Rahasia Para Gadis
8. Pelarian

39 INT. APARTEMEN DI SINGAPURA - MORNING

Ami tidur terbungkus selimut. Ia baru bangun, menggerakkan kaki dan tangannya. Setelah menggeliat, Ami duduk di atas tempat tidur. Ia lalu turun, mengambil kacamata di meja lalu memakainya. Di meja itu juga ada segelas air putih yang tinggal sedikit, dan sebotol obat.

Ami menuju ke arah jendela dan menyingkap tirai.

Sinar matahari pagi masuk ke dalam ruang tidur di apartemennya. Ami melihat pemandangan bangunan-bangunan kota dari jendela. Suasana pagi yang cerah.

AMI

Selamat pagi.. ibu..

Ami menoleh ke samping. Dia sebelahnya muncul bayangan ibunya. Ia lalu tersenyum.

40 EXT/INT. RUMAH KOS CEMPAKA - MORNING (FLASH BACK)

Note: Lima bulan yang lalu.

AMI keluar dari mobil taksi. Ia membawa dua koper besar. Ia membetulkan kacamatanya, menatap ke rumah kos itu lalu tersenyum.

Pak Samin menghampirinya. Ia memberikan kunci kamar.

PAK SAMIN

Ini kuncinya. Oh ya, maaf aku terburu-buru harus pergi mengajar. Ah itu Vivi..

Vivi keluar dari rumah kos.

PAK SAMIN

Vi, antarkan dia ke kamarnya ya. Aku mau berangkat kerja.

VIVI

Iya Pak..

Vivi menyapa Ami. Ia lalu membantu Ami membawakan kopernya. Mereka berdua masuk ke dalam rumah kos.

Di ruang tamu, ada Berlian dan Sara yang sedang menonton televisi.

VIVI

Eh, ini ada anak baru. Namanya Ami.

Berlian dan Sara lalu bersalaman dengan Ami, saling mengenalkan diri.

AMI

Aku mahasiswi kedokteran, teman sekampus Vivi.

Ami kembali tersenyum.

VIVI

Kamarnya di atas, Lian dan Sara juga di atas.

SARA

Ayo aku antarkan.

Vivi dan Sara menemani Ami pergi ke lantai dua. Sementara itu, Berlian kembali duduk dan menonton televisi. Di tangga, Ami sempat menoleh, melihat Berlian tertawa saat menonton televisi. Wajahnya menjadi kaku, aura gelap.

41 INT. APARTEMEN DI SINGAPURA - DAY

Sara masuk ke dalam kamar Ami. Di tangannya ia membawa kantong makanan. Ami terlihat terbaring di tempat tidurnya.

SARA

Aku bawa makanan. Ini makanan dari rumah makan orang Indonesia, mungkin kau cocok.

Di meja terlihat ada kotak makanan lain yang belum habis.

AMI

Kau makanlah dulu.. aku masih tak selera makan.

SARA

Aku tadi sudah makan.. kau yang belum makan sejak semalam.. nanti kau sakit lagi..

AMI

Kemarilah..

Sara menghampiri Ami. Ia duduk di sebelah Ami yang masih terbaring. Tangannya memegang tangan Ami.

SARA

Kau tak perlu khawatir lagi. Mereka sudah mati.

Sara lalu mengelus rambut Ami.

AMI

Ibuku dimana?

Sara hanya terdiam. Ia lalu memegang tangan Ami. Terlihat pergelangan tangan gadis itu penuh dengan sayatan.

CUT TO:

42 INT. KANTOR POLISI - DAY

Polisi Kasim memasuki ruangan. Polisi Andre dan Polisi Sofi terlihat memeriksa berkas-berkas.

POLISI KASIM

Sara juga ikut pergi ke luar negeri. Aku bingung, mereka sebenarnya pintar atau bodoh..

POLISI SOFI

Kita yang bodoh, buktinya mereka berhasil kabur.

POLISI ANDRE

Jadi, apa perlu menetapkannya sebagai tersangka juga?

Polisi Kasim duduk di kursinya. Ia kembali melihat ke berkas kasus pembunuhan Berlian. Tak lama, ia melemparkan berkas ke meja.

POLISI ANDRE

Mereka pintar karena kabur ke Singapura, seperti para koruptor hahaa..

POLISI SOFI

Aku rasa.. pembunuhnya bukan Ami. Aku akan memeriksa kamar Sara lagi.. dia pasti yang membantunya kan?

POLISI ANDRE

Jangan terlalu pakai perasaan. Harus ada buktinya..

CUT TO:

43 INT. RUMAH KOS CEMPAKA - DAY

Polisi Sofi ditemani Polisi Kasim masuk ke rumah kos itu. Polisi Sofi bergegas naik ke atas, diikuti oleh rekannya itu.

Mereka masuk ke kamar Sara. Kamar gadis itu terlihat cukup rapi, tak banyak barang. Di meja ada beberapa buku tentang psikologi.

POLISI SOFI

Petugas forensik tak memeriksa kamar ini?

POLISI KASIM

Mereka memeriksa tapi tidak mendetail. Tak ditemukan darah atau hal yang mencurigakan.

Polisi Sofi membuka lemari, tak banyak baju di sana. Ia melihat ke bawah kasur. Ada kardus berisi buku-buku. Ia menarik kardus itu lalu memeriksa isinya.

POLISI KASIM

Aku coba periksa kamar sebelah.

Polisi Sofi mengangguk lalu Polisi Kasim keluar kamar. Ia kembali memeriksa isi kardus itu. Ada beberapa buku kuliah, tentang psikologi. Ia kemudian menemukan sebuah buku tulis.

Dibukanya buku itu, ada tulisan tangan Sara tentang pelajaran kuliahnya.

CLOSE UP: Buku catatan Sara.

Di tepi setiap lembar buku itu, Sara menggambar dan menulis hal lain. Ada gambar-gambar random seperti wajah perempuan, wajah laki-laki, kucing, pisau, kacamata, dan pedang samurai- katana.

Sara membuka buku catatan itu sampai halaman terakhir. Di halaman terakhir, ada tulisan yang tak beraturan.

Di sana tertulis: "Lian is a slut. Permata is a bitch. Nur is fake. Vivi is annoying."

Polisi Sofi tersenyum tak percaya melihat tulisan itu.

POLISI SOFI

Kekanak-kanakan.. kau pikir dirimu paling suci? Mahasiswi psikologi punya pikiran seperti ini?

Polisi Sofi lalu menutup buku catatan itu. Memasukkannya ke dalam kantung plastik transparan.

CUT TO:

44 INT. APARTEMEN DI SINGAPURA - NIGHT 

Ami dan Sara duduk berhadapan di meja makan. Ami memegang buku novel bertajuk "Pachinko". Ada dua piring berisi spageti di meja. Sara memakannya perlahan, sementara Ami sibuk membaca buku.

Tiba-tiba Ami menaruh bukunya di meja.

AMI

Sara, kau masih menyimpan pisau bedah itu?

SARA

Ya, aku membawanya.

AMI

Kembalikan padaku. Aku meninggalkan punyaku yang satunya di rumah kos.

SARA

Tidak. Nanti kau menyayat tanganmu lagi.

Ami terdiam sejenak. Ia menatap lekat ke arah Sara.

AMI

Tolong kembalikan.. jangan khawatir itu bukan untuk menyayat tangan. Itu terlalu tajam.

CUT TO:

45 INT. RUMAH SAKIT JIWA - DAY

Polisi Andre masuk ke dalam ruangan psikiater. Di dalam ruangan itu ada seorang pria, PSIKIATER TONY. Mereka bersalaman dan mengenalkan diri masing-masing.

PSIKIATER TONY

Apa yang ingin kau tanyakan?

Polisi Andre lalu duduk di depan Psikiater Tony.

POLISI ANDRE

Soal anakmu, Sara.

PSIKIATER TONY

Ada apa dengannya? Maaf aku sudah bercerai dengan ibunya, almarhumah ibunya. Aku sudah jarang bertemu dengannya.

POLISI ANDRE

Kapan terakhir kau bertemu dengannya? Kau tak tahu dia sekarang kabur bersama tersangka pembunuhan.

PSIKIATER TONY

Apa? Aku terakhir bertemu dengannya empat bulan yang lalu. Ia meminta uang, dan kami makan bersama.

Biasanya aku transfer ke rekeningnya, tapi saat itu dia ingin bertemu langsung.

POLISI ANDRE

Ada pembunuhan dua gadis di tempat kosnya. Kami menduga ia bekerja sama dengan tersangka. Mereka sekarang kabur ke luar negeri.

PSIKIATER TONY

Tapi aku tak tahu apa-apa...

POLISI ANDRE

Kau mengirimnya banyak uang seminggu yang lalu. Rekeningnya bertambah 50 juta. Apa itu tak terlalu banyak untuk seorang mahasiswi? Dia tak bilang akan pergi ke luar negeri?

PSIKIATER TONY

Dia meminta uang untuk berlibur. Tapi aku tak tahu dia mau pergi ke mana..

POLISI ANDRE

Aku juga ingin memberitahu, dia juga akan ditetapkan sebagai tersangka.

Psikiater Tony terdiam sejenak. Terkejut dalam hati.

PSIKIATER TONY

Ini mungkin salahku, harusnya aku yang merawatnya saat kecil...

CLOSE UP: Wajah Psikiater Tony yang cemas.

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar