Perempuan Dalam Kenangan
5. Plesir


FADE IN

INT. RUANG KELAS - SIANG

RAMAI. Para siswa terlihat sibuk sendiri dengan kegiatan mereka. Kecuali Nancy yang melihat keluar jendela sambil melamun.

Tiba-tiba, dari balik pintu kelas yang setengah terbuka muncul kepala Marno.

MARNO

Nancy!

Seluruh kelas terdiam. Nancy yang kaget langsung menoleh, sementara Marno dengan tidak tahu malu masuk kedalam kelas.

MARNO

Saya datang kesini tidak mau mendengar penolakan. Pokoknya hari ini saya antar kamu pulang!

NANCY

Buat apa, Marno?

MARNO

Pokoknya ayo

NANCY

Tapi Mar-

Marno langsung mengibaskan tangannya di depan wajah Nancy, dia malah pergi ke luar kelas meninggalkan Nancy yang melongo dan para siswa yang mulai bisik-bisik sambil meliriknya.


CUT TO

EXT. HALAMAN SEKOLAH — SIANG

Nancy berjalan menuju area halaman sekolah, murid-murid juga banyak yang berhamburan ke luar. Dari kejauhan dia melihat Marno, berdiri membelakangi sebuah dokar yang bagus. Cat hitam mengkilap, dan dua ekor kuda sudah menunggunya.

Tidak lupa kusir yang kelihatan masih kecil duduk sambil mengibas-ngibaskan tangan kepanasan.

MARNO

Bisa naiknya?

Nancy melihat ke arah pijakan dokar yang begitu tinggi, dia menggeleng malu. Melihat itu, Marno tersenyum dan mendekat.

MARNO

Permisi, ya...

Marno merengkuh penggang Nancy, seakan berat badan Nancy tidak ada apa-apanya, dia mengangkut tubuh Nancy dan dengan sabar menunggu agar Nancy naik terlebih dulu.

Kemudian Marno naik dan duduk di seberangnya.

MARNO

Jalan

Dokarpun melaju pergi.


CUT TO:

EXT. JALAN BRAGA — SORE

RAMAI. Bragaweg penuh oleh aktifitas, meskipun suana mulai remang tapi lampu-lampu dari toko mulai menyala. Nancy bengong, dia mengedarkan tatapannya.

Marno tersenyum sambil menatap Nancy.


MARNO

Baru pertama kali kesini?

NANCY

Pernah, dengan mama... tapi belum pernah kalau sore begini...

Nancy sedikit menggigil, dia mengusap-ngusap kedua lengannya.

MARNO

Kamu tidak kuat dingin?

Nancy menggeleng. Lagi-lagi Marno membuka jasnya dan menyampirkan jas itu pada Nancy.

Nancy cuma terperangah sambil menerima jas itu, sementara Marno terlihat cuek. Marno malah fokus pada jalan.

Dari kejauhan, terlihat toko dengan papan 'Au Bon Marche'. Marno turun duluan, kemudian dia mengulurkan tangan, kembali membantu Nancy turun dari dokar.

MARNO

Tunggu, ya

Kemudian Marno mendekat ke arah kusir, mereka berbicara sebentar sementara Nancy memilih untuk menatap gaun dan kain-kain mode yang dipajang di etalase.

MARNO

Suka? Kalau suka ayo masuk, jangan bengong.

Marno menarik tangan Nancy dan masuk kedalam toko.


CUT TO :

INT. TOKO BON MARCHE — SORE

Mereka berdua memasuki toko Bon Marche. Suara 'kring' dari lonceng kecil yang dipajang di pintu menyambut Marno dan Nancy. Nuansa lembut menyapa mereka, dimulai dari lantai dengan karpet beludru coklat, dan dinding dengan wallpaper kertas berwarna coklat muda. Ada beberapa mode gaun Prancis yang dipajang di manekin.

Seorang pelayan toko mendekat. Dia seorang Indo, entah pribumi dengan Eropa mana.


MARNO

Selamat sore, bisa tunjukan mode paling baru untuk musim ini?


Si nona pelayan menatap Marno dengan tatapan kurang enak. Tetapi, begitu melihat Nancy, dia terlihat sumringah dan pergi ke arah rak kain.

NANCY

Untuk apa, Marno? kamu sedang mau memberi hadiah pada seseorang?

MARNO

Betul, coba... ada yang lain yang kamu suka juga?

Marno dengan santai berjalan ke arah rak mantel, dia mengambil satu mantel. Bagus. Berwarna putih gading, terbuat dari wol dengan renda krem pucat, ada pita satin di kerahnya. Marno mendekatkan mantel itu pada Nancy.


MARNO

Saya nggak ngerti selera perempuan, tapi sepertinya ini bagus kalau kamu yang pakai... (KETAWA)
Bandung sedang dingin-dinginnya, barang kali kamu suka?


NANCY

Eh jangan, Marno... kan kamu yang belanja, kok tanya saya?

MARNO

Apa saya terlihat ngerti selera perempuan?

NANCY

Maksudmu, Marno?

MARNO

Saya tidak ngerti indahnya baju, kain atau renda... permata saja saya cuma ngerti mahalnya bagaimana...
(senyum)
Saya baru mengerti semua itu kelihatan manisnya kaya apa kalau itu sudah dipakai...
(lirik Nancy)
Sama perempuannya

Nancy cuma terdiam. Kemudian, si Pelayan toko datang sambil membawa sebuah gaun satin.

Pelayan Bon Marche

Ini, silakan di lihat dulu... barang kali juffrow mau mencobanya?

Marno melirik ke arah Nancy yang terlihat ragu-ragu. Marno mendorong Nancy dengan lembut.

MARNO

Sana

Marno menunjuk pada beberapa kardigan berwarna pastel lembut yang dipajang.

MARNO

Nah, nona... tolong yang itu sekalian, biar Juffrow juga coba!


Pelayan tersenyum sambil membawakan tiap barang yang ditunjuk oleh Marno. Dimulai dari kardigan, syal, bahkan beberapa pita. Dia membimbing Nancy ke arah sebuah bilik yang diberi tirai merah untuk mencoba pakaian.

Sore itu dipenuhi dengan Nancy yang mencoba berbagai baju dan aksesoris sementara Marno duduk di sofa kecil depan ruang ganti. Sesekali dia bertepuk tangan dan bersiul memuji Nancy setiap kali dia keluar untuk memperlihatkan pakaian yang dicobanya.


FADE OUT

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar