Jomblo Getir
20. Skrip Bagian 20


38. INT/EXT KOST OGI - SIANG

HANDPHONE OGI BERGETAR. PENGINGAT MUNCUL DI LAYAR DENGAN TULISAN 'TANGGAL 5, KE RUMAH JAMILAH!'

Ogi mematikan handphone. Dia mencari baju di tumpukan baju. Baju baru, kemeja warna cokelat muda. Ogi memakai bajunya. Dia berdiri di depan cermin. Rambutnya disisir rapi. Cologne dia semprotkan dari tengkuk, dada, sampai ketiak.

OGI

(Berbisik)

Milah, bersiaplah dengan kedatanganku.

Ogi mengambil sebuah buket mawar merah di tempat tidur. Sekali lagi Ogi bercermin. Kemudian dia berjalan keluar kamar kost.

Sampai di beranda, dia berhenti. Dua temannya sudah menunggu di halaman kost. Jay dan Moeda berdiri di tengah halaman.

OGI

(Heran)

Ada apa nih? Tumben kalian nongol tiba-tiba gini.

JAYA

Ada berita duka dari Moeda, Gi!

OGI

Berita duka apaan? Ada keluarga lo yang meninggal, Da?

MOEDA

Bukan ada yang meninggal. Duka yang dimaksud Jay itu bukan itu. Tapi ngomong-ngomong elo mau ke mana, Gi? Kok rapi amat lo.

OGI

Gue mau ke rumah Jamilah. Disuruh datang ke rumahnya tanggal lima ini. Tapi beneran deh, berita duka apaan sih?

Moeda mengelus poninya.

MOEDA

Gue baru putus dari seorang cowok.

OGI

Cowok? Lo beneran udah punya pacar?

Mata Ogi membulat.

JAYA

Udah! Dia nggak cerita sama kita. Tahunya cowok itu maniak utang. Lebih ngeri dibanding gue! Akhirnya mereka putus deh! Hehehe...

Moeda melirik Jay dengan jengkel.

MOEDA

Kok lo happy gitu ngelihat gue putus. Seneng lo kalau gue jomblo lagi?

JAYA

Gue nggak happy. Gue hanya geli. Ternyata tampang bukanlah segalanya dalam satu hubungan. Elo sih, cuma melihat tampangnya yang kata lo mirip siapa? Taylor Lautner KW 12! Eh, tahunya residivis dalam hal ngutang dan hobi ngibul!

Jay tertawa keras. Moeda hanya melihat Jay dengan kesal. Ogi berdiri di beranda melihat kedua temannya dengan wajah berseri. Tangannya membawa bunga mawar.

OGI

Udah deh. Lupakan cowok maniak itu. Cowok hobi ngibul memang nggak bagus dijadikan partner. Mending kalian ikut gue ke rumah Jamilah. Nganter gue ketemu gebetan gue itu. Gue bakalan kasih tahu elo berdua gimana wajah Jamilah yang cakep dan mampu menggoda hati gue siang malam.

MOEDA

Nggak apa-apa nih kami berdua ikut lo?

JAYA

Iya, ntar bokap gebetan lo nyap-nyap lagi ngelihat gue sama Moeda.

Ogi berjalan keluar halaman kost.

OGI

ALAH! Udah deh, tinggal lo berdua ikut gue. Denger nih ya, Milah gue udah menunggu!

Ogi berjalan lebih dahulu. Jay dan Moeda mengikuti dari belakang.

39. EXT. JALAN DEPAN RUMAH JAMILAH - SIANG

Langkah Ogi semangat 45 tiba-tiba berhenti begitu di dekat rumah Jamilah. Rumah Jamilah ramai orang. Suara musik keroncong terdengar. Ada tenda berdiri di depan rumah Jamilah.

JAYA

Ada acara apa nih? Ada orang meninggal?

MOEDA

Masa orang meninggal musiknya keroncong? Kelihatannya ada hajatan deh nih. Tuh lihat, ada janur melengkung.

Moeda memasukkan handphone-nya ke saku celana.

Ogi terdiam. Perlahan Ogi berjalan mendekat. Ada pondok catering. Orang-orang kebanyakan memakai batik. Beberapa perempuan berdandan memakai kebaya.

Ada sebuah foto prewedding besar di pintu masuk. Ogi mengamati.

FOTO PREWEDDING ITU JAMILAH DAN SEORANG LAKI-LAKI. ADA TULISAN MILAH & JONI.

Badan Ogi menggigil. Badannya gemetar. Wajahnya menahan tangis.

BUNGA MAWAR YANG DIBAWA OGI LANGSUNG RONTOK SEMUA. BERGUGURAN KE TANAH.

Dari pelaminan, Jamilah melihat Ogi. Wajah Jamilah sedih. Pak Dasuki melihat Ogi dengan senyum simpul.

Moeda mendekati Ogi, ditepuk pundak Ogi dengan pelan.

MOEDA

Gi, gue tahu perasaan lo. Tapi lo harus tahu, jodoh nggak bisa dipaksa. Milah mungkin bukan jodoh lo.

JAYA

Iya, Gi. Gue dan Moeda tahu, pasti sakit banget kalau jadi elo sekarang. Tapi kita nggak mau elo terlalu sedih, Sob. Lo pasti kuat dan terus bertahan.

MOEDA

Jodoh lo nanti mungkin lebih baik dari Jamilah, Gi. Hanya aja dia belum dikirim Tuhan sekarang buat nemuin lo. Mungkin lo harus sabar.

Moeda mengelus pundak Ogi.

Ogi berjalan meninggalkan rumah Jamilah. Moeda dan Jay berjalan di sampingnya.

Moeda mengeluarkan tissu dari dalam tas. Diberikan tissu itu ke Ogi. Ogi menyusut air mata dan ingus.

Mereka berhenti di pengkolan jalan dan duduk di sebuah bangku panjang.

OGI

Thanks, Guys. Tanpa kalian mungkin gue udah beneran mengakhiri hidup. Ini cobaan berat buat gue. Gue beneran sayang banget sama Milah. Untung ada kalian berdua di hidup gue. Gue bisa bertahan kok.

JAYA

(Berteriak)

Iya dong! Harus bertahan. Nah, dengan begini kita kembali ke habitat lama! Kita menjadi kelompok jomblo bahagia... Meski jomblo, dilarang ngenes!

Jay mengepalkan tangan. Moeda dan Ogi tertawa melihat Jay. Suara keroncong dari rumah Jamilah masih terdengar.

40. EXT. PARKIR KAMPUS - PAGI

Jay memarkirkan vespa jadulnya. Dengan tengil dia membuka helm. Kemudian dia bercermin lewat kaca spion. Dirapikan jambulnya.

Jay masih nangkring di atas vespanya ketika Nona lewat.

Buru-buru Jay turun dari vespa dan berlari kecil mendekati Nona.

JAYA

Nona! Kamu manis banget sih hari ini. Bikin hatiku jedag-jeduh deh!

Nona terkejut.

NONA

(Melotot ke arah Jay)

Nggak usah ngegombal deh, Jay. Males gue ngedengernya!

JAYA

Bukan gombal. Tapi ini kejujuran!

Nona cuma menggeleng. Buru-buru dia meninggalkan Jay.

Jay bersiap mengejar Nona. Tapi Untung muncul.

UNTUNG

Jayh! Apa kabar, Jayh? Perlu bantuan mendapatkan jodoh lagi nggak, Jayh?

Jay berhenti, dia melirik Untung dengan kesal.

JAYA

Kali ini kayaknya gue nggak butuh bantuan elo deh, Tung! Cabut dulu ya!

Jay langsung lari mengejar Nona. Nona menoleh ke belakang. Melihat Jay berlari ke arahnya, Nona langsung lari. Keduanya kejar-kejaran di sepanjang koridor kampus.

CUT TO:

Di sudut lain kampus, Ogi sedang berjalan menuju penjual bakso dekat kampus. Mata Ogi bertumbukan dengan mata seseorang. Nia berdiri di depannya. Ogi tersenyum, Nia juga tersenyum.

OGI

Mau bakso? Aku yang traktir.

Nia mengangguk. Keduanya kemudian berjalan ke lapak penjual bakso. Ogi menoleh melihat Nia, Nia juga menoleh ke arah Ogi. Keduanya saling melempar senyum.

CUT TO:

Moeda berdiri di antara rak buku sebuah toko buku. Dia sedang mencari buku bacaan. Tangan Moeda mengambil beberapa buku. Dua orang perempuan muda mendekatinya, si kembar Mawar dan Melati. Mawar menepuk pundak Moeda.

MAWAR

Lihat tuh. Di jarum jam angka tiga!

Moeda menoleh ke arah yang ditunjuk Mawar. Seorang cowok sedang membaca sebuah buku.

Ketiganya langsung jongkok. Mereka bertiga terlihat berbisik-bisik. Kemudian tertawa. Moeda berdiri, melongok ke arah cowok itu dan memberikan tanda jempol ke dua temannya.

41. INT. MALL - SORE

Jay, Moeda, dan Ogi berjalan di mall. Ketiganya berjalan beriringan. Suasana mall ramai.

JAYA

Cinta itu memang kayak utang ya. Dikejar-kejar kalau lagi butuh, tapi ngumpet saat ditagih.

MOEDA

Lo nggak ada istilah lain utang, Jay? Kelihatannya lo memang hidup karena ditakdirkan untuk menjadi pengutang ya, Jay.

OGI

Bukan kayak utang kali. Tapi cinta itu kayak angkot. Kadang ngebut, tapi tiba-tiba menikung tanpa menyalakan lampu sen.

MOEDA

Elo nggak usah ngebahas masalah angkot deh! Ngingetin masa lalu gue aja deh!

Jay dan Ogi tertawa ngikik. Tawa Jay mendadak berhenti. Dia melihat seseorang.

Jay menyeruput minumannya.

JAYA

Itu kan Dabby? Ngapain dia di sini? Gue mau tanya ah, ngapain dia ke sini.

MOEDA

Emang itu Dabby?

JAYA

Iya, itu Dabby. Gue mau samperin.

Jay mendekati Dabby.

JAYA

Dabby, lagi ngapain di sini?

Dabby menoleh dengan terkejut.

DABBY

Jay? Kok kamu di sini? Aku... aku lagi nunggu temen.

OGI

Nunggu teman atau pacar? Pacar ya?

Dabby mengangguk malu. Jay menghela napas. Moeda mendekati Jay dan berbisik...

MOEDA

Tenang, Jay. Lo harus sadar, lo udah move on dari ini cewek.

JAYA

(Berbisik)

Gue udah move on. Cuma kepengen lihat kayak gimana sih pacar si Dabby. Lebih cakep dari gue kah? Kalau menurut gue sih, pastinya gantengan gue ke mana-mana!

Moeda mengangguk mengerti.

JAYA

Pacar kamu siapa sih, Dab?

DABBY

Ada deh!

Moeda dan Ogi saling pandang, kemudian sama-sama mengangkat bahu.

Tiba-tiba ada yang menyapa Dabby.

UNTUNG

Sorry, Sayang. Udah lama nunggu ya?

Dabby, Jay, Ogi, dan Moeda menoleh. Mata Jay langsung melotot.

JAYA

Untung! Loooo!

Untung menutup mulutnya karena kaget. Dabby langsung menarik tangan Untung dan buru-buru pergi.

Jay melompat dengan jengkel.

JAYA

(Teriak)

Dasar lo Untung! Musuh dalam selimut, nyamuk dalam kelambu, udang dibalik bakwan! Kurang aseeem!

Untung menoleh, tangannya hanya ditaruh di dada.

UNTUNG

SORRY JAYH!

Jay meninju tangannya. Ogi geleng-geleng kepala.

OGI

Gileee si Untung. Dia untung seperti namanya. Bisa dia dapat Dabby ya!

Moeda menepuk pundak Jay.

MOEDA

Udah, biarin aja si Dabby sama Untung, Jay. Mungkin memang jodohnya tuh! Udah nggak usah sedih dan bimbang. Besok di kampus lo cari Untung. Tanya deh tuh, dukunnya dia siapa!

Mendengar omongan Moeda, ketiganya tertawa barengan. Jay kemudian merangkul kedua temannya.

JAYA

Gue udah ngikhlasin Dabby. Terserah dia ma siapa. Yang penting kalian masih jadi sohib gue.

Moeda dan Ogi berusaha lepas dari dekapan Jay.

MOEDA

Jay, lo belum ganti parfum ya?! Masih minyak si nyong-nyong itu?

JAYA

Belum. Gue udah terlanjur sayang sama minyak wangi tinggalan nenek gue. Sekarang gue bawa nih! Kalian mau?

Jay mengeluarkan sebuah botol parfum dari dalam tas. Disemprotkan parfum itu ke teman-temannya.

Ogi dan Moeda langsung kabur. Jay mengejar mereka dengan semprotan parfum di tangannya.

FADE OUT.

TAMAT


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Begitulah cinta, getir-getir asem :D
1 tahun 4 bulan lalu
getir amat ya cinta.....
1 tahun 4 bulan lalu