7. Bagian 7

INT. RUMAH AMANDA - SIANG

Randy berdiri di Ruang Tamu Amanda. Ia melihat Foto-foto yang tertempel di Dinding. Ia melihat Foto-foto Amanda ketika kecil.

RIA, 50-an, berdiri di belakangnya, memperhatikan Randy.

RIA

Kita makan Randy.

Randy tersadar, ia menoleh. Ada Ria di belakangya. Ia tersenyum.

INT. RUANG MAKAN - RUMAH AMANDA - SIANG

Randy, Amanda dan Ria sedang makan di Ruang Makan.

RIA

Ibu harap Amanda gak nyusahin kamu.

RANDY

Dia nyusahin saya, Bu.

RIA

Kamu pasti berkali-kali mau pisah dari dia, kan?

RANDY

Iya, Bu. Saya udah gak tahan sebenarnya. Tapi saya tahan-tahanin.

Ria tersenyum mendengarnya.

AMANDA

Tapi kamu gak bisa lepas dari aku, kan?

RANDY

Sayangnya iya.

Mereka tersenyum mendengarnya. Mereka melanjutkan makan.

CUT TO:

Randy dan Ria duduk di Meja Makan. Amanda sedang membersihkan rumah itu. Randy melihatnya, ia tersenyum.

Ria mengambil sebatang Rokok dan membakarnya.

Amanda berjalan ke dapur membawa sampah --

AMANDA

Jangan sering-sering. Cepat mati nanti.

RIA

Hari ini baru satu.

AMANDA

Di depan Manda. Kalau di belakang.

Amanda kembali ke Ruang Tengah.

RIA

Kamu gak merokok, Randy?

RANDY

Gak.

RIA

Kamu juga gak minum dan kopi.

RANDY

Iya, gak Bu.

RIA

Ibu berharap Amanda gak ikut kayak Ibu. Tapi...

RANDY

Saya rasa gak ada masalah kalau perempuan merokok dan minum, Bu.

Ria melihat Randy, menunggu.

RANDY

Hanya karena perempuan di anggap gak sopan merokok dan minum bukan berarti kita bisa maklumin laki-laki lakuin hal yang sama, kan?

RIA

Standar ganda.

RANDY

Iya. Sebenarnya masalah ini udah kayak debu di bawah karpet.

Ria mengangguk.

RANDY

Maaf saya bicara soal gender. Padahal Ibu lebih ngerti.

RIA

Gak ada yang salah soal itu. Hanya karena Ibu perempuan bukan berarti Ibu ngerti sesama perempuan.

Randy mengangguk.

RIA

Udah jadi warga negara kelas dua. Sering di adu. Sering di cap orang-orang. Saling bersaing. Kadang-kadang Ibu sendiri gak ngerti jadi perempuan.

Mereka berdua tersenyum.

RIA

Amanda akhir-akhir sering ketawa.

RANDY

Saya harap saya gak bikin Amanda jadi gila, Bu.

Mereka tersenyum.

RIA

Itu baik, Randy.

Mereka tersenyum.

INT. RUMAH AMANDA - SIANG

Randy duduk di Ruang Tamu. Terdengar suara dari Handphone Amanda. Randy melihatnya.

Nomor tidak di kenal. Randy mengangkatnya.

RANDY

Halo?
(mendengarkan)
Iya. Ini handphone Amanda. Orangnya gak di sini.
(mendengarkan)
Ada yang mau di sampaikan ke Manda?
(mendengarkan)
Ini siapa? halo?

Sesaat Randy melihat Handphone Amanda, ia meletak kembali ke tempatnya.

Amanda keluar dari Kamar dan ia berbaring di Paha Randy.

AMANDA

Akhir-akhir ini Ibu sering batuk.

RANDY

Buat umur limapuluhan, Ibu kamu masih sehat.

AMANDA

Sebenarnya Ibu aku survivor kanker. Kanker Payudara.

Ada jeda di antara mereka.

RANDY

Udah berapa lama?

AMANDA

Lima tahunan. Untungnya gak parah. Langsung tahu.

RANDY

Sekarang?

AMANDA

Udah gak ada masalah. Walaupun dia bisa muncul kapan aja. Ibu masih rutin kontrol.

Randy mengangguk.

AMANDA

Dan kemungkinan aku bisa kena juga.

RANDY

Aku masih suka kamu walaupun dada kamu rata.

Amanda tertawa mendengarnya. Randy ikut tertawa, ia melihat kamera, mengangguk, serius.

RANDY

Karena itu kamu harus cari uang?

Amanda melihat Randy, ia tersenyum. Mengangguk.

AMANDA

Karena cuma ada aku sama Ibu.

Randy melihat Amanda, menunggu.

AMANDA

Sebenarnya aku gak tahu siapa Bapak aku. Ibu cuma bilang mereka pacaran. Ibu hamil, Pacar nya gak mau tanggung jawab. Ibu milih lahirin aku.

RANDY

Kamu pernah cari tahu?

AMANDA

Kenapa aku harus peduli sama orang yang gak peduli.

RANDY

Gimana kalau dia cari tahu tentang kamu?

Ada jeda di antara mereka.

AMANDA

Aku gak tahu harus jawab apa soal pertanyaan kamu.

RANDY

Itu keputusan kamu.

AMANDA

Dia pernah cari tahu tentang aku dari Ibu. Ibu bilang terserah aku. Dan bener itu keputusan aku.

RANDY

Dia tipe Ibu yang percaya anaknya.

AMANDA

Ibu selalu bebasin aku mau ngapain. Termasuk waktu aku ambil filsafat. Waktu Ibu tahu dia cuma oh, oke.

Randy tersenyum mendengarnya.

AMANDA

Begitu tahu Ibu kena kanker. Aku tahu butuh banyak uang. Dan aku gak bisa main-main lagi.

Ada jeda di antara mereka.

AMANDA

Kamu ada rencana buat ke depannya, gak?

Randy melihat Amanda, menunggu.

AMANDA

Kamu pernah bayangin kamu dimana, lagi apa, jadi apa dalam sepuluh tahun lagi, Ren?

Randy tidak menjawab, ia berpikir.

RANDY

Sepuluh tahun. Umur aku empatpuluhan.

Amanda menunggu jawaban Randy.

RANDY

Aku cuma mau jalanin hidup aku kayak sekarang.

Ada jeda di antara mereka.

AMANDA

Kamu gak ada rencana? kayak mau sekolah atau apapun?

RANDY

...Ada, tapi aku gak tahu.

AMANDA

Gak tahu apa?

RANDY

Gak tahu apa harus aku kejar atau gak.

RANDY

Aku yakin kamu bisa.

RANDY

Iya. Aku suka yang sekarang. Mengalir gitu aja.

Amanda melihat Randy, serius.

RANDY

Kamu sendiri?

Amanda melihat Randy, ia berpikir. Ia mengalihkan pandangannya ke langit-langit Rumah.

AMANDA

(tersenyum)
Iya. Aku bisa bayangin.

RANDY

Ada aku?

Amanda melihat Randy, ia tersenyum, penuh makna.

RANDY

Oke.

Amanda tersenyum, tidak menjawab. Randy menggelitik Amanda. Amanda berusaha menghindar, mereka tertawa, bahagia.

INT. MOBIL - BERGERAK - SORE

Randy sedang menyetir Mobil. Di sebelahnya ada Amanda yang sedang melihat ke arah luar, datar.

Amanda mengalihkan pandangan, melihat Randy yang sedang menyetir. Randy menyadarinya, ia tersenyum. Amanda tersenyum, ia melihat Randy, berpikir.

INT. GEDUNG PERNIKAHAN - SORE

Amanda dan Teman-temannya yang lain duduk bersama orang-orang.

Damar dan Annisa sedang melalukan ijab kabul pernikahan mereka.

DAMAR

Saya terima nikah dan kawinnya Annisa Ramadhani Putri Binti Sudirman dengan mas kawin tersebut di bayar tunai.

Penghulu melihat sekitar, para saksi mengatakan sah. Semua orang berdoa.

CUT TO:

Amanda melihat Damar dan Annisa dari kejauhan, datar. Ia mengalihgkan pandangannya ke arah lain. Amanda melihat Randy bersama teman-temannya yang sedang berbicara.

CUT TO:

Randy dan Teman-temannya sedang berbicara. Mereka berpakaian rapi. Sedang makan.

Orang-orang termasuk Alex dan Randy sedang berdiri di depan Deretan pilihan makanan.

ALEX

Nikahan mereka bagus. Bener kata orang. Gak peduli mau berapa lama mereka nikah. Ingatan orang sama makanan di kawinan mereka itu yang lebih penting.

Randy tersenyum mendengarnya, ia melihat kamera. Alex dan Randy membawa mangkok berisi makanan mereka.

Cahyo dan Dharma berdiri bersama mereka.

CAHYO

Kalian lihat Anissa gak?

DHARMA

Kenapa dia?

ALEX

Make-up nya gak cocok sama kulitnya. Aneh.

Randy melihat mereka, sesaat melihat kamera. Randy berjalan pergi dari situ.

CUT TO:

Randy sedang minum di sudut ruangan, melihat sekitar --

Amanda berjalan ke arahnya, dengan menggunakan Kebaya, ia tersenyum, melambai --

Randy hanya diam, melihat Amanda --

RANDY

(melihat kamera)
Anjing.

Amanda terlihat cantik dan anggun dengan kebaya itu. Randy berusaha menahan kesenangannya.

RANDY

Wow.

AMANDA

Makasih.

Mereka berdua tertawa.

RANDY

Gak salah Anissa milih kamu.

Amanda tersenyum. Ia melepas Sepatu Hak Tingginya. Ia bertelanjang kaki.

Randy memegang Sepatu Hak Tinggi Amanda. Amanda mengeluarkan Sandal Hotel dan memakainya.

AMANDA

Aku gak tahu kalau nikah ternyata secapek ini. Padahal bukan aku yang nikah.

RANDY

Itu belum apa-apa kalau di banding persiapannya.

AMANDA

Belum apa-apa di banding yang ngejalanin.

Mereka berdua mengangguk, setuju. Mereka melihat orang-orang yang sedang memakan dan berbicara. Randy memberikan airnya dan Amanda meminumnya.

Terdengar suara Handphone Amanda, ia melihatnya. Randy juga melihatnya. Amanda membiarkannya. Randy melihat melihat kamera, datar.

AMANDA

Menurut kamu mereka lagi mikir apa?

Randy melihat Damar dan Anissa yang bersalaman dengan orang-orang yang datang.

AMANDA

Menurut aku mereka lagi mikir ini siapa yang gue salam. Emang gue undang mereka --

RANDY

Ni orang kasih berapa --

AMANDA

Makanan cukup apa gak ya --

RANDY

Orang-orang julidin gue apa gak ya --

AMANDA

Mantan gue bilang apa ya gue nikah --

Mereka tertawa bersama.

AMANDA

Kamu mau nikah, Ren?

RANDY

Kalau ada yang mau kenapa gak? Kamu?

AMANDA

Kenapa gak. Apalagi kalau dapat orang yang cocok sama kita, kan?

RANDY

(melihat kamera)
Itu gue.
(melihat Amanda)
Aku rasa kita cocok.

Amanda melihat Randy, memperhatikan. Kemudian ia tersenyum.

AMANDA

Iya. Kita cocok.

Amanda melihat Randy, ia tersenyum.

AMANDA

Kita memang cocok.

Randy mengangguk.

AMANDA

Apa kita nikah juga, ya?

Randy melihat kamera, mengangguk kencang, tersenyum.

RANDY

Oke, ayo.

Mereka tersenyum. Melihat orang-orang di depan mereka.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar