36. INT – RUMAH LUSI, MALAM.
Cast:
Lusiana, Nathan.
Nathan berdiri di depan pintu rumah Lusi. Pintu terbuka dari dalam, Lusi berdiri terpaku.
Nathan menarik tangan Lusi untuk mendekat.
Nathan
Kamu kenapa matiin handphone berhari-hari?
Lusi melepaskan tangannya dari Nathan, lalu berjalan ke bangku diikuti Nathan. Keduanya duduk berdampingan di bangku panjang.
Nathan menatap Lusi lekat.
Nathan
Kamu kenapa, Sayang? Aku gelisah enggak bisa telepon kamu.
Lusi
Maafin aku.
Nathan
Tapi, kamu kenapa?
Lusi menghela napas panjang.
Lusi
Aku takut nangis lagi kalau terima telepon.
Aku cape nangis.
Nathan
Kamu nangis karena Ester?
Lusi mengangkat wajah dan menatap Nathan.
Lusi
Ester cerita?
Nathan mengangguk.
Nathan
Dia juga marah sama aku kemarin. Marah besar.
Lusi
Ester benci aku.
Nathan bergeser mendekat, menarik tangan Lusi ke dalam genggaman.
Nathan
Dia enggak benci kamu, Sayang. Dia cuma kecewa.
Kecewa sama kita berdua.
Aku sudah jelasin ke dia, aku yang salah.
Lusi
Kita berdua yang salah.
Nathan menghela napas panjang.
Nathan
Aku cari kamu di kampus. Aku ketemu Dirga.
Dia bilang mungkin kamu pulang sama Anggara.
Kamu pulang sama Anggara?
Lusi mengangguk. Sesaat hening.
Nathan melepaskan genggamannya dari tangan Lusi.
Lusi
Abang marah?
Nathan menggeleng.
Nathan
Aku cemburu.
Tapi, aku tahu Anggara lebih baik buat kamu.
Lusi
Kenapa ngomong begitu?
Lusi menatap Nathan tajam.
Nathan
Aku kenal baik Anggara, Lusi. Dia baik.
Dia juga kelihatan tulus sama kamu.
Lusi
Abang enggak perlu bawa-bawa Angga kalau belum bisa move on dari Kristy!
Nathan
Kristy tahu tentang kamu, Sayang.
Dia tahu aku sayang kamu.
Sesaat hening.
Nathan
Aku enggak berani janji apa-apa, Sayang.
Karena aku tahu, enggak akan mudah ke depannya.
Sesaat saling bertatapan.
Lusi
Keluargaku lagi punya masalah berat. Tapi, aku malah mikir tentang Abang terus, tentang kita.
Aku tahu kita sama-sama sayang. Tapi, aku juga tahu kita berdua ragu karena sadar ini enggak mudah.
(Frustrasi)
Aku enggak tahu harus gimana, Abang!
Air mata Lusi berderai. Nathan menyibakkan rambut Lusi, menyusunnya rapi ke belakang telinga Lusi.
Lusi menarik tangan Nathan, menyelipkan jari-jarinya di antara jemari Nathan.
Nathan
Sayang .... Kamu mau aku bikin keputusan?
Lusi menggigit bibir, kemudian mengangguk.
Nathan menatap Lusi beberapa saat.
Nathan
Sayang, aku enggak bisa jadi pacar kamu!
Aku cuma bisa jadi teman.
Kamu ngerti 'kan, Sayang?
Lusi mengangguk. Keduanya bertatapan, masih saling bergenggaman tangan.
CUT TO