Sama Kamu Sekali Lagi
4. Sama Kamu Sekali Lagi 33-40

33. INT. LOBI Kampus – DAY

Cast: Nanti 32 di tubuh 18 tahun, Extras

Nanti menelepon Senja. Kita perdengarkan bunyi panggilan dialihkan. Nanti memandangi ponselnya sendiri dengan ekspresi kesal. 

NANTI
Kok nggak diangkat? 

Nanti kemudian berjalan cepat.

CUT TO

34. INT. KELAS SENJA – DAY

Cast: Nanti 32 di tubuh 18 tahun, Extras

Nanti menengok ke kelas Senja dari pintu. Kita perlihatkan kelasnya ramai, mahasiswa dan mahasiswi saling bicara, ada yang main basket juga. Namun, tidak terlihat ada Senja.

NANTI
Dia nggak masuk? Kenapa? Kemarin katanya mau bicarain soal lomba nanti. (kecewa)

Nanti kemudian bersandar di dinding.

NANTI
Tunggu. Sekarang tanggal berapa?

Nanti memeriksa ponselnya. Kita perlihatkan sekarang tanggal 10 November 2008.

CU: Tanggal 10 November 2008 di ponsel

NANTI
Gue inget. Gue hari ini ada kuis statistika. Gue nyusul Senja ke kelas, dia nggak ada karena… malamnya… 

Mata Nanti membelalak. Ia kemudian berlari kencang.

CUT TO

35. INT. RUMAH SAKIT. DAY

Cast: Nanti 32 tahun di tubuh Nanti 18 tahun, Extras

Nanti tiba di rumah sakit dan langsung berlari ke resepsionis dengan napas tersengal.

NANTI
Mbak! Saya mau jenguk Ibu Asmarandana Haris! Ada di kamar nomor berapa— 

Nanti membelalak ketika melihat ibunya Senja berada di atas kasur dan dibawa oleh suster dan Senja. Nanti kemudian berlari dan ikut mendorong kasur rumah sakit itu.

NANTI
Senja! 

Senja bergidik karena ada Nanti di sebelahnya. Ia kemudian lanjut mendorong kasur ibunya sampai ke kamar.

CUT TO

36. INT. KAMAR RUMAH SAKIT – NIGHT

Cast: Nanti 32 tahun di tubuh Nanti 18 tahun, Senja 18 tahun, ibu senja

Senja memperhatikan wajah ibunya yang pucat dan sedang tertidur. Ia mengusap tangan ibunya lembut dengan wajah cemas.

Di sebelahnya duduk Nanti. Nanti kemudian menepuk-nepuk bahu Senja untuk memberikan dukungan dengan ekspresi prihatin. 

NANTI
Lo udah berjuang keras buat ibu lo. Ibu bakal baik-baik aja.
SENJA
(Senyum) Thanks. (heran) Ngomong-ngomong, kok kamu bisa tahu aku ada di rumah sakit ini? Aku belum ngabarin siapa-siapa karena tadi panik banget.

Nanti sampai cengok dengan mulut berbuka. Bagaimana cara menjelaskannya? Ia pun jadi agak panik

NANTI
Ah itu, gue kayak… em, firasat aja!

Senja memperlihatkan Nanti dengan wajah penasaran dan menyelidiki.

SENJA
(bingung) Firasat?

Nanti mencoba menjelaskannya selogis mungkin.

NANTI
Gue tadi nyariin lo, tapi lo nggak ada di kelas. Lo pernah cerita ibu lo dirawat di sini. Jadi… yaudah gue coba ke sini aja. Ternyata bener lo ada di sini.

Nanti terdiam sebentar menunggu respons Senja. Senja tersenyum manis.

SENJA
(senyum) Makasih ya udah dateng. Aku bener-bener seneng kamu dateng.

Nanti tiba-tiba saja menitikkan air mata. Senja tentu saja terkejut.

SENJA
Kok kamu nangis?

Nanti buru-buru menghapus air matanya.

NANTI
Nggak apa-apa. Gue nggak tega aja sama lo. (sedih)

Senja kemudian mengambil tisu di meja dan menghapus air mata Nanti. Nanti dan Senja kemudian saling bertatapan, senyum satu sama lain

Kemudian kita Slow motion pada Nanti.

NANTI (V.O)
Dulu gue nggak dateng karena lagi ada kuis di kampus. Senja nelepon, tapi baru gue respons pas pulangnya. Gue dateng jengukin ibunya pas ibunya udah balik ke rumah. Gue baru tahu seberharga itu kehadiran gue buat Senja. Tapi apa bener kalau masa lalu berubah, masa depan bakal berubah? Sementara gue udah meninggal.

CUT TO

Established SHOT rumah sakit

37. EXT. RUMAH SAKIT – DAY

Cast: Nanti 32 di tubuh Nanti 18, Senja 18, Ibu Senja, Extras

Senja mendorong kursi roda ibunya bersama Nanti di sebelahnya. Ada taksi yang berhenti di lobi rumah sakit.

Supir keluar dari mobil, Nanti kemudian membuka pintu.

Senja membantu ibunya masuk taksi. Mereka semua pun masuk ke dalam taksi.

Taksi meluncur pergi dari rumah sakit. 

CUT TO

38. INT. TAKSI – Day

Cast: Nanti 32 tahun di tubuh 18 tahun, Senja 18 tahun, Ibu Senja, dan Extras

Dalam taksi, ibu Senja duduk di tengah. Senja di sebelah kiri dan Nanti di sebelah kanan. Ibu Senja yang masih lemas, menggenggam tangan Nanti.

IBU SENJA
Makasih ya Nak Nanti, udah nemenin ibu di rumah sakit. Ayahnya Senja lagi melaut, jadi Senja memang agak kerepotan ngurusin Ibu.

Nanti balik menggenggam tangan Ibu Senja dengan lembut.

NANTI
(senyum) Sama-sama, Bu. Ibu cepat sembuh ya.

Ibu Senja walau masih lemas, jadi semangat.

IBU SENJA
Kalau kamu jadi mantu Ibu, Ibu pasti seneng. Kamu cocok banget sama Senja.

Senja menatap Nanti agak grogi. Nanti juga begitu.

SENJA
Ma, Nanti bukan pacar Senja.
IBU SENJA
Ya, nggak apa-apa. Sekarang banyak pasangan yang nggak pacaran, tapi langsung nikah, kan?

Senja dan Nanti tambah malu-malu. Ibu Senja kembali menatap Nanti dengan antusias.

IBU SENJA
Kalian cocok. Yang satu mau jadi aktor ternama, yang satu mau jadi penulis skenario film. Ibu tahu dari Senja, dia suka ceritain kamu.

Senja jadi tambah grogi. Nanti hanya tersenyum lebar sembari melirik Senja yang sedang menatapnya grogi. Ia langsung membuang muka dan tersenyum sendiri.

CUT TO

39. EXT. RUMAH SENJA – SORE

Cast: Senja 18 tahun, Nanti 32 di tubuh 18 tahun, Ibu Senja, Sonya 18 tahun, Extras

Kita perlihatkan taksi berhenti di depan rumah Senja. Nanti keluar dari mobil lebih dulu dan terkejut ada Sonya di depan pagar.

Senja yang baru keluar dari mobil juga terkejut.

SENJA
Sonya?
NANTI (V.O)
(kecewa) Kok dia bisa ada di sini? Aduh, gue nggak tahu kejadian ini karena gara-gara gue ke rumah sakit ada banyak yang berubah. Jadi, Senja dan Sonya diam-diam saling komunikasi?

Sonya menghampiri Senja.

SONYA
Sori aku ke sini. Habisnya kamu nggak ada bales SMS aku. Aku tahu alamat kamu dari ketua tim casting, Mas Arya.
(tepuk tangan) Kamu keterima jadi karakter pendukung di FTV Mas Arya. Nanti bareng main sama aku. Selamat ya!

Senja terlihat kebingungan. Melirik ke Nanti sebentar dan agak panik. Nanti sengaja membuang muka dan kembali ke mobil untuk bantu Ibu Senja.

SENJA
Sori. Ibuku baru pulang dari rumah sakit.

Nanti kemudian membantu Ibu Senja keluar dari mobil. Senja membantu di sebelahnya.

SENJA
Nanti kalau ada apa-apa SMS aja. Sori ya aku lagi sibuk. Makasih ya infonya.

Sonya tampak kikuk dijawab seperti itu.

SONYA
O-oh, oke. Sori dateng di waktu yang nggak tepat.
(menghadap ibu Senja) Salam kenal, Bu. Saya temannya Senja. Nama saya Sonya.
IBU SENJA
Iya, Nak (senyum). Cantik banget. Kamu aktris ya?
SONYA
Iya, Bu. (senyum pada Ibu Senja).
IBU SENJA
Tapi maaf, Nak. Anak ibu udah dijodohin sama Nanti (nunjuk ke Nanti). Maaf ya ibu tolak duluan.

Senja, Nanti dan Sonya terkejut mendengarnya.

SONYA
(grogi) O-oh, saya cuma temennya Senja. Pulang dulu ya!

Sonya hanya menatap Nanti dengan ekspresi judes dan membuang muka.

NANTI
(tertawa) Dih, apaan? Ternyata itu sifat aslinya.
IBU SENJA
Yuk, masuk! Ibu mau tidur!

Senja dan Nanti menuntun ibu masuk ke rumah.

CUT TO

40. EXT. TERAS – NIGHT

Cast: Nanti 32 di tubuh Nanti 18 tahun, Senja 18 tahun

Nanti dan Senja diam saja sambil menatap ke depan. Senja tidak tahu mau mulai dari mana, jadi Nanti yang duluan bicara. 

NANTI
Lo udah berapa lama kontekan sama Sonya?
SENJA
Nggak lama sih. Kayaknya habis casting itu. Kenapa? Cemburu ya? (usil)

Nanti kesal dengan candaan Senja yang menurutnya garing.

NANTI
Apaan sih? (beat) Ya, nggak apa-apa kalau lo sama Sonya kontekan. Lagian gue sama lo nggak pacaran.

Nanti menatap Senja agak jutek.

SENJA
Cewek ya, kalau cemburu nggak pernah ngaku. (tersenyum kecil)
NANTI
Ih, rese deh yang pengin banget dicemburuin.

Nanti menjulurkan lidahnya pada Senja. Senja hanya tertawa kecil. Kemudian Nanti berdiri, diikuti oleh Senja.

NANTI
Ya udah gue balik ya. Lo jaga ibu lo baik-baik. Kalau ada apa-apa jangan ragu telpon gue. (senyum)
SENJA
(Senyum) Makasih ya buat hari ini. (beat) Dan aku mau bilang, aku sama Sonya nggak ada apa-apa.

Nanti hanya terdiam, kemudian tersenyum kembali.

NANTI (V.O)
Nanti juga ada apa-apanya. Sampai nikah pula. Ikhlasin aja deh.

Nanti senyum dan melambaikan tangan, tapi tangannya ditarik oleh Senja untuk mendekatinya. Nanti pun terkejut.

SENJA
Bulan April tahun depan. Liburan ke Jepang yuk. Kita liat bunga Sakura di Ueno Park, terus main salju di Tateyama Kurobe Alpine, ke Akihabara, terus naik Sleeper Train Sunrise Express.

Nanti membelalak sembari menatap Senja. Ia menarik tangannya.

NANTI
Ke-kenapa lo pengin ke sana?
SENJA
Kan udah rencana kita dari kapan tahu. Tahun depan yuk kita wujudin.

Nanti jadi agak waswas.

NANTI
Terus… kenapa lo pengin berkunjung ke semua tempat itu?

Senja menunjukkan senyuman, tapi wajahnya begitu sedih.

SENJA
Bagus-bagus tempatnya. Aku iri.

Nanti semakin membelalak.

NANTI
Gu-gue liat nanti ya. Gue nggak ada uang. Dah!

Nanti lari sekencang-kencangnya meninggalkan Senja yang bersedih di tempat.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar