Rawon Rowena
6. Bagian 6

116. EXT. DEPAN RAWON ROWENA - DAY

Neon box Rawon Rowena. Tidak ada sinar matahari yang menyinarinya, karena hari ini mendung. Rena menutup rolling door.

 

RINI
Ayo cepetan, entar keburu ujan nih.

 

Rena berlari dan naik ke atas motor. Motor melaju.

 

117. INT. KELAS RINI - DAY

Guru sedang mengajar di kelas.

 

GURU
Ada dua pelaku pasar modal yang utama. Yang pertama adalah emiten dan yang kedua adalah investor, atau pemodal. Emiten adalah pihak, atau perusahaan yang menerbitkan surat berharga untuk memperoleh dana melalui pasar modal, sedangkan investor adalah pihak yang memberikan dana dengan cara membeli surat berharga dengan tujuan memperoleh hasil dari investasi yang dilakukan.

 

Rini sedang mencatat apa yang dikatakan oleh gurunya, tetapi dia lagi-lagi salah mencatat. Rini menengok ke arah Laura yang duduk di meja sebelah kirinya dan memanggilnya.

 

RINI
Laura.. Psst. Laura..

 

Laura yang sedang mencatat menoleh ke Rini.

 

RINI
Boleh pinjem roller gak?

 

Laura kembali kepada bukunya dan mencatat. Tidak menghiraukan Rini sama sekali. Rini merasa ada yang aneh dengan Laura. Dia menahan kesalnya. Laura menengok ke meja di belakangnya, DUA ORANG TEMANNYA sedang mencatat.


RINI
Galih, Santi, boleh pinjem roller gak?
 
GALIH
Lu nengok depan.
 
SANTI
Iya sana, gak usah ngomong sama kita, nengok depan.
 
RINI
Apaan sih lo, gak jelas!

 

Rini menengok ke depan, dia kesal dan tahu mengapa semua orang memperlakukannya seperti ini secara tiba-tiba. BEL BERBUNYI.


118. INT. KELAS RENA - DAY

Rena sedang duduk di kelasnya sambil memakan roti, dia menggenggam handphone dengan tangan kirinya. Tiba-tiba dia berhenti mengunyah, padahal di mulutnya masih ada potongan besar roti. Dia membaca review gugul maps dari layar handphonenya. Total bintang 2.9 dari 531 total ulasan. Review-review dari atas ke bawah terbaca seperti ini:

 

- Joni. Bintang 1: "Jangan makan rawon di sini, yang masak tukang fitnah."

- Reza. Bintang 1: "Ternyata saya benar. Saya balikin bintang 1 nya." 

- Amei. Bintang 1: "Ya ampun, gak cukup rawon udah rame masa fitnah orang pak?"

- Tina. Bintang 1: "Gak habir pikir, udah baik-baik direview sama Dinda, malah difitnah Dindanya."

 

119. INT. RAWON ROWENA - NIGHT

Jam dinding menunjukkan pukul jam 21.25. Hanya ada DUA ORANG PENGUNJUNG yang sedang makan rawon, meja yang lainnya kosong.

 

120. INT. RAWON ROWENA - DAPUR - NIGHT

Di dalam panci terlihat kuah rawon yang masih banyak. Roni sedang melihat ke dalam panci itu bersama Aswan.

 

RONI
Tolong buatkan 4 porsi ya, Wan. Buat kita makan. Nanti sisanya dimasukkan ke kulkas.
 
ASWAN
Baik, pak.

 

121. INT. RAWON ROWENA - NIGHT

Rolling door sudah tertutup. Motor Rini terparkir di dalam. Rini, Rena, Roni dan Aswan sedang duduk di salah satu meja makan sambil makan rawon.

 

RENA
Rena gak nyangka video klarifikasi bapak dampaknya secepat ini.
 
RINI
Kan udah Rini bilang, harusnya bapak gak usah minta maaf.
 
RONI
Nanti bapak dipenjara.
 
ASWAN
Iya, bapak kan gak salah.
 
RONI
Bapak diperhadapkan pada dua pilihan yang buruk. Bapak harus milih yang dampaknya paling tidak merusak dibanding yang lain.
 
RINI
Terus sekarang gimana?
 
RONI
Bapak udah undang influencer, besok orangnya datang. Lumayan mahal. Pasti bisa bangkitin rawon kita lagi. Tenang aja ya.

 

TELEPON RUMAH BERDERING. Roni bangun dari duduknya dan berjalan ke belakang meja kasir. Roni mengangkat telepon.

 

RONI
Halo?
 
TARIQ (VOICE OVER)
Halo, selamat malam, dengan bapak Roni?
 
RONI
Betul.
 
TARIQ (VOICE OVER)
Ini saya, Tariq, managernya Dinda.
 
RONI
Iya, saya tahu.
 
TARIQ (VOICE OVER)
Kami sudah menerima permintaan maaf bapak. Kami hanya ingin mengingatkan, proses hukum tetap bisa berjalan walau kami sudah memaafkan bapak. Karena itu, jangan take down video klarifikasi bapak, dan jangan mengupload video apapun lagi mengenai masalah ini, karena kami tidak mau memperpanjang masalah.

 

RONI
Bapak mengancam saya?
 
TARIQ (VOICE OVER)
Bukan mengancam. Hanya mengingatkan. Mohon kerja samanya. Terima kasih.

 

Tariq menutup telepon. Roni tampak kesal dan marah.

 

RINI
Siapa pak?
 
RONI
Bukan siapa-siapa.

 

Roni menutup telepon itu, sedikit lebih kencang dari biasanya.

 

122. INT. RAWON ROWENA - DAY

Roni dan Aswan sedang berdiri di depan kasir, mereka sedang memandang ke arah luar. Influencer JOE (25) bersama dengan seorang VIDEOGRAPHER (23) sedang berjalan ke arah pintu masuk. Tiba-tiba mereka berhenti dan menengok ke kiri pintu masuk. Roni dan Aswan heran melihat tingkah mereka, tidak tahu mengapa mereka tiba-tiba berhenti. Setelah beberapa saat, influencer Joe dan videographernya kembali berjalan dan masuk ke dalam Rawon Rowena. Roni berjalan menghampirinya dan menyambutnya.

 

RONI
Selamat siang, dengan Joe ya?
 
JOE
Benar.

 

Mereka bersalaman.

 

RONI
Terima kasih sudah mau datang. Anggap saja rumah sendiri. Mau langsung rekam-rekam sekitar juga boleh.
 
JOE
Baik pak.

 

Videographer masih berdiri diam, tidak merekam apapun, bahkan tidak mengangkat kameranya sama sekali.


RONI
Kamu suka rawon?
 
JOE
Kebetulan suka, pak.
 
RONI
Saya buatkan satu ya. Ayuk ikut saya ke dapur, sekalian liat prosesnya.

 

Roni mulai berjalan ke arah dapur.

 

JOE
Pak Roni.

 

Roni berhenti, lalu menengok ke belakang.

 

RONI
Ya?
 
JOE
Mohon maaf, sepertinya saya tidak jadi review. Saya ada urusan mendadak. Mungkin saya datang lagi di lain waktu ya.
 
RONI
Oh.
(mempertahankan senyum)
Baik. Apa boleh buat.

 

Joe berjalan keluar bersama videographernya. Roni dan Aswan memperhatikan mereka pergi dengan bingung. Bersamaan dengan itu, terlihat DUA ORANG PELANGGAN berjalan ke arah Rawon Rowena. Lagi-lagi dua orang itu berhenti, lalu menengok ke kiri pintu masuk. Roni dan Aswan memperhatikan mereka. Dua pelanggan itu tiba-tiba berjalan ke arah lain, tidak jadi masuk. Melihat itu, Roni segera keluar.


123. EXT. RAWON ROWENA - CONTINUOUS

Roni keluar, lalu melihat ke sebelah kiri pintu masuk. Dia melihat TIGA ORANG ANAK REMAJA (16) sedang berdiri sambil memegang PAPAN, bertuliskan: "Rawon yang akan anda makan dimasak oleh pemfitnah dan perundung." 

Roni marah.

 

RONI
Ini ngapain kalian? Ngapain bawa-bawa papan kayak begini? Pergi gak? Pergi!

 

Tetapi tiga anak remaja itu tidak beranjak. Ketika itu, Aswan keluar dan melihat ketiga anak remaja itu.

 

ASWAN
Heh bocah. Kurang ajar lu ya kecil-kecil.
(menunjuk ketiga bocah itu)
Lu mau pergi gak?

 

Aswan berlari ke arah mereka. Ketiga remaja itu langsung lari terbirit-birit. Aswan mengejar mereka.

 

124. EXT. PARKIRAN SEKOLAH - DAY 

Rini sedang duduk di motornya, menunggu Rena. Dia melihat di kejauhan, Rena sedang berjalan ke arahnya. Di belakangnya ada DUA ORANG MURID yang seperti melihat sesuatu di punggung Rena, lalu ketawa-tawa dan pergi. Rena melewati EMPAT ORANG MURID LAIN, dan empat orang murid itu melihat punggung Rena dan juga tertawa. Rena sampai, Rini turun dari motornya.

 

RINI
Coba nengok belakang.

 

Rini membalikkan badan Rena, ada SELEMBAR KERTAS menempel di tas ranselnya. Rini mencabut kertas itu lalu membacanya, bertulisan: "Aku anak tukang fitnah, jangan bicara denganku, nanti kufitnah kalian. " Rini memperlihatkan kertas itu kepada Rena.

 

RINI
Ini siapa yang pasang di punggung lo?

 

Rena mengambil kertas itu dari tangan Rini dan membacanya.

 

RENA
Loh, ini dari tadi ada di punggung gue? Kok gue gak sadar.
 
RINI
Dih, lu gimana sih, masa gak sadar.

 

Rini merebut kertas itu dari tangan Rena lalu merobek-robeknya dan membuangnya ke tanah.

 

RINI
Kalo lu udah tau siapa yang nempelin, kasih tau gue. Gue bejek-bejek entar.

 

Rini naik ke atas motornya. Rena memungut robekan kertas-kertas itu dari atas tanah.

 

RENA
Gak boleh buang sampah sembarangan, Rin.
 
RINI
Bodo ah, buru ayo pulang.


125. INT. RAWON ROWENA - NIGHT

Jam menunjukkan pukul 20.10 malam. Rini sedang berdiri di belakang kasir.

 

RINI
Masa tadi ada yang nempelin kertas di punggungnya Rena, tulisannya.. Aduh lupa, pokoknya ledekan deh.

 

Roni sedang duduk di kursi di belakang kasir.

 

RONI
Siapa yang tempelin?
 
RINI
Enggak tau, Rena gak sadar. Ini gara-gara bapak minta maaf. Bener aja kan kata Rini, sekarang semua orang anggep bapak yang salah.
 
RONI
Tahan ya, Rin.
 
RINI
Tahan gimana? Masa harus Rini dan Rena yang tahan gara-gara bapak minta maaf?

 

Roni menatap Rini dengan sangat serius.

 

RONI
Kalo gitu, bapak minta maaf sama kamu dan Rena.
 
RINI
Yaudahlah.

 

Rini pergi dari sana.


126. EXT. DEPAN RAWON ROWENA - NIGHT 

Roni berdiri di bawah neon box rawon rowena. Dia sedang menelepon seseorang.

 

RONI
Halo.
 
AGUS (VOICE OVER)
Ya, halo?
 
RONI
Selamat malam pak Agus.

AGUS (VOICE OVER)
Malam pak Roni.
 
RONI
Apa kabar pak?
 
AGUS (VOICE OVER)
Baik pak Roni. Ada yang bisa saya bantu?
 
RONI
Begini pak, saya ingin mengajak bapak untuk berdiskusi soal kerja sama kita yang dulu sempat kita bicarakan.
 
AGUS (VOICE OVER)
Oh, yang franchise rawon rowena ya Pak.
 
RONI
Iya betul.
 
AGUS (VOICE OVER)
Aduh, mohon maaf pak, untuk saat ini saya sedang fokus bisnis yang lain. Saya sepertinya belum bisa kerja sama dengan bapak.
 
RONI
(kecewa)
Begitu ya. Baiklah pak.
 
AGUS (VOICE OVER)
Atau bapak tertarik jual resepnya ke saya?
 
RONI
Jual resep?
 
AGUS (VOICE OVER)
Betul.
 
RONI
Terus nanti bapak buat restoran rawon baru dengan resep itu?
 
AGUS (VOICE OVER)
Ya.. Mungkin.
 
RONI
Mohon maaf pak, saya gak jual resepnya. 
 
AGUS (VOICE OVER)
Kita jujur-jujuran saja pak, nama bapak dan rawon bapak sedang tidak bagus. Buka franchise seperti apa gak akan laku. Lebih baik kita buat dengan nama baru..
 
RONI
(menyela)
Selamat malam pak, terima kasih.

 

Roni mematikan teleponnya.


127. EXT. DEPAN RAWON ROWENA - DAY

Tiga orang remaja yang sebelumnya sedang berdiri di sebelah kiri pintu masuk rawon rowena sambil membawa sebuah papan, bertuliskan: "Rawon yang akan anda makan dimasak oleh pemfitnah dan perundung. " Kali ini, ada DUA ORANG REMAJA (16) lain yang ikutan. Aswan keluar dari rawon rowena dan melihat mereka.

 

ASWAN
(sambil menunjuk)
Eh bocah. Udah diusir balik lagi. Pergi, selagi gue masih ngomong baik-baik.
 
REMAJA 1
Kita gak takut sama tukang fitnah!
 
REMAJA 2
Gak takut! Keadilan buat kak Dinda!

 

ORANG-ORANG yang berlalu lalang menengok ke mereka.

 

REMAJA 1
Jangan makan rawon rowena, yang masak tukang fitnah.

 

Aswan marah sekali. Dia menghampiri mereka. Dia merebut papan itu, tetapi remaja-remaja itu mempertahankannya. Aswan mendorong remaja 1, lalu memukul remaja 2 hingga terjatuh. Remaja 4 dan 5 lari. Dia menghampiri remaja 3.

 

REMAJA 3
Tolong! Tolong!

 

128. INT. KANTOR POLISI - DAY

Roni sedang duduk di hadapan seorang polisi.

 

RONI
Pak, tolong bebasin Aswan, dia kan cuma bela diri. Anak-anak itu duluan yang buat onar di depan rumah makan saya.

 

POLISI
Anak-anak itu kan gak melakukan kekerasan. Karyawan bapak yang memukul. Lain kali kalo anak-anak itu datang kalian kan bisa telepon kami, nanti biar kami yang tertibkan. Bukan dengan kekerasan.

 

RONI
Baik pak, saya minta maaf. Saya akan ngelakuin sesuai yang bapak sarankan.
 
POLISI
Bagus. Tapi karyawan bapak tetep harus di sini, dia harus menjalani pengadilan.
 
RONI
Pak, kali ini saja tolong lepasin Aswan. Saya pastikan dia gak mukul orang lagi.

 

Polisi itu menatap Roni sambil mempertimbangkan permohonannya.

 

129. INT. PENJARA - DAY

Aswan sedang duduk di dalam sel, tidak ada orang lain selain dia. SEORANG POLISI datang, lalu membukakan pintu selnya.

 

130. INT. MOBIL - NIGHT

Roni sedang duduk di kursi belakang sebuah mobil bersama dengan Aswan.

 

RONI
Lain kali jangan main tangan. Kali ini kamu beruntung saya bisa mohon ke polisi untuk bebasin kamu. Ke depannya, belum tentu bisa.
 
ASWAN
Maaf, pak. Saya marah. Saya gak terima bapak diperlakuin seperti ini.
 
RONI
Iya, saya paham. Nanti kalo mereka dateng lagi, saya akan panggil polisi.
 
ASWAN
Bapak orang pertama yang memperlakukan saya dengan baik, lebih baik dari bapak kandung saya sendiri. Saya cuma mau membalas budi, itu saja.
 
RONI
Kamu gak perlu balas budi, kamu gak berhutang apa-apa sama saya. Hidup aja sebaik mungkin, oke?

 

Aswan memandang Roni dan menganggukkan kepalanya.

 

131. INT. LANTAI 2 RAWON ROWENA - NIGHT 

Roni naik tangga dan tiba di ruang tamu. Rena sedang menggambar desain rumah 3D di atas kertas gambar di meja makan menggunakan pensil.

 

RONI
Malam sayang.
 
RENA
Malam pa.
 
RONI
Rini mana?
 
RENA
Di kamarnya, belajar mungkin.

 

Roni duduk di seberang Rena. Dia memperhatikan gambar Rena, sangatlah bagus.

 

RONI
Bagus banget Ren.
 
RENA
Makasih pa.
 
RONI
Waktu kamu kecil, bapak kira kamu cuma asal ngomong waktu kamu bilang pengen jadi arsitek.
 
RENA
Rena beneran suka arsitektur loh dari kecil.

 

Roni mengelus kepala Rena.

 

RONI
Bapak doain kamu jadi arsitek sukses ya.
 
RENA
Amin.

 

132. EXT. DEPAN RAWON ROWENA - DAY 

Lima orang remaja itu kembali berdiri di kiri pintu rawon rowena, membawa sebuah papan bertuliskan: "Rawon yang akan anda makan dimasak oleh pemfitnah dan perundung." Kali ini ada sebuah PAPAN lagi bertuliskan: "karyawan rawon ini kasar, tukang pukul." Motor polisi datang dan berhenti di depan rawon rowena. Mereka kabur. Polisi turun dan mengejar mereka.

 

133. INT. RAWON ROWENA - LATER 

Jam menunjukkan pukul 16.10. Roni sedang berdiri di belakang meja kasir. Roni melihat, di depan pintu, SEORANG IBU-IBU (55) sedang berdiri, melihat-lihat ke kanan dan kiri, lalu ke dalam rawon rowena, seperti sedang mencari sesuatu. Kemudian ibu-ibu itu masuk ke dalam, Roni menghampirinya.

 

RONI
Selamat datang, mau duduk di mana bu?
 
TANTE ASWAN
Oh. Terima kasih, pak. Tapi saya ke sini bukan untuk makan. Saya sedang cari ponakan saya, Aswan. Saya tantenya.
 
RONI
Aswan? Ada di dapur.

 

Aswan keluar dari pintu dapur lalu melihat tantenya.

 

ASWAN
Tante?
 
TANTE ASWAN
(senang sekali)
Aswan!

 

Tante Aswan berjalan dengan cepat ke arah Aswan, lalu memeluknya. Roni turut senang melihat mereka.

 

TANTE ASWAN
Ya ampun! Ke mana aja kamu nak.
 
ASWAN
Tante ngapain ke sini? Kok bisa tau saya di sini?

 

Tante Aswan melepas pelukannya.


TANTE ASWAN
Tante liat kamu dari sosmed. Dari video-video tentang rumah makan ini. Kamu pulang ya, Aswan.
 
ASWAN
Gak mau. Kalo aku pulang, aku ketemu bapak, gak mau aku ketemu bapak.
 
TANTE ASWAN
Ibu kamu sakit parah.

 

Raut wajah Aswan berubah menjadi khawatir.

 

ASWAN
Ibu sakit? Sakit apa?

 

134. EXT. DEPAN RAWON ROWENA - DAY

Di depan pintu masuk, Aswan berdiri bersama Roni dan tantenya. Dia menenteng sebuah TAS TRAVEL.

 

RONI
Tasnya buat kamu aja, gak usah dipulangin gapapa.
 
ASWAN
Terima kasih pak. Maafkan saya, karena saya harus pulang ke kampung saya.
 
RONI
Gapapa Wan. Saya mengerti.
 
ASWAN
Saya sebetulnya mau temenin bapak, apalagi keadaan bapak lagi susah. Saya masih mau bantu bapak bangkitin lagi rumah makan ini.
 
RONI
Mau gimana lagi. Kamu ngomong gitu aja saya sudah senang.

 

Rini dan Rena pulang sekolah menggunakan motor. Mereka berhenti di samping kanan pintu masuk. Rena turun dari motor, lalu Rini.

 

RENA
Kok pada di depan, Aswan mau ke mana?
(bersalaman dengan tante Aswan)
Halo bu, saya RENA anaknya pak Roni.
 
RINI
(bersalaman dengan tante Aswan)
Halo bu, saya Rini anaknya pak Roni juga.
 
TANTE ASWAN
Saya tantenya Aswan.
 
RINI
Oh, tantenya Aswan.
 
RONI
Aswan harus pulang kampung, gak kerja di sini lagi.
 
RENA
Yah kok gitu?
 
ASWAN
Iya. Sukses selalu ya sekolahnya.

 

Mobil jemputan tiba.

 

TANTE ASWAN
Kami pamit dulu ya, terima kasih pak Roni.
 
RONI
Iya, selamat jalan.
 
RINI
Selamat jalan.
 
RENA
Dadah. Sampai ketemu lagi.

 

Tante Aswan dan Aswan masuk ke dalam mobil. Beberapa saat kemudian, Aswan membuka kembali pintu mobil. Dia berlari kemudian memeluk Roni. Dia menangis dalam pelukannya.

 

ASWAN
Terima kasih pak. Terima kasih.
 
RONI
Sama-sama Wan. Sama-sama.

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar