Langit Putih Awan Biru
2. Awal 2

1  EXT. DEPAN MINI MARKET – SIANG

Adi parkir di depan Minimarket tempat adiknya bekerja, berharap adiknya ada disana. Adi mengintip dari depan pintu Minimarket dan terlihat kasir yang bertugas bukan adiknya. Dia pun mencoba menelpon adiknya, tetapi lagi – lagi nomor yang dia tuju tidak aktif. Dia memutuskan masuk kedalam Minimarket untuk bertanya keberadaan adiknya.

 

CUT TO:

 

2  INT. DALAM MINIMARKET – SIANG

Adi masuk kedalam Minimarket dan langsung menuju meja kasir.

 

Adi

Permisi mbak, mau Tanya. Desti hari ini masuk ga ya?

 

Kasir

Desti? Siapa ya itu mas?

 

Adi

Kasir juga mbak disini, mbak ga tau?

 

Kasir

Disini ga ada kasir yang namanya Desti mas, bukan di toko ini mungkin?

 

Adi

Disini mbak, beneran ga tau mbak?

 

Kasir

Bener mas, saya ga tau Desti itu yang mana?

 

Adi

Oke mbak, Terima Kasih.

(Dengan rasa Heran dan Pasrah)

 

Adi masuk keluar dari Minimarket dengan sangat bingung.

 

Adi

Ada apa dengan hari ini? Kemana semua orang?

(berbicara sendiri)

 

Adi mencoba menelpon Hendri, namun hasil tetap sama, nomor yang dia tuju tidak aktif. Kemudian Adi mengambil motornya dan pergi.

 

CUT TO:

 

 

 

3  EXT. DEPAN BENGKEL – CUKUP RAMAI - SORE

Adi tidak menyerah, dia terus berusaha. Dan dia ke bengkel tempat Hendri bekerja. Dia mencoba bertanya kepada seorang montir yang sedang merokok di dean bengkel.

 

Adi

Permisi Bang, kenal mas Hendri bang? Dia montir juga disini, hari ini masuk ga dia?

 

Montir

Hendri? Kagak ada montir yang namanya hendri disini, salah nama kali?

 

Adi

Ada bang, orangnya tinggi – tinggi gitu.

 

Montir

Eh bang, lu liat tuh orang – orang di bengkel. Banyak yang tinggi – tinggi, tapi bener dah kagak ada yang namanya Hendri disini.

 

Adi

Oke deh bang, makasih ya.

 

Adi kembali pergi dengan rasa penasaran, kenapa semua anggota keluarga dan rekan kerjanya menghilang. Dan kenapa semua tidak bisa dihubungi.

 

CUT TO:

 

4  INT. DALAM RUMAH – SORE

Adi yang lelah menjalani hari yang tidak biasa ini, dan dia pun pulang, berharap semua keluarganya ada dirumah.

 

Adi

Ibu…, Ayah…, Desti…, Mas Hendri…

(Tetap tidak ada yang menjawab)

 

Adi memeriksa semua kamar dirumah, dan semua kosong. Entah kemana perginya semua keluarganya. Hingga dia tidak sengaja melihat sebuah kalender dikamar Ayah dan Ibunya, Kalender tersebut sudah banyak di tandai dan dicoret di beberapa tanggal setiap bulanya. Salah satunya adalah di tanggal 23 Maret yang bertuliskan “ngobrol bersama anak ku Adi”, lalu di tanggal 30 Maret “Jogging bersama Adi” hingga setiap minggunya selalu ada catatan. Dan Adi sangat mengenali tulisan itu adalah tulisan ayahnya. Membuat Adi teringat bahwa ayahnya sering sekali mengajak Adi untuk bersantai bersama tetapi Adi selalu tidak bisa.

 

CUT TO:

5  INT. DALAM RUMAH – PAGI

Flashback…

 

Ayah

Di, Minggu ini ada acara ga? Kita Jogging yuk.

 

Adi

Aku ada janji keluar sama temen yah, next time aja.

 

Ayah

Oh gitu, Iya gpp, next time aja.

 

Flashback… (beberapa hari berikutnya)

 

Ayah

Di, minggu ini dirumah kan?, ayah ada kopi Gayo dari Aceh nih, dapet dari temen Ayah, katanya rasanya enak. Kita ngopi santai dirumah yuk.

 

Adi

Aku mau keluar yah, minggu depan aja ya.

 

Ayah

Oh kamu mau keluar, yaudah iya minggu depan aja, Hati – hati ya.

 

Berkali – kali ayah kecewa karena Adi selalu berjanji next time tetapi tidak pernah ditepati. Sering ayah sedikit sedih dan di tenangi oleh Ibu, ayah coba memahami kalo anaknya sedang sibuk.

 

CUT TO:

 

6  INT. DALAM RUMAH – SORE

Kembali ke Adi yang sedang dikamar Ayah dan Ibu, Adi cukup menyesal tidak pernah mau bersantai dirumah dengan ayahnya sambil berbincang – bincang hangat. Adi melihat foto keluarganya yang ada di kamar Ayah dan Ibu sambil tersenyum.

 

Adi kembali mencoba menelpon keluarganya, tetapi hasilnya masih tetap sama. Lalu dia juga mencoba menelpon beberapa teman – temanya, namun hasilnya juga sama nomor tidak aktif.

 

Adi masih berusaha, kali ini dia mau mencoba pergi kerumah Rico teman dekatnya. Berharap kalo Rico ada dirumah. Dan dia bergegas mengambil motor dan berangkat.

 

 

CUT TO:

7  EXT. JALAN RAYA – TIDAK TERLALU RAMAI - SORE

Saat hendak akan pergi keruma Rico, tiba – tiba saja Adi dihadang oleh seorang wanita yang sedang berlari ketakutan dan meminta pertolongan Adi.

 

Wanita

Mas Stop Mas.

(Sambil menghadang adi di jalan)

 

Adi terkejut dan melakukan rem mendadak yang hampir membahayakan dirinya dan wanita tersebut.

 

Adi

Woy Mbak, gila lo ya, mau mati?.

(dengan nada marah)

 

Wanita

Iya maaf mas, tolong saya mas saya lagi dikejar – kejar orang misterius.

(dengan penuh ketakutan)

 

Mendengar hal tersebut, Adi langsung menyuruh wanita tersebut naik ke motornya.

 

Adi

Yaudah cepet naik, mana orangnya?

 

Wanita

Sebentar lagi dia mendekat mas, ayo jalan mas.

 

Adi bergegas menjalankan motornya, dan benar saja terlihat seseorang menggunakan jubah hitam dengan wajah yang tertutup sedang berlari kearah mereka. Tetapi Adi sudah cepat menjalankan motornya sehingga seseorang berjubah hitam tersebut tertinggal.

 

CUT TO:

 

8  EXT. DIATAS MOTOR – SEDANG BERJALAN – SORE

Close Up wajah Adi.

 

Adi

Kenapa orang tadi ngejar – ngejar mbak?

 

Wanita

Saya ga tau mas, sudah 2 hari saya dikejar – kejar.

(Close Up)

 

Adi

Wah sudah 2 hari?, Kok bisa?

(Close Up)

 

Adi

Saya ga tau mas, yang jelas saya takut.

(Close Up)

 

Adi

Tenang mbak, udah jauh juga kok orangnya.

(Close Up)

 

CUT TO:

 

9  EXT. DEPAN HALTE – SORE

Adi menghentikan motornya di depan sebuah halte, dan meminta agar wanita tersebut turun disini.

 

Adi

Mbak, maaf mbak turun sini aja ya, saya ada hal yang harus saya urus.

 

Wanita

Tolong mas, jangan tinggalin saya, saya takut.

 

Adi

Ga usah takut mabak, orangnya udah ketinggalan jauh kok tadi, lagian disini kan banyak orang, ga akan berani juga orang misterius itu kesini.

 

Dengan sangat terpaksa wanita terserbut turun dan dengan rasa kecewa terhadap Adi.

 

Adi

Maaf ya mbak, yaudah saya pergi dulu.

 

Wanita tersebut tidak menjawab dan hanya diam saja, wajahnya tampak kesal dengan Adi. Adi pun pergi meninggalkan wanita tersebut sambil melihat wanita tersebut dari kaca spion. Sebenernya Adi juga tidak tega meninggalkan wanita tersebut, tetapi karena dia takut dan tidak mau terlibat dengan orang misterius tadi, Adi terpaksa meninggalkan wanita tersebut.

 

CUT TO:

 

10 EXT. DEPAN RUMAH RICO – SEPI – MALAM

Adi berhenti di depan rumah Rico, dan mencoba menelpon Rico, namun tetap saja nomor tidak aktif. Lalu dia memutuskan untuk berteriak memanggil Rico.

 

Adi

Asalamualaikum, Rico…, permisi.

(dengan berteriak)

 

Sama sekali tidak ada jawaban, dengan sangat kecewa Adi pun akhirnya kembali pulang kerumah.

 

CUT TO:

 

11 INT. RUMAH ADI – RUANG TAMU – MALAM

Adi membuka pintu rumah dan masuk kedalam, dia duduk di sofa rumahnya dan menghela nafas dengan kelelahan. Lalu dia mengambil minuman kaleng yang ada di lemari Es rumahnya, sambil merenung dan berfikir apa yang terjadi. Adi sudah pasrah dan tidak mau lagi berteriak memanggil keluarganya, tidak mau lagi menelpon semua keluarga dan teman – temanya, karena semua usaha sudah dia lakukan dan tidak ada hasilnya. Adi mencoba menyalakan televisi untuk menenangkan hatinya, namun saat dinyalakan tidak ada siaran apapun, dia mulai emosi dan membanting remote televisinya hingga hancur sambil berteriak.

 

ADI

Kenapa ini…?

(sambil berteriak)

 

Dengan penuh emosi Adi membanting beberapa barang yang ada di rumahnya, termasuk Televisi dan meja. Dan dia terus berteriak kesal. Tidak sengaja dia melihat sebuah foto yang jatuh dari atas lemari, foto yang sudah berdebu. Adi membersihkan foto itu dan ternyata itu adalah foto dia dengan Sarah, foto saat mereka berpacaran dulu. Foto kenangan tersebut membuat Adi teringat dengan Sarah.

 

 

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar