Save The Love
5. Part 5

1.EXT. DEPAN SALON – MALAM.

Adrian baru sampai dan memarkirkan motor tidak jauh dari salon. Kirana keluar dari salon menyambut Adrian. Setelah Adrian berada di dekatnya, Kirana mengajak Adrian masuk.

 

KIRANA

Masuk yuk, Bang.

Adrian menolak.

ADRIAN

Saya di sini saja. Tidak enak sama Kak Ratna.

 

KIRANA

Kak Ratna udah pulang. Saya udah minta izin sama Kak Ratna.

Biar Abang bisa nunggu di dalam.

 

Kirana menarik tangan Adrian dan Adrian pun pasrah dibawa ke dalam sama Kirana.

INTERCUT

2.INT. DALAM SALON – MALAM.

Kirana membawa Adrian untuk duduk di salah satu kursi, dengan cermin besar di depannya.

KIRANA

Abang duduk di sini. Saya Mau beresin barang-barang dulu.

 

Adrian menurut dan duduk. Sementara Kirana sibuk merapikan peralatan salon yang telah digunakan. Dari cermin, Adrian menatap kegiatan Kirana.

KIRANA

Kata Kak Ratna, saya boleh menyalon rambut Abang.

Abang mau, kan. Saya pangkas dan rapiin rambutnya?

Adrian menolak.

ADRIAN

Tidak perlu, Ana. Saya sudah pangkas.

Kirana mendekati Adrian dan berdiri di belakangnya.

KIRANA

Abang pangkas, kan, sama orang lain.

Saya juga ingin memangkas rambut, Abang.

Kirana mengambil sisir dan gunting. Lalu menyisir rambut Ardian dan mulai memangkasnya. Adrian hanya diam saja, dengan tubuh tegang. Setelah selesai merapikan rambut Adrian, Kirana menatapnya melalui cermin.

KIRANA (CON’T)

Sekarang, Abang tambah ganteng.

Adrian terlihat kikuk menatap penampilannya di cermin. Rambutnya yang semula agak panjang dan sedikit kusut terlihat rapi.

CUT TO

3.EXT. PASAR MALAM – MALAM.

Kirana dan Adrian berada di antara keramaian pasar malam. Kirana menggandeng tangan Adrian dan mereka berjalan pelan, seraya memperhatikan setiap pedagang yang menggelar lapak. Tiba di salah satu tenda yang menjual aksesoris wanita, Kirana berhenti, Adrian pun ikut berhenti. Kirana memilih-milih, sementara Adrian tertarik pada satu gelang kaki, lalu mengambilnya. Kirana mengambil gelang yang sedang dilihat oleh Adrian.

KIRANA

Waaah, cantik sekali. Ini untuk saya, ya, Bang?

Adrian tersenyum dan mengangguk. Adrian mengambil gelang kaki tersebut, lalu memasangkannya di kaki Kirana. Kirana melangkah dan terdengarlah bunyi dari gelang kaki tersebut.

KIRANA

Kalau saya pakai ini, Abang pasti tau di mana saya berada.

ADRIAN

Iya, di mana pun kamu berada, saya pasti akan mengenali kamu.

Kirana tersenyum bahagia. Adrian menyerahkan sejumlah uang pada penjual. Kirana menggandeng lengan Adrian, lalu mereka kembali berjalan.

CUT TO

4.EXT. DEPAN RUMAH KIRANA –MALAM.

Adrian menghentikan motor di halaman rumah Kirana. Kirana turun dari boncengan, lalu membuka helm. Adrian mau mengambil helm, namun Kirana menghindari tangan Adrian.

KIRANA

Masuk ke rumah dulu, ya, Bang?

ADRIAN

Sudah larut malam, Ana.

Tidak baik laki-laki berada di rumah perempuan, larut malam seperti ini.

KIRANA

Ah, Abang. Singahlah ke rumah saya.

Abang, kan, belum pernah masuk ke rumah saya.

Adrian diam. Kirana memohon.

 KIRANA(CON’T)

Ayolah, Bang. Please....

Adrian menghela napas, lalu turun dari motor dan menstandarkannya. Kirana tersenyum gembira, meletakkan helm di bagian depan motor, kemudian meraih tangan Adrian, memeluknya dan membawanya memasuki halaman rumah.

INTERCUT

5.INT. RUANG TAMU RUMAH KIRANA – MALAM.

Kirana dan Adrian masuk ke ruang tamu rumah Kirana. Kirana mempersilahkan Adrian untuk duduk.

 KIRANA

Silahkan duduk.

Adrian tersenyum, kemudian duduk.

KIRANA (CON’T)

Saya mau buat minuman. Abang mau minum apa?

ADRIAN

Apa saja, Ana.

KIRANA

Abang harus pilihlah. Abang mau teh, kopi hitam, kopi susu.

 Atau, jus. Jus jeruk, alpokat, mangga, jambu.

Kirana menatap Adrian yang juga menatapnya.

ADRIAN

Memangnya, kamu punya semua minuman itu?

KIRANA

Nggak...

Adrian menghela napas dan tersenyum.

 ADRIAN

Apa sajalah, Ana.

Apa pun yang kamu buatkan untuk saya. Saya akan minum.

KIRANA

Kalau gitu saya buatkan air putih saja, ya?

Mata Adrian melotot dan Kirana tertawa

KIRANA(CON’T)

Saya bercanda, Bang.

Kirana segera masuk ke dalam. Adrian menunggu seraya memperhatikan keadaan ruang tamu. Tidak berapa lama, Kirana muncul membawa dua gelas minuman hangat. Kirana meletakkannya di meja, kemudian duduk di samping Adrian.

KIRANA

Saya cuma punya minuman.

Kalau ada makanan ringan pasti enak, ya, kan, Bang?

ADRIAN

Tidak apa-apa, minuman ini saja sudah cukup.

KIRANA

Gimana, kalau saya masak mi instan.

ADRIAN

Saya sudah kenyang, Ana.

Tapi, kalau kamu masih lapar, ya, terserah kamu.

KIRANA

Nanti sajalah, masaknya.

Saya mau duduk menemani Abang dulu.

Kirana merapatkan diri menyentuh tubuh Adrian. Adrian terlihat kikuk, ia pun menggeser tubuh.

KIRANA(CON’T)

Saya mau cerita. Abang janganlah jauh-jauh duduknya.

Kirana menarik lengan Adrian, karena tarikan tangan Kirana yang kuat. Tubuh Adrian menjadi sangat rapat pada tubuh Kirana dan wajahnya berada tepat di wajah Kirana. Sesaat, mata mereka saling bertemu. Perlahan, Kirana mencium bibir Adrian. Mulanya, Adrian diam saja, namun ciuman Kirana yang gencar membuat Adrian membalasnya. Dan, mereka pun saling berciuman.

DISSOLVE TO

6.EXT. DEPAN RUMAH KIRANA – PAGI.

Seorang lelaki yang kemarin memperhatikan Kirana kembali lagi. Lelaki berkacamata hitam dan bertopi itu berdiri tidak jauh dari rumah Kirana. Lelaki itu melangkah menuju ke rumah Kirana, namun kakinya berhenti, ketika matanya melihat Adrian. Motor Adrian berhenti di halaman rumah Kirana. Sesaat kemudian terlihat Kirana keluar dari rumah, lalu mendekati Adrian yang memberi helm. Kirana mengambil helm, lalu mencium pipi Adrian, kemudian memakai helm. Setelah Kirana naik di boncengan, Adrian membawa motor keluar dari halaman, kemudian melaju di atas jalan raya.

 LELAKI

Siapa laki-laki itu?

Wajah lelaki itu terlihat marah. Lalu, lelaki itu berbalik arah menuju ke sebuah mobil. Setelah lelaki itu naik ke dalam mobil, mobil pun bergerak dan melaju di atas jalan raya.

CUT TO

7.INT. DALAM SALON – PAGI.

Kirana sedang menyapu salon, ketika Ratna masuk. Kirana tersenyum menatap Ratna.

KIRANA

Selamat pagi, Kak.

RATNA

Pagi.

Ratna memperhatikan wajah Kirana.

RATNA

Wajah kamu ceria kali hari ini.

Ucapan Ratna membuat wajah Kirana menjadi malu.

KIRANA

Ah, Kakak. Biasa sajalah, tiap hari juga wajah saya kek gini.

RATNA

Betullah, Kirana. Wajahmu hari ini beda, lebih cerah.

Pasti kamu sangat bahagia hari ini.

Kirana tertawa.

 KIRANA

Iya, Kak. Hari ini, saya bahagia.

Lebih bahagia dari pada kemarin.

RATNA

Naaah, kalau kamu ngomong gitu, kan, Kakak nggak penasaran lagi.

 Kirana hanya tertawa.

 RATNA (CON’T)

Oh, iya. Hari ini, Kakak mau minta tolong.

Kamu saja yang di salon, ya? Kakak ada urusan.

Mungkin, satu hari ini urusan Kakak baru siap.

KIRANA

Iya, Kak. Nggak apa-apa. Saya bisa kok sendiri.

RATNA

Nanti kamu pasti agak telat pulangnya. Maaf ya?

KIRANA

Udaah, Kakak santai saja. Pokoknya semua pelanggan saya bereskan.

RATNA

Terima kasihlah, Kirana. Kalau gitu, Kakak pergi dulu, ya?

KIRANA

Iya, Kak. Hati-hati.

Ratna mengangguk, kemudian melangkah menuju pintu dan keluar.

INTERCUT

MONTAGE

-Kirana menyambut satu orang perempuan yang masuk ke salon.

-Kirana mengecat rambut seorang gadis remaja.

-Kirana memotong rambut wanita paruh baya.

CUT TO

ESTABLISH : Pemandangan di sekitar salon. Keadaan jalan yang lengang dan kegelapan malam.

8.EXT. DEPAN SALON – MALAM.

Kirana menutup pintu salon, lalu menguncinya. Setelah kunci dimasukkan ke dalam tas, tubuhnya memutar dan Kirana kaget, seorang lelaki bertopi dan berkaca mata hitam ada di depannya. (Lelaki yang beberapa kali mengawasi Kirana di rumahnya).

 LELAKI

Haaai, Kirana sayang. Apa kabar?

KIRANA

Ngapain Mas ada di sini?

LELAKI

Aku rindu sama kamu. Kamu pasti juga rindu sama aku, kan?

KIRANA

Maaf, saya mau pulang.

Kirana mau melangkah, namun lelaki itu meraih tangan Kirana dan memegangnya erat.

LELAKI

Kamu harus ikut aku!

KIRANA

Lepaskan!

Kirana meronta dan berteriak.

LELAKI

Jangan teriak!

Kalau kamu teriak, aku akan membunuh pacarmu yang tukang bengkel itu.

Ucapan lelaki itu menghentikan gerakan Kirana.

LELAKI (CON’T)

Bagus! Kalau diam, kamu jadi lebih cantik.

Lelaki itu memegang wajah Kirana dan mengelusnya. Kirana membuang muka. Lelaki itu menarik tangan Kirana, lalu membawanya menuju ke sebuah mobil yang terparkir tidak jauh dari salon.

INTERCUT

Radit sedang mengayuh sepedanya tidak jauh dari salon. Matanya melihat Kirana yang ditarik seorang lelaki, lalu lelaki itu mendorong Kirana ke dalam mobil. Sesaat kemudian, mobil pun melaju. Melihat itu, Radit langsung mengayuh kencang sepedanya dan mengikuti mobil. Radit terus mengikuti mobil, dengan sekuat tenaga ia mengayuh sepeda. Radit mengejar mobil, hingga mobil memasuki halaman sebuah rumah dan berhenti. Radit baru saja sampai di depan pagar, ketika lelaki itu menarik Kirana dan membawanya masuk ke dalam rumah.

RADIT

(Pelan)

Aku harus kasi tau Bang Adrian.

Radit memutar sepedanya, kemudian mengayuhnya kencang.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar