Perempuan Dalam Kenangan
3. Si Bintik

EXT. LORONG HBS — PAGI

MENDUNG. Suasana HBS lumayan sunyi, sayup-sayup terdengar suara murid menyanyikan lagu Wilhelmus1 di kelas yang sudah masuk. Marno dengan santai berjalan di lorong.

Beberapa orang kelihatan asing dengannya. Marno cuek. Fokus menuju kelasnya di ujung lorong.

Tiba-tiba seseorang menghadang jalannya.

BENJEN

Goedenmorgen

Marno sekilas terlihat kurang suka.

MARNO

Morgen

Benjen mengulurkan tangannya mengajak bersalaman.

BENJEN

Ik het Benjen Van Hove (jabat tangan) aangenaam2.

Marno menaikan sebelah alis kemudian tersenyum sambil berjabat tangan.

MARNO

Biar saya tebak. Tuan orang Belgia?

BENJEN

Oh? (ketawa) pintar, ya kau. Pantas berhasil masuk ke sini, saya pikir cuma punya uang saja.
(Jeda)
Peranakan? Kau Indo?

Marno menggeleng dan tersenyum.

MARNO

Pribumi, tuan

Benjen terdiam. Marno kembali berjalan, tapi ternyata Benjen mengekor padanya.

Begitu melewati suatu kelas, Marno berhenti sebentar. Terdengar ramai suara beberapa gadis yang seperti mengobrol.

MADELAINE (O.S)

Bintik! Hey Bintik lihat sini!

Marno menoleh pada Benjen.

MARNO

Di sini ada kucing?

BENJEN

Hah?

Marno iseng mengintip.


CUT TO:


INT. KELAS — PAGI

NANCY duduk di kursinya, ada beberapa orang perempuan yang menggerumbuninya.

MADELAINE

Seseorang punya hobi buruk buat meniru ya?

NANCY

Bukan kok! mama yang belikan!

Madelaine menarik cardigan wool yang dipakai Nancy.

MADELAINE

Sudahlah, kamu itu tidak cocok pakai yang begini, bintik!


CUT TO:

EXT. LORONG HBS — PAGI

Marno masih mengintip dari balik pintu. Benjen yang penasaran ikut mengintip.

BENJEN

Kamu lihat apa sih? Asyik sekali..(bisik) oooh... dia? Kau kenal?

MARNO

Hm? Iya. Kemarin sempat bicara waktu banquet penerimaan siswa baru

BENJEN

Oh? hebat juga (lirik) juffrouw De Vries itu populer. Orang baru biasanya susah kalau mau bicara dengannya, banyak yang mengkerumbungi..

MARNO

Dikerumbungi? pantas kemarin sembunyi di lapang.. perempuan mana yang betah dikelilingi orang mesum?

BENJEN

Hah?

MARNO

hAH?

Marno dan Benjen saling bertatapan.

BENJEN

Ah, salah paham. Maksud saya juffrouw De Vries itu yang satunya, kamu lihat? yang rambutnya kemerahan.. namanya Madelaine
(Jeda)
Berarti kemarin itu kamu bicara sama si bintik!

MARNO

Bintik? bukannya namanya.. siapa? Natya? Natye?

BENJEN

Juffrouw Camphuijs. Naatje.. (ketawa) kalau lidah pribumimu kesusahan, panggil saja dia Bintik!

Marno kembali melihat sekilas ke dalam kelas. Kali ini Madelaine betul-betul menarik cardigan wool yang dipakai Nancy sampai melar, beberapa kancing berserakan ke bawah.

Ketika itu, Nancy menatap ke arah pintu. Mata mereka bertemu. Tapi Marno tidak peduli. Dia memutuskan untuk lanjut berjalan.

MARNO

Tuan

BENJEN

Ya?

MARNO

Juffrouw Camphuijs ini orangnya seperti apa?

BENJEN

Biasa saja. (heran) memang kenapa?

Marno terdiam.

Di sini, masuk sedikit flashback saat mata mereka bertatapan. Mata Nancy yang berair memberi isyarat kalau dia minta tolong. Tidak berdaya.

Marno meringis, nada bicaranya seolah merendahkan.

MARNO

Dia bikin aku frustasi

Benjen tertawa terbahak-bahak.

BENJEN

Tampangnya bikin geli ya?

Marno bergumam.

BENJEN

Dia pendiam. Diajak bergaul juga diam saja. Sudah pasti sombong, orang tuanya itu asisten keresidenan.. di..(jeda) ah, lupa. Pokoknya begitu deh, aku sendiri tidak tahu pasti
(ketawa)
Dia tidak punya teman satupun, orangnya aneh, tiap istirahat makan siang dia pasti suka korek-korek tanah di kebun.. bikin merinding!

MARNO

Hmm, begitu ya

BENJEN

Tapi lebih baik agak sedikit jauh-jauh deh, nanti terseret kasus, lagi

Marno berhenti mendadak.

MARNO

Kasus apa?

BENJEN

Sombong sekali kamu ini, Marno. Ingat waktu kamu tampil, ada seorang juffrouw yang menanyaimu?

MARNO

Yang mana?

BENJEN

Waktu kamu berlagak mengajaknya berplesir ke Cirebon?

MARNO

Hah? iya, kenapa?

Benjen kelihatan geli.

BENJEN

Baru saja dipuji pintar, ternyata bodoh. Itu Juffrouw De Vries.

Baru saja mau melanjutkan mengobrol, dari belakang terdengar dehaman.

Marno dan Benjen menoleh ke belakang. Seorang guru senior menatap mereka tajam. Benjen cuma nyengir kemudian menarik Marno. Mereka berjalan terburu-buru menuju kelas.


CUT TO:

INT. KELAS — SIANG

Marno tersenyum, sesekali membalas anggukan dari siswa dan siswi yang mengajaknya berkenalan.

Marno bersandar ke kursi dan melihat ke jendela. Marno melihat Nancy sedang duduk di taman.

Marno acuh, tapi kemudian Marno melihat Nancy seperti sedang menangis. Marno menghela nafas kemudian beranjak pergi dari kelas.


CUT TO:


EXT. HALAMAN HBS — SIANG

Marno mendekati Nancy yang duduk sendirian.

MARNO

Juffrouw

Nancy menoleh, kedua matanya sembab. Nancy kelihatan betul-betul marah.

NANCY

Mau apa sinyo kesini? mau ikut meledek saya?

MARNO

Loh, bukan

NANCY

Tadi kenapa tidak menolong?

MARNO

Kenapa harus ditolong?

NANCY

Kamu nggak lihat apa yang mereka lakukan?

MARNO

Lihat

NANCY

Lalu kenapa?!

Marno senyum. Dia duduk di samping Nancy.

MARNO

Tuh, juffrouw tadi meneriaki saya. Tandanya, juffrouw punya keberanian (senyum) pakailah keberanian juffrouw buat membela diri

NANCY

(Menggeleng) gampang kalau kamu yang ngomong, Marno.. saya tidak seberani itu..

MARNO

Apa yang membuat Juffrouw takut?


Nancy diam saja. Tidak bicara, tapi menangis tanpa ada suara.

Marno mengehela nafas, dia melihat ke arah cardigan rusak di pangkuan Nancy.


MARNO

Maaf kalau kata-kata saya tambah bikin juffrouw sedih

Nancy tidak menoleh. Dia kelihatan kesal, Marno menghela nafas kemudian mengambil cardigan itu. Dia menukarnya dengan jas yang dia pakai.

MARNO (CONT'D)

Natce..

NANCY

Naatje

MARNO

Susah. Saya panggil Nancy saja ya?

Nancy menoleh, ekspresinya terlihat heran bercampur kesal.

MARNO

Saya tidak melihat setitikpun alasan yang bikin kamu pengecut. Jujur. Aneh sekali melihat kamu tidak melawan

NANCY

Kamu nggak merasa, sih.. (jeda) semua orang memihak mereka, kalaupun melawan aku bakal kalah
(kesal) kamu lihat sendiri Madelaine itu cantik. Siapa yang nggak akan memihak dia?

MARNO

Hah? memangnya kamu tidak?

Nancy menggeleng.

Marno tanpa diduga tertawa terbahak-bahak.

MARNO

Siapa yang bilang kamu jelek?

Nancy terdiam.

MARNO

Nah, tidak ada kan?

NANCY

Tapi mereka panggil aku bintik!

MARNO

Wajahmu memang bintik-bintik kok. Tapi itu karena kulitmu kan pucat?

NANCY

Tuh,kan. Coba kalau kulitku sedikit lebih cerah.. (Hela nafas) pasti aku juga cantik
(jeda) Madelaine saja bilang mukaku seperti orang pesakitan.. ya.. aku memang sakit sih, tapi tetap saja..

MARNO

Kamu sakit?

Nancy terdiam. Dia berdiri.

NANCY

Sudah ya Marno, aku mau kembali ke kelas. Sebentar lagi istirahat selesai

Nancy berbalik dan berjalan terburu-buru ke kelasnya.

MARNO

Heh!

Nancy cuma berbalik dan melambaikan tangannya.

NANCY

Dah!!

Marno cuma tertawa dan menggeleng.

Di sini, angle kamera long shot, memperlihatkan arsitektur khas HBS. Sosok Nancy berjalan terburu-buru melewati orang-orang yang terkesan tidak peduli, sambil memakai jas milik Marno.

Kamera kemudian berfokus pada wajah Nancy. Matanya memang masih agak sembab, tapi dia tersenyum pipinya sedikit merona.

MARNO (O.S)

Jelek? (jeda)

Flashback

Muncul kilas balik wajah Nancy, dari pertama bertemu hingga tadi. Adegan yang muncul berfokus pada kulit pucat Nancy.

MARNO (O.S)

Kulit pucatnya sama sekali tidak seperti orang pesakitan. (Ketawa) Saya justru malah terbayang kisah tentang salju yang turun di Eropa sana.

FADE OUT

________________________________________________________________________________

Catatan Kaki

Lagu Wilhelmus1 : Lagu kebangsaan Belanda

Aangenaam2 : Sama seperti Leuk je te ontmoeten, artinya senang bertemu dengan anda, hanya saja lebih sering dipakai oleh orang Belgia.




Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar