Langit Putih Awan Biru
6. Melarikan diri

1  EXT. JALANAN – MALAM

Adi dan Rima berlari kencang menjauh dari rumah, mereka berdua berlari tanpa arah dan tidak tau mau kemana. Setelah berlari cukup jauh, mereka berhenti sebentar untuk beristirahat.

 

 

Adi

Sepertinya kita udah lumayan jauh.

(sambil terengah – engah sehabis berlari)

 

Rima

Iya, sepertinya, kita istirahat dulu aja.

(sambil terengah – engah sehabis berlari)

 

Adi

Oke

(masih terengah – engah)

 

Adi sedikit kesal, karena Rima rumahnya jadi hancur.

 

Adi

Sekarang kita mau kemana?, rumah saya hancur, harusnya tadi kamu ga usah masuk kerumah saya.

(dengan nada kesal)

 

Rima

Iya maaf, saya ga tau lagi harus kemana?, mau minta tolong kemana?, semua keluarga dan teman – teman saya menghilang.

 

Adi terdiam, dan menjadi tidak tega karena nasib mereka sama saat ini.

 

Adi

Yasudah, ayo kita jalan lagi, kita cari tempat yang aman.

 

Rima mengangguk, dan mereka berdua kembali jalan untuk mencari tempat yang aman untuk bersembunyi. Tetapi saat sedang berjalan, tiba - tiba Adi berubah pikiran dan berhenti, Rima pun ikut berhenti dan bertanya kepada Adi.

 

Rima

Kenapa?

 

Adi

Apa lebih baik aku ambil motor aja dirumah, biar kita bisa lebih jauh dari orang tadi.

 

Rima

Tapi dia kan tadi masih pingsan dirumah kamu, jangan, bahaya kalo kita balik lagi kesana.

 

Adi

Kalo naik motor kita bisa lebih cepet lari, gimana kalo dia ketemu kita terus ngejar lagi?, kamu tunggu sini ya sebentar, kunci motor aku ada di saku celana, dan motor aku ada di depan rumah, aku langsung nyalain motor terus kesini lagi, tunggu ya.

Adi berlari kearah rumah dan meninggalkan Rima sebentar, Rima hanya bisa melihat Adi dengan ketakutan, tapi dia menunggu Adi di posisi saat ini.

 

Cut To :

 

2  EXT. DEPAN RUMAH – TERAS – MALAM

Adi mengendap – ngendap masuk ke teras rumah, sambil mengintip ke dalam rumah. Dan ternyata seseorang berjubah hitam itu sudah tidak ada di dalam rumah Adi, Adi langsung bergegas menyalakan motor dan jalan dengan kencang kearah Rima.

 

Cut To :

 

 

3  EXT. JALANAN – SEPI - MALAM

Adi kembali ke tempat Rima menunggu, tetapi Rima sudah tidak ada di lokasi. Adi panik dan berteriak memanggil Rima.

 

Adi

Rima… Rima…

(Adi berteriak)

 

Adi sangat panik, dia berusaha mencari Rima. Adi berjalan tanpa arah untuk mencari Rima, dia tidak tau kemana Rima. Lalu dia mendengar suara teriakan, dan itu suara Rima.

 

Rima

Tolong… tolong… Adi tolong…

(Rima berteriak)

 

Adi bergegas kearah suara teriakan Rima berasal, ternyata Rima sedang diangkut diatas pundak seseorang berjubah hitam tersebut, Rima terus berteriak sambil bergerak untuk bisa lepas. Adi memberanikan diri untuk berteriak kepada seseorang berjubah hitam tersebut.

 

Adi

Berhenti…

(Berteriak)

 

Seseorang berjubah itu menengok kearah Adi, dan menurunkan Rima, tetapi kedua tangan Rima masih dia pegang dengan erat.

 

 

Adi

Apa salah dia? Lepasin dia

 

Seseorang berjubah hitam itu mengeluarkan sebuah pisau dan menusuk telapak tangan Rima, sontak Rima berteriak kesakitan.

 

Adi

Jangan…

(Adi berteriak)

 

Adi yang teringat dengan meninggalnya Sarah yang juga di tusuk, dia tanpa ragu menjalankan motornya dan ingin menabrak seseorang berjubah hitam tersebut. Seseorang berjubah hitam itu tertabrak oleh motor Adi, dia pun jatuh.

Adi langsung mengangkat Rima dengan cepat keatas motornya dan dan langsung menjalankan motornya. Mereka berjalan menjauh dari seseorang berjubah hitam tersebut, Rima kesakitan dan lemas diatas motor, darah keluar dari tangannya cukup banyak. Dan Adi berhenti sebentar mengeluarkan sapu tangan dari sakunya lalu mengikatkannya ke telapak tangan Rima yang tertusuk tadi. Pendarahan di telapak tangan Rima sedikit berkurang setelah diikat dengan sapu tangan Adi. Rima masih lemas dan kesakitan.

 

Adi

Tahan ya, sabar, kita cari rumah sakit dulu.

 

Adi sangat ketakutan, karna dia tidak ingin hal yang pernah terjadi pada Sarah itu terjadi kembali pada Rima. Adi berusaha secepatnya mencari rumah sakit untuk menolong Rima.

 

Cut To :

 

4  EXT. PARKIRAN RUMAH SAKIT – RAMAI - MALAM

Motor Adi berhenti di parkiran rumah sakit, Adi turun dan menuntun Rima yang kesakitan dengan perlahan.

 

Adi

Pelan - pelan.

(sambil menuntun Rima turun dari motor)

Rima

Iya.

(Turun dari motor dengan perlahan dan dituntun oleh Adi)

 

Mereka berdua masuk kedalam Rumah Sakit.

 

Cut To :

5  INT. DALAM RUMAH SAKIT – RAMAI - MALAM

Adi dan Rima masuk kedalam Rumah Sakit, karena tangan Rima yang berlumuran darah, Rima langsung ditangani karena ditakutkan akan kehabisan darah. Rima dibawa masuk ke ruangan untuk ditangani, sementara itu Adi menunggu diluar ruangan. Adi bersabar menunggu Rima diluar ruangan, dan duduk di ruang tunggu. Tidak lama kemudian Rima telah selesai ditangani, tangan Rima penuh dengan perban dan berjalan menghampiri Adi.

 

Rima

Makasih ya.

(sambil duduk di sebelah Adi)

 

Adi

Iya, sama – sama, sudah mendingan kan?

(terlihat khawatir)

 

Rima

Udah kok

(Tersenyum)

 

Adi

Yaudah tunggu disini ya, aku mau selesain administrasi dulu.

 

Rima mengangguk dan Adi berjalan menuju kasir Rumah Sakit, Rima tersenyum – senyum sendiri dan terpesona dengan kebaikan Adi yang mau menolongnya sejauh ini. Adi yang sudah menyelesaikan pembayaran kembali ke tempat Rima.

 

Adi

Sekarang mau kemana kita?

 

Rima

Aku juga ga tau.

 

Adi

Yaudah kita disini dulu aja, biar kamu istirahat dulu.

 

Rima

Iya boleh, disini sepertinya lebih aman.

 

Adi dan Rima beristirahat di Rumah Sakit, tiba – tiba saja Adi penasaran dengan Rima, bagaimana keluarganya.

 

Adi

Kamu tinggal sama orang tua?

 

Rima

Iya, aku anak pertama, aku punya adik laki – laki, namanya Rendi, dia anak yang pinter, kebanggaan kedua orang tua aku, banyak prestasi yang udah dia capai.

 

Adi

Wah hebat dong, bangga banget pasti ya kamu punya adik pinter.

 

Rima

Iya, aku bangga, aku seneng, tapi orang tua aku selalu bandingin aku sama dia, selalu bilang kamu bukan contoh yang baik buat adik kamu, seharusnya kamu bisa seperti dia, punya banyak prestasi. Ya memang aku berbanding terbalik, 360 derajat dengan adik aku.

(sedikit tersenyum)

 

Adi

Ya gapapa lah, namanya keluarga, perbedaan ya pasti ada.

 

Rima

Iya, perbedaan yang cukup jauh, aku ga punya prestasi apa – apa, hidup aku berantakan, ya bukan anak yang baik lah. Udah ah, aku males bahas ini, kalo kamu gimana?

 

Adi

Kalo aku ya sama aja, aku sama adik aku ga terlalu beda sih, Cuma anak yang biasa – biasa aja. Cuma aku salut sama adik aku, karna posisi keuangan keluarga aku yang saat ini sedang sulit, dia berkorban untuk kuliah sambil bekerja, dia berusaha membiayai kebutuhanya sendiri, sedangkan aku saat kuliah semua masih di biayai orang tua.

 

Rima

Hebat ya, mandiri.

 

Adi

Iya, dia mandiri banget. Kalo ngomongin keluarga, aku jadi inget ayah aku.

 

 

Rima

Kenapa memang?

 

Adi

Ya, aku nyesel sih, jadi dulu waktu masih bekerja, ayah aku itu orang yang sangat sibuk, sangat jarang ada waktu untuk keluarga, selalu dia bilang besok ya, minggu depan ya, kalo misal aku ngajak untuk sekedar ngobrol dan bersantai.

 

Rima

Ya namanya orang tua, dia bekerja keras kan untuk keluarganya juga, harusnya kamu bisa ngerti.

 

Adi

Masalahnya ini bener – bener super sibuk, aku berasa ga punya ayah saat itu, Cuma ibu yang selalu ada. Hingga akhirnya saat dia sudah pensiun dan saat itu juga aku sudah bekerja, aku balas semua, sekarang karma buat dia, sering dia mau ngajak aku sekedar ngobrol santai, tapi karna aku selalu terbayang masa lalu, jadi aku tolak. Tapi sekarang aku nyesel, ternyata memang saat itu dia berusaha mati – matian untuk membiayai dan menghidupi keluarganya, dan saat dia pensiun baru punya waktu, dia mau membayar semua kesalahannya dulu, tapi bodohnya, aku malah balas dendam.

 

Rima

Sabar ya, semoga kita bisa kembali ke kehidupan normal lagi, dan memperbaiki semua kesalahan kita.

 

Adi terkesima saat Rima menatap dan menenangkan dia yang sedang rindu dengan ayahnya, mereka berdua mulai saling tertarik. Adi dan Rima saling menatap dan kedua wajah mereka saling mendekat dengan perlahan, mereka berdua hendak berciuman karena sudah ada ketertarikan satu sama lain. Tetapi saat sudah mulai mendekat dan akan berciuman, tiba – tiba Rima terkejut karena melihat seseorang berjubah hitam yang sedang mengejar mereka ada sekitar 10 Meter di belakang Adi.

 

Rima

Dia ada di belakang kamu.

 

Adi menoleh kebelakang, dan benar saja, seseorang berjubah hitam tersebut sedang berjalan perlahan kearah mereka. Adi dan Rima segera berlari menjauh, dan seseorang berjubah hitam tersebut ikut berlari mengejar mereka. Hingga aksi kejar – kejaran pun terjadi di dalam Rumah Sakit, hal tersebut cukup mengganggu orang lain yang ada di Rumah Sakit tersebut. Hingga Akhirnya Adi dan Rima berhasil kearah pintu keluar dan menuju ke Parkiran Motor.

 

Cut To :

 

6  EXT. PARKIRAN RUMAH SAKIT – SEPI – MALAM

Adi dan Rima dengan cepat naik ke motor, tiba – tiba saja motor susah dinyalakan.

 

 

Rima

Ayo cepet di.

Adi

Sebentar, motor kenapa ga bisa nyala?

(sambil berusaha menyalakan motor)

 

Adi berusaha dengan keras agar motornya bisa menyala dan Rima sangat panik dan gelisah karena seseorang berjubah hitam sudah keluar dari rumah sakit dan menuju kearah mereka dengan perlahan.

 

Adi

Sial…! Ternyata bensin aku habis, kenapa harus sekarang?

Rima

Kita lari aja.

 

Adi dan Rima memutuskan untuk lari karena seseorang berjubah hitam itu sudah mulai mendekat.

 

 

Cut To :

 

7  EXT. PINGGIR JALAN – SEPI – MALAM

Adi dan Rima masih terus berlari dengan sekuat tenaga, sesekali mereka menoleh kebelakang untuk melihat apakah mereka masih dikejar. Setelah berlari cukup jauh, seseorang berjubah hitam itu sudah tidak terlihat lagi, mereka berhenti sejenak untuk beristirahat.

 

Adi

Kita istirahat dulu.

(sambil terengah – engah sehabis berlari)

Rima

Iya, tanganku masih sakit.

(sambil memegang tangan yang terluka dan terengah – engah)

 

Adi

Sakit banget?

(terengah – engah)

Rima

Lumayan.

(terengah – engah)

 

Mereka beristirahat dan duduk di pinggir jalan yang sudah mulai sepi dikarenakan sudah cukup larut malam. Rima terus memegangi tanganya yang terluka sambil meringis sesekali.

 

Adi

Tanganmu kaget, karena kita langsung lari jauh, sedangkan kamu harusnya istirahat untuk pemulihan.

Rima

Iya gapapa kok, aku masih bisa tahan.

(sambil tersenyum)

Adi

Kamu udah kuat untuk jalan lagi?

Rima

Ayo, dari pada nanti dia muncul lagi.

 

Mereka berdua memutuskan untuk kembali berjalan, untuk lebih menjauh dari seseorang berjubah hitam tersebut, walau dengan kondisi fisik yang sangat lelah.

 

 

Cut To :

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar