4. Bagian 4

EXT. HALAMAN BELAKANG - RUMAH RANDY - PAGI

Randy duduk di Taman Belakang Rumah. Ia melihat ke sembarang arah, datar.

Rina keluar membawa Teh dan meletekan di samping Randy.

RANDY

Kenapa gue kayak tamu sekarang?

RINA

Oh,ya lo memang tamu sekarang. Lo pulang kalau di suruh, kan?

Randy berusaha menghindar. Rina duduk di sebelah Randy.

RINA

Lo bahkan gak tahu kalau Rumah banyak yang berubah, kan?

Randy melihat Rumah itu, terlihat beberapa bagian yang sudah tua dan ada yang masih baru.

RINA

Gak usah keras sama Bapak. Cuma kita yang dia punya.

Randy melihat Rina, tidak nyaman dengan permbicaraan mereka.

RINA

Masalah dia udah selesai. Sekarang lo bisa lakuin apa yang lo mau.

Randy hanya diam, tidak menjawab.

RINA

Belasan tahun dan masalah kita selesai. Gila, lega rasanya.

RANDI

Bapak masih main?

RINA

Berani dia main? Habis dia sama Gue. Dia di rumah, kerjaanya berkebun.

Mereka melihat Kebun Rumah yang belum rapi dan selesai.

RANDY

Itu hobi baru dia sekarang.

Rendi hanya diam.

RINA

Dia cuma Orang Tua. Lo bentak dikit udah sedih. Orang kalau udah tua itu balik lagi jadi anak-anak. Toel dikit nangis.

RANDY

Oh, ya?

RINA

Jangankan Bapak. Gue yang empatpuluh udah mulai gitu sekarang.

RANDY

Emang lo sendiri yang lemah.

RINA

Jangan keras sama diri sendiri, Ren. Lo juga punya hati. Lo sendiri yang susah nanti. Percaya gue.

Ada jeda di antara mereka.

RINA

Selama ini apa yang lo dapet dari hati lo keras itu? gak ada, kan? Oke gue akui karena itu lo bisa dapet apa yang lo mau. Tapi hubungan lo sama keluarga?

Randy tidak menjawab. Ia hanya diam.

RINA

Gue tahu kita gak dekat sama keluarga Bapak sama Ibu. Gak ada yang tolongin kita waktu ada masalah. Ditambah Bapak orangnya berengsek. Terus Ibu terlalu bodoh setia sama Bapak sampai dia meninggal.

RANDY

Menurut gue Bapak masih berengsek sampai sekarang.

RINA

Kalau lo bilang Bapak selingkuh berkali-kali dari Ibu gue setuju. Dia memang berengsek. Tapi itu semua masa lalu, Ren. Dan gue gak mau hidup di masa itu.

Ada jeda di antara mereka.

RINA

Gue gak bilang cara hidup lo salah. Gak. Kita memang gak pernah ikut campur urusan satu sama lain. Tapi, kita saudara.

RANDY

Karena itu lo mau nikah?

RINA

Bisa jadi. Hmm... gak ada salahnya coba nikah, kan? Sebentar --

Rina berjalan masuk ke dalam Rumah. Di halaman samping, Agus membersihkan halaman, ia mencabut rumput-rumput liar di sekitarnya.

Randy melihat Agus, datar.

Rina keluar dari Rumah. TIARA, 6 Bulan, di gendong Rina. Mereka berjalan menuju Randy.

Ditempatnya Randy hanya melihat Bayi itu, bingung.

RINA

Kenapa lo?

Randy menggeleng. Rina memberikan Tiara kepada Randy. Randy bingung dengan situasi ini.

RINA

Gendong, Ran.

Randy menunjuk dirinya sendiri, memastikan. Rina mengangguk.

Randy mengangkat tangannya, tidak mau --

RINA

EH! INI KEPONAKAN LO! GENDONG! LO PIKIR ANAK GUE NAJIS!

Dengan cepat Randy menggendong Tiara. Ia melihat Tiara yang tertidur. Datar. Sesaat ia melihat Rina yang mengipas dirinya menggunakan Tangannya sendiri --

RANDY

Lo yakin dia anak lo, kak?

RINA

Iyalah, Anjing. Dia anak gue.

RANDY

Gak yakin gue lo punya anak semanis ini.
(melihat Tiara)
Kamu yakin dia ibu kamu? Jangan kayak Ibu kamu kalau udah besar, oke.

Mereka tertawa bersama.

RINA

Ada masalah apa lo sama anak-anak? gak mau gendong keponakan sendiri?

RANDY

Gue kotor.

RINA

Oh ya lo memang kotor. Banyak dosa. Ingat mati, Ren.

RANDY

Bukan itu maksud Gue. Kulit Bayi sensitif. Kalau sering di pegang-pegang bisa jadi radang. Gue gak mau tiba-tiba anak orang kenapa-kenapa.

Randy melihat Tiara yang tertidur. Ia tersenyum. Terdengar suara tangisan --

Randy melihat Rina yang menangis.

RANDY

(melihat kamera)
(mengacungkan jempol)
Buat ibu-ibu di luar sana.

Rina masih menangis, ia membersihkan wajahnya, berkali-kali.

Mereka tidak berbicara, hanya diam. Randy melihat Tiara yang menggendong. Rina yang berusaha mengendalikan tangisnya.

Randy melihat Rina yang memberihskan wajahnya, simpati.

Rina yang sudah tidak menagis lagi, ia merentangan tangan, meminta Tiara.

RANDY

Gue aja.

Mereka berdua tersenyum.

RANDY

Mana Ayahnya?

RINA

Ambil pesanan Katering.

RANDY

Jam berapa Aqiqahnya?

RINA

Habis Ashar.

RANDY

Gimana kabar Suamii lo?

RINA

Dia baik. Masih gak tahu apa-apa. Bukan gak tahu apa-apa juga. Biasalah anak rumahan. Masih harus di kasih tahu ini itu.

Mereka berdua tertawa.

RANDY

Karena itu lo mau nikah sama dia?

RINA

Bisa jadi. Tapi yang paling penting karena dia gak berengsek.

Randy tersenyum mendengarnya.

Sebuah Mobil masuk ke dalam Halaman Rumah. BAGAS, 40-an, turun dari Mobil. Dia membuka Bagasi belakang dan menurunkan kantong-kantong besar dari Mobil.

Bagas melambai yang di balas oleh Randy --

RANDY

Panjang umur.

RANDY

Kesel gue sama dia.

RANDY

Gue suka suami istri berantem, Kak. Serius. Kenapa?

RINA

Ganti lampu putus aja gak bisa. Gak bisa angkat yang berat-berat. Kerja dikti udah capek.

RANDY

Lo mau Suami lo laki banget tapi dia berengsek atau biasa-biasa aja kayak Bagas tapi setia?

RINA

Bisa gak laki banget tapi setia.

Randy melihat Rina serius, dari atas sampai bawah. Rina bingung.

RANDY

Ada yang kayak gitu. Tapi lo harus sadar diri. Lo siapee?

Mereka tertawa bersama, keras dan lepas.

Bagas keluar dan duduk di sebelah mereka, nafasnya terputus-putus. Mereka melihat Bagas.

RINA

Kan, bener apa yang gue bilang.

RANDY

Udah terima aja.

RINA

Kamu tarok di mana kateringnya?

BAGAS

Di lantai.

RINA

(terkejut)
BEGO BANGET! ITU KAN MAKANAN, KENAPA TAROK DI LANTAI!

Bagas yang menutup matanya, ini terjadi lagi. Ia memegang dadanya, menghela nafas, panjang. Randy tersenyum melihat kejadian ini.

BAGAS

(lembut)
Iya sayang aku tahu aku salah. Maaf ya.

Randy tertawa melihat mereka.

Bagas memberikan Setangkai Bunga Lily kepada Rina. Rina terkejut.

BAGAS

Tadi aku lihat di jalan ada yang jualan Bunga. Aku jadi inget kamu makanya aku beli.

Rina yang mendengarnya tersenyum. Ia mengambil Bunga itu dan menciumnya.

BAGAS

Aku cuma mau bilang. Makasih karena udah ngelahirin Tiara buat aku. Dan aku yakin kamu bisa jadi Ibu yang baik buat Tiara dan jadi Istri yang baik buat aku. Aku juga minta maaf karena belum bisa jadi Suami yang baik buat kamu. Tapi aku terus berusaha buat jadi Suami yang baik dan Ayah buat kamu sama Tiara.

Rina yang mendengarnya hanya tersenyum, sesaat ia menagis.

Randy melihat kamera, ia memberikan jempolnya.

BAGAS

Bunganya memang gak secantik kamu. Tapi dunia belum siap lihat kamu nangis.

Rina terkejut mendengarnya, ia malu --

RANDY

(melihat kamera)
Si Anjing.

Rina dan Bagas tertawa bersama. Randy melihat Tiara yang masih tertidur. Ia menghela nafas.

INT. RUMAH RANDY - SORE

Orang-orang sudah berkumpul di Rumah Randy.

Acara Aqiqah Tiara sedang berlangsung. Bagas dan Rina mengikuti prosesi Aqiqah. Tak jauh dari mereka, Agus di sana, mengikuti acara.

INT. KONTRAKAN - MALAM

Randy membuka Pintu kontaraknnya dan meletakan Tasnya di lantai. Ia sedang menelepon --

RANDY

Gue udah sampai rumah.
(mendengarkan)
Hmmm... iya. Kabarin gue kalau ada apa-apa.

Sambungan di tutup. Randy mengeluarkan Isi Tasnya. Terlihat Toples yang berisi lauk. Randy tersenyum melihatnya. Ia mengambil lagi Toples di dalam Tasnya lagi. Ia tersenyum.

Terdengar suara Handphone. Randy mengangkatnya.

RANDY

Halo.

ALEX (V.O)

Lo dimana Ren?

RANDY

Rumah.

ALEX (V.O)

Sejak kapan lo punya rumah? Bukannya kontrakan?

RANDY

Iya, kontrakan gue itu rumah.

Randy melihat kamera, heran.

ALEX (V.O)

Iya, terserah lo aja. Btw, lo di undang ulang tahun.

RANDY

Siapa?

ALEX (V.O)

Anissa. Angkatan kita.

RANDY

Gak. Gue skip.

ALEX (V.O)

Oke.

Ketika Randy ingin mematikan handphone, terdengar suara ketukan pintu --

Randy membuka pintu dan ada Alex di balik pintu --

ALEX

Njing, ikut sekarang.

Randy hanya diam. Menghela nafas.

INT. RUMAH ANISSA - MALAM

Orang-orang sedang menari. Bersenang-senang.

Randy dan Alex berjalan di antara mereka, menuju Bar. Mereka duduk di sana.

Alex memesan Minuman kepada BARTENDER, 30-an. Randy melihat sekitar, ia mencari-cari sesuatu. Bartender berjalan ke arahnya --

RANDY

Honey lemonade with mint.

Randy melihat sekitar lagi, mencari-cari. Alex juga melihat sekitar.

ALEX

(menunjuk)
Mereka katanya mau nikah. Tapi katanya Siska ketahuan selingkuh.

Randy melihat ke arah yang di tunjuk, SISKA, 30-an, dan BENNY 30-an.

ALEX

Dan lo tahu siapa selingkuhannya Siska?

Randy menunggu jawaban Alex.

ALEX

(menunjuk)
Damar. Pacarnya Anissa.

Randy mengikuti arah tangan Alex. DAMAR, 30-an, berdiri di sudut ruangan, berbicara bersama ANISSA, 30-an.

RANDY

Cinta segi empat.

ALEX

Mungkin. Katanya Anissa juga selingkuh. Gak ada yang tahu mana yang bener.

RANDY

Mereka gak batalin?

ALEX

Undangan udah di sebar. Ditambah Bapaknya Benny Orang Setneg.

RANDY

Karena harga diri Orang Tua lebih penting dari Anak sendiri.

ALEX

Dunia makin gila.

RANDY

Dunia dari dulu udah gila, Lex. Kitanya yang makin gila.

Mereka berdua mengangguk, setuju. Alex menuju Lantai Dansa. Randy masih melihat sekitar.

CUT TO:

Pesta ulang tahun di mulai.

Terdengar Lagu Selamat Ulang Tahun yang di remix. Orang-orang menyanyikan lagu itu bersama-sama.

Anissa berdiri di tengah kerumunan orang-orang. Orang-orang di sekelilingi Anissa memegang handphone, semuanya, merekam.

Anissa berdoa dan meniup Lilin Kue Ulang Tahun. Semua bersorak gembira, tetap, mereka merekam momen itu dengan handphone mereka.

Randy masih duduk di Bar. Melihat orang-orang itu yang mengabadikan Momennya.

BARTENDER

Gak ikut?

RANDY

Gak. Saya gak terlalu kenal sama yang ulang tahun.

BARTENDER

Ikut aja. Sekarang setiap orang butuh teman. Mau dekat atau gak.

Randy melihat Bartender itu.

BARTENDER

Setiap orang sekarang merasa kesepian. Walaupun mereka ada teman sekalipun. Punya banyak orang yang bisa rayain ulang tahun dia walaupun gak kenal itu bisa jadi jalan keluar buat masalah dia sesaat. Walaupun kita gak tahu masalah dia apa.

Randy melihat Bartender itu melayani tamu yang lain. Ia berpikir.

Dia berputar arah dan melihat Orang-orang yang masih berfoto bersama. Kemudian --

Randy melihat Amanda yang melihat dirinya. Mereka saling melihat.

Amanda tersenyum,ia berjalan keluar.

EXT. DEPAN RUMAH ANISSA - MALAM

Amanda berdiri di Luar, ia merokok.

Randy berdiri di samping Amanda. Amanda memberikan Rokoknya. Randy menggeleng.

AMANDA

Aku lihat kamu gak minum juga.

RANDY

Aku gak tahu kalau kamu ternyata stalker. Aku harus pikir-pikir lagi.

AMANDA

(tersenyum)
Mungkin memang harus kamu pikir lagi. Awas nyesel nanti di akhirnya.

RANDY

Kalaupun aku nyesel, setidaknya aku tahu kamu orangnya kayak apa.

Amanda melihat Randy, lekat-lekat.

AMANDA

Menurut kamu aku orangya gimana?

Randy melihat Amanda. Amanda merapikan Rambutnya. Mencoba tersenyum.

RANDY

(melihat kamera)
Dadanya --
(dengan cepat menepuk mulutnya)
Hmmm... aku gak tahu.

AMANDA

Karena belum di coba?

Randy tersenyum mendengarnya. Ia melihat kamera.

AMANDA

Bukan itu maksud aku.

Randy melihat Amanda, mencoba fokus. Amanda juga melakukan hal yang sama.

RANDY

(melihat kamera)
Dadanya --
(dengan cepat menepuk mulutnya)
Aku gak tahu... mungkin dari cara bicara kamu.

Amanda membersihkan tenggorakannya --

AMANDA

(suara dalam)
Pintu teater satu telah di buka. Para penonton yang telah memiliki karcis di persilahkan memasuki ruangan teater.

Mereka berdua tersenyum.

AMANDA

(mendongak)
Tapi banyak yang bilang aku cantik kalau ngadap ke kiri. Kayak berapa derajat gitu, aku lupa.

Amanda menujukkan Garis Rahangnya. Randy tersenyum melihatnya.

Amanda mendekati Randy. Mereka saling melihat, mereka tahu ini waktunya.

Mereka saling mendekat lagi. Jarak di antara mereka sudah hilang. Badan mereka rapat sekali.

Randy tersenyum, berusaha menahannya. Amanda masih melihat Randy, lekat-lekat.

AMANDA

Kalau sekarang, menurut kamu aku gimana?

Randy melihat Amanda. Amanda menunggu jawabannya. Ia merapikan rambutnya.

RANDY

(melihat kamera)
Ampuni hamba Ya Tuhanku.
(melihat Amanda)
Jangan mancing, oke.

AMANDA

Kamu juga jangan mancing aku. Kamu pikir dengan alis tebal kamu, mata kamu. Cara bicara kamu, cara lihat kamu ke aku. Itu bisa ngegoda aku?

RANDY

Gak bisa?

AMANDA

Bisa.

Mereka berdua tertawa. Tangan Amanda ingin menyetuh Alis Randy --

Amanda melihat Randy. Randy mengangguk.

Amanda memegang Alis Randy. Mengikuti alur Alisnya.

Randy dan Amanda saling melihat. Jarah wajah mereka semakin mendekat.

Randy dan Amanda tidak bisa menahannya.

Wajah mereka semakin mendekat. Akhirnya --

ANISSA (O.S)

Amanda.

Mereka berdua dengan cepat menjauh. Randy melihat kamera, merapikan apa yang perlu di rapikan. Begitu juga Amanda.

Anissa mendekati mereka.

ANISSA

Aku ganggu kalian?

AMANDA

Gak. Sama sekali.

RANDY

(melihat kamera)
(serius)
Gak.

ANISSA

Handphone kamu. Ada yang nelpon berkali-kali tadi.

Amanda mengambil handphonenya. Sesaat ia melihat Randy --

AMANDA

Randy --

RANDY

Kamu mau jalan besok --

AMANDA

Oke. Aku jemput kamu --

RANDY

Oke. Aku tunggu di depan kosan --

AMANDA

Oke --

Randy tersadar, ia tersenyum. Amanda juga tersenyum.

RANDY

Oke. Di depan kosan aku.

AMANDA

Oke. Di depan kosan kamu.

Amanda berjalan masuk, ia melambai sambil tersenyum. Randy membalas lambaiannya, ia tersenyum. Ia melihat kamera, memainkan matanya.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar