Save The Love
2. Part 2

FADE IN

ESTABLISH : Pemandangan kota di siang hari. Keadaan jalan raya, dengan kendaraan yang memenuhi jalan.

MONTAGE :

- Di sebuah bengkel terlihat kesibukan Adrian dan seorang lelaki paruh baya panggil saja Wak Mail. Bengkel tersebut berada di halaman depan sebuah ruko satu lantai. Adrian sedang memperbaiki satu motor. Sementara tidak jauh dari Adrian, Wak Mail sedang mencoba satu motor yang baru saja diperbaikinya.

- Kirana mengumpulkan satu tumpukan rambut dan memasukkannya dalam satu tempat. Kemudian, ia membersihkan dan merapikan ruangan salon. Sesaat kemudian, terlihat Ratna menyerahkan satu paket perawatan rambut pada Kirana. Kirana menyusun di sebuah etalase.

CUT TO

1.EXT. DEPAN SALON – MALAM.

Adrian berdiri di depan salon, seraya bersandar di dinding. Salah satu kakinya terangkat dan menekan pada dinding. Kedua tangannya berada di saku celana jeans belel.

INTERCUT

2.INT. DALAM RUANGAN SALON – MALAM.

Kirana mengintip dari balik jendela salon. Matanya menatap Adrian yang berada tepat di depannya. Kirana bisa melihat keadaan di luar dari kaca jendela, namun orang tidak bisa melihat ke dalam salon. Ratna menatap Kirana, kemudian mendekati, lalu menepuk bahunya.

RATNA

Kamu lagi liatin siapa?

Kirana terlihat agak kaget dan tersenyum menatap Ratna.

 KIRANA

Adrian..

RATNA

Oooo, itu cowok yang nolong kamu kemarin malam?

 Kirana mengangguk,

 RATNA (CON’T)

Ganteng, ya. Kalau agak rapi dikit pasti lebih ganteng.

 KIRANA

(Tertawa pelan)

Aduuuh, Kakak..

 RATNA

(Tertawa)

Udah biasalah kamu sama omongan Kakak.

 Kirana tersenyum.

KIRANA

Iyalah, Kak.

Udah biasa, Kakak suka ceplas ceplos kalau ngomong.

RATNA

Mulut Kakak sajanya yang kayak gini.

KIRANA

Iya, Kak. Hati Kakak baik kok...

RATNA

Ah, pandailah kau memuji.

Pasti ada udang dibalik sesuatu ini.

KIRANA

Nggaklah, Kak. Kakak memang baik.

Kalau bukan Kakak yang nolong saya.

Pasti saya nggak ada di sini, sekarang.

Kirana teringat kejadian lalu.

FLASHES

Kejadiaan di teaser. Lalu, ada satu mobil datang dan berhenti di samping Kirana. Ratna dan seorang lelaki keluar dari mobil. Lelaki memeriksa keadaan Kirana. Lalu, mereka menggotong Kirana masuk ke dalam mobil.

FLASHES END

KIRANA (CON’T)

Berkat Kakak dan suami, saya bisa hidup dan kerja di sini.

Kirana memeluk Ratna. Ratna memgang tangan Kirana, mengelusnya, lalu mengangguk.

RATNA

Sudahlah, Kirana. Jangan kau ingat lagi kejadian yang udah lalu.

Sekarang, lanjutkan saja hidupmu. Manalah tau, Adrian bisa menjadi suami yang baik untukmu.

 KIRANA

Ah, Kak Ratna. Ada-ada saja, kami, kan baru kenal.

Nggak mungkinlah dia jadi suami saya.

RATNA

Lho, itu, kan bisa saja terjadi.

Mula-mula baru kenal, setelah kenal jadi dekat.

Lama-lama, kan kalian saling cinta.

KIRANA

Cinta? Apa mungkin ada lelaki baik yang mau sama saya, Kak?

RATNA

Kamu nggak boleh bicara seperti itu.

Kamu perempuan yang baik, Kirana.

Pasti ada lelaki baik yang akan menjadi pendampingmu.

KIRANA

Terima kasih, Kak. Ucapan Kakak adalah doa.

RATNA

Iya, sama-sama. Ya udah, kamu pulang sana.

Jumpai calon suami kamu. Kasian dia kalau lama menunuggu.

KIRANA

Iyalah, Kakak. Saya pulang dulu.

RATNA

Besok pagi, kamu jangan lupa datang jam delapan.

KIRANA

Siaap, Kak.

Kirana melangkah menuju tempat ia biasa menyimpan tas. Setelah mengambil tas, Kirana menuju pintu keluar.Ratna menatap Kirana yang membuka pintu.

RATNA (VO)

Kamu udah berubah, Kirana.

Kamu terlihat bahagia dan ceria, sejak mengenal Adrian.

 INTERCUT

3.EXT. DEPAN SALON – MALAM.

Melihat Kirana keluar, Adrian bergerak mendekatinya. Kirana tersenyum menatap Adrian yang hanya diam saja. Adrian melangkah diikuti oleh Kirana. Tidak jauh dari salon, motor Adrian terparkir. Setelah sampai di samping motor, Adrian mengambil helm, lalu menyerahkannya pada Kirana. Kirana mengambil dan memakainya.

CUT TO

4.EXT. JALAN RAYA – MALAM.

Adrian membawa motor melaju menembus jalan raya yang masih ramai dipadati pengendara. Kirana yang duduk di belakang merasa serba salah. Ia bingung mau pegangan di mana. Memegang belakang motor, Kirana terlihat tidak nyaman. Akhirnya, Kirana memeluk pingang Adrian. Adrian menatap tangan Kirana sesaat.

CUT TO

5.EXT. DEPAN RUMAH KIRANA – MALAM.

Kirana turun dari motor, lalu menyerahkan helm.

 KIRANA

Terima kasih, ya, Bang?

ADRIAN

Iya.

Saya pulang dulu.

Adrian meletakkan helm yang dipakai Kirana di depannya. Lalu, Adrian membawa motor meninggalkan Kirana yang menatap kepergian Adrian, lalu melangkah masuk.

INTERCUT

6.INT. KAMAR KIRANA – MALAM.

Kirana berbaring di tempat tidur.

 KIRANA

(Pelan)

Adrian...Ana...

Kirana tersenyum.

 KIRANA

Kenapa dia dingin sekali?

Kenapa dia mau menjemput dan mengantarku?

 Kirana menguap, kemudian matanya tertutup dan ia pun tertidur.

 CUT TO

7.EXT. BENGKEL – SIANG.

Kirana membawa satu rantang makanan dan satu tas besar. Adrian yang sedang sibuk melihat kedatangan Kirana. Lalu menghentikan kerjanya dan mendekati Kirana.

 KIRANA

Abang udah makan?

 Adrian menggeleng.

KIRANA (CON’T)

Ini udah jam makan siang, kan?

Saya bawa makanan untuk makan siang Abang.

 Kirana menyerahkan rantang, namun tidak diambil Adrian.

 ADRIAN

Kamu tidak kerja?

Kirana menggeleng.

 KIRANA

Hari ini, saya libur

ADRIAN

Kamu bisa tunggu saya di sana. Saya mau cuci tangan.

Kirana menatap kedua tangan Adrian yang hitam. Kirana tersenyum dan mengangguk. Kirana berjalan menuju tempat yang ditunjuk Adrian. Sebuah ruangan terbuka di mana tersedia satu meja dan empat kursi. Kirana duduk di salah satu kursi, lalu meletakkan rantang dan tas di atas meja. Dari dalam tas, Kirana mengeluarkan, satu botol besar air mineral, dua buah cangkir, dua buah piring dan dua buah sendok. Setelah menyusun peralatan makan, Kirana membuka rantang dan menata di atas meja. Adrian muncul, lalu menatap hidangan yang tersedia. Satu rantang nasi. Satu rantang ayam goreng. Satu rantang sayur. Satu rantang sambal tempe dan teri. Adrian duduk di depan Kirana. Melihat itu, Kirana bangkit dan duduk di samping Adrian. Kirana mengambil piring, kemudian menyendokkan nasi beserta lauk dan menyerahkannya pada Adrian.

KIRANA

Ini untuk Abang.

Saya sengaja masak, biar kita bisa makan bersama-sama.

ADRIAN

Terima kasih.

Adrian mengambil piring dan mulai makan. Sementara Kirana menatap dengan wajah ceria.

KIRANA

Enak, Bang?

ADRIAN

Iya, enak.

Adrian akan kembali menyuap makanan, namun gerakan tangannya terhenti dan matanya menatap Kirana.

ADRIAN (CON’T)

Kamu tidak makan?

KIRANA

Eh, iya. Saya juga mau makan.

Kirana mengambil piring dan menyendokkan nasi beserta lauk. Sambil menatap Adrian, Kirana menyuap nasi. Saat Adrian melihat ke arahnya, Kirana langsung menatap piring dan mengunyah. Mereka makan dalam diam. Adrian telah selesai makan, kemudian minum. Kirana bertanya.

 KIRANA

Abang jam berapa pulang kerja?

 ADRIAN

Jam lima.

KIRANA

Saya tunggu abang, ya?

 

Adrian mengangguk.

 ADRIAN

Terima kasih makanannya.

Saya harus kerja lagi

KIRANA

Iya, Bang.

Adrian melangkah menuju ruangan kerja. Wak Mail baru memasuki bengkel, tangannya memegang satu bungkus plastik, kemudian mendekati Adrian.

 WAK MAIL

Ini pesanan kamu.

ADRIAN

Saya sudah makan, Wak. Tapi, terima kasih..

Adrian mengambil bungkusan. Wak Mail menatap Kirana yang sedang menyusun rantang.

WAK MAIL

Siapa itu?

Adrian menatap Kirana.

ADRIAN

Kawan.

Wak Mail menganguk-angguk. Adrian melanjutkan pekerjaan, sementara Wak Mail melangkah mendekati Kirana. Kirana yang melihat kedatangan Wak Mail tersenyum dan mengangguk. Setelah berada di depan Kirana, Wak Mail mengulurkan tangan.

 WAK MAIL

Saya Mail, uwaknya Adrian.

Kirana terlihat gugup dan menyambut uluran tangan Wak Mail.

KIRANA

Ooh, saya Kirana, Wak.

Wak Mail duduk di salah satu bangku. Kirana telah selesai menyusun barang-barangnya, kemudian duduk tidak jauh dari Wak Mail.

WAK MAIL

Udah lama kenal Adrian?

KIRANA

Baru tiga hari, Wak.

WAK MAIL

Oooo, pantesan Uwak nggak pernah liat kamu sama Adrian.

KIRANA

Iya, Wak.

WAK MAIL

Selama ini, Adrian nggak pernah punya teman perempuan.

Dia selalu menghindari berhubungan sama perempuan.

Banyak yang suka sama dia. Tetapi, dia nggak pernah perduli.

Sejak, isteri dan anaknya meninggal, Adrian nggak pernah lagi mau dekat sama siapa saja. Dia jadi pendiam dan penyendiri.

Wak Mail menceritakan masa lalu Adrian.

DISSOLVE TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar