Langit Putih Awan Biru
8. Niat jahat Pak Iwan

1  INT. DALAM SEBUAH RUANGAN – TERANG

Adi tiba – tiba mendengar suara semua keluarganya, yaitu Ibu, Ayah, Desti dan Hendri, dan dia perlahan – lahan membuka matanya.

 

Ibu

Adi bangun nak…

 

Ayah

Adi ayo bangun…

 

Desti

Kak, bangun Kak…

 

Hendri

Di, bangun…

 

Adi perlahan membuka matanya dan terkejut, ternyata dia ada dalam sebuah ruangan terang yang dibatasi oleh kaca, dan semua anggota keluarganya ada dibalik kaca tersebut. Adi berdiri menghampiri keluarganya yang ada di balik kaca dalam ruangan tersebut.

 

Adi

Ayah, Ibu, Desti, Mas Hendri, kalian kemana aja?, sekarang ini kita dimana?

(sambil menyentuh batas kaca)

 

Adi mencari jalan keluar, tetapi dia tidak menemukanya, seluruh ruangan dibatasi kaca, Adi tidak menemukan pintu untuk bisa keluar. Sedangkan semua keluarganya terus meneriaki Adi untuk keluar dari ruangan tersebut.

 

Adi

Kita dimana? Aku ga bisa keluar?

(dengan panik)

 

Adi berputar – putar mencari jalan keluar, tetapi tetap dia tidak menemukan apapun. Dan sang Ibu menghampiri Adi.

 

Ibu

Tenang nak, kamu jangan memaksakan diri.

(sambil menangis)

 

Adi

Tunggu bu, aku cari jalan keluar.

 

Adi mencari barang untuk memecahkan kaca tersebut, dan akhirnya dia memukul kaca tersebut dengan tanganya hingga tanganya memar, namun tetap saja kaca tidak retak sedikit pun. Lalu dia mendorong kasur dalam ruangan tersebut kearah kaca pembatas dengan sekuat tenaga.

 

Adi

Aaaaagghhh….!!!

(Adi berteriak sambil mendorong kasur agar dapat memecahkan kaca pembatas)

 

Alhasil kaca tidak juga pecah, Adi menangis dan menyerah, lalu tiba – tiba Rima muncul di belakang Adi.

 

Rima

Adi…!!!

(Rima berteriak)

 

Adi terkejut dan menoleh kearah Rima, Rima terus – terusan berteriak memanggil Adi, hingga tiba – tiba ruangan menjadi gelap gulita.

 

 

Cut To :

 

 

2  INT. DALAM RUMAH BAPAK TUA – KAMAR PAK IWAN – MALAM

Suara teriakan Rima tadi membangunkan Adi yang bermimpi, ternyata tadi Adi bermimpi bertemu keluarganya dalam sebuah ruangan, kini dia terbangun di dalam kamar Pak Iwan. Akan tetapi dia terus mendengar Rima berteriak memanggil namanya, Adi pun bergegas kearah pintu kamar, dan ternyata pintu kamar terkunci.

 

Adi

Rima…!!!, ada apa?

(Adi berteriak)

 

Adi berusaha membuka pintu kamar, dan juga berusaha mendobraknya dengan sekuat tenaga, tetapi pintu kamar itu di kunci dan di gembok dari luar.

 

 

Cut To :

 

3  INT. DALAM RUMAH BAPAK TUA – KAMAR KEDUA – MALAM

Ternyata Pak Iwan sudah merencanakan hal ini, Rima saat ini terikat tangan dan kakinya di kamar ini, sementara Adi terkunci di kamar sebelah. Pak Iwan pun menghampiri Rima dengan perlahan, Pak Iwan punya niat jahat kepada Rima.

 

 

Rima

Bapak tua bejat gue kira lo baik.

(berteriak)

 

Pak Iwan

Hahaha saya baik, saya beri kamu makan, saya beri tempat tidur dan sekarang akan saya beri kenikmatan.

(sambil tertawa dan hendak memperkosa Rima)

 

Pak Iwan naik keatas kasur dan mengusap rambut dan wajah Rima dengan penuh nafsu.

 

Pak Iwan

Saya sudah sepuluh tahun menduda, dan sudah lama saya tidak merasakan tubuh wanita.

(sambil mengusap rambut dan wajah Rima)

 

Rima

Emang pantes lo di cerai sama istri lo, dan pantes anak lo ga mau ketemu sama lo.

(berteriak)

 

Mendengar kata – kata itu Pak Iwan marah dan tersinggung, lalu dia menampar Rima.

 

Cut To :

 

 

4  INT. DALAM RUMAH BAPAK TUA – KAMAR PAK IWAN – MALAM

Sementara itu di kamar sebelah Adi terus berusaha mencari jalan keluar, Adi panik dan emosi, karena hal ini hampir sama dengan apa yang terjadi pada Sarah saat sebelum dia terbunuh. Adi mencoba membuka jendela, namun sayangnya jendela dipasang teralis besi, lalu dia mencoba kembali mendobrak pintu kamar dengan beberapa benda yang ada di dalam kamar.

 

Cut To :

 

5  INT. DALAM RUMAH BAPAK TUA – KAMAR KEDUA – MALAM

Wajah Rima memerah karena ditampar oleh Pak Iwan.

 

Rima

Tolong… tolong…

(berteriak)

 

Pak Iwan

Hahaha… silahkan berteriak, rumah saya jauh dari keramaian.

(tertawa)

 

Pak Iwan mulai ingin menggerayangi tubuh Rima yang terikat diatas kasur.

 

Rima

Tunggu…, tunggu…

 

Pak Iwan berhenti.

 

Pak Iwan

Kenapa?

 

Rima

Gue bakal layanin lo, tapi tolong buka ikatan gue, gw bakal layanin lebih puas.

(tersenyum)

 

Rima sepertinya sedang merencanakan sesuatu, dan Pak Iwan berfikir, dia agak sulit mempercayai Rima.

 

Rima

Dibanding dengan posisi gue terikat gini, lo cuma memuaskan diri lo aja, kalo gue di lepas kita bisa sama - sama terpuaskan, dan itu akan lebih nikmat. Karna gue memang PSK, ini kerjaan gue.

(dengan wajah menggoda)

 

Pak Iwan

Kamu PSK?

 

Rima

Iya, betul sekali, Adi itu mesen gue, dan karna Pak Iwan sudah kasih makanan, Pak Iwan akan gue layani hingga puas, dan gratis.

(dengan suara berbisik untuk menggoda Pak Iwan)

Pak Iwan

Wah, kebetulan brati, tapi itu tangan kenapa?

 

Rima

Ini karena sebelumnya main sama Adi, dia terlalu nafsu, jadi kepentok lemari.

 

Pak Iwan

Oke tunggu sebentar, saya kunci pintu dulu biar kamu ga kabur.

 

Rima

Silahkan, gue ga akan kabur.

 

Pak Iwan berjalan kearah pintu dan menguncinya, lalu kuncinya disimpan di dalam saku celananya. Rima memperhatikan itu, karena strategi Rima untuk bisa melarikan diri. Lalu Pak Iwan berjalan kearah Rima dan melepaskan semua ikatan Rima.

 

 

Cut To :

 

6  INT. DALAM RUMAH BAPAK TUA – KAMAR PAK IWAN – MALAM

Sementara itu, Adi masih belum berhasil mendobrak Pintu yang di kunci dan di gembok dari luar, tetapi Adi terus berusaha. Hingga akhirnya dia menemukan sebuah kapak kecil dibawah kasur, dia lalu menggunakan itu untuk menghancurkan pintu kamar.

 

Cut To :

 

 

7  INT. DALAM RUMAH BAPAK TUA – KAMAR KEDUA – MALAM

Pak Iwan selesai melepaskan semua ikatan Rima, dan dia yang sudah sangat nafsu tidak menyadari di kamar sebelah Adi sedang berusaha menjebol pintu kamar, bahkan dia hendak ingin mencium Rima, namun ditahan oleh Rima.

 

 

Rima

Etttsss…, sabar Pak Iwan.

(dengan rayuan)

 

Pak Iwan

Kamu lama sekali, saya sudah tidak tahan.

 

Rima

Waw, sabar, Pak Iwan tidur, biar gue yang diatas.

 

 

Pak Iwan pun terlentang dan mengikuti kata – kata Rima, Rima perlahan – lahan mendekati wajah Pak Iwan, dan dengan sigap dia mengambil bantal lalu menutup wajah Pak Iwan dan duduk diatas dada Pak Iwan. Pak Iwan memberontak namun tenaga Rima cukup kuat untuk menahan bantal dan membuat Pak Iwan Sulit bernafas, setelah beberapa menit Pak Iwan pun lemas dan tak berdaya, dia tak lagi memberontak dan dia sudah tak bergerak. Lalu Rima berhenti dan mulai ingin mengambil kunci kamar yang disimpan di saku celana Pak Iwan.

 

Rima

Aduh kuncinya di saku celananya lagi.

 

Rima agak jijik dan mulai memasukan tanganya ke saku celana Pak Iwan untuk mengambil kunci, namun ternyata Pak Iwan masih sadarkan diri dan dia menggenggam pergelangan Rima.

 

Pak Iwan

Dasar pembohong…!!!

(Dengan marah)

 

Pak Iwan yang sangat marah karena dibohongi oleh Rima, lalu menampar Rima hingga terjatuh, dan dia berdiri hendak memukul Rima. Namun Rima berhasil mengelak, Pak Iwan seperti kesetanan terus menerus ingin memukul Rima. Rima pun terus berusaha mengelak, walau sesekali terkena pukulan Pak Iwan, hingga akhirnya tali yang tadi di pakai untuk mengikat Rima, langsung dimanfaatkan oleh Rima, dan Rima berhasil mengalungkan tali itu ke leher Pak Iwan, dan mengikatnya dengan sekuat tenaga, Pak Iwan memberontak, tetapi Rima terus berusaha agar tidak lepas, hingga akhirnya kini Pak Iwan bener – benar tumbang, Rima berhasil namun telapak tangannya yang terluka mengeluarkan sedikit darah. Rima terduduk lemas sesaat dan berusaha bangkit lalu mengambil kunci kamar di saku celana Pak Iwan.

 

 

Cut To :

 

8  INT. DALAM RUMAH BAPAK TUA – KAMAR PAK IWAN – MALAM

Adi akhirnya berhasil menjebol pintu kamar dan berhasil keluar.

 

Adi

Rima…

(Berteriak)

 

Adi berlari kearah kamar yang ada Rima.

 

Cut To :

9  INT. DALAM RUMAH BAPAK TUA – KAMAR KEDUA – MALAM

Rima sudah mendapatkan kunci dan hendak keluar dari kamar, lalu Adi mengetuk pintu kamar dari luar, Rima membukakan pintu langsung memeluk Adi sambil menangis.

 

Rima

Maafin aku, aku ga percaya sama kamu.

(sambil menangis)

 

Adi

Kamu gapapa?, dia mau ngapain kamu tadi?

(sambil menenangkan Rima)

 

Rima

Ternyata kamu bener, dia orang jahat, dia hampir perkosa aku, untung aku berhasil ngelawan.

(sambil menangis)

 

Adi

Yaudah gapapa, yang penting kamu aman sekarang, mending kita pergi dari sini sekarang.

 

Adi dan Rima bergegas pergi dari Rumah Pak Iwan, dan Adi melihat kunci mobilnya Pak Iwan diatas meja, langsung mengambilnya.

 

 

Cut To :

 

10 INT. DALAM MOBIL – SUBUH – PAGI

Adi dan Rima masuk kedalam mobil, Adi menyalakan mobil dan kemudian jalan. Mereka jalan tidak tau arah, yang terpenting adalah mencari tempat yang aman dari gangguan siapapun. Sementara itu perban di tangan Rima agak memerah karena pertengkaran dia dengan Pak Iwan Tadi.

 

Adi

Tangan kamu berdarah lagi?

 

Rima

Gapapa kok Di, nanti juga kering lagi kok.

 

 

Rima masih sedikit menangis mengingat kejadian semalam, dia tak menyangka orang yang dia kira baik ternyata punya niat jahat kepadanya.

 

Adi

Tenang ya, kita udah aman kok sekarang.

 

 

Rima

Harusnya aku dengerin kamu yang dari awal memang sudah curiga dengan Pak Iwan, aku ga nyangka dia punya niat jahat begitu.

 

Adi

Untung kamu bisa melawan, kamu hebat.

(sambil tersenyum)

 

Rima

Ya kalo aku ga ngelawan, aku ga tau nasib aku gimana?

(sambil tersenyum)

 

Adi menghentikan mobilnya di pinggir jalan, dia ingin membersihkan luka di tangan Rima.

 

Rima

Kenapa Di?

 

Adi

Sebentar, Luka kamu itu harus di bersihin, kalo ga infeksi nanti.

 

Adi mencari P3K dalam mobil, dan beruntung ada kotak P3K didalam mobil Pak Iwan.

 

Adi

Nah ini, lengkap juga mobil Pak Iwan ini ya.

 

Rima tertawa, lalu Adi membuka perban Rima pelan – pelan, setelah terbuka Adi membersihkan lukanya dengan alkohol.

 

Rima

Awww…

(Rima kesakitan)

 

Adi

Sakit ya, aku pelan – pelan nih.

 

Adi dengan sangat hati – hati membersihkan luka di tangan Rima, setelah bersih Adi kembali menutup luka di tangan Rima dengan kapas dan di balut perban.

 

Rima

Makasih ya Di.

 

Adi

Iya sama – sama.

 

 

 

Rima

Aku udah banyak ngerepotin kamu, maaf ya, kamu jadi kebawa masalah aku.

 

Adi

Ga kok, aku ga merasa begitu.

 

Adi selesai membalut tangan Rima dengan perban.

 

Adi

Dah selesai nih.

(Tersenyum)

 

Rima tersenyum dan Adi kembali menjalankan mobilnya.

 

Rima

Sekali lagi makasih ya Di, dan maaf.

 

Adi

Iya iya, udah ya, kamu ga ngerepotin kok.

 

Saat sedang berkendara, Adi terkejut karena tiba – tiba saja ada seseorang yang menyebrang tiba – tiba. Adi terkejut dan melakukan rem mendadak.

 

Rima

Ada apa Di?

 

Adi

Tadi aku kayak ngeliat ada yang nyebrang, tapi kok ga ada siapa – siapa ya?

 

Tanpa mereka sadari, ternyata ada seseorang berjubah hitam yang selama ini mengejar Rima di sebelah kiri Mobil dan hendak membuka pintu mobil.

 

Rima

Di, ayo jalan…

(berteriak)

 

Adi dengan cepat menjalankan mobilnya, dan seseorang berjubah hitam tersebut tidak menyerah, dia berlari mengejar mobil mereka, dan berhasil naik di bak belakang mobil, Adi dan Rima semakin panik, karena seseorang berjubah hitam tersebut terangkut di mobil mereka.

 

Rima

Di, ternyata dia ada di belakang.

 

Adi berfikir keras untuk menyingkirkan seseorang berjubah hitam itu, sementara dia menyerang Rima dari kaca pintu kiri mobil. Rima berteriak ketakutan, Dan Adi melihat ada peluang, dia mengarahkan mobilnya sedikit ke kiri agar seseorang berjubah hitam itu jatuh terkena ranting pohon, dan tepat sasaran, akhirnya seseorang berjubah hitam itu terjatuh. Adi terus melaju cepat dengan mobilnya. Kali ini mereka selamat dan terbebas kembali dari pengejaran seseorang berjubah hitam itu.

 

Adi

Hampir aja ya.

 

Rima

Iya, masih selamat kita kali ini.

 

Adi

Kenapa dia ga berhenti ya ngejar kamu?

 

Rima

Aku juga ga tau.

 

 

Cut To :

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar