Janji Bintang
1. Epilogue

1 EXT. JALAN RAYA - MALAM

Suara hujan memenuhi malam. Jalanan tampak lenggang karena malam telah larut. Sungguh malam yang sunyi. Namun suara sirene ambulance memecah kesunyian itu. Dengan kecepatan yang tinggi, mobil tersebut membelah jalan menuju ke rumah sakit.

CUT TO:

2 EXT. DEPAN UGD - MALAM

Suara sirene berhenti. DOKTER dan BEBERAPA PERAWAT dengan cepat keluar dan segera menangani PASIEN yang baru tiba tersebut.

PETUGAS AMBULANCE

Pasien mengiris pergelangan tangannya. Kami sudah berusaha menghentikan perdarahan namun tampaknya pasien telah kehilangan banyak darah.

DOKTER

(Memeriksa pergelangan tangan pasien dan menatap perawat disebelahnya)

Segera minta pemeriksaan golongan darah dan hubungi bank darah.

PERAWAT 1

Baik, Dok!

Perawat tersebut segera kembali masuk ke ruang UGD.

DOKTER

Identitas pasien?

PETUGAS AMBULANCE

(Membuka patient report form)

Raka, umur 17 tahun

DOKTER

(Mengangguk mengerti dan menepuk-nepuk bahu RAKA)

Raka, apa kamu mendengar saya? Sekarang kamu sedang ada di rumah sakit karena luka di pergelangan tangan kamu yang menyebabkan kamu kehilangan banyak darah jadi kami akan memberikan perawatan darurat. Kamu bisa mengangguk jika mengerti.

RAKA

(suara lemah dan mengangguk pelan)

Ha...hm...

PETUGAS AMBULANCE, DOKTER dan PERAWAT lainnya segera membawa RAKA masuk ke ruang UGD.

CUT TO:

3 INT. RUANG UGD - RUANG TINDAKAN - MALAM

Perawat dengan cepat membuka perban dan menangani luka di pergelangan tangan Raka.

PETUGAS AMBULANCE

(Mengajukan patient report form)

Dok, tolong tanda tangani form ini.

DOKTER

(Menerima form tersebut dan menatap PETUGAS AMBULANCE)

Dimana wali pasien?

PETUGAS AMBULANCE

Sebentar lagi akan tiba. Tapi... (tampak ragu).

DOKTER

(Bingung)

Tapi kenapa?

PETUGAS AMBULANCE

Yang menghubungi ambulance adalah teman pasien. Wali pasien sedang ada diluar kota karena pekerjaan dan kemungkinan baru besok dia akan tiba disini.

DOKTER

(Mengangguk mengerti dan menandatangani form)

Baiklah,terimakasih.

CUT TO:

4 EXT. PARKIRAN RUMAH SAKIT - MALAM

DENIS memarkir mobilnya secara acak. Dengan cepat ia keluar dari mobil dan hendak berlari menuju ke UGD saat ia menyadari AMEL masih di dalam mobil. Denis pun dengan cepat kembali ke mobil.

DENIS

Lo kenapa masih disini? Buruan!

Amel menundukkan kepalanya. Denis pun menghampirinya.

AMEL

(Suara bergetar menahan tangis)

Raka bakal baik-baik aja kan?

DENIS

(Tertegun sejenak)

Dia pasti bakal baik-baik aja. Raka nggak selemah itu. Dia orang yang kuat.

AMEL

(Histeris)

APANYA YANG NGGAK LEMAH? APANYA YANG KUAT? DIA NGIRIS PERGELANGAN TANGANNYA SENDIRI, ITU YANG LO BILANG KUAT?

Denis menatap Amel yang kini telah bersimbah air mata.

DENIS

(Suara lembut)

Gue ngerti lo shock, gue juga. Tapi sekarang bukan saat yang tepat untuk itu, kita harus ke UGD buat mastiin keadaan Raka.

Amel hanya diam seraya terus menangis.

DENIS (CONT'D)

(Menghela nafas)

Ya udah, lo disini aja dulu. Tenangin diri lo. Kalo lo udah ngerasa tenang, lo bisa nyusul ke UGD.

Denis pun segera berlalu meninggalkan Amel seorang diri. Amel menangis sejadi-jadinya untuk beberapa saat sebelum ia mulai merasa tenang. Ia pun secara perlahan mulai keluar dari mobil. Saat hendak menuju ke UGD, hp-nya berdering.

AMEL

(Menatap hpnya dan segera menjawab panggilan telpon tersebut)

Halo?

INTERCUT:

5 INT. KAMAR FEBI - DIATAS TEMPAT TIDUR - MALAM

FEBI sedang menelpon.

FEBI

Kenapa,Mel? Sorry, gue tadi udah tidur makanya gue nggak tau dari tadi lo nelpon.

AMEL

(terisak)

Feb... Raka... Raka...

FEBI

(Bingung dan panik)

Lo nangis? Raka kenapa? Lo tenangin diri dulu baru cerita ke gue ada apa.

AMEL

(menangis)

Raka... dia... dia tadi coba bunuh diri, Feb!

Hp Febi terlepas begitu saja dari tangannya. Febi terdiam sejenak berusaha mencerna ucapan Amel.

AMEL (CONT'D)

Feb? Halo... Feb?

Dengan tangan bergemetar hebat, Febi pun mengambil hpnya.

FEBI

Sorry, kayaknya nyawa gue belum kumpul semuanya. Gue denger lo bilang Raka mau bunuh diri. (tertawa kosong)... gue perlu ke THT deh kayaknya.

AMEL

Lo nggak salah denger, Raka emang coba bunuh diri. Sekarang gue ama Denis lagi ada di Rumah Sakit. Kalo bisa lo nyusul kesini, gue kirimin nama rumah sakitnya.

FEBI

(gemetar)

O..o..oke!

CUT TO:

6 INT. RUANG UGD - MALAM

Amel melangkahkan kakinya ke dalam ruang UGD dan melihat sosok Denis yang sedang menangis sambil memukul tembok. Perasaannya tidak enak namun menguatkan hatinya mendekati Denis.

AMEL

(Memanggil dengan suara lirih)

Nis?

Denis tidak menyadari kehadiran Amel sementara itu Amel pun berjalan menuju ke ruang tindakan dan melihat alat pacu jantung di tubuh Raka.

INTERCUT:

7 INT. RUANG UGD - RUANG TINDAKAN - MALAM

Tampak Dokter dan perawat sedang memasang alat defibrilator ke tubuh Raka. Setelah seleai, dokter segera menggunakannya.

DOKTER

1 2 3!

PERAWAT 1

Masih belum, Dok!

DOKTER

1 2 3!

PERAWAT 1

Masih belum, Dok!

Dokter terus menerus melakukan hal tersebut.

RAKA (VO)

Sejak kapan semua menjadi salah? Apakah sejak Febi gabung di Bail? Atau jauh sebelum itu? Kenapa semuanya menjadi seperti ini?

Ditengah kesadarannya yang semakin menghilang,tiba-tiba saja rangkaian bayangan masa lalu terlintas di benak Raka. Saat ia berdebat dengan Febi, saat ia bertengkar dengan Denis dan Amel, saat mereka berempat berlibur dan tertawa bersama.

RAKA (VO)

Saat-saat itu sungguh...

FADE OUT:

MAIN TITLE: JANJI BINTANG

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar