Katakan (Script)
7. ACT 7

65. INT. RUMAH WULAN - KAMAR WULAN - MALAM

Wulan yang sedang duduk di depan layar komputernya, menyandarkan tubuhnya ke belakang seraya menguap.

SFX: PANGGILAN TELEPON.

Wulan segera mengambil ponselnya dan melihat nama Rama terpampang pada layar ponselnya.


WULAN

Setelah semuanya?


Wulan menolak panggilan Rama dan kembali fokus pada layar komputernya.


66. INT. SEKOLAH KANTIN - SIANG

Banyak murid berlalu lalang. Wulan dan Sandra duduk pada tempat yang sama, sedang memakan makanan mereka.

SFX: PANGGILAN TELEPON.

Wulan mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya dan mematikan panggilan telepon dari Rama.


SANDRA

Siapa Lan?


WULAN

Bukan siapa-siapa.


SANDRA

Oh iya Lan, lo sama Rama udah ada perkembangan apa belum?


WULAN

Enggak.


Sandra mengangkat sedikit bahunya.


SANDRA

Seriusan lo belom ada perkembangan sama sekali sama dia?


WULAN

Banget, ngapain juga gue bohong ke lo. Lagian udah beberapa hari ini kita udah gak saling chattingan.


SANDRA

Ko bisa?


Wulan melebarkan kedua tangannya.


WULAN

Gak tahu, jangan tanya gue. Pesan yang terakhir gue kirim aja sama sekali belom dibaca sama dia, iya gini deh jadinya.


SANDRA

Rama sibuk mungkin. Jadi, gak sempet buat baca chat lo.


WULAN

Iya kalau gue mah gak dibaca sama sekali juga gak masalah. Gue gak terlalu peduliin juga.


Sandra melihat Wulan dengan tatapan sedih.


67. EXT. TOKO BUKU - SORE

Wulan masuk ke dalam Toko Buku yang telah ramai dikunjungi pengunjung. Dia berjalan, mencari buku terbaru dari Kira, dan setelah menemukannya Wulan pergi menuju kasir untuk membayarnya.

Ketika sedang mengantri.

SFX: PANGGILAM TELEPON.

Wulan dengan segera mengambil ponsel dari dalam sakunya dan mematikan panggilan telepon dari Rama, dan memasukkan ponselnya ke dalam saku rok-nya.


68. INT. KAFE - SORE

Haikal dan Sandra duduk saling berhadapan. Haikal tersenyum, mengerutkan keningnya ketika melihat Sandra meminum munumannya dengan lesu.


HAIKAL

Kenapa San? kelihatanya bt gitu.


SANDRA 

Ini gue punya temen yang lagi dideketin sama Rama-


HAIKAL

(tersenyum)

Rama deket sama cewek?


SANDRA

Iya, terus entah kenapa sekarang mereka malah jadi makin jauh kayak gitu.


HAIKAL

Jauh gimana maksudnya?


SANDRA

Temen aku bilang sih katanya karena beberapa hari ini Rama pernah baca chatnya dia lagi ....


Sandra menghela napas.


SANDRA (Cont'D)

Padahal aku udah capek-capek ngejodohin mereka, tapi Ramanya malah kayak gini.


HAIKAL

Beberapa hari ini? emangnya lo gak tau ya iya Rama sekarang lagi di mana dan kenapa?


SANDRA

Enggak kenapa emangnya?


Haikal menghela napas, mengelap seluruh wajah menggunakan tangannya.


HAIKAL

Selama beberapa hari ini Rama jarang masuk sekolah, terus kita-kita pikir Rama cuman bolos kayak biasa. Tetapi pas kemaren, wali kelas kita bilang kalau Rama sedang dirawat di rumah sakit beberapa hari ini dan untuk waktu yang lama gak akan bisa pergi ke sekolah lagi.


SANDRA

Emang dia lagi sakit apa?


HAIKAL

Gak tahu, gue juga besok libur, rencananya sama Daffa dan Bocil mau pergi ngebesuk Rama.


SANDRA

Kalau aku sama temen aku ikut boleh gak?


HAIKAL

Boleh aja sih, nanti aku jemput. Tapi, temen kamu apa hubungannya sama Rama? 'kan kalau mau nganterin mah 'kan udah ada aku. Tambah gak ada hubungannya juga sama temen kamu kalau Rama dirawat di rumah sakit.


SANDRA

Kalau buat sekedar ngelongok doang mah 'kan gapapa. Semakin banyak orang yang ngedoain, semakin baik juga harapannya.


HAIKAL

Aamiin!


SANDRA

Lah ko malah amin, aku ngedoa aja engga.


HAIKAL

Semua kata-kata yang diucapin sama kamu itu adalah doa buat aku.


SANDRA

Gombal! lagian kalau ngedoa juga, doanya bukan buat kamu tapi buat Rama biar cepat sembuh.


HAIKAL

Iya, iya.


69. INT. RUMAH WULAN - KAMAR WULAN - SORE

Wulan sedang membaca novelnya sembari rebahan di atas kasurnya. Dengan tenang.

SFX: NOTIFIKASI PESAN.

Wulan menyimpan buku dalam pangkuannya, dan mengambil ponsel yang berada pada meja di sisinya dan terlihat Sandralah yang mengiriminya pesan.

Isi pesan : 'Lan, lo besok mau ikut gak sama kita ngelongok Rama. Katanya dia lagi di rawat di rumah sakit. Kalau lo mau Dateng chat gue aja yah, biar gue bisa jemput lo dulu.'

Setelah itu, Wulan menyimpan ponselnya di tempat yang sama sebelumnya dan bersantai, membaca kembali novelnya yang terhenti di tengah jalan.


70. INT. RUMAH WULAN - KAMAR WULAN - SIANG

Ketika sedang asyik membaca dan mendengarkan musik.

SFX: NOTIFIKASI PESAN.

Wulan melihat Sandra mengiriminya pesan, untuk mengajak Wulan melongok Rama yang sedang sakit.

SFX: NOTIFIKASI PESAN.

Wulan melihat pesan yang dikirim oleh Sandra itu berisi alamat dari kamar Rama berada. 

Tetapi Wulan tidak peduli. Ia memasang kembali earphone-nya dan membaca buku yang sama.


71. INT. RUMAH WULAN - KAMAR WULAN - SORE

Pada lembaran buku terakhir, mata Wulan tiba-tiba meneteskan air mata.

Wulan beranjak bangun dari tidurnya, sebelum pergi ia mengocek-ngocek dulu matanya dan beranjak pergi di atas kasur seraya membawa handuk.

Setelah selesai mandi, Wulan memakai pakaian sederhana, tetapi rapi dan membuatnya terlihat menawan.


72. EXT. JALANAN - SORE

Wulan menunggu kendaraan umum lewat dan ia menggunakan earphone pada kedua telinganya. Dan ketika supir kendaraan umum lewat, Wulan dengan segera masuk ke dalam mobil kendaraan umum.


73. INT. RUMAH SAKIT - KORIDOR - SORE

Dengan langkah yang terburu-buru, Wulan membaca satu demi satu nama ruangan dan mencocokkan dengan nama yang dikirimkan oleh yang lain.


WULAN

Pak maaf, kamar ini ada di sebelah mana iya Pak?


Wulan menunjukkan isi tulisan pada ponselnya.


PRIA #1

Oh nanti lurus aja, mentok belok kiri!


Wulan melihat ke arah yang ditunjuk oleh pria itu.


WULAN

Terima kasih Pak!


Wulan kembali melanjutkan langkahnya, berjalan melalui jalan yang telah dikatakan oleh Pria tadi dengan langkah tenang, tetapi dengan wajah yang penuh kekhawatiran.


74. INT. RUMAH SAKIT - KAMAR RAMA - SORE

Pak Herman yang sedang berdiri memperhatikan Rama, terkejut begitu Wulan tiba-tiba masuk ke dalam ruangan.


WULAN

Permisi!


Pak Herman beranjak bangun.


PAK HERMAN

Si-


WULAN

Saya Wulan temennya Rama. Loh Bapak yang jaga di Toko Buku yang deket sama sekolahan Rama 'kan? ko Bapak bisa ada di sini?


PAK HERMAN

Bapak walinya Rama.


WULAN

Wali?


Pak Herman menaikkan sebelah alisnya, sedikit terkejut. Sementara itu Wulan berjalan maju, melihat ke arah Pak Herman sekilas lalu menatap Rama yang terbaring lemah di atas kasur.


PAK HERMAN

Kedua orang tua Rama sudah meninggal waktu ia masih kecil, dan Rama tinggal bersama dengan Kakek-Neneknya, tetapi sebelum meninggal Kakek-Neneknya menitipkan Rama pada Bapak.


WULAN

Oh begitu, pantas saja. Apa sebelumya sudah ada yang datang ke sini?


PAK HERMAN

Iya tadi mereka ke sini, dua cewek dua cowok, dan sudah pulang.


WULAN

Sudah berapa lama Rama dirawat?


PAK HERMAN

Beberapa hari yang lalu, mungkin, tiga.


WULAN

Emang Rama punya penyakit kayak apa hingga bisa sampai kayak gini?


PAK HERMAN

Rama sejak kecil punya jantung yang lemah dan pola hidupnya yang sembarangan yang ngebuat ia jadi kayak gini.


Pak Herman mengusap area matanya seraya menggelengkan pelan kepalanya.


PAK HERMAN (Cont'D)

Seandainya saya selalu berada di sisinya, mungkin gak akan pernah sampai kayak gini. Hidupnya, pandangannya, kesenangannya. Kamu pernah denger Rama tiba-tiba ngasih pertanyaan aneh tentang hidup atau sesuatu yang lain?


Wulan menganggukkan kepalanya dan berjalan menuju kursi yang berada di sisi ranjang Rama. Pak Herman sedikit menjauh untuk memberikan space bagi Wulan.

Wulan duduk di dekat Rama. Ia menggenggam tangan Rama yang lemas dan dingin dengan kedua tangannya, wajah Rama yang semula biasa saja tiba-tiba menjadi tersenyum, dan Wulan menundukkan kepalanya.

SFX: SUARA MESIN YANG MENANDAKAN SESEORANG TELAH MENINGGAL.


PAK HERMAN

Dokter! Suster!


Pak Herman pergi keluar dari ruangan dengan langkah terburu-buru. Dan Wulan hanya bisa diam termenung, hingga Dokter dan Suster tiba, Wulan beranjak bangun dari duduknya dan berjalan keluar dari dalam ruangan bersamaan dengan Pak Herman masuk kembali ke dalam ruangan.


75. EXT. JALANAN - SORE

Wulan berjalan seorang diri dengan ekspresi kosong. Langkah demi langkah, ia berjalan bak seperti seorang mayat hidup. 

Sesekali ia menghembuskan napas pada tangannya untuk merasakan sedikit rasa hangat dan mata Wulan semakin berkaca-kaca.


76. INT. RUMAH WULAN - RUANG TAMU - MALAM

Wulan masuk ke dalam rumah dan berdiri di depan pintu seperti sebuah patung.


IBU WULAN (O.S)

Wulan, kamu habis darimana? 


Wulan hanya diam.


IBU WULAN (O.S)

Wulan? Wulan kenapa hanya diam aja!


Ibu Wulan dari arah dapur berjalan mendekati Wulan dan berdiri di hadapannya, Ibu Wulan sedikit terkejut melihat ekspresi suram dari Wulan.


IBU WULAN

Wulan Ibu mau tanya, kamu habis darimana? terus kamu kenapa melamun gitu di depan pintu?


Wulan hanya berjalan melewati Ibunya dan ketika berada dekat dengannya, Ibu Wulan dengan segera memeluk tubuh Wulan ke dalam dekapan tubuhnya.


IBU WULAN

(Berbisik pada telinga Wulan)

Tidak apa-apa, keluarkan saja! gak baik kalau dipendam terus kayak gitu!


Wulan memeluk balik Ibunya dan menangis seperti seorang bayi dan Ibunya yang tersenyum, memeluk tubuh Wulan lebih erat.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar