LUBANG HILUM (SEASON 1)
6. Scene 32-37

32. EXT. RUMAH HIL - HALAMAN BELAKANG RUMAH - SIANG

Cast: Ibu Mao, Yum

Kita melihat Ibu Mao meletakkan sabak di tanah yang letaknya di sekitar tembok berlubang yang kini lubangnya sudah ditutup.

Lalu Ibu Mao berjalan pergi.

Tidak lama terlihat Yum menoleh ke segala arah. Kita melihat lingkungan sekitar terlihat sepi. Yum kemudian menarik tiga kayu pagar bagian bawah lalu mengesernya ke samping kanan, ia kemudian menyusup lewat pagar yang terlepas bagian bawahnya itu, setelah berhasil menyusup Yum berjalan pelan menuju lubang.

Yum berlari menuju lubang. Wajah Yum tampak berubah murung saat melihat lubang kini sudah ditutup.

Tangan Yum meraba tembok.

YUM (V.O.)

Hil ....

Mata Yum tampak memerah. Yum kemudian melihat ada sabak di tanah.

Yum langsung mengambilnya, dan membaca tulisan yang tertulis di sabak.

Yum terlihat meneteskan air mata.

CUT TO:

33. INT. RUMAH HIL - RUANGAN RAHASIA - PAGI

Cast: Hil (17 tahun), Ibu Mao(40 tahun), Bapak Kama (45 tahun)

Fx: Tampak di layar bertuliskan tulis beberapa bulan kemudian.

Hil terlihat terbaring di lantai tanpa bantal dan selimut sambil membaca tulisan di sabak. Wajahnya terlihat murung dengan diterangi lampu minyak yang cahayanya terlihat redup.

Close up: Tulisan yang ada di sabak; Kau djuga orang lain. Seperti makanan jang membuatku bisa hidup.

Aku akan menunggumu di 17 tahun.

Dari Yum untuk Hil

Tiba-tiba Ibu Mao datang membawakan beberapa bungkusan kain.

Hil dengan cepat bangun dari rebahannya.

Hil meletakkan sabak yang ada di tangannya tadi lalu mengambil sabak yang lain dan juga grib di lantai lalu ia terlihat menulis.

Tidak berapa lama Hil memperlihatkan tulisannya kepada Ibu Mao.

Ibu Mao membacanya.

Close up: Tulisan Hil; Ibu, sudah berapa usia Hil sekarang?

IBU MAO

Usiamu sudah.

Bapak Kama tiba-tiba masuk lalu terlihat kembali menyunci pintu.

Hil terlihat tersenyum. Lalu wajahnya berubah merangut.

Hil kembali menulis dan memperlihatkan tulisannya ke Ibu Mao dan juga Bapak Kama.

Ibu Mao dan Bapak Kama terlihat membacanya.

Close up: Tulisan Hil di sabak; Sudah, apakah usia Hil sekarang sudah 17 tahun.

IBU MAO (CONT'D)

Usiamu.

BAPAK KAMA

Usiamu baru 16 tahun.

Hil terlihat menghapus tulisannya tadi lalu menulis kembali. Ia kemudian kembali menunjukkan tulisannya ke Bapak Kama dan Ibu Mao.

Close up: Tulisan Hil di sabak; Bapak berbohong. Ibu pernah berkata kalau 30 hari itu satu bulan dan 12 bulan itu satu tahun. Hil sudah mengitungnja sedjak awal Bapak mengatakan usia Hil 16 tahun dan sekarang sudah terhitung lebih dari 13 bulanan.

Hil kemudian berdiri dan melempar sabak yang sudah berisi tulis hitungannya untuk menghitung hari.

Ibu Mao terlihat menangis.

Mata Hil tiba-tiba ke arah pintu dan melirik kunci pintu yang Bapak Kama letakkan di lantai. Hil tiba-tiba berlari mengambil kunci itu.

Bapak Kama sontak ingin merebutnya tapi kalah cepat dari Hil, ia lalu memegangi perut Hil untuk mencegahnya keluar.

Ibu Mao terlihat hanya menangis.

Bapak Kama kemudian mendorong Hil sampai Hil terjatuh.

Ibu Mao kemudian terkejut lalu memegangi kaki Bapak Kama.

IBU MAO

Hentikan ....

Tangan Bapak Kama terlihat gemetar. Kita melihat Bapak Kama memegangi dada sebelah kiri. Bapak Kama jatuh. Kita melihat Ibu Mao terlihat cemas dan ikut memegangi dada Bapak Kama.

Hil dengan cepat bangun dan berjalan menuju pintu, membuka kunci sampai pintu bisa terbuka dan Hil keluar.

CUT TO:

34. INT. RUMAH HIL - KAMAR ORANG TUA HIL - PAGI

Cast: Hil, Bapak Kama, Ibu Mao

Mata Hil terlihat seperti kesilauan. Hil terlihat tersenyum melihat ke arah jendela yang terbuka lebar.

Hil berjalan lambat ke arah jendela. Kemudian dengan tiba-tiba badan Hil dipegangi Bapak Kama dengan erat dari arah belakang. Hil mencoba melepaskan pegangan dari Bapak Kama. Hil kemudian mencengkram tangan Bapak Kama. Telihat tangan Bapak Kama terluka gores oleh cengkraman Hil.

Hil berjalan cepat menuju jendela. Tangan Hil kembali diraih Bapak Kama.

Hil memalingkan arah mukanya dan memandangi Bapak Kama. Bapak Kama menarik Hil dengan kuat. Tapi Hil bisa melepaskan tarikan dari Bapak Kama. Bapak Kama terjatuh.

Sementara Ibu Mao terlihat hanya bisa duduk diam sambil menangis di dalam ruangan kamar rahasia.

Hil mencoba keluar lewat jendela. Bapak Kama dengan cepat mencoba meraih kembali tangan Hil lalu menariknya dan mendorongnya. Bapak Kama kemudian mengambil alat pahatan beton berbentuk gepeng yang ada di pojokan lemari lalu berdiri di depan jendela dan mengarahkan alat pahatan beton berbentuk gepeng ke arah Hil.

Wajah Hil tampak marah. Hil tetap berjalan maju. Hil ingin merebut alat pahatan beton gepeng dari tangan Bapak Kama tapi pahatan beton itu malah menusuk dan mengores dalam pipi sebelah kanan Hil. Pipi kanan Hil terlihat terluka parah dan darah terlihat bercucuran di pipi kanan Hil.

Bapak Kama kemudian melepaskan alat pahatan beton dari tangannya. Hil mengambil alat pahatan beton gepeng itu dengan cepat. Lalu menancapkannya ke arah perut Bapak Kama. Perut Bapak Kama keluar darah. Hil kemudian menarik pahatan beton yang sudah ia tancapkan ke perut Bapak Kama.

Ibu Mao muncul dari arah pintu lemari.

IBU MAO

Tidak ....
(Teriak)

Hil menggenggam erat pahatan beton dan terlihat di pahatan itu ada darah yang menetes.

CUT TO:

35. EXT. HUTAN - SIANG - FLASHBACK

Cast: Hil (8 tahun), Lanu (8 tahun), Ibu Mao (31 tahun), Bapak Kama (36 tahun)

Fx: Layar menunjukkan tulisan 9 tahun yang lalu.

Hil (8 tahun) terlihat menarik golok yang sudah ia tancapkan ke perut Lanu (8 tahun).

Ibu Mao muncul dari arah pepohonan.

IBU MAO

Tidak ....
(Teriak)

CUT TO:

36. EXT. JALANAN - SIANG

Cast: Warga desa

Kita melihat beberapa orang warga desa berjalan kaki.

WARGA DESA

Hukum mati anak kepala desa itu!
(Beat)
Anak itu, sudah membuat anak orang mati.
(Beat)
Maka wajib dihukum mati juga.
(Teriak)

Fx: terdengar teriakan warga desa.

Terlihat banyak warga desa menuju rumah Bapak Kama.

CUT TO:

37. INT. RUMAH HIL - KAMAR ORANG TUA HIL - SIANG

Cast: Hil (8 tahun), Bapak Kama (36 tahun)

Bapak Kama berlari sambil mengendong Hil. Dan memasukkanya ke dalam ruangan sempit bekas gudang belakang rumahnya.

Setelah memasukkan Hil ke dalam ruangan, ia terlihat menyunci ruangan itu. Ia lalu terlihat menggeser lemari untuk menutupi pintu gudang itu.

Fx: terdengar ketokan pintu dari warga desa.

WARGA DESA (O.S.)

Hukum mati!

Bapak Kama dengan tenang membuka pintu.

Terlihat banyak warga yang bergerombol.

WARGA DESA

Hukum mati!
(Teriak)

BAPAK KAMA

Saya sudah membakar anak saya hidup-hidup.

Terlihat ada asap dari arah belakang rumah.

CUT TO:




Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar