Katakan (Script)
4. ACT 4

35. INT. TOKO BUKU - SIANG

Rama masuk ke dalam toko yang masih sepi di kunjungi pengunjung dan kembali berdiri di dekat Pak Herman yang sedang membaca koran di tempatnya.


PAK HERMAN

Sudah pergi ke rumah sakitnya?


RAMA

Iya.


PAK HERMAN

Apa katanya?


RAMA

Seperti biasa, banyak beristirahat, minum obat secara teratur, banyak makan makanan yang bergizi dan selalu minum air putih-


PAK HERMAN

Lalu, bagaimana dengan pendonor? apa udah ada seseorang yang dengan sukarela melakukannya?


Rama menggelengkan kepala.


RAMA

Tidak, mana ada orang yang mau memberikan kehidupannya pada orang lain. Lagipula jika tidak ada juga tidak apa, malah itu lebih bagus, soalnya aku juga sudah tidak memiliki alasan untuk melanjutkan hidupku lebih lama lagi.


PAK HERMAN

Rama!


RAMA

Aku sudah tidak sudi hidup berdampingan sama dunia yang sudah busuk ini. Lihat saja sekarang, orang dewasa mengajarkan anaknya untuk menjadi orang yang serakah, kita bahkan dipaksa meyakini sesuatu yang bahkan kita tidak pahami, dan ... 


Rama kembali menggelengkan kepala dengan senyum pahit.


RAMA

Kita menyesali sesuatu yang telah hilang, tapi kita tak pernah sama sekali merasa bahagia ketika dia masih ada, kita menyia-nyiakan kesempatan itu dan terus merenung dalam keputusasaan yang mengacaukan masa depannya sendiri, dengan dalih itu adalah sebuah karma. Itu cukup lucu 'kan?


Pak Herman melihat mata Rama yang berkaca-kaca.


CUT TO:

36. EXT. PEMAKAMAN - SIANG

Daffa tengah berdoa seorang diri di depan nisan seorang wanita, selama beberapa menit hingga tak lama Haikal datang dengan sebuah bunga di tangannya.

Haikal meletakkan bunga yang dibawanya di atas nisan dan berdoa seraya meragakan salib dengan tangannya. 


HAIKAL

Cuman lu doang? Rama mana?


DAFFA

Gak tau, gue tadi udah chat dia buat dateng, tapi dia belum baca sama sekali. 


Daffa membuka matanya dan berdiri.


DAFFA (Cont'D)

Lagian dia ke sini juga mau ngapain? Rama gak punya salah apapun ke dia. Harusnya kita yang selalu datang ke sini, soalnya ini kesalahan kita berdua, meski masing-masing dari kita memiliki kesalahan yang berbeda, tapi itu lebih baik karena penyesalan memang selalu datang ketika semuanya telah berakhir.


HAIKAL

Gue gak ngerti maksudnya. Tapi, beberapa hal, seandainya gue bisa balik lagi ke waktu itu dan menjalani hidup dengan baik, mungkin kita bertiga masih bersama-sama.


DAFFA

Iya, tapi jika bukan karena ini semua mungkin sekarang kita gak akan pernah kenal sama Rama dan Bocil, dan mungkin sama dengan yang lainnya juga. Kematiannya membuat kita memiliki kehidupan baru yang lebih dewasa, tapi meninggalkan banyak penyesalan.


HAIKAL

Dan itu tidak membuatnya berarti bukan? perasaan seseorang yang ditinggalkan berbeda dengan perasaan mereka yang meninggalkan. Kita dapat berubah sementara dia harus menanggung perasaan itu untuk selamanya. Pernah gak lu sekali aja mikir gimana perasaan dia waktu itu?


DAFFA

Kenapa emangnya?


Daffa terdiam sesaat, kemudian menatap wajah Haikal yang begitu suram.


DAFFA (Cont'D)

Itu bisa lu tanyain ke diri lu sendiri!


HAIKAL

Begitu?


Haikal berjalan pergi meninggalkan Daffa seorang diri.


37. EXT/INT. MOBIL - SIANG

Haikal duduk di kursi belakang mobil. Di depannya ada seorang pria yang menjadi pengemudi pribadinya, melihat Haikal yang begitu suram melalui kaca spion yang berada di tengah mobil.


HAIKAL

Jalan Pak!


Pria tersebut segera menyalakan mesin mobilnya seraya melihat ke arah spion yang berada di sebelah kanan dan kiri, lalu menancap pedal gasnya.

Haikal berusaha menghubungi Sandra beberapa kali, namun berakhir nihil. Sandra sama sekali tidak pernah mengangkat teleponnya.


CUT BACK TO:

38. INT. TOKO BUKU - SIANG

RAMA

Dan dari keputusan bodoh tersebut, akan menimbulkan kesalahpahaman bagi mereka yang bahkan tidak mengetahui apapun. Contoh saja kita mendengar kebenaran dari A, dan kita menyalahkan B berdasarkan kebenaran yang kita dapat dari kebencian si A. Tanpa tahu bagaimana kebenaran menurut si B.


CUT TO:

39. EXT/INT. MOBIL - SIANG

Haikal yang tengah menundukkan kepala pada kursi di depannya. Terkejut begitu mendengar seseorang mengetuk pintunya dengan sangat keras. 

Haikal melihat pria yang sedang menaiki kendaraan bermotor tersebut memberinya isyarat untuk segera meminggirkan mobilnya dan berhenti.


40. EXT. JALANAN - SIANG

Segera setelah Haikal keluar dari dalam mobilnya. Faisal langsung menarik kerah Haikal dan memukul pipi sebelah kanannya dengan sangat keras.


FAISAL

Gue udah bilang, kalau lo berani macem-macem, apalagi sampai buat dia nangis, lu bakalan habis di tangan gue!


Sopir pribadi Haikal langsung beranjak keluar dari dalam mobil begitu melihat Haikal tersungkur kesakitan. Dan menghentikan Faisal yang dipenuhi amarah.


41. INT. TOKO BUKU - SIANG

RAMA

Lagipula cinta dibangun dengan kepercayaan. Untuk apa seseorang memulai sebuah hubungan, jika mereka bahkan selalu waspada terhadap pasangannya. Contohnya, melihat ceweknya mengobrol dengan cowok lain saja langsung menjadi pertengkaran hebat, atau sebaliknya.


Rama berhenti untuk menghela napas.


RAMA (Cont'D)

Dan alasan kenapa orang-orang merasa takut untuk menceritakan masa lalunya yang kelam bukan karena masa lalunya yang kelam, mereka hanya tidak ingin kehilangan orang yang dicintainya. Itu membutuhkan waktu yang lama memang, tapi jika terlalu lama bukankah artinya mereka sama sekali tidak mempercayai pasangannya. Dan kalau emang gak pengen, jangan paksa mereka buat cerita, karena kita gak tau seberapa berat masalah orang tersebut.


CUT TO:

42. EXT. JALANAN - SIANG

Daffa melihat Lulu berdiri sendirian di tepi jalan, memainkan ponsel dan memutar-mutar rambut panjangnya.


DAFFA

Sorry, gue telat datengnya. Kamu udah lama nunggu?


LULU

Dah cukup basa-basinya. Kamu mau ngomongin apa sama aku?


Daffa menoleh ke kanan dan kiri secara bergantian.


DAFFA

Kita bicaranya di Kafe sebelah sana aja, gak enak kalau bicara sambil berdiri kayak gini.


Lulu dengan malas memutar kedua bola matanya.


LULU

Iya.


43. INT. KAFE - SIANG

Daffa duduk di meja yang sama dengan Lulu, saling berhadapan, dan seorang pelayan telah membawakan dua gelas kopi yang lalu ia simpan di atas meja.


LULU

Jadi?


Daffa yang hendak meminum kopinya, kembali menyimpannya di atas meja.


DAFFA

Iya, kamu tahu, aku ingin ngomongin hubungan kita yang masih tanda tanya kayak gini. Aku ingin kita mulai dari awal lagi, dan kembali kayak dulu lagi-


LULU

Kenapa?


DAFFA

Iya, emangnya kamu masih tahan sama hubungan kita yang sekarang? ngegantung terus kayak gini? 


LULU

Selama kamu gak mau cerita, aku gak peduli. Mau gantung, putus, atau apapun. 


DAFFA

Lu!


LULU

Kalau kamu gak mau cerita sedikitpun sama aku, berarti kamu sama sekali gak percaya sama aku yang jadi pasangan kamu. Kamu pasti mikirnya hubungan kita cuman sekedar cinta monyet, tapi kalau sedari awal kamu mikirnya kayak gitu berarti kamu gak pernah sama sekali serius sama aku. Kamu cuman mau ngedapetin apa yang kamu gak punya-


DAFFA

Bukan, bukan gitu Lu! aku cuman masih belum bisa nyeritain semuanya. Aku gak mau ketika kamu udah ngedenger semua cerita aku, kamu bakalan pergi.


LULU

Gimana kamu tau aku bakalan pergi, kalau kamu sendiri aja belum coba nyeritain sedikitpun.


Daffa terdiam, sementara Lulu meminum gelas kopinya.


LULU

Sebenernya aku gak begitu peduli kamu mau cerita tentang masa lalu kamu atau enggak, itu hak-hak kamu. Tapi, ketika aku lihat kamu jalan sama cewek lain, terus aku tanya alasannya, kamu selalu bilang bahwa ini tentang dosa masa lalu kamu. Terus sampai sekarang aku selalu tanya apa masa lalu kamu, kamu selalu berdalih dengan berbagai alasan. Apa kamu cuman ngepermainin aku doang?


Daffa masih terdiam, sementara Lulu menghabiskan gelas kopinya dan segera bangun dari tempat duduknya.


LULU

Jangan temuin aku lagi. Aku pikir kita akhiri aja hubungan kita! 


Lulu pergi dan Daffa tergeleng-geleng.


SPLIT:

44. EXT. JALANAN - SIANG

Daffa dan Haikal yang masih tersungkur di pinggir jalan, sama-sama menundukkan kepala mereka.


45. INT. TOKO BUKU - SIANG

PAK HERMAN

Pidato yang bagus. Tapi, itu sudah melenceng dari pembicaraan awal kita.


RAMA

Ini tidak melenceng.


Rama menatap wajah Pak Herman.


RAMA

Ini hanya berkembang. Tidak jelas 'kan?


PAK HERMAN

Apa kamu mau bilang kalau hidup ini gak ada artinya, sama seperti yang kamu tulis di seri buku kamu yang kelima? seharusnya kamu tau kalau ada banyak sekali orang yang menolak dengan pandangan ini dan mengatakan bahwa itu menyesatkan?


Rama tersenyum.


RAMA

Aku gak terlalu peduli sama orang-orang yang hanya bisa berpendapat dengan mengutip perkataan orang lain. Mereka hanya ingin menunjukkan bahwa pandangan mereka benar dan aku salah, sementara aku sama sekali tidak peduli apakah pandangan hidupku itu hitam atau putih, karena bahkan orang paling bijaksana sekalipun, tidak bisa melihat semua jalan.


PAK HERMAN

Ok, ok cukup bapak ngerti. Sekarang mending kamu pulang, makan, terus minum obat. Inget kata Dokter kalau kamu butuh banyak istirahat 'kan?


RAMA

Iya.


PAK HERMAN

Jangan terlalu peduliin tentang apa itu hidup, apa makna hidup, atau apapun itu. Kamu cukup nikmati hidup kamu yang sekarang aja, punya pacar, pergi ke sekolah, canda sama temen, dan ngelakuin semua hal yang bikin kamu bahagia. Hidup tanpa penyesalan itu lebih baik 'kan?


Rama tersenyum dan segera berjalan keluar dari Toko Buku.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar