LUBANG HILUM (SEASON 1)
5. Scene 27-31

27. INT. RUMAH HIL - KAMAR ORANG TUA HIL - PAGI

Cast:Ibu Mao, Bapak Kama

Ibu Mao keluar dari pintu kamar Hil lalu menguncinya dengan tiga kunci gembok. Ibu Mao lalu terlihat keluar dari lemari yang menjadi penghubung pintu rahasia kamar Hil. Lalu ia menguncinya pintu lemari itu.

BAPAK KAMA

Siapa gadis yang masuk lewat pagar di halaman belakang.
(Suara pelan)

Ibu Mao menoleh ke arah bapak Kama yang sudah berdiri.

Ibu Mao terkejut lalu menggelengkan kepalanya.

BAPAK KAMA(CONT'D)

Ini sangat membahayakan Hil.
(Suara pelan)

Ibu Mao menggelengkan kepalanya. Air matanya tampak jatuh di pipi.

CUT TO:

28. INT. RUMAH HIL - RUANGAN RAHASIA - MALAM

Cast: Hil

Terlihat cahaya lampu luar masuk dari lubang, menyinari wajah Hil dari samping. Hil terlihat tersenyum.

Hil bersandar di tembok di samping lubang sambil memandangi kacang polong mata hitam rebus yang dikasih Yum tadi pagi.

Lalu Hil berbaring di lantai sambil menggenggam kacang polong mata hitam rebus dari Yum lalu memakannya.

CUT TO:

29. INT. RUMAH HIL - RUANGAN RAHASIA - MALAM

Cast: Ibu Mao, Bapak Kama, Hil

Bapak Kama membuka pintu ruangan lalu menguncinya lagi. Bapak Kama terlihat membawa dua ember, satu ember berisi air, satunya lagi berisi semen cair.

Lalu Bapak Kama meletakkanya dua ember itu di lantai dan kembali mengangkat ember berisi air lagi lalu menuang airnya ke gerabah. Sedangkan ember yang berisi semen masih ada di lantai. Tidak begitu lama Bapak Kama kembali mengangkat ember berisi semen cair itu.

Hil terlihat berbaring lalu membuka matanya.

Bapak Kama menoleh ke arah Hil dengan muka terlihat datar.

BAPAK KAMA

Jangan mencoba untuk berkomunikasi dengan siapapun selain dengan bapak dan juga ibumu.

Hil dengan cepat menggambil sabak dan juga grib ia lalu terlihat menulis.

Close up: Tulisan Hil di sabak; Setelah usia keberapa, saja bisa keluar dari ruangan ini?

BAPAK KAMA

Setelah usiamu 17 tahun. Tapi selama itu kamu tidak boleh berkomunikasi dengan siapapun selain dengan bapak dan ibumu saja.

Bapak Kama berjalan menuju tumbukan pakaian lalu meminggirkannya. Bapak Kama kemudian terlihat mengambil semen cair dari ember tadi mengunakan tangannya lalu menutupi lubang yang ada di tembok dengan semen itu.

Hil hanya bisa diam melihat lubang itu ditutup. Mata Hil terlihat berkaca-kaca lalu air matanya menetes.

CUT TO:

30. INT. RUMAH HIL - RUANGAN RAHASIA- SIANG

Cast: Hil

Hil terlihat memandangi kacang polong mata hitam.

Hil kemudian mengambil sabak dan grib lalu ia terlihat menulis.

Close up: Tulisan Hil di sabak; Kita tidak bisa hidup tanpa makan dan kita djuga tidak bisa hidup tanpa orang lain. Aku ingin hidup karena itu aku makan. Aku ingin hidup karena itu aku bersama orang lain.

Dan menurutku kau adalah orang lain itu.

Tunggu aku di 17 tahun.

Dari Hil untuk Yum.

CUT TO:

31. INT. RUMAH HIL - RUANGAN RAHASIA - PAGI

Cast: Ibu Mao, Hil

Ibu Mao terlihat membuka pintu lalu menutup dan menyuncinya kembali.

Ibu Mao terlihat membawa kain bungkusan di tangannya.

Hil terlihat bersender ke tembok. Tangannya memegangi tembok yang dulunya ada lubang tapi kini sudah tertutup.

Ibu Mao mendekati Hil.

Mata Ibu Mao ke arah lubang di tembok yang kini sudah ditutup.

Ibu Mao terlihat duduk dan membuka kain bungkusan yang iya bawa. Kita melihat dalam kain bungkusan itu ada beberapa potong roti, tiga botol susu dan juga beberapa kacang mata hitam.

Hil tiba-tiba mengambil sabak yang lain lalu ia terlihat sedang menulis.

Close up: Tulisan Hil di sabak; Saja tidak akan makan, kecuali ibu bersedia memberikan pesan jang saja tuliskan ini untuk teman saja.

Kita kemudian melihat Hil menunjukan tulisanya di sabak kepada Ibu Mao.

Ibu Mao kemudian membacanya.

IBU MAO

Baiklah, ibu akan memberikannya.

Hil kemudian tersenyum ke arah Ibu Mao.

Hil terlihat sedang menulis. Lalu Hil menunjukan sabak yang ia sudah tulis ke Ibu Mao.

Ibu Mao terlihat membacanya.

Close up: Tulisan Hil di sabak; Ibu letakkan sadja sabak ini dibelakang halaman rumah kita. Teman saja pasti akan datang kesana dan akan melihatnja.

Ibu Mao menganggukan kepalanya. Lalu menyuapkan kacang kedelai untuk Hil. Hil terlihat membuka mulutnya lalu Hil tersenyum. Begitu juga dengan Ibu Mao yang juga terlihat tersenyum sambil menitikkan air mata.

CUT TO:


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar