Raga for Nada
8. EGO


INT — RUANG KERJA ARYA (PAGI)

LAURA

Tujuan kamu apa sih Ar? Kok aku ngerasa kamu sengaja masukin anggota baru ke Alfine untuk ngeredupin Raga (Laura melipat kedua tangannya didada)

ARYA

Astaga Lau (melihat kepintu lalu kembali melihat Laura dengan kesal) kamu hati-hati kalau bicara. Gimana kalau ada yang denger.

Laura menaikkan kedua matanya keatas seakan tak peduli. Rautnya terlihat jauh lebih kesal daripada Arya.

ARYA

Kamu kenal jelas kalau saya tidak akan mungkin punya niat seperti itu.
Tujuan saya jelas, biar Alfine lebih matang saja. Apalagi di zaman yang sekarang, duo grup itu udah tidak booming lagi.
LAURA
Siapa bilang, kamu bisa lihat sendiri kan gimana sambutan masyarakat waktu Alfine debut.
RAGA
Iya tapi hanya untuk saat ini. Kita lihat kedepannya dong Lau, dan lihat duo grup yang sudah liris lebih dulu sekarang nasibnya bagaimana. Sudah gak terlihat kan? bahkan beberapa dari mereka lebih memilih bersolo karir.
LAURA
Ya kalau begitu biarin aja mereka bersolo karir masing-masing. Kemarin aku udah pernah saranin ini ke kamu tapi kamu tolak mentah-mentah.

Arya diam sejenak. Kepalanya bergeleng-geleng seakan tidak menyangka mendengar kalimat seperti itu lagi dari Laura.

Berapa kali saya harus bilang sama kamu. Raga dan Nada itu udah satu paket. Gak akan mungkin mau dipisahin.
LAURA
Kalau kita bisa meyakinkan mereka bahwa karir mereka akan jauh lebih sukses dari sekarang, setelah bersolo karir, aku yakin kok mereka bakal mau.
ARYA (menyeringai tipis)
Dengan melihat mereka selama ini, aku bisa langsung yakin bahwa komitmen mereka jauh lebih kuat dari itu. Mereka akan lebih merasa cukup asalkan mereka tetap dalam satu grup.
LAURA
Ya terus kenapa sekarang harus ada personil baru. Untuk apa coba? Gimana nanti kalau Raga meredup gara-gara personil baru itu. Aku gak mau ya Ar, dari awal minat aku uda besar banget buat Raga. Gak boleh ada yang kalahin dia.
ARYA
Berarti kamu gak yakin dong kalau Arya sehebat itu? Harusnya kamu berpikir disituasi apapun kalau memang Arya hebat, dia tidak akan mungkin dikalahkan.

Laura memutar kembali bola matanya keatas. Dia berjalan kesal dan duduk disofa yang berada didepan meja kerja Arya.

ARYA
Lagipula Audrey ini bukan muncul sebagai rivalnya Raga kok. Dia muncul sebagai orang yang akan satu tim dengan Raga. Saya yakin mereka akan cocok dan bisa kompak untuk membuat grup lebih sukses.

EXT — BALKON KAMAR RAGA DAN NADA (MALAM HARI)

Tampak Raga memetik satu satu senar gitarnya dengan pelan membiarkan Nada yang berdiri diujung balkon kamarnya seraya melihat ke arah Raga.

NADA

Lo denger gw gak sih? (Menggerutu kesal)
RAGA
Denger kok. (Masih terus memetik satu satu senar gitarnya, tanpa melihat sedikitpun kearah Nada)
NADA
Ya terus kenapa gak ngerespon?
RAGA (tersenyum kecut)
Emang ngaruh respon dari gw (mengangkat pandanganya, melihat Nada) Toh keputusannya uda deal. Lo dengan gampangnya menyetujui penambahan personil. Ntar kalo gw nolak gw dianggap egois lagi. Terus ntar pikiran lo ngejudge gw yang engga-engga lagi kayak kemarin. Yauda gw ngikut aja.

Tidak langsung menjawab, Nada memilih untuk diam. Biarpun masih ada rasa kesal dalam hatinya untuk Raga.

RAGA

Tapi yang jelas (ucapnya lalu berhenti, menghentikan niat Nada yang semula ingin masuk kekamar)
Gw gak akan ciptain lagu lagi untuk Alfine. Gw serahin semua ke produser.
NADA (alisnya bertaut)
Jangan bilang ini salah satu bentuk ketidaksetujuan lo sama penambahan personil.
RAGA
Emang (serunya cepat) mengiyakan bukan berarti setuju. Gw males ribut ataupun berdebat. Intinya Alfine akan tetep berkarya, tapi bukan dengan lagu gw lagi.
NADA
Lo apaan sih Ga. Lo tahu sendiri kan kalo justru lagu lo yang paling pas sama gw. Gw cuma bisa nyanyiin lagu lo. Kesuksesan kita juga karena lagu ciptaan lo. Label juga dari awal menerima kita karena dia ngelihat elo sebagai pencipta lagu juga Ga.
RAGA
Gw gak bisa Nad. Gw gak bisa. Kalo elo mikir cuma lagu gw yang bisa cocok sama lo. Itu juga sama dengan gw menciptakan lagu yang cuma bisa dinyayiin sama lo. Atau kita berdua. Lagu gw cuma bisa untuk kita berdua. Kalo kita memaksakan untuk dinyanyikan bertiga, semua jadi beda. Bakal buruk.
NADA
Belom tentu…
RAGA
Gw lebih tahu karena gw yang ciptain (potong raga langsung membuat Nada tertegun)

Mereka sama-sama terdiam. Mata mereka saling beradu tanpa suara.Suasana terasa semakin panas. Meskipun cuaca malam itu cukup dingin.

Nada kecewa.

Raga jauh lebih kecewa.

Ada beberapa hal yang rasanya ingin dia pastikan pada Nada. Kenapa Nada jadi seperti tidak peduli dengan yang dia rasakan.

Tapi Raga tahu, bahwa bisa saja hal itu malah membuat perdebatan diantara mereka semakin menjadi. Jujur, dia benci bertengkar seperti ini dengan Nada.

Raga mengambil gitar yang semula dia letakkan di kursi balkon. Pun dia berjalan menuju pintu kamarnya, memilih pergi dari sana.

Tapi sebelum pintu itu dia buka, dia menoleh kearah Nada yang juga sedang melihatnya.

RAGA

Mungkin lo lupa, janji kita dulu. Lo juga lupa alasan gw saat pertama kali gw nyiptain lagu.
Atau sebenernya lo inget, tapi lo emang udah gak peduli. (Ucapnya lalu masuk kekamarnya dengan raut kecewa)

Nada sedikit menunduk, membiarkan angin meniup rambutnya yang tergerai begitu saja. Jika saja mulut dan hatinya bisa saling bekerja sama.

Nada sadar bahwa akhir-akhir ini hatinya sangat tidak karuan. Banyak hal yang mengganjal tapi tidak bisa dia utarakan.



SEQUENCE — GEDUNG INVINITY, RUANGAN ALFINE (SIANG HARI)

Terlihat Arya, Laura menemui Raga, Nada dan Audrey untuk membahas langkah grup mereka kedepannya dengan Audrey yang sudah didapuk menjadi personel tetap Alfine.

Karena setelah ini mereka akan resmi mengeluarkan Album. Bukan sekedar single lagi.


Secara langsung Raga mengutarakan inginnya yang tidak lagi menciptakan lagu untuk Alfine. Tentu saja hal itu membuat Arya dan Laura terkejut. Mereka kecewa dan berusaha untuk membujuk Raga.

Tapi Raga tetap pada pendiriannya. Meski dia menjanjikan dia akan membantu sedikit produser dan komposernya untuk menyempurnakan lagu yang akan mereka keluarkan nanti.

Biarpun berat, Arya dan Laura menerimanya. Karena itu hak Raga.



SEQUENCE — CAFETARIA GEDUNG INVINITY (SIANG HARI)

Tanpa sengaja Nada yang sedang bersama Audrey melihat Raga lagi duduk dimeja sudut cafetaria.

Semula Nada enggan untuk menghampiri, tapi karena Audrey yang mengajak langsung berjalan begitu saja untuk menghampiri Raga, mau tidak mau Nada mengikuti.

Tampak Raga yang duduk melipat kedua tangannya didada, sedang menutup mata dengan memakai airpods di kedua telinganya. Raga lagi mendengarkan lagu.

Audrey memegang bahu Raga hingga siempunya bahu tersadar dan membuka mata.

Raga sedikit tertegun melihat Audrey sudah berdiri disebelah mejanya dengan tersenyum. Dan disebelahnya ada Nada yang tampak canggung.

AUDREY

Menghayati banget kayaknya dengerin lagu (serunya tertawa kecil)
RAGA (sedikit tertawa)
Mau pada makan? (Balik bertanya tanpa merespon ucapan Audrey tadi)
AUDREY
Iya ni, kata Nada mie goreng disini enak. Gw pengen nyobain.

Lantas saja Raga refleks melihat ke Nada. Mata mereka kembali bertemu, dengan raut yang tidak bisa ditebak.

RAGA

Nada bener, mie goreng disini enak. Yauda lanjut deh makannya (seraya berdiri mengambil kaleng soda dimeja)
AUDREY
Lho? Mau kemana bro?
RAGA (tersenyum)
Gw mau meeting dulu sama Laura. Ada project yang mau dibicarain. Ntar kapan-kapan kita makan siang bareng deh (menepuk bahu Audrey)
Kali ini biar sama Nada dulu deh, sekalian Nad, jangan lupa bawa Audrey keliling gedung. Byk tempat-tempat keren disini (melihat Nada seolah tidak ada masalah)

Nada tidak menjawab, anehnya dia benci situasi ini.

RAGA

Gw jalan ya (pamitnya lalu berjalan pergi setelah Audrey mengangguk)

Nada mengamati punggung Raga yang semakin menjauh. Pahitnya, bahkan Raga tidak menoleh sekalipun kebelakang. Dalam sekejap, Raga sudah seperti orang asing.




Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar