar itu Yoga.

Yoga memandangi Ulfa dengan serius dan Ulfa juga memandang Yoga dengan keheranan.

Tukang tempel ban telah selesai memperbaiki ban motor tersebut, lalu bangkit dari jongkoknya sambil mengusap-usap tangannya.

TEMPEL BAN

Sudah siap mas.

Yoga dan Ulfa sedikit tersentak lalu mereka menoleh ke arah tukang tempel ban dan berdiri bersamaan.

YOGA

berapa bang.

TEMPEL BAN

Sepuluh ribu saja mas.

Yoga merogoh sakunya.

ULFA

(Memberikan uang)

Ini bang, ambil saja kembaliannya.

Tukang tempel ban mengambil uang lima puluh ribu dari tangan Ulfa. Sementara Yoga memandangi Ulfa dengan perasaan tidak enak.

TEMPEL BAN

Makasih banyak ya mbak, semoga hubungan kalian berdua awet sampai maut yang memisahkan.

ULFA

(Senyum malu)

Amin.

Yoga melirik serius Ulfa dan abang tempel ban.

YOGA

Yaudah ayo gerak, nanti keburu bocor lagi.

Yoga dan Ulfa bergerak menaiki motor. Lalu Yoga menghidupkan motornya dan memainkan gas motornya.

TEMPEL BAN

Hati-hati ya mas bawa mbak nya.

YOGA

Iya bang.

TEMPEL BAN

(Memperagakan pelukan)

Mbak nya di peluk dong mas nya, biar hangat.

Yoga melirik abang tempel ban dan melirik Ulfa dibelakang. Ulfa senyum-senyum malu. Yoga langsung reflek memegang tangan Ulfa dan meletakkannya ke pinggangnya. Ulfa sedikit terkejut sambil memeluk erat Yoga.

YOGA

Apakah ada permintaan lagi bang.

TEMPEL BAN

Oh iya, satu lagi mas.

Ulfa senyum-senyum di pundak Yoga.

TEMPEL BAN (CONT'D)

Nanti kalau kalian berdua nikah jangan lupa undang saya ya mas mbak.

(Beat)

Soalnya saya sudah lama gak nyanyi di acara kondangan.

Yoga mengusap muka nya sambil melirik abang tempel ban.

                               CUT TO :

#EXTRAS

Bang masih lama gak ngobrolnya.

(Beat)

Banyak yang ngantri ini.

Yoga langsung ngegas motornya dan pergi meninggalkan tempat. Tukang tempel ban kebingungan melihat kepergian Yoga dan Ulfa.

TEMPEL BAN

Sibuk kali pun kalian, jadi pergi mereka.

(Beat)

Biar kalian tau, saya melihat pasangan yang tadi, teringat pada saat saya masih mudah.

(Beat)

Tidak seperti kalian, cowok kok bonceng cowok, bonceng tiga pula itu lagi.

#EXTRAS

Bang, abang tukang tempel ban apa tukang ceramah.

TEMPEL BAN

Dua-duanya.

                               CUT TO :

14. INT/EXT. DALAM MOBIL/LAMPU MERAH - JALAN RAYA. SORE

ESTABLISH : memperlihatkan keadaan jalan raya yang sedang macet.

                               CUT TO :

Rizal dan Lila sedang berada di dalam mobil masih dengan pakaian kuliah. Rizal terus menekan tombol klakson dengan kegelisahan, lalu Ulfa memegang pundak Rizal.

LILA

Kamu kenapa tidak bisa tenang.

RIZAL

Aku gak bisa tenang kalau seperti ini.

LILA

Sabar, bukan cuma kamu saja yang mau cepat sampai tujuan.

RIZAL

Tapi sudah hampir satu jam kita bertahan disini.

LILA

Jika satu jam kamu rasa itu waktu yang lama, seharusnya kamu bersyukur berada di dalam mobil, tidak panas-panasan seperti orang di luar sana.

Rizal hanya bisa mengusap-usap rambutnya.

Lila memperhatikan ke arah kaca mobil sebelah kirinya. Tiba-tiba dari dalam mobil, Lila melihat Yoga dan Ulfa datang dengan motornya tepat berada disamping mobil. Lila sedikit terkejut melihat Ulfa memeluk erat Yoga.

LILA (V.O)

Ulfa memeluk erat Yoga.

(Beat)

Apakah Ulfa sudah mengungkapkan perasaannya dan diterima oleh Yoga.

                               CUT TO :

Ulfa senyum-senyum sendiri dengan memeluk erat Yoga.

Yoga menggerakkan kepalanya kebelakang dan menyentuh kepala Ulfa.

YOGA

Maaf ya Ulfa, gara-gara aku salah pilih jalan kita kejebak macet.

ULFA

Tidak apa-apa, nikmati saja.

Yoga memutarkan badannya kebelakang dan memandangi kepala Ulfa yang berkeringatan. Ulfa tersenyum manis lalu Yoga langsung mengeluarkan tisu dari dalam sakunya dan Yoga langsung mengusap keringat di kepala Ulfa.

                          CUT BACK TO :

Dari dalam mobil, Lila memandangi kepedulian Yoga terhadap Ulfa.

                               CUT TO :

SLOW MOTION : Yoga terus mengusap keringat di kepala Ulfa. Ulfa memandangi Yoga dengan penuh keseriusan.

Yoga dengan teliti mengusap keringat di kepala Ulfa.

YOGA

Sekali lagi aku minta maaf ya, gara-gara aku kamu sampai berkeringatan seperti ini, tidak seharusnya kamu panas-panasan seperti ini.

Ulfa dengan penuh cinta memandangi kedua mata Yoga.

ULFA (V.O)

Tuhan terimakasih banyak atas kemacetan ini, aku sangat bahagia karena aku bisa menikmati waktu lama bersama orang yang sangat aku cintai.

                               CUT BACK TO :

Di dalam mobil, Rizal melirik Lila dengan seriusnya memandangi perhatian yang diberikan Yoga kepada Ulfa.

RIZAL

Buka saja kacanya, biar kamu lebih jelas memandangi kemesraan mereka.

LILA

Tidak perlu, nanti yang adanya malah merusak suasana.

                                    CUT TO :

Dengan adanya polisi dijalan. Jalan mulai membaik dan kendaraan mulai bergerak. Yoga dan Ulfa bergegas pergi serta Rizal dan Lila juga pergi.

                                    CUT TO :

15. INT. RUMAH KEDUA PAK ANTO - RUANG SANTAI. SORE

Terlihat pak Anto dengan masih berpakaian kantornya sedang duduk di bangku sambil memegang keningnya.

PAK ANTO (V.O)

Kenapa aku tiba-tiba kepikiran sama mereka ya.

Istri pertama pak Anto (ibu Yoga) datang menghampiri pak Anto dengan membawa secangkir kopi.

ISTRI PERTAMA

(Meletakkannya kemeja dan duduk)

Pak diminum dulu kopinya.

PAK ANTO

Terimakasih ya.

Istrinya memegang pundak pak Anto sambil mengelusnya.

ISTRI PERTAMA/IBU YOGA

Kamu kenapa, apakah ada masalah besar di kantor tadi.

PAK ANTO

Tidak ada masalah apa-apa, mungkin aku sedikit kecapean.

ISTRI PERTAMA/IBU YOGA

Yasudah, kamu mandi dulu, setelah mandi nanti aku kusuk badan kamu.

Pak Anto tersenyum manis kepada istrinya.

                                                             

CUT TO :

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar